Vous êtes sur la page 1sur 15

Fungsi dan Mekanisme Ginjal yang Berlangsung di

dalam Tubuh Manusia


IFON SUPANDI (102012381) // JEAN V C TAHAPARY (102014244) // DHIMAS GARIN
DEWA AGISTA (102015008) // CARRENT LILIYANTI DWIE BULAN (102015055) // I
MADE ANANTA WIGUNA (102015083) // REGITA TANARA (102015121) // NASRUL
NIZAM BIN // ISMAIL (102015203) // AINA NAIMAH BINTI RAZAK ( 102015206) //
AURISTA OKTAVINA AUW (102015231)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
Abstrak
Sistem urinal (ginjal) adalah suatu sistem saluran dalam tubuh manusia yang meliputi ginjal
dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersikan tubuh dari zat zat yang tidak
diperlukan. Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Ginjal
merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di
sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Terdiri dari: korteks,
medulla, columna renalis, processus renalis, hilus renalis, papilla renalis, calix minor, calix
major. Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin: filtasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. Untuk mempermudah visual tentang hubungan antara
proses-proses di ginjal ini, ada baikya nefron diuraikan secara skematis. Sistem
Countercurrent dibagi menjadi dua: yaitu countercurrent multiplier system terdapat di
lengkung Henle dan countercurrent exchanger (vasa recta) yang dimana mekanisme ini
berfungsi di vasa recta. Ginjal berperan dalam homeostatis dibandingkan oragan lain. Organ
ini mengatur komposisi elektrolit, volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta
mengeluarkan semua produk sosa metabolisme tubuh.
Kata kunci: ginjal, filtrasi, reabsorpsi, sekresi
Abstract
Urinal system (kidneys) is a system of channels in the human body which include kidney and
discharge channel which serves to clean the body of substances - which did not be required.
Glomerulonefritis is an inflammatory disease of kidney bilateral. Kidneys are bean-shaped
organs, there is a pair (one each on the right and left of the vertebra) and retroperitoneal
position. Consists of: the cortex, medulla, renal columna, processus renal, renal hilum, the
renal papilla, Calix minor, major Calix. Three basic processes involved in formation urine:

1
glomerular filtration, tubular reabsorption, and tubular secretion. To facilitate the visual
relationship between the processes in the kidney, there baikya nephrons "outlined"
schematically. Countercurrent system is divided into two: the countercurrent multiplier
system contained in the loop of Henle and countercurrent exchanger (vasa recta) in which
this mechanism to function in the vasa recta. Kidneys play a role in homeostasis compared to
other organs. These organs regulate electrolyte composition, volume, osmolality, and pH of
the internal environment as well as pulling all products sosa metabolism.
Keywords: kidney, filtration, reabsorption, secretion
Pendahuluan
Sistem urogenital adalah sistem yang membahas tentang proses kemih atau urinarius
dan organ-organ reproduksi atau genitalia serta jaringan penyusunnya. Dalam keseharian,
manusia melakukan kegiatan seperti makan dan minum, semua yang dikonsumsi tersebut
mengalami proses metabolisme di dalam tubuh, dan menghasilkan zat sisa hasil metabolisme
yang harus dikeluarkan dari tubuh. Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh,
tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga
dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit dalam tubuh, mengontrol tekanan darah,
dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah. Sistem ini berfungsi untuk mengeluarkan
zat sisa metabolisme tersebut dalam bentuk cairan. Organ yang berperan disini adalah ginjal.
Ginjal adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh yang berfungsi mempertahankan
kestabilan lingkungan interna tubuh. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut
mengenai struktur yang terlibat dalam sistem urinarius, dan mekanisme pembentukan urin
serta mekanisme autoregulasi pada manusia.
Struktur Makroskopis Ginjal
Ren atau ginjal berbentuk seperti kacang merah dan terletak retroperitoneal yaitu
diantara peritoneum parietale dan fascia transversa abdominis. Ren sinistra terletak setinggi
costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau
vetebra lumbal 3-4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan ren sinistra adalah 7 cm,
sedangkan jarak antara extremitas inferior ren dextra dan ren sinistra adalah 11 cm.
Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista iliaca 3-5 cm.1

