Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : desa dandang rt.3
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar
Tanggal Masuk RS : 29/01/2017
Tanggal Pengkajian : 31/01/2017
Diagnosa Medis : Sindrom nefrotik
No. RM : 327055
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Saat melakukan pengkajian klien mengatakan kaki bengkak,wajah bengkak dan
merasa lemah.
Keterangan :
: Garis Pernikahan
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum klien tampak lemah, lemas, tampak terbaring ditempat tidur
Tanda-tanda vital : TD : 110/80 N : 75 R : 24 T : 36,50C
Tingkat kesadaran komposmentis
Terpasang templon di tangan kiri.
2. Kulit
Kulit klien cukup bersih, kuku klien tampak bersih, warna kulit kecoklatan, kulit
tampak lembab, tidak terdapat lesi/luka pada kulit, akral teraba dingin, terdapat
odema pada kaki bagian kanan dan kiri, turgor kulit kembali dalam 2 detik T :
36,50C.
2. Personal hygiene
Di rumah : klien mandi 2x sehari, membersihkan mulut dan gigi setiap hari, klien
memperhatikan kebersihan.
Di RS :klien dibantu keluarga dalam menjaga kebersihan klien
3. Nutrisi
Di rumah : klien mengatakan makan dengan frekuensi 2-3x/hari dan minum 5-6
gelas perhari, porsi dihabiskan dan tidak ada pantangan makan apapun.
Di RS : klien diberikan makan 3x/sehari, nafsu makan baik tidak ada perubahan
pola makan.
4. Eliminasi
Di rumah : klien BAB , dan BAK normal, klien tidak ada keluhan saat BAB dan
BAK.
Di RS : BAB normal dan BAK Klien (urine /24 jam 600-700 ml)
5. Seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak
6. Psikososial
Dirumah hubungan klien dan masyarakat baik, klien memiliki emosional yang baik,
hubungan klien dengan keluarga baik, tampak suami klien selalu menemani klien
saat berada di RS. Hubungan klien dan keluarga dengan dokter dan perawat juga
baik selama di RS, klien dapat bersikap kooperatif dalam tindakan keperawatan
yang dilakukan kepada klien, klien dapat diajak bekerja sama dalam proses
keperawatan dan pengobatan.
7. Spritual
Klien beragama islam, selama di RS klien tidak tampak melaksanakan shalat karena
klien merasa lemas.
E. DATA FOKUS
Data subyektif : klien mengatakan wajah dan kakinya bengkak, klien mengatakan tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Data objektif : Klien tampak terbaring, klien tampak lemah dan lemas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorak PA : foto tidak inspirasi maksimal, cor tidak dilatasi, sinus kanan tumpul,
diagfragma dalam batas normal.
Pulmo : hili tidak dilatasi, tampak infiltrateinfiltrat di paracardial.
Tampak perselubungan opak sepanjang dinding lateral hemithorax kanan.
Kesimpulan :
Edema paru dengan efusi pleura kanan.
Pemeriksaan laboratorium
No Parameter Hasil
1 Hb 11,1
2 Cholesterol 509
3 Alb 2,1
4 Ureum 46 (Nilai rujukan = 10-50)
5 Creatinin 1.1(Nilai rujukan=0.6-1.2)
6 Kalsium 13.1 (Nilai rujukan=8.8-10.6)
7 Natrium 145 (Nilai rujukan=135-146)
8 Kalium
4.2 (Nilai rujukan=3.4-5.4)
9 Chlorida
114 (Nilai rujukan=95-100)
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap
levofloxacin, epilepsi, riwayat
gangguan tendon, anak-anak
dan remaja, serta wanita
hamil dan menyusui.
penghambat
ansoprazole pompa Indikasi : 2x1
proton
Sebagai obat yang
menghambat sekresi asam
lambung
Kontraindikasi :
Obat Lansoprazole tidak
boleh digunakan pada
penderita yang telah diketahui
mempunyai riwayat
hipersensitif terhadap
komponen lansoprazole.
