Vous êtes sur la page 1sur 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan


kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup.
Peningkatan kualitas hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam
kandungan. Oleh karena itu kehamilan yang sehat serta perawatan dan
penanganan masa nifas yang benar sangat mempengaruhi potensi dari penerus
keturunan di kemudian hari. ( Manuaba; 1998 )
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )
merupakan salah satun faktor paling sensitive yang menggambarkan kesehatan
ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan
adanya kematian ibu yang bervariasi antara 5 sampai 100.000 per kelahiran
hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25 sampai 750 per
kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi 225
per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49,8 per 1000
kelahiran hidup.
Perawatan masa nifas yang benar akan mengurangi adanya infeksi
puerperium yang juga merupakan penyebab kematian tertinggi pada ibu, maka
dari itu pemeriksaan postnatal perlu sekali dilakukan untuk memastikan
keadaan ibu dan bayi secara berkala serta untuk mengetahui secara dini apabila
ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan agar ibu nifas
dapat melalui masa nifas, dengan baik dan selamat .
Pemeriksaan nifas secara berkala yang diikuti secara teknis harus
dikuasai oleh setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas
pelayanan dapat terjamin. Pada ibu nifas dengan primigravida umumnya
banyak masalah yang berhubungan dengan masa nifas karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang masa nifas. Oleh karena itu penting bagi ibu nifas
primigravida untuk melakukan pemeriksaan yang memungkinan faktor resiko
tinggi bisa ditemukan.

1
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara
ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengalaman dalam memecahkan masalah khususnya pada Ny. A P10001 Post
Partum Hari Ke 3 Dengan Bendungan ASI Di BPS Hj. Farida Hadjri, Amd.
Keb Surabaya.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1 Pengkajian dan menganalisa data pada
klien dengan puerperium fisiologis
1. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah
pada klien
2. Menyusun rencana kebidanan
3. Melaksanakan tindakan kebidanan
4. Evaluasi asuhan kebidanan.

C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa dan gejala yang terjadi.
2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustakaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas
kesehatan.

D. LOKASI DAN WAKTU


Penyusunan tugas ini dilakukan saat penulis melaksanakan praktek
lapangan di BPS Hj. Farida Hadjri, Amd. Keb Surabaya.
.

2
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan persalinan, metode
penulisan, lokasi dan waktu, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori meliputi konsep dasar nifas dan asuhan
kebidanan pada masa nifas.
BAB III Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah,
diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan
rasional, pelaksanaan rencana tindakan, dan evaluasi.
BAB IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR NIFAS


1. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

2. Klasifikasi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung lama kira-kira 6 minggu.(Buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, sarwono prawirohardjo:122)
Masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
3. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan- jalan. Di dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
4. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat- alat genitalia
yang lamanya 6-8 minggu.
5. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu- minggu,
bulanan atau tahunan.

4
3. Proses Nifas
1. Uterus berangsur- angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.

INVOLUSI TFU BERAT UTERUS


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat 500 gram
2 Minggu Tidak teraba diatas 350 gram
simphisis
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram

2. Plasental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri


dengan diameter 7,5 cm, minggu ke-3 menjadi 3,5 cm, minggu ke-6
menjadi 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3. Luka- luka pada jalan lahir apabila tidak disertai infeksi akan sembuh
dalam 6-7 hari.
4. Lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada
masa nifas.
a. Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar dan sisa- sisa selaput
ketuban, sel- sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium,
selama dua hari pascapersalinan.
b. Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
c. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, pada hari
ke-7 sampai ke-14 pascapersalinan.
d. Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan
berbau busuk.
f. Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
5. Setelah persalinan bentuk servik agak mengganggu seperti corong
berwarana merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang- kadang
terdapat perlukaan kecil.
6. Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur- angsur menjadi ciut dan

5
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksikarena ligamentum rotundum menjadi kendor.