2
Gambar 1. Letak Ginjal
Ginjal memiliki:1
1. Dua extremitas yaitu extremitas superior dan extremitas inferior. Kedua extremitas
superior ditempati oleh glandula suprarenalis (anak ginjal).
2. Dua margo yaitu margo medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis yang
berbentuk konveks. Pada margo medialis terdapat pintu yang disebut hilus renalis dan
merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, saraf, lymphe dan ureter. Hilus
renalis membuka dalam suatu ruangan yang disebut sinus renalis.
3. Dua facies yaitu facies anterior yang berbentuk cembung dan facies posterior yang
berbentuk pipih.

MARGO MEDIALIS
EXTREMITAS SUPERIOR

MARGO LATERALIS
Gambar 2. Batas-batas Ginjal EXTREMITAS INFERIOR
FACIES ANTERIOR
Ginjal dibungkus oleh:
1. Capsula Fibrosa
Capsula fibrosa melekat pada ginjal dan mudah dilepas. Capsula fibrosa hanya
membungkus ginjal.
2. Capsula Adiposa
Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal dan anak ginjal
(glandula suprarenalis). Capsula adiposa bagian depan lebih tipis daripada bagian
belakang. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa.
3. Fascia Renalis
Fascia renalis terletak di luar capsula fibrosa dan terdiri dari 2 lembar yaitu fascia
prerenalis di bagian depan ginjal dan fascia retrorenalis di belakang ginjal.1

3
Gambar 3. Pembungkus Ginjal
Bagian-bagian ginjal:
Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis
Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,
lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent)
Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus
memasuki/meninggalkan ginjal
Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major
Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix
major dan ureter
Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria

Gambar 4. Bagian-bagian Ginjal


Perdarahan Ginjal
Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal
dan masuk ke hilus melalui cabang arteri segmentalis anterior dan posterior. Arteri
segmentalis anterior dan posterior akan mengalir di antara piramida-piramida ginjal sebagai
arteri interlobaris. Arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arkuata. Arteri arkuata berada
di perbatasan antara korteks dan medula.2,3
Arteri arkuata akan berjalan menuju korteks dan bercabang menjadi arteri
interlobularis. Arteri interlobularis akan bercabang menjadi arteriol aferen. Satu arteriol

4
aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus. Arteriol eferen
meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapiler lain, yaitu kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus proksimal dan distal.2,3
Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron yukstaglomerular memiliki perpanjangan
pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa rekta yang berdescenden ke dalam
piramida medula. Lekukan vasa rekta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa
Henle. Lengkungan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan
kapilar serta memegang peranan dalam konsentrasi urin.2,3
Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan
membentuk vena interlobularis. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena
arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena
renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena cava inferior.2,3

Gambar 5. Vaskularisasi Ginjal


Struktur Mikroskopik Ginjal

Medulla

Medula pada ginjal yang dibentuk dari struktur piramidal yang dikenal sebagai
piramida ginjal. Medula terletak di dekat sisi cekung ginjal. Puncak piramida dikenal
sebagai papilla. Papilla memenuhi kelopak, sebuah cabang dari pelvis ginjal. Basal bagian
dari struktur piramida memanjang dan memperluas saat mereka tumbuh menuju korteks.
Ruang antara piramida ginjal dikenal sebagai kolom ginjal.4

Korteks

Korteks ginjal yang terdiri dari dua jenis jaringan, sinar meduler dan labirin
Ludwig atau substansi kortikal proper. Sinar meduler, juga dikenal sebagai Henle

5
Berbentuk silinder dan selaras sejajar satu sama lain. Sinar meduler adalah ekstensi
struktur piramidal, sedangkan substansi yang tepat kortikal diselingi antara mereka.
Labirin Ludwig berisi struktur kecil yang dikenal sebagai glomeruli atau Malphigi
tubulus. Ruang antara korteks dan medula mengandung pembuluh darah yang merupakan
bentuk Arkade. Pembuluh darah ini berjalan sejajar dengan permukaan korteks.4

