Vous êtes sur la page 1sur 14

A.

Pengertian dan Fungsi Pondasi


Pondasi adalah suatu kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan
bagian dasar (sub stucture). Karena pondasi berfungs sebagai penahan
seluruh beban yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar. Pondasi
merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju
lapisan tanah pendukung di bawahnya (upper structure). Dalam struktur
apapun, beban yang terbaik baik yang disebabkan okeh berat sendiri ataupun
akaibat beban rencana harus disalaurkan ke dalam suatu lapisan pendukung
dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton bertulang
adalah material yang cocok sebagai pondasi ini harus di sebar ke permukaan
tanah yang cukup luas sehingga tanag dapat memikul beba dengan aman. Jika
tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan
tiang pancang untuk membantu memikl tegangan tekan pada dinding dan kolom
struktur. Penyaluran gaya gaya pondasi ke dasar/bagian bawahnya tanpa
mengakibatkan :
Keruntuhan geser tanah, dan
Penurunan (settlement) tanah/pondasi yang berlebihan.

Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin


kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban beban berguna dan gaya
gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain lain. Dan tidak boleh
terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata lebih
dari batas batas yang di tentukan. Kegagalan fungsi pondasi dapat disebabkan
karena Base-shear failure atau penurunan yang berlebihan dan sebagai akibat
nya dapat timbul ke rusakan struktural pada kerangka bangunan atau kerusakan
lain seperti tembok retak, lantai ubin pecah dan pintu jendela yang sukar di buka.
Agar dapar dihindari kegagalan fungsi pondasi, maka posisi pondasi bangunan
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras/padat serta kuat untuk
mendukung beban bangunan tanpa timbul penurunan yang berlebihan dan untuk
mengetahui letak/kedalaman lapisan tanah padat dengan daya dukung yang
cukup besar, maka perlu dilakukan penyelidikan tanah. Pondasi bangunan biasa

1
di bedakan sebagai pondasi dangkal (shallow foundations) dan pondasi dalam
(deep foundations), tergantung dari perbandingan kedalaman pondasi dengan
lebar pondasi dan secara umum digunakan patokan :

1. Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau
sama dengan lebar pondasi ( D B ) maka disebut pondasi dangkal.
2. Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah lebih dari lima
kali lebar pondasi ( D > 5B ) maka disebut pondasi dalam.

Untuk pondasi bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat biasa ( ordinary
low rise buildings ), karena relatif bangunan tidak besar maka biasanya cukup
digunakan pondasi dangkal yang disebut pondasi langsung ( spread footing ),
yaitu dengan memperlebar bagian bawah dari kolom atau bangunan dinding
bangunan, sehingga beban bangunan disebarkan ( Spread ) menjadi desakan
yang lebih kecil daripada daya dukung tanah yang diizinkan. Dimensi pondasi
dihitung berdasakan beban bangunan dan daya dukung tanah yang diizinkan.

Keterangan :

A = Luas pondasi

Kedalaman pondasi langsung semakin dangkal akan semakin murah dan


semakin mudah pelaksanaanya, tetapi ada beberapa faktor yang harus di
perhatikan :

1. Dasar pondasi harus terletak dibawah lapisan tanah teratas ( top soils ) yang
mengandung humus/bahan organik sisa sisa tumbuhan yang berada di
dalam tanah.
2. Kedalaman tanah urug ( sanitary land fill ) atau tanah lunak lain (peat muck).
3. Kedalaman tanah yang di pengaruhi sifat retak retak atau kembang susut
4. Kedalaman muka air
5. Letak dan kedalaman pondasi bangunan lama yang berdekatan.

2
Dengan mempertimbangkan faktor faktor tersebut, maka kedalaman dasar
pondasi langsung di indonesia biasanya diletakkan antara 0,60 m sampai
3,00 m di bawah muka tanah.

3
B. Jenis dan Fungsi Pondasi

Ada berbagai jenis pondasi yang akan saya jelaskan. Namun untuk memilih
pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk
berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan unruk
diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Bila keadaan
tersebut ikut dipertimbangkan dakam menentukan macam pondasi, hal hal
berikut ini perlu dipertimbangkan.