4. Penanganan Masa Nifas


1. Mobilisasi: setelah persalinan ibu harus beristirahat , tidur terlentang
selama 8 jam, kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua
diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan, dan hari keempat/ kelima
sudah diperbolehkan pulang.
2. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3. Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama
persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi
selama persalinan.
4. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pascpersalinan.
5. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
6. Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan- perubahan pada kelenjar mammae yaitu:
Proliferasi kelenjar- kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum
berwarna kuning- putih susu.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-
vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang.
Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang
akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio- epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu
keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pascapersalinan.

6
7. Cuti hamil dan bersalin menurut undang- undang bagi wanita pekerja
berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu satu
bulan sebelum bersalin ditambah dua bulan setelah persalinan.

5. Pembendungan Air Susu


a. Pengertian
Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada puting susu.
b. Gejala
Keluhan pada ibu adalah payudara:
1. bengkak
2. keras
3. panas
4. dan nyeri.
c. Penanganan
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan. Bila terjadi juga,
maka berikan terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan
payudara (bukan ditekan) dengan BH; sebelum menyusukan pengurutan
dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stil
bestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk
membendung sementara produksi air susu.

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS


1. Pengkajian Data

7
Meliputi data subjektif dan data objektif. Yang termasuk data
subjektif adalah:
1. Informasi biodata ibu dan suami.
2. Riwayat persalinan.
a. Persalinan sekarang, meliputi:
Tempat melahirkan, jenis persalinan, penyulit persalinan, penolong.
Keadaan bayi meliputi: tanggal lahir, jam lahir, berat badan, panjang
badan, nilai APGAR, cacat bawaan, masa gestasi.
b. Persalinan yang lalu, meliputi:
a. Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan
prematur, keguguran, persalinan dengan tindakan (dengan forsep,
vakum, atau operasi seksio sesaria).
b. Riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan, atau nifas sebelumnya.
c. Hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya.
d. Berat bayi sebelumnya < 2,5 kg atau > 4 kg.
e. Masalah-masalah lain yang dialami.
Riwayat kebidanan yang lalu membantu anda mengelola asuhan pada
kehamilan ini (konseling khusus, test, tindak lanjut dan rencana
persalinan).
Contoh:
Seorang wanita yang mempunyai riwayat hipertensi pada kehamilan yang
lalu membutuhkan:
1. Konseling mengenai tanda bahaya eklamsia
2. Pemantauan tekanan darah, reflek-reflek dan protein urin secara teliti
3. Perencanaan sarana transportasi jika dibutuhkan untuk
kegawatdaruratan.
4. Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang diidap dahulu
dan sekarang, seperti:
a. Masalah-masalah cardiovaskular.
b. Hipertensi.
c. Diabetes.
d. Malaria
e. PMS atau HIV/AIDS
f. Imunisasi tetanus.

8
Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang dapat membantu
mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan
atau bayi baru lahir.

5. Riwayat sosial-ekonomi meliputi:


a. Status perkawinan.
b. Riwayat KB.
c. Dukungan keluarga.
d. Pengambil keputusan dalam keluarga.
e. Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi dengan fokus pada vitamin
A dan zat besi.
f. Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat atau
alkohol.
g. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari.
h. Tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan.
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem dukungan
terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat
membantu ibu melewati masa nifasnya dengan lebih baik.

Data objektif meliputi:


Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Baik, Cukup, Anemis
Kesadaran : Compos Mentis, Samnolent, Apatis
Keadaan Emosional : Stabil, Labil
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg s/d 140/90 mmHg
- Denyut nadi : 60 x/menit s/d 100 x/menit
- Pernapasan : 16 x/menit s/d 28 x/menit
- Suhu tubuh : 36 C s/d 37 C

3. Tinggi badan : cm Berat badan : kg


4. Inspeksi
Muka : kelopak mata : cekung/ tidak
Konjungtiva : anemis/ tidak

9
Sklera : ikterus/ tidak
Mulut dan gigi : Lidah dan geraham : Lidah anemis/ tidak,
gigi geraham
lengkap/ tidak,
berlubang/ tidak.
Gigi : bersih/ tidak, ada
caries/ tidak,ada gigi
palsu/ tidak, jumlah
gigi lengkap/ tidak.

