Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dampak buruk yang dirasakan masyarakat itu di antaranya ketika hujan, banjir
selalu terjadi di sejumlah kawasan akibat tidak ada gunung dan pohon yang
menyerap air.
Kemudian hampir semua sungai di Kaltim tidak ada yang layak langsung konsumsi
akibat sudah tercemar. Bahkan Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar
di Kalimantan juga tak lepas dari pencemaran.
Menurut Bernaulus Saragih, kepala Peneliti SDA Kaltim asal Universitas Mulawarman
Samarinda, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2010 hingga 2013,
terdapat sepertiga warga Kaltim yang berjumlah 3,6 juta jiwa pada 2013 terkena
dampak kerusakan ekologi.
Air sungai mengeruh dan terjadi pendangkalan dan sedimentasi. Semula ribuan
warga di 1.417 desa di sepanjang Sungai Mahakam, 80 persennya mengandalkan
air dari sungai sebelum penambang dan lainnya mengeksploitasi SDA Kaltim.
Kini perubahan drastis terjadi, air justru tidak lagi gratis didapatkan warga sehingga
mereka harus bersusah payah mendapatkan air bersih, baik membeli dari PDAM
maupun membeli per galon. Kondisi ini tentu merugikan masyarakat karena harus
mengeluarkan biaya tambahan.
Moratorium tersebut sebenarnya telah dikeluarkan sejak Januari 2013, tetapi baru
sekarang gencar dilakukan sosialisasi agar semua pihak terkait memahami maksud
pemerintah dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan.
Menurut gubernur, Provinsi Kaltim merupakan daerah yang rentan dalam menerima
dampak negatif perubahan iklim, terutama dari tingginya laju deforestasi dan
degradasi hutan akibat dari ekstensifikasi berbagai aktivitas penambangan dan
perkebunan.
Hal itu dikatakan gubernur saat acara seminar tentang rencana moratorium
perizinan di bidang pertambangan, kehutanan, dan perkebunan kelapa sawit Kaltim
yang digelar di ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, beberapa hari lalu.
Dalam seminar itu, Gubernur Kaltim didampingi Asisten II Setprov Kalti M Syabani.
Sedangkan pembicaranya antara lain dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pertanian.
Luasan itu terdiri dari kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam 438.390
ha, kawasan hutan lindung seluas 1.844.970 ha, kawasan hutan produksi terbatas
seluas 2.908.255 ha, kawasan hutan produksi tetap seluas 3.027.100 ha, dan
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 2.908.255 ha.
Kawasan hutan produksi terbatas dan produksi tetap di Provinsi Kaltim telah dikelola
oleh 76 unit pemegang izin pemanfaatan hasil hutan. Izin tersebut tersebar pada
enam kabupaten dengan total luas mencapai 4.920.042,80 ha.
Untuk kawasan hutan produksi di Kaltim telah dikelola oleh 44 Unit pemegang izin
pembangunan hutan tanaman industri. Izin juga tersebar pada 6 kabupaten dengan
total luas mencapai 1.665.170,00 ha.
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk kegiatan pertambangan batubara
yang telah diberikan sampai Maret 2014 berjumlah 136 izin usaha pertambangan
(IUP).
Rinciannya adalah IPPKH eksplorasi sejumlah 64 IUP dengan luasan 288.642,56 ha,
kemudian IPPKH eksploitasi sejumlah 72 IUP dengan luas 104.456,95 ha.
Untuk bidang perkebunan, luas area penggunaan lain (APL) mencapai 4.299.739 ha.
Sedangkan berdasarkan data sampai Agustus 2014, seluruh izin lokasi se-Kaltim
mencapai 3.187.538 ha yang sebagian besar untuk izin perkebunan sawit.
Realisasi dari izin itu adalah untuk hak guna usaha (HGU) seluas 1.023.368 ha yang
tersebar di tujuh daerah, yakni Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara,
Kutai Barat, Penajam Paser Utara, Paser, dan Kota Samarinda.