1. Keadaan tanah pondasi


2. Batasan batasan akibat konstruksi di atasnya (superstructure)
3. Batasan batasan dari sekelilingnya.=
4. Waktu dan biaya pekerjaan.
Dari hal hal di atas, jelas bahwa keadaan tanah pondasi merupakan keadaan
yang paling penting dan perinciannya, termasuk survei dijelaskan secara lengkap
dan dengan keadaan tanah pondasi yang bersangkutan.

a) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2 3


meter di bawah permukaan tanah. Dalam hal ini pondasinya adalah pondasi
telapak (spread foundation).
b) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah. Dalam hal ini, dipakai pondasi tiang atau pondasi
tiang apung (floating pie foundation) untuk memperbaiki tanah pondasi. Jika
memakai tiang, maka tiang baja atau tiang beton yang di cor di tempat (cast
in place) kurang ekonomis, karena tiang tiang tersebut kurang panjang.
c) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah. Dalam hal ini, tergantung dari penurunan
(settlement) yang diizinkan, dapat dipakai jenis pondasi seperti yang di
perlihatkan. Apabila tidak boleh terjadi penurunan, biasanya digunakan
pondasi tiang pancang (pile driven foundation) .

4
Menurut Ir. Rudy Gunawan pondasi di bagi empat macam, menurut bentuk
konstruksi nya :
1. Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
2. Pondasi Telapak ( Individual Footing )
3. Pondasi Kaki Gabungan ( Combined Footing )
4. Pondasi Plat ( Mat Footing/ Raft Footing )

Pondasi dalam dunia struktur di bagi menjadi 2, yaitu :


Pondasi Dangkal
Pondasi Dalam

Di bawah ini saya akan meuraikan tentang 2 pondasi tersebut.


1. Pondasi Dangkal
Yaitu pondasi yang dimana pondasi tersebut tidak membutuhkan galian
tanah yang terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup
keras, apalagi bangunan yang akan di bangun hanya banguna
sederhana. Kekuatan pondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena
pondasi ini berfungsi untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang
diterima oleh tanah pondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang
diteruskan ke tanah tidak terlalu besar. Sebelum melakukan perencanaan
pondasi dangkal, ada beberapa persyaratan yang harus di ikuti selama
masa pembangunannya. Beberapa syarat perencanaan pondasi dangkal
:
1. Syarat yang berhubungan dengan konstruksi dan beban yang di
terima oleh pondasi, adalah :
Beban maksimum yang diterma
Muatan sedapat mungkin merata
Tanah dasar pondasi terlindung dari penggerusan air.

5
2. Syarat yang berhubungan dengan perencanaan dan perluasan
pondasi, adalah :
Galian tanah seakecil kecil nya
Lubang pondasi harus dapat di keringkan
Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari air tanah.
Pondasi yang terbuat dari kayu harus terletak pada muka air
tanah.

3. Syarat yang berhubungan dengan stabilitas dan deformasi adalah :


Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari
kerusakan tanah dalam arah lateral di bawah pondasi.
Kedalaman pondasi harus di bawah daerah yang mempunyai
sifat kompresibilitas yang tinggi.
Konstruksi harus aman terhadp guling, geser, rotasi dan
keruntuhan geser tanah.
Konstruksi harus aman terhadap korosi, atau kegagalan
akbibat bahan bahan kimia yang ada di dalam tanah.
Konstruksi diharapkan mudah untuk dimodifikasi jika terdapat
perubahan geometri konstruksi.
pondasi harus dapat memberikan toleransi terhadap
pergerakan diferensial akibat pergerakan tanah.
Pondasi harus memenuhi persyaratan standar.
Pondasi harus ekonomis dalam pelaksanaan.