Payudara : pembesaran : ada/ tidak


Puting susu : menonjol/ tidak
Areola : bersih/ tidak, ada
hiperpigmentasi/ tidak.
Simetris : ya/ tidak
Pengeluaran : Kolostrum, pus atau cairan
lain.
Punggung dan pinggang : simetris/ tidak, apakah terjadi skoliosis,
lordosis, atau kifosis.
Posisi tulang belakang : simetris/ tidak, ada kelainan/ tidak.
Extremitas atas dan bawah : oedema : ada/ tidak
Kemerahan : ada/ tidak
Varises : ada/ tidak
Abdomen
Bekas luka operasi: ada/ tidak
Kandung kemih : kosong/ penuh
Vulva : bersih/ tidak, apakah ada fluor albus, pus,
darah atau cairan lain (lochea).
Anus : bersih/ tidak, apakah terdapat haemorhoid.

5. Palpasi

10
Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, teraba
pembesaran vena jugularis/ tidak.
Dada : teraba retraksi/ tidak.
Abdomen : teraba pembesaran kelenjar lien/ tidak, teraba
pembesaran hepar/ tidak, berapa tinggi fundus
uterinya.
Ekstremitas atas dan bawah : oedema/ tidak, varices/ tidak.

6. Auskultasi
Dada : terdengar wheezing/ tidak, terdengar ronchi/ tidak.
Abdomen : apakah terdengar bising usus.

7. Perkusi
Perut : kembung/ tidak
Reflek patella : ada/ tidak

Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
2. Rongent

2. DIAGNOSA/MASALAH DAN KEBUTUHAN


Melaksanakan identifikasi yang benar terhadap masalah/diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan masalah/diagnosa yang sudah diidentifikasi.

4. TINDAKAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter, dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi pasien.

5. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL

11
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional dengan temuan dari
langkah sebelumnya.
6. PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.

7. EVALUASI
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum diteliti.

BAB III

12
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN DATA
Tanggal 26 Oktober 2005, pukul 08.16 WIB.
1. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
DATA IBU SUAMI
Nama Ny. A Tn. R
Umur 25 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Bangsa / Suku Indonesia / Jawa Indonesia / Jawa
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Swasta Swasta
Penghasilan - -
Alamat Pandi Giling 2A Pandi Giling 2A
No. Telp - -
No. Register H/780

b. Status Perkawinan
Umur pertama kali menikah : 24 th
Lama perkawinan : 1 th
Berapa kali kawin : 1 kali

c. Keluhan
Ibu mengatakan telah melahirkan pada tanggal 23 Maret 2006 pukul
10.45 WIB,payudara terasa nyeri.

d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 5 hari
Banyaknya : hari ke-1 sampai hari ke-2 sebanyak 1-2 kotex,
hari ke-4 sampai terakhir sebanyak 1 kotex.
Sifat darah : encer
Dismenorhoe : ada, pada hari pertama
Fluor Albus : tidak ada

13
e. Riwayat Persalinan
1. Persalinan Sekarang
Tempat Melahirkan : BPS Hj. Farida Hajri, Amd. Keb
Jenis Persalinan : Spontan B
Penyulit Persalinan : Tidak ada
Penolong : Bidan
Keadaan Bayi
Lahir : 23 Maret 2006
Pukul : 10.45 WIB
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 50 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Nilai APGAR : 8-9
Cacat Bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 36 37 Minggu

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Suami Anak Kehamilan Persalinan Bayi Nifas KB
ke ke
Usia Penyulit Jenis Penyulit Tempat Penolong L/P AS Keadaan Umur Penyulit Lakta
si
1 1 Nifas
ini

f. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan apapun.

g. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang pernah / sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, diabetes mellitus, hepatitis, jantung. Dan tidak mempunyai

