Vous êtes sur la page 1sur 2

Citation: Kang K-T, Chou C-H, Weng W-C, Lee P-L, Hsu W-C (2013) Associations

between Adenotonsillar Hypertrophy, Age, and Obesity in Children with


Obstructive Sleep Apnea. PLoS ONE 8(10): e78666.
doi:10.1371/journal.pone.0078666
Hubungan antara Hipertrofi Adenotonsilar, Usia, Obesitas pada
anak-anak dengan OSA
Kun-Tai Kang1,2,3, Chen-Han Chou1, Wen-Chin Weng4,5, Pei-Lin Lee4,6, Wei-Chung
Hsu1,4*

Abstrak

Objektif: Untuk meninjau kerlibatan dari ukuran adenoid dan tonsil pada OSA masa anak-
anak dan interaksi antara hipertrofi adenotonsilar,usia, dan obesitas pada anak-anak dengan
OSA.

Metode: Keseluruhan pasien bergejala berjumlah 495 diambil. Pasien-pasien terbagi atas
empat kelompok berdasarkan usia balita (usia 1-3 tahun, n=42), usia prasekolah (usia 3-6
tahun, n=164), usia sekolah (usia 6-12 tahun, n=200), dan masa remaja (usia 12-18 tahun,
n=89). Seluruh subjek memiliki derajat ukuran tonsil oleh otolaringologist, ukuran adenoid
ditentukan pada pencitraan radiografi lateral (Metode Fujioka), dan fully-night
polysomnography. Indeks Apnea-hipopnea, ukuran adenoid, dan ukuran tonsil dibandingkan
pada anak obese dan tidak obese dalam empat kelompok usia. Disesuaikan pada Odds Ratio
(Ors) dan 95% interval kenyamanan (CI) dari hipertrofi adenotonsilar dan risiko OSA yang
diestimasikan oleh regresi multi-logistik

Hasil: Indeks Apne-hipopnea secara positif berkaitan pada derajat tonsil (r=33, p <0.001) dan
ukuran adenoid (r=0.24, p <0.01) pada seluruh pasien. Derajat tonsil secara positif berkaitan
dengan Indeks Apnea-hipopnea pada seluruh keempat kelompok usia. Ukuran adenoid secara
positif berkaitan dengan Indeks Apnea-hipopnea pada kelompok usia balita, usia prasekolah,
dan usia sekolah, namun tidak pada kelompok usia masa remaja (r=0.11, p=0.37). derajat
tonsil dan ukuran adenoid sama-sama secara psotif berkaitan dengan Indeks Apnea-hipopnea
pada anak-anak obesitas dan tidak obesitas. Dalam model regresi, obesitas (OR=2.89; 95%
CI 1.47-5.68), hipertrofi tonsilar (OR=3.15; 95% CI 2.04-4.88), dan hipertrofi adenoid
(OR=1.89; 95% CI 1.19-3.00) secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya OSA.

Kesimpulan: Hipertrofi adenotonsilar dan obesitas merupakan penentu mayor dari OSA pada
anak-anak. Namun, pengaruh ukuran adenoid menurun pada remaja.

Pendahuluan

Obtruktif Sleep Apnea (OSA) pada anak-anak adalah kelainan pernapasan yang ditandai
kolapsnya jalan napas atas saat tidur [1-3]. OSA yang tidak diobati berhubungan dengan hal
yang merugikan pada kardiovaskular [4], neurokognitif [5], dan pertumbuhan tubuh [6].
Hipertrofi adenotonsilar merupakan penentu mayor dari OSA pada anak-anak.
Menghilangkan tonsil dan adenoid diketahui secara luas sebagai terapi lini pertama uang
paling efektif untuk anak-anak dengan sleep apnea [7,8]. Namun, studi saintifik mengenai
hubungan antara ukuran adenotonsilar dan polysomnografi tetap berbeda dan kontroversial
[9-11]. Nolan et al. [9] studi review terkait ukuran tonsil terhadap OSA dan mendapatkan
Citation: Kang K-T, Chou C-H, Weng W-C, Lee P-L, Hsu W-C (2013) Associations
between Adenotonsillar Hypertrophy, Age, and Obesity in Children with
Obstructive Sleep Apnea. PLoS ONE 8(10): e78666.
doi:10.1371/journal.pone.0078666
hubungan yang lemah antara ukuran tonsil pediatrik subjektif dan keparahan OSA secara
objektif. Major et al. [10] dan Feres et al [11] keduanya menggambarkan kesenjangan dan
tidak adekuatnya metodologikal pada penilaian ukuran adenoid pada data saat ini.
Morfologi jalan napas atas sebagian besar dipengaruhi oleh adenotonsilar dan bentuk
pertumbuhan wajah yang menunjukan diskrepansi pada anak dengan OSA dari perbedaan
usia dan tingkat adipositas [12.13]. oleh karena itu, besarnya efek dari adenotonsilar pada
OSA anak-anak dapat berubah oleh usia dan obesitas [14,15]. Tagaya et al. [14] menegaskan
bahwa hubungan antara ukuran adenoid dan OSA lebih menonjol pada anak prasekolah
dibanding usia anak sekolah. Dayyat et al. [15] melaporkan hubungan sederhana antara
jumlah skor adenotonsilar dan indeks apnea pada anak non obese, namun tidak pada anak
obese. Namun, hubungan antara ukuran adenotonsilar dan OSA pada kelompok usia, dan
masing-masing efek dari adenoid dan ukuran tonsil terhadap OSA pada anak obese dan non-
obese, belum diteliti.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk (1) mengui masing-masing hubungan antara
ukuran adenoid, ukuran tonsil, dan OSA pada anak pada kelompok usia tertentu (contoh
balita, prasekolah, sekolah, dan remaja) dan perbedaan tingkat adipositas (contoh obese dan
non-obese), dan (2) menjelaskan konstribusi masing-masing dari hipertrofi adenoid dan
tonsilar terhadap OSA anak-anak. Kami berhipotesis bahwa efek dari ukutan adenoid dan
ukuran tonsil pada OSA berbeda pada anak dalam kelompok yang berbeda.

Vous aimerez peut-être aussi