Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,
sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut
abortus provokatus. Abortus provokatus di bagi menjadi 2 yaitu abortus
provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis.disebut
medisinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk
menyelamatkan ibu.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan, karena abortus provokatus
banyak yang tidak di laporkan, kecuali apabila sudah terjadi komplikasi.
Abortus spontan dan tidak jelas umur kehamilannya, hanya sedikit
memberikan gejala atau tanda sehinngga ibu tidak melapor atau berobat.
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara
berturut-turut (Ilmu Kebidanan, hal : 460)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan ini, mahasiswa di
harapkan mampu membuat Asuhan Kebidanan SOAP pada kasus
Abortus inkomplit secara komprehensif.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP
mahasiswa mampu:
a. Memahami teori tentang Abortus inkomplit
b. Melakukan pengkajian data subjektif
c. Melakukan pemeriksaan dalam kasus Abortus inkomplit sebagai
data objektif
d. Menganalisa data yang di dldalamnya dapat mengidentifikasi
diagnose, masalah serta kebutuhan berdasarkan data subjektif dan
objektif.

1
e. Melaksanakan penatalakanaan Abortus inkomplit diantaranya
melakukan intervensi, implementasi, evaluasi.

C. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
BAB III : TINJAUAN KASUS (Terlampir)
BAB IV : PEMBAHASAN (Terlampir)
BAB V : PENUTUP (Terlampir)
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu/
buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa
intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi
tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan.

2
Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran ,aborsi atau
abortus provokatus. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal Hal : 145)

B. ETIOLOGI
Hal hal berikut ini yang menyebabkan abortus dapat disebabkan
oleh hal-hal berikut ini :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan
kematian atau cacat. Faktor yang menyebabkan kelainan dalam
pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a. Kelainan kromosom : terutama trisomi autosom dan
monosomi.Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada
trimester pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitas
genetik
b. Lingkungan sekitar kurang sempurna
c. Pengaruh dari luar, akibat dari radiasi, virus, obat-obatan.
Termasuk faktor infeksi yang di akibatkan oleh virus TORCH
2. Kelainan pada placenta misalnya endarteritis dapat terjadi di dalam
villi koriales menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin
3. Penyakit ibu yang kronis dan melemahkan seperti pneumonia, tifus
abdominalis, anemia berat, dan keracunan
4. Faktor endokrin
Hipertiroidisme, defisiensi progesteron dan diabetes melitus
5. Faktor imunologi
Faktor imunologi yang telah terbukti signifikan dapat
menyebabkan abortus spontan berulang antara lain : antibodi
antinuclear, antikoagulan lupus, dan antibodi cardiolipid (Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, Anik Maryunani)

C. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya,
sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada

3
kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi
korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu
kemudian plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk
miniature. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam
berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di
dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin
telah mati lama. (Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal,
Anik Maryunani)

D. JENIS ABORTUS
1. Abortus imminens
Keadaan dimana perdarahan berasal dari intra uterine yang
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu, dengan atau tanpa
kolik uterus tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Dalam kondisi
sepeti ini masih mungkin berlsnjut atau di pertahankan. Gejala ini
ditandai dengan perdarahan bercak hingga sedang, serviks masih
tertutup , uterus sesuai umur gestasi, kram perut bagian bawah.
2. Abortus insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang di tandai dengan
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi
hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran. Gejalanya berupa perdarahan sedang hingga banyak,
terkadang keluar gumpalan darah, serviks terbuka, uterus sesuai
masa kehamilan, kram nyeri perut bawah.
3. Abortus Inkomplit
Abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Abortus ini di tandai

4
dengan perdarahan sedang hingga banyak. Setelah terjadi abortus
dengan pengeluaran jaringan perdarahan masih berlangsung terus,
serviks terbuka karena masih ada benda di dalam uterus maka
uterus akan terus mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi,
uterus sesuai umur kehamilan . kram atau nyeri perut bagian bawah
dan terasa mulas.

4. Abortus Komplit
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, abortus ini di tandai dengan
perdarahan bercak hingga sedang, servik tertutup/terbuka, uterus
lebih kecil dari usia gestasi, sedikit atau tanpa nyeri perut bagian
bawah dari riwayat hasil konsepsi.

E. PENANGANAN ABORTUS INKOMPLIT


1. Penilaian umum
a. Keadaan umum pasien
b. Tanda-tanda syok (pucat, keringat banyak,pingsan, tekanan
sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 mmHg)
c. Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut
bagian bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelvis,
pikirkan kehamilan ektopik yang terganggu )
d. Tanda-tanda infeksi atau sepsis
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal)

2. Penanganan spesifik
a. Tentukan besar uterus , kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi)
b. Dalam penangannya , apabila abortus inkompletus di sertai
syok karena perdarahan, segera harus di berikan infus cairan
NaCl fisiologik atau cairan Ringer yang di susul dengan
transfusi
c. Setelah syok di atasi dilakukan kerokan

5
d. Pasca tindakan di suntikkan intramuskulus ergometrin 0,2 mg
IM atau misoprostol 400 mg per oral untuk mempertahankan
kontraksi uterus (Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal, Anik Maryunani)
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa
sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah
2. Perforasi
Perforasi uterus pada abortus yang di kerjakan oleh orang
awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus
biasanya luas, mungkin pula terjadi pelukaan pada kandung kemih
atau usus
3. Infeksi dalam uterus dan adneksa
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap
abortus, tetapi biasanya di dapatkan pada abortus inkomplit yang
berkaitan erat dengan abortus yang tidak aman
4. Syok
Pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
dan karena infeksi berat. (Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal, Anik Maryunani)

BAB III
TINJAUAN KASUS

6
BAB IV
PEMBAHASAN

7
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan, sebagai batasan ialah usia kehamilan
kurang dari 20 minggu. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi
yang telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal, batasan
ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Mempelajari lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan
asuhan kebidanan pada abortus inkomplit ,sehingga mampu
memberikan asuhan pada secara komperhensif.
2. Bagi petugas kesehatan
Petugas memberikan asuhan komperhensif secara tepat, aman dan
cepat.

3. Bagi Pasien

Klien Harus menjaga kesehatan dirinya dan selalu rutin memeriksakan


kehamilannya sehingga pada kehamilannya dan proses persalinan bisa
dalam keadaan normal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, sarwono. 2009. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: PT bina pustaka


sarwono praworohardjo.
Maryunani Anik, 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : TIM
Prawirohardjo, sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono
praworohardjo.

Vous aimerez peut-être aussi