14
penyakit menular seperti TBC, ginjal, dan ibu tidak pernah menjalani
operasi.
2. Riwayat Penyakit Keluarga / Keturunan
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang pernah mempunyai
penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma, jantung, TBC, dan tidak
mempunyai riwayat keturunan kembar.

f. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan menikah satu kali saat berumur 24 tahun, usia
perkawinan kira-kira 1 tahun.

g. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kelahiran anak pertama ini,
meskipun masih merasakan lelah dan sakit saat persalinan.

h. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
Di rumah : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
lauk (telur, ikan laut, daging (kadang-kadang), tahu, tempe), sayur
(bayam, sawi, kacang panjang, dll ), buah (mangga, pepaya, pisang),
minum air putih 8-9 gelas per hari dan tidak suka susu.
Di BPS : Ibu mengatakan makan 3x sehari sesuai dengan porsi
puskesmas

2. Pola Eliminasi
Di rumah : Ibu mengatakan BAB 1x sehari setiap pagi, BAK sering
5x sehari saat hamil.
Di BPS : Ibu mengatakan belum BAB sama sekali sejak persalinan,
sudah BAK 3 kali.

3. Pola Istirahat / Tidur


Di rumah : Ibu mengatakan tidur malam 8 jam (21.00-05.00) dan
jarang tidur siang.

15
Di BPS : Ibu mengatakan sering tidur dan juga sering terbangun kalau
bayinya menangis.

4. Pola Aktivitas
Di rumah : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, memasak, mencuci, mengepel, dan tidak mempunyai
aktivitas lain di luar rumah.
Di BPS : Ibu mengatakan sudah bisa miring kanan dan miring kiri
serta bisa duduk diatas tempat tidur, menyusui bayi, berjalan- jalan di
sekitar tempat tidur.

5. Pola Hubungan Seksual


Di rumah : Ibu mengatakan berhubungan seksual 2x seminggu
sebelum dan saat hamil.
Di BPS : Ibu mengatakan suaminya semakin perhatian terhadap ibu
dan bayi.

6. Pola Kebersihan Diri (Personal Hygiene)


Di rumah : Ibu mengatakan mandi 3x sehari tiap pagi, siang dan sore
hari, gosok gigi 3x sehari tiap pagi, sore dan menjelang tidur, keramas
2 hari sekali, ganti baju 1x sehari tiap sore, ganti pakaian 1x sehari tiap
sore.
Di BPS : Ibu mengatakan sudah mandi di kamar mandi, ganti baju,
pakaian dalam, dan pembalut.

7. Perilaku Spiritual
Di rumah : Ibu mengatakan selain sholat 5 waktu, ibu juga rajin
mengikuti pengajian yasinan di kampung 2 x dalam sebulan.
Di BPS : Ibu mengatakan tidak melakukan aktifitas spiritual karena
dalam masa nifas.

8. Perilaku Kesehatan

16
Di rumah : Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman
keras baik sebelum hamil maupun sampai sekarang. Apabila sakit ibu
dan keluarga periksa ke puskesmas.
Di BPS : Ibu mengatakan mendapatkan perawatan kesehatan yang
memuaskan.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
- Tensi : 120 / 70 mmHg
- Suhu : 37,8 C
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 22 x / menit

2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak kusam, rambut
hitam lurus sebahu dan tidak rontok.
Muka : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada
oedema.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterus.
Hidung : Lubang hidung simetris, penciuman baik,
tidak ada sekret, bersih.
Mulut dan Gigi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries pada gigi, jumlahnya lengkap, tidak ada
gigi palsu.
Telinga : Simetris, bersih, pendengaran baik, tidak ada
serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembengkakan vena jugularis.