Cadangan Batu Bara
Jumlah produksi batu bara di Provinsi Kaltim dari hasil Perjanjian Karya Pengusahaan
Batubara (PKP2B) sepanjang 2014 mencapai 155.636.586,52 ton, sedangkan jumlah
cadangannya berdasarkan perhitungan 2012 masih ada sebanyak 9,24 miliar ton.
Kemudian telah terbit izin PKP2B sebanyak 31 Unit, terdiri dari tahap konstruksi 8
unit dan tahap produksi 23 unit.
Sementara itu lanjut gubernur, berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) se-Kaltim
sebanyak 959 IUP, terdiri dari IUP Eksplorasi 517 unit dengan luas 2.007.146,17
hektare.
Kemudian IUP produksi sebanyak 442 unit dengan luas 925.619,333 hekatare.
Sementara jumlah produksi batu bara IUP 2014 sebesar 72.027.369,44 ton. Dari
luas IUP dan PKP2B tersebut di atas sekitar 50 persen berada dalam kawasan hutan.
Bahkan saat ini, Pemprov Kaltim telah memiliki strategi dan rencana aksi provinsi
implementasi REDD+, termasuk rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah
kaca berdasarkan Pergub Kaltim Nomor 54 tahun 2012.
Tolak Moratorium
Sementara itu, Bupati Kutai Timur, Kaltim, Isran Noor menyatakan tidak setuju
dengan kebijakan Gubernur Awang Faroek Ishak yang menerbitkan moratorium
perizinan di bidang pertambangan, kehutanan, dan perkebunan kelapa sawit.
"Moratorium itu sebuah kebijakan yang merugikan. Saya mengkritik kebijakan itu.
Kalian (wartawan, red) tulis besar-besar, saya tidak setuju dengan moratorium,"
kata Isran.
Isran juga mengemukakan alasan lain dari sikap tidak setujunya itu, yakni daerah
akan sulit berkembang kalau tidak ada investasi yang masuk.
Seharusnya kata Isran, ketika ada dampak masalah kegiatan investasi, semisalnya
soal lingkungan, maka masalah tersebut yang diperbaiki, bukan dengan cara
menghentikan atau menunda perizinannya.
Dia meyakini bahwa pemerintah daerah pasti mampu meningkatkan pelayanan,
pengawasan dan aturannya sehingga hal itulah yang harus dievaluasi dan
diperbaiki. Misalnya perusahaan perkebunan, kehutanan, dan pertambangan wajib
menjaga lingkungan.
Hal itu dapat dilihat yang terjadi di daerah yang dipimpinnya itu, yakni selama ini di
Kutai Timur tidak ada masalah dengan lingkungan. Ukuranhya adalah, dulu di
Sangatta, Ibu Kota Kutai Timur sering banjir, bahkan pernah banjir parah hingga
satu bulan, sekarang hanya sebentar banjir sudah surut lagi.
Hal ini terjadi lantaran hutannya dikonversi dengan kebun sawit, jadi air tidak
sampai turun ke pemukiman maupun perkotaan karena perkebunan kelapa sawit
mampu menyerap air.
Mendapat kritikan itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak tidak menyurutkan
niatnya, bahkan dia menegaskan kebijakan moratorium izin pertambangan,
perkebunan, dan kehutanan yang telah dikeluarkan sejak Januari 2013 itu, akan
diperkuat menjadi Peraturan Gubernur (Pergub).
"Saya tidak ragu soal moratorium meskipun ada yang tidak setuju. Tidak ada lagi
izin pinjam pakai lahan untuk pertambangan. Semua izin yang ada sekarang harus
dievaluasi dulu. Kebijakan ini sudah seharusnya didukung jika kita peduli dengan
anak cucu kita," kata Awang Faroek.
Dia meminta bupati dan wali kota di Kaltim menghentikan pemberian izin
pertambangan batu bara, perkebunan, dan kehutanan sejak 2010.
Dalam kaitan itu, bahkan gubernur sendiri telah memimpin kampanye menuju
Kaltim sebagai provinsi hijau melalui jargon "Kaltim Green" dengan aksi nyata
menanam lima pohon setiap orang atau lebih dikenal dengan gerakan one man five
trees (omfit).