Pelvis Ginjal atau Arteri

Arteri ginjal memasuki sisi cekung ginjal melalui hilus. Cabang renal pelvis keluar
ketika bergerak menuju bagian kortikal pada ginjal. Cabang arteri di sudut kanan atau
dengan cara yang miring. Cabang-cabang di dasar pelvis ginjal dikenal sebagai kelopak
utama, sedangkan, yang lebih kecil dengan diameter dan jauh dari itu, adalah kelopak
kecil.4

Jaringan Ikat

Bahan hadir antara bagian utama dari ginjal yang dibentuk dari pembuluh darah,
stroma dan tubulus pengumpul. Bagian-bagian dari ginjal tampak lebih seperti zat koloid
sama sekali.4

Tubulus Ginjal

Tubulus ginjal adalah tabung kecil yang memiliki diameter 0.2mm. Tabung baik
mengikuti lintasan lurus atau memelintir di sekitar mereka. Setiap tubulus ginjal berasal
dari struktur seperti kantung hadir di sekitar glomerulus. Struktur ini dikenal sebagai
Kapsula Bowman.4

Nefron

Nefron adalah unit penting dari ginjal yang menyaring darah untuk mengontrol dan
mengatur konsentrasi zat, seperti air dan garam natrium. Tubulus ginjal dalam nefron
mengeluarkan bahan limbah, sementara sel-sel ginjal (dalam nefron) menyerap zat yang
diperlukan. Nefron mengatur tekanan darah dan volume darah. Mereka dikendalikan oleh
sistem endokrin. Hormon-hormon seperti aldosteron, hormon paratiroid dan antidiuretik
membantu hormon dalam regulasi fungsi nefron. Nefron kortikal dan nefron
juxtamedullary adalah dua jenis nefron. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal

6
yang terdiri atas glomelurus, tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal dan
duktus koligentes.5

Gambar 6. Nefron

Korpus Malphigi

Korpus Malphigi terdiri atas glomerulus dan kapsula Bowman. Lapisan dalam
kapsul ini menyelubungi kapiler glomerulus disebut lapisan visceral. Lapisan luar
membentuk batas luar korpus renalis dan disebut lapisan parietal kapsula Bowman.
Antara kedua lapis ini terdapat ruang urinarius yang menampung cairan yang disaring
melalui dinding kapiler dan lapisan visceral. Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub
vascular tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen, dan memiliki
kutub urinarius, tempat tubulus kontortus proksimal berasal.5

Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng yang ditunjang
lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin. Pada kutub urinarius epitelnya berubah
menjadi selapis kuboid atau silindris rendah.5

Gambar 7. Korteks Ginjal

7
Sel-sel lapisan visceral disebut podosit. Di antara sel-sel endotel bertingkap dan
kapiler glomerulus dan podosit yang menutup permukaan luarnya, terdapat membrane
basal yang tebal. Lapisan ini berupa sawar filtrasi yang memisahkan darah dalam kapiler
dari ruang urinarius. Dengan bantuan mikroskop elektron dapat dibedakan lapisan tengah
yang padat elektron (lamina densa) dan lapisan elektron yang lebih lusen pada masing-
masing sisi (lamina rara). Selain sel endotel dan podosit, kapiler glomerulus mempunyai
sel mesangial yang melekat pada dindingnya. 5 Pada bagian medulla dapat ditemui ansa
Henle segmen tipis, ansa Henle segmen tebal pars asendens, ansa Henle segmen tebal
pars desendens, dan duktus koligens.5

Tubulus-tubulus nefron yang terdapat pada korteks antara lain tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus proksimal berukuran lebih
besar dengan inti sel epitelnya tersusun berjarak. Tubulus ini memiliki banyak mikrovili
pada lumennya yang membentuk brush border. Tubulus kontortus distal memiliki bentuk
yang lebih bulat dengan inti sel epitelnya tersusun rapat yang terkadang akan membentuk
suatu bentukan yang disebut macula densa pada apparatus juxtaglomerular.5