17
Payudara
- Kolostrum : ada
- Bentuk puting susu : menonjol
- Pembengkakan : ada
- Nyeri tekan : ada
Abdomen
- Kontraksi Uterus : baik
Vulva
- Lochea : rubra
- Warna : merah kehitaman
- Jumlah : setengah kotex
- Bau : anyir
Perineum
- Bekas Jahitan : banyak
- Kebersihan : cukup bersih
- Oedema : tidak ada
Anus
- Lubang : ada
- Haemorrhoid : ada
Ekstremitas atas dan bawah
- Oedema : tidak ada
- Varises : tidak ada

Percusi
- Reflek Patella : +

Palpasi
Abdomen
- TFU : 2 jari di bawah pusat
- Konsisitensi Uterus : keras
- Kandung Kemih : kosong
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : tidak dilakukan

18
b. Rontgen : tidak dilakukan

B. DIAGNOSA / MASALAH DAN KEBUTUHAN


Tgl 26 Maret 2006, Pkl. 09.00 WIB
DIAGNOSA
1. P10001 Post Partum hari ke- 3 Dengan Bendungan ASI
Dasar:
S : Ibu mengatakan :
- Telah melahirkan pada tgl 23 Maret 2006, pukul 10.45 WIB
ditolong oleh bidan.
- Telah mengeluarkan darah nifas.
- Payudaranya bengkak dan terasa nyeri.
- HPHT : 06-07-2005
O : Hasil pemeriksaan :
- KU Baik
- TTV : T : 100/80 S/N : 37,6C / 80 x / menit RR : 28 x / menit
- TFU : 3 jari bawah pusat
- Payudara membengkak
- kontraksi uterus baik
- lochea rubra
- terdapat jahitan di perineum
- BBL : 3000 gram
- PB : 50 cm
- Jenis Kelamin : Perempuan
- APGAR : 8-9

MASALAH
Tidak ada

KEBUTUHAN

19
1. Berikan HE tentang kebersihan diri, pola istirahat, senam nifas,
pemenuhan gizi, perawatan payudara, hubungan seksual,
keluarga berencana, perawatan bayi baru lahir.
a. Memberikan HE tentang kebersihan diri.
1. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air
3. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua
kali sehari
4. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
5. Menyarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh daerah
luka.

b. Memberikan HE tentang pola istirahat


1. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
2. Menyarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah
tangga biasa perlahan-lahan,serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur.
3 .Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal:
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses inovasi uterus dan memperbanyak
perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.

c. Memberikan HE tentang senam nifas


1. Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi
rasa sakit pada punggung.
2. Menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
sangat membantu, seperti:

20
- Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik
otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan
angkat dagu ke dada: tahan satu hitungan sampai 5, rileks
dan ulangi sampai 10 kali.
- Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot- otot,
pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan
dan ulangi hitungan sampai 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.
Setiap minggu naikkan latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu
ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.

d. Memberikan HE tentang pemenuhan gizi.


Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
Dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui).
Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

e. Memberikan HE tentang perawatan payudara


Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
Menggunakan BH yang menyokong payudara.
Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.
Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet.

21
Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan
sendok.
Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4-6 jam.
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI,
lakukan:
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah
dan hangat selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau
gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z
menuju putting
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga putting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
- Payudara dikeringkan.

f. Memberikan HE tentang hubungan seksual


Secara fisik aman untuk dimulai
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak
meraakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi
menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

g. Memberikan HE tentang keluarga berencana

22
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang- kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)
sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutema bila ibu
sudah haid lagi.
Jika ibu telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya
untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu dan
untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

h. Memberikan HE tentang perawatan bayi baru lahir


Ibu perlu mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana
menyusui yang benar, bagaimana cara merawat tali pusat bayi
dengan baik, bagaimana cara memandikan dan kapan bayi harus
mendapat imunisasi.

C. DIAGNOSA POTENSIAL
Tgl 26 Maret 2006, pkl. 09.15 WIB
Tidak ada

D. TINDAKAN SEGERA
Tgl 26 Maret 2006, pkl. 09.45 WIB
1. Perawatan payudara, mengeluarkan ASI dari payudara.
2. Memberikan analgetik untuk mengurangi rasa sakit.

E. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL


Tgl 26 Maret 2006, pkl. 10.00 WIB
1. Lakukan komunikasi therapeutik
Rasional: dengan komunikasi therapeutik akan menumbuhkan rasa
percaya pasien kepada petugas dan pasien dapat lebih

23
kooperatif sehingga mudah dalam memberikan pelayanan
asuhan kebidanan.
2. Ajarkan ibu untuk merawat payudara
Rasional: dengan perawatan payudara teratur, produksi ASI akan lancar
dan tidak terjadi bendungan lagi

3. Anjurkan ibu untuk rajin menyusui bayinya


Rasional: dengan menyusui secara rutin dapat mengurangi terjadinya
bendungan payudara.

4. Anjurkan ibu untuk kontrol tepat pada waktunya.


Rasional: dengan kontrol tepat pada waktunya kondisi ibu akan
terpantau sehingga hal- hal yang tidak dikehendaki tidak
akan terjadi.

F. PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN


Tgl 26 Maret 2006, pkl. 10.15 WIB
1. Melakukan komunikasi therapeutik.
Melakukan komunikasi therapeutik secara verbal maupun nonverbal
(sentuhan atau kontak mata,dll), berbicara yang sopan dan tidak
menyinggung perasaan pasien.

2. Mengajari ibu untuk melakukan perawatan payudara


Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
Menggunakan BH yang menyokong payudara.
Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui
tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.
Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4-6 jam.
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:

24
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan
sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju putting
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
putting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
- Payudara dikeringkan.

3. Menganjurkan ibu untuk rajin menyusui bayinya


Setiap kali bayi menangis usahakan untuk menyusuinya.

4. Menganjurkan ibu untuk kontrol tepat pada waktunya.


Satu minggu lagi ibu harus kontrol untuk memeriksakan jahitan pada
perineum dan imunisasi bayi

G. EVALUASI
Tgl 26 Maret 2006, pkl. 10.30 WIB
S : Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak terasa nyeri, ASI nya
lancar.
O : KU : Baik
TTV : T : 120/70 S/N : 36,8C / 80 x / menit RR :
28 x / menit.
Perdarahan : sedikit
Kontraksi : Baik
Kandung Kemih : kosong
ASI : +/+
BAK/BAB : +/+
Pasien pulang atas ijin dokter dan bidan jaga.
A : P10001 Post Partum hari ke - 3.
P : - Anjurkan ibu untuk kontrol tepat waktu atau setiap ada keluhan

25
- Anjurkan ibu untuk imunisasi bayinya di puskesmas atau pusat
pelayanan kesehatan terdekat.

BAB IV

PE N UTU P

A.KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. A, dapat ditarik


beberapa kesimpulan :

1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan


peranan dari ibu nifas sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
mengangkat diagnosa kebidanan.

2. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya


mengacu pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan
dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu nifas.

3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak


semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam
perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu,
sehingga masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan
direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan


akan tetapi tidak dilaksanakan seperti perawatan payudara dalam kasus
nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klaien melakukan
sendiri dirumah sesuai petunjuk.

5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada Ny. A, maka sebagian dari


semua masalah dapat diatasi. Keberhasilan dalam mengatasi masalah
klien didukung oleh beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai,
adanya tindakan yang yang komprehensif serta adanya kesadaran klien.

26
B. SARAN

1. Bagi Petugas

Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus


meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki serta harus
memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat bekerja sama dengan petugas
kesehatan yang lain, klien dan keluarga.

2. Bagi klien.

Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar
keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah
klien dapat terpecahkan.

3. Bagi pendidikan.

Tenaga kesehatan yang berada disuatu intansi kesehatan supaya lebih


memperhatikan dan memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan
pada umumnya.

4. Bagi BPS.

Puskesmas harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah


ada dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasien serta memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan yang
merupakan generasi penerus dan tonggak estafet dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan
anak.

27
28

Vous aimerez peut-être aussi