Codein 10
mg analgesik Indikasi : 3x1
Codein 10 agonis
(No.Reg.
mg - Antitusif
GNL97124 opioid
11810A1)
Tiap tablet - Analgesik
mengandun
g:
Kodein
Kontraindikasi :
Fosfat
hemihidrat Asma bronkial, emfisema
setara paru-paru, trauma kepala,
dengan tekanan intrakranial yang
Kodein 10 meninggi, alkoholisme akut,
mg setelah operasi saluran
Codein 15 empedu.
mg
(No.Reg.
GNL97124
11810B1)
Tiap tablet
mengandun
g:
Kodein
Fosfat
hemihidrat
setara
dengan
Kodein 15
mg
Codein 20
mg
(No.Reg.
GNL97124
11810C1)
Tiap tablet
mengandun
g:
Kodein
Fosfat
hemihidrat
setara
dengan
Kodein 20
mg
Setiap vial
Cefoperazo CEFOPER Antibiotic Indikasi: 2x195
ne AZONE- golongan Terapi tunggal
SULBACT sefalospori CEFOPERAZONE-
n SULBACTAM diindikasikan
AM
mengandun untuk pengobatan infeksi
g : berikut, ketika disebabkan
Cefoperazo oleh organisme yang sensitif:
ne sodium
setara Infeksi saluran
dengan pernapasan atas dan
cefoperazon bawah
e 500 mg
Sulbactam Infeksi saluran kemih
sodium atas dan bawah
setara
dengan Peritonitis,
sulbactam cholecystis,
500 mg cholangitis, dan
infeksi intraabdomen
lainnya
CEFOPERAZONE-
SULBACTAM
dikontraindikasikan pada
pasien yang alergi terhadap
penicillin, cefoperazone,
sulbactam, atau sefalosporin
lainnya.
DO :
DO :
- kesadaran
komposmentis,
- Output urine
adekuat 600- 3. Untuk
700 ml/hari mengkaji
3. Kaji perubahan ascites dan
- Tekanan edema karena
darah dan merupakan
nadi dalam sisi umum
batas normal 4. Atur masukan edema.
cairan
4. Agar tidak
5. Pantau infus mendapatkan
intra vena lebih dari
jumlah yang
dibutuhkan
5. Untuk
mempertahan
kan masukan
yang
diresepkan
Intoleransi
2. II aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Sebagai
berhubungan tindakan kemampuan pengkajian
dengan keperawatan klien awal aktivitas
kelelahan diharapkan mampu melakukan klien
melakukan aktivitas aktivitas
sesuai kemampuan
dengan criteria hasil :
2. Meningkatkan
Terjadi peningkatan istirahat dan
mobilitas. ketenangan
2. Tingkatkan klien, posisi
tirah baring / telentang
duduk meningkatkan
filtrasi ginjal
dan
menurunkan
3. Ubah posisi produksi ADH
dengan sering meningkatkan
deuresis.
4. Berikan
dorongan untuk
beraktivitas
bertahap.
3. Pembentukan
edema, nutrisi
5. Berikan melambat,
perawatan diri gangguan
sesuai pemasukan
kebutuhan klien nutrisi dan
imobilisasi
lama
merupakan
stresor yang
mempengaruh
i integritas
kuliit.
4. Melatih
kekuatan otot
sedikit demi
sedikit.
5. Memenuhi
kebutuhan
perawatan diri
klien selama
intoleransi
aktivitas.
4. mengatur pemasukan
cairan
4. Edema berkurang
setelah pemasukan
cairan diatur
Klien tampak
2. 12.00 II Klien Masalah teratasi Intervensi
melakukan
mengtakan dihentikan.
sudah aktivitas
mampu seperti
melakukan
aktivitas BAK ,BAB
secara dan makan
mandiri