Contoh bangunan yang menggunakan pondasi dangkal misalnya rumah


sederhana satu lantai atau dua lantai yang termasuk pondasi dangkal. Yang
termasuk pondasi dangkal antara lain :

a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat

6
a. Pondasi Menerus
Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di
indonesia. Pondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding bangunan
untuk menahan dinding serta mengikat kolom kolom berdekatan.
Pondasi menerus di buat dalam bentuk memanjang dengan potongan
persegi ataupun trapesium. Keuntungan memakai pondasi ini adalah
beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan
seluruh pondasi berdiri di atas tanah keras. Sementara kelemahan
pondasi ini, biaya pondasi ini cukup besar, memakan waktu agak lama
dan memerlukan tenaga kerja yang banyak. Bisa dilihat di bawah ini
gambar pondasi menerus :

Gambar 1.1

7
Gambar 1.2

b. Pondasi Setempat
Adalah pondasi yang disering dijumpai pada lapisan tanah keras.
Letaknya pada kedalaman lebih dari 1,50 meter dari permukaan tanah
setempat. Bila digunakan pondasi menerus akan sangat mahal dan tidak
efisien. Untuk mengatasi nya dapat digunakan pondasi yang dibuat
dibawah kolom kolom pendukung bangunan adalah pondasi setempat.
Jadi yang merupakan pondasi utama pendukung bangunan adalah
pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom kolom
pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat di
buat bentuk :
Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk
kerucut terpancung
Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah
berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras, kemudian
diisi adukan beton tanoa tulangan dan batu batu besar.

8
Pondasi telapak dibuat dari konstruksi beton bertulang
berbentuk plat persegi disebut voctplat.

2. Pondasi Dalam
Adalah pondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan kedalaman
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya
dipasang pada kedalaman lebih dari 3 meter di bawah elevasi permukaan
tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang
pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk menstransfer beban ke lapisan
tanag yang lebih dalam sampai didapat jenis tanah yang mampu
mendukung beban struktur bangunan. Ada banyak alasan seorang
insinyur geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke pondasi
dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat
besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal atau kendala situs
(seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda dugunakan untuk
menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk
tumpukan, tiang jembatan, poros dibor dan caisson.

Jenis jenis pondasi dalam :

a. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi sumuran sangat
tepat digunakan pada lapisan tanah keras yang berada pada
kedalaman lebih dari 3 meter. Diamter pondasi sumuran
biasanya antara 0,80 m 1,00 m dan ada kemungkinan dalam
satu bangunan diameternya berbeda beda, ini dikarenakan
maing masing kolom berbeda.

9
b. Pondasi Tiang Pancang

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi


bangunan dilakukan apabila tanah yang berada dibawah
dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung beban
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban
bangunan dan beban yang bekerja padanya atau apabila
tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja
berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan
tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter.

Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah


untuk mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya
(super struktur) kelapisan tanah keras yang letaknya sangat
dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya
dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga
dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-
gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi
pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal
dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang
tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan
dengan perencanaannya.

c. Pondasi Bored Pile

Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang


dibangun di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi
di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan
cara membuat lobang yang dibor dengan alat bore pile.
Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit

10
sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang
sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka
besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing tersebut
dikeluarkan kembali.

11
C. Alat dan Pelaksanaan Pondasi

a) Pondasi Dangkal

Pondasi Menerus
Pekerjaan persiapan :
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali,
tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum
diangkut keluar site, juga tempat penimbunan sementara batu
batu kali sebelum dipasang.

Pekerjaan galian :

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian


adalah :

Siapkan alat-alat yang diperlukan. Menggali tanah dengan


ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan.Menggali sisi-sisi miringnya,
sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.Buang tanah sisa
galian ke tempat yang telah ditentukan. Cek posisi, lebar,
kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

Pekerjaan Urugan pasir :

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian


adalah :

Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.Pada
tkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.Jika
diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal
pasir urug seperti yang direncanakan.

12
b) Pondasi Dalam

PONDASI TIANG BOR ( Bored Pile )

Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor yaitu :


Penggalian tanah dengan cara dibor sesuai dengan diameter rencana
pondasi dan kedalaman pondasi.Jika tanahnya mudah runtuh dapat diberi
chasing terlebih dahulu untuk menghindari longsornya dinding lubang hasil
pengeboran. Setelah chasing tertancap sisa lumpur dan material yang lain
yang ada di lubang pengeboran dipompa naik.Diberikan rangkaian tulangan
kedalam lubang.Dicor lubang tersebut dengan beton segar.

13
DAFTAR PUSTAKA :

1. Lucio, Canonica. 1996. Memahami fondasi


2. Wikipedia, Fondasi ( Arsitektur )
3. Ir. Rudy, Gunawan. 1991. Pengantar Teknik
Pondasi

14

Vous aimerez peut-être aussi