Fungsi Ginjal
1. Homeostatis
a. Mempertahankan keseimbangan air
b. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh
c. Mempertahankan volume plasma dan keseimbangan asam basa
d. Mengatur jumlah dan konsentrasi elektrolit cairan ( Na+ , Cl-, K+, H+, HCO3, CO2+, PO4,
SO4 ).
2. Ekskresi
a. Mengekskresi sisa sisa metabolisme (urea, asam urat, kreatinin).
b. Mengeluarkan komponen asing lain ( obat, bahan aditif ).
3. Hormonal
a. Memproduksi eritropotein
b. Memproduksi renin
4. Metabolisme
a. Mengubah vit D menjadi calcitriol
Mekanisme Kerja Ginjal
Tiga proses dasar yang terlibat dalam oembentukan urin: filtasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus, dan sekresi tubulus. Untuk mempermudah visual tentang hubungan antara
prosesproses di ginjal ini, ada baikya nefron diuraikan secara skematis.6
Penyaringan (filtrasi)

8
Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas-protein tersaring melalui
kapiler gromerulus ke dalam kapsi; bowman. Dalam keadaan normal, 20% yang masuk ke
glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama
dalam pembentukan urin, secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus (cairan yang dfiltrasi)
terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180
L setiap hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa
adalah 2,75 L, maka hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma
sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan
menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun, hal ini tidak terjadi karena
tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga
bahan-bahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di dalam kapiler
peritubulus. 7
Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-
zat sisa dan urea.6
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan
asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan
garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.6,7
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang
masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.6
Sekresi
Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari
kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupaka rute kedua bagi masuknya
bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama melalui filtrasi
glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus
difiltrasi ke dalam kapsul bowman, sisa 80 % mengalir melalui arteriol eferen ke dalam
kapiler pertibulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari
plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang
tidak tefiltrasi di kapiler peritunulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tbulus
sebagian hasil filtrrasi.6,7

9
Ekskresi Urin
Ekskresi urin adalah pengeluarkan bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin. Ini bukan
merupakan proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua
konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di
tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari
tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau tidak difiltrassi sama sekali,
masuk ke darah vena dari kapiler pertibulus dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh dan
tidak diekskresikan di urin, meskipun mengalir melewati ginjal.7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Urine
1. Obat-obatan
Diuretik mencegah reabsorpsi air dan elektrolit tertentu untuk meningkatkan keluaran
urine. Pemberian obat diuretic dapat mengatasi penyakit seperi oedema, glaucoma, dll.
2. Suhu
Suhu rendah merangsang peningkatan frekuensi berkemih. Karena pada suhu dingin,
sekresi keringat oleh tubuh berkurang.
3. Psikologis
Ansietas dan cemas dapat meningkatkan frekuensi berkemih. Selain itu, ansietas dan
cemas juga dapat memngakibatkan berkemih tidak tuntas (masih terdapat sisa urine di
kandung kemih).
4. Asupan nutrisi dan cairan
a. Minuman
Alkohol dapat menghambat pelepasan ADH, sehingga dapat meningkatkan produksi
urine.
Kopi, teh, cokelat, dan cola yang mengandung cafein dapat meningkatkan produksi
urine.
b. Makanan
Makanan yang banyak mengandung cairan (buah dan sayur) dpt meningkatkan
produksi urine.
c. Jenis Kelamin
Kapasitas kandung kemih wanita antara 400 500 ml, sedangkan pria antara 300
600ml. Frekuensi berkemih wanita lebih sering dibanding laki-laki, hanya saja
volume urine yang dikeluarkan sekali berkemih oleh wanita lebih sedikit di banding
laki-laki.
d. Tingkat Aktifitas

10
Eliminasi urin membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi
sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan
berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktifitas.7