Untuk itu dia mengajak semua komponen masyarakat, termasuk LSM penggiat
lingkungan, agar bersama-sama berkontribusi dalam upaya menciptakan Kaltim
sebagai provinsi yang tetap hijau dengan hutan-hutan yang masih tersisa.
"Kepada semua pihak, masyarakat dan LSM, jangan pernah ragu melindungi
lingkungan. Saya selalu siap berdialog untuk membahas masa depan lingkungan
kita. Ini semua harus kita pikirkan bersama demi generasi mendatang," kata
gubernur.
Terlepas dari pro maupun kontra soal moratorium izin pengelolaan SDA, semua
pihak harus sadar bahwa eksploitasi SDA yang tidak terkendali dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan sangat parah.(*)
Editor: Rahmad
PERANAN BAHAN ORGANIK TERHADAP
KESUBURAN TANAH
By admin
Pembuatan kompos
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah.
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan
penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa
polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin.
Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena
merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik
tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta
diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan
organik dari seluruh makhluk hidup.
Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur
tanah,meningkatkan kemampuan tanah memegang air,meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki
media perkembangan mikroba tanah.
Selain itu bahan organik sangat berpengaruh terhadap perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik,
biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang
tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih
baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
Tanah berkadar bahan organik rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman
rendah. Hasil dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makrosekunder (Ca, Mg, dan
S) serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Hasil dekomposisi juga dapat berupa
asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Dalam jangka panjang
pemberian bahan organic dapat meningkatkan pH tanah, hara P, KTK tanah dan hasil tanaman, serta
dapat menurunkan kadar Al, Fe, dan Mn.
Bagaimana cara penggunaan bahan organik?
Bahan organik yang tersedia di lapang dapat digunakan secara langsung di lapangan atau dibuat kompos
terlebih dahulu. Setelah terdekomposisi, jerami disebarkan diantara barisan tanaman padi. Di lapang
proses dekomposisi dapat terjadi dengan sendirinya. Saat ini proses tersebut dapat dipercepatdengan
penambahan bakteri pengurai.
Bahan organik sisa hasil panen seluruhnya dapat dikembalikan sebagai bahan organik. Pengembalian
jerami 5 t/ha setiap musim tanam, setelah musim kedua dan seterusnya dapat menggantikan semua
pupuk KCl. Pemberian kompos 5 t/ha meningkatkan kandungan air tanah pada tanah subur.
Bahan organik sisa hasil panen yang belum terdekomposisi diberikan pada saat pengolahan tanah
pertama. Diharapkan pada saat tanam sudah terdekomposisi. Jika diberikan pada saat tanam akan
terjadi persaingan hara antara tanaman dan mikroorganisme perombak, sehingga tanaman kelihatan
kuning. Bahan organik terdekomposisi, seperti kompos dan pupuk kandang dapat diberikan seminggu
sebelum tanam. Jerami padi yang telah melapuk dapat diberikan diantara tanaman dalam barisan
tanaman padi saat fase pembentukan anakan cepat.
Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan
mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk
hijau antara lain :
mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
mencegah adanya erosi
dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan
gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk
anorganik.Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat
mengundang hama ataupun penyakit
dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara
pada pola pertanaman tumpang sari.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-
alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Biasanya orang lebih suka menggunakan
limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui
yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan
sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.
Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah pasiran menjadi
lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu kompos juga mengandung humus
yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman.
Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral tanaman,
seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses
dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S,
Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman
Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi
untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos
didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi
mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas
mikroorganisme didalam tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin,
giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga
daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas.
Pupuk Kandang
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah
pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan
manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi
konsep pertanian organik.
Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari
pupuk anorganik, yaitu :
Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam
tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak
mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi
pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan
terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.
Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh
pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di
dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang
merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam
tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
Pupuk Cair
Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair
sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan
tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan baku pupuk cair
dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui
beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan pupuk cair
dapat memudahkan dan menghemat tenaga.