Mekasnisme Pengendalian Berkemih


Volume tampungan urine di vesika urinaria adalah sekitar 200-400cc, dimana ketika
urine melampaui batas 400cc, urine tidak dapat ditahan lagi untuk keluar. Reflex berkemih
pada orang dewasa dimulai dengan volume urine 150cc di vesika urinaria. Berkemih (miksi,
urinasi) adalah respons terkoordinasi yang disebabkan oleh kontraksi dinding otot kandung
kemih, relaksasi refleks sfingter internal uretra, dan relaksasi volunter sfingter eksternal.
Respons ini dibantu oleh peningkatan tekanan dirongga panggul karena diafragma menurun
dan otot abdomen berkontraksi. Peregangan berlebihan kandung kemih menimbulkan rasa
nyeri dan dapat menyebabkan relaksasi involunter sfingter eksternal sehingga terjadi
inkontinensia dan tumpahnya urine. Tonus sfingter ini juga dipengaruhi oleh rangsangan
psikologis (missal: terbangun atau siap meninggalkan rumah) dan rangsangan eksternal
(missal: suara air atau perasaan di toilet). Setiap faktor yang meningkatkan tekanan intra
abdomen dan intravesika (missal: tertawa atau batuk) yang melebihi tekanan penutupan
uretra dapat menyebabkan inkontinensia stress (stress incontinence).
Penimbulan urine meningkatkan tekanan dinding kandung kemih, merangsang reseptor
regang kandung kemih, yang menyalurkan impuls sensorik parasimpatis ke otak (korteks
serebri) sehingga timbul kesadaran (akan keadaan ini). Namun, terdapat inhibisi sadar
terhadap refleks kontraksi kandung kemih dan relaksasi sfingter eksternal sehingga seorang
dewasa dapat berkemih pada saat yang diinginkan.7
Mekanisme Pemekatan (Sistem Countercurrent)
Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle, suatu bagian nefron
yang panjang dan melengkung dan terletak di antara tubulus proximal dan distalis. Sistem
multiplikasi tersebut memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada transport aktif
natrium (dan Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut juga bergantung pada
impermeabilizas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang menjaga agar air tidak
mengikuti natrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan permeabilizas duktus-duktus
pengumpul terhadap air.7
Langkah-langkah pada Countercurrent Multiplier System:7
1.
Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium yang
melingkupi lengkung henle menjadi pekat.

11
2.
Air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara
progresif menjadi encer.
3.
Pars ascendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini
dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi kedalam ruang intersisium. Hal ini
menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens,
cairan mengalami pengenceran progresif karena natrium dipompa keluar.
4.
Hasil akhir dalah pemekatan cairan interstisium di sekita lengkung henle. Konsentrasi
tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi
semakin encer mengikuti pars asendens.
5.
Dibagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan
bersifat hipotonik.
Hasil dari Countercurrent Multiplier System
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air bervariasi. Apabila permeabilizas
terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air
akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya
dalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya apabila permeabilizas
terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan
diekskresikan melalui urin. Urin akan encer.

Gambar 8. Countercurrent Multiplier7


Pada countercurrent exchanger (vasa recta) yang dimana mekanisme ini berfungsi di
vasa recta, di mana aliran darah yang rendah di vasa recta dapat mempertahankan konsentrasi
NaCl dan urea yang tinggi di cairan interstitial medulla. Sewaktu darah mengalir menelusuri
pars desenden vasa rekta, mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium sekitar yang
konsentrasinya semakin meningkat, darah ini menyerap garam dan kehilangan H2O hingga
menjadi sangat hipertonik di bagian bawah lengkung. Kemudian, ketika darah mengalir
melalui pars asenden, garam berdifusi keluar kembali ke interstisium, dan H 2O kembali
masuk ke vasa rekta karena cairan interstisium sekitar menjadi semakin hipotonik. Pertukaran
pasif zat terlarut dan H2O antara kedua bagian vasa rekta dan cairan interstisium ini dikenal

12
sebagai pertukaran countercurrent. Tidak seperti multiplikasi countercurrent, pertukaran ini
tidak menciptakan gradient konsentrasi. Pertukaran ini mempertahankan (mencegah disolusi)
gradien. Karena darah masuk dan keluar medulla dengan osmolaritas yang sama akibat
pertukaran countercurrent, jaringan medulla mendapat nutrisi dari darah sementara gradient
hipertonisnya tetap dipertahankan.6,7
Peran hormon Antidiuretik dalam Pemekatan Urin
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormon hipofisis
Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari
hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau
peningkatan osmolalitas ekstra sel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus
pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau
osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi
ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstra
sel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstra sel terlalu
encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang diekskresikan
melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan osmolalitas ekstra sel
meningkat.7
Homeostasis
Ginjal berperan dalam homeostatis dibandingkan oragn lain. Organ ini mengatur
komposisi elektrolit, volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta mengeluarkan
semua produk sosa metabolisme tubuh kecuali CO2 yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan.
Ginjal melaksanakan fungsi regutorik ini gengan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak
diperlukan dalam tubuh kita, misalnya zat sisa metabolik dan kelebihan garam atau air yang
masuk, sasmbari menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal dapat mempertahankan
konstituen-konstituen. Plasma yang mereka atur dalam kisaran sempit yang memungkinkan
untuk hidup meskipun pemasukan sangat beragam dan kehilangan substansi tersebut melalui
jalur lain. Sekitar seperempat dari darah yang dipompa ke dalam sirkulasi sistemik mengalir
ke ginjal untuk disesuainkan dan dibersihkan, dengan hanya tiga perempat darah digunakan
untuk memasok semua jaringan lain. Ginjal berperan dalam homeostasis melaluii cara-cara
spesifik:7
1. Fungsi regulasi
Ginjal mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar elektrolit CES, termasuk
yang penting dalam mempertahankan eksitabilitas saraf dan otot. Ginjal membantu
mempertahankan pH yang sesuai dengan membuang kelebihan asam atau basa di urin.

13
Organ ini membantu mempertahankan volume plasma yang sesuai yang penting dalam
regulasi angka panjang tekanan darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan garam di
tubuh. Volume CES, termasuk volume plasma, mencerminkan jumblah garam total di
CES, karena Na+ dan anion penyertanya, Cl-, berperan dalam lebih dari 90% aktivitas
osmotik (menahan air) CES.6,7
Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, yang penting dalam
memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) CES. Peran ini penting dalam
mempertahankan stabilitas volume sel dengan menjaga air agar tidak berpindah secara
osmotis masu atau keluar sel sehingga sel tidak membengkak atau menciut.6,7
2. Fungsi eksresi
Ginjal menksresikan produk-produk sisa metabolisme di urin. Jika dibiarkan
menumpuk maka prosuk-produk sisa ini bersifat tosik bagi sel. Ginjal juga mengeluarkan
banyak senyawa asing masuk ke tubuh.6,7
3. Fungsi hormon
Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang merangsang sumsum tulang untuk
menghasilan sel darah. Efek ini berperan adlam homeostasis dengan membantu
mempertahan kandungan optimal O2 darah. Lebih dari 98% O2 di darah terikat ke
hemoglobin di dalam sel dararh merah.6,7
Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu jalur renin angiotensin-
aldosteron untuk mengotrol reabsorpsi Na+ di tubulus ginjal, yang penting dalam
pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.7
4. Fungsi metabolik
Ginjal membantu mengubah vitamin d enjadi bentuk aktifnya. Vitamin d esensial
untuk menyerap Ca2+ dari saluran cerna. Kalsium, sebaliknya, memiliki beragam
6,7
homeostatik.
Kesimpulan
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali (reabsobsi) dan sekresi yang terjadi di dalam
glomerulus. Ginjal juga berperan sebagai sistem homeostasis bagi tubuh kita, dengan cara
mengatur komposisi elektrolit, volume, osmolaritas, dan pH lingkungan internal serta
mengeluarkan semua produk sosa metabolisme tubuh kecuali CO 2 yang dikeluarkan oleh
sistem pernapasan. Jika salah satu fungsi dari serangkaian pembentukan urin rusak maka
akan terjadi glomerulonefritis akut.
Daftar Pustaka
1. Faiz Omar, Moffat Havid. At a Glance Anatomi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 2006.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2006. h. 318-37.

14
3. Basmajian JV, Slonecker CE. Metode anatomi berorientasi pada klinik. Jakarta: Binarupa
Aksara; 2007. h. 57.
4. Don W, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
h.650-5.
5. Junqueira LC, Carneiro J. Teks dan Atlas Histologi Dasar Ed. 10. Penerbit buku
kedokteran EGC; 2007. h. 340-5.
6. Sherwood L. Fisiologi untuk manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.
7. Ganong William. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2008.
h. 671-99.

15

Vous aimerez peut-être aussi