Vous êtes sur la page 1sur 27

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) TAMBANG BATU BARA DI PT.

KALTIM PRIMA COAL BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kalimantan Timur


merupakan salah satu penghasil tambang yangmemiliki potensi sumber daya alam
yang kaya di Indonesia, minyak mentah,emas, intan, dan batubara adalah beberapa
hasil tambang yang berskala besar ditiap tahunnya . Tambang batubara merupakan
produk andalan yang berasal dari Kalimantan Timur sekarang ini. Namun, batubara
adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak terbaharui, sehingga
keberadaannya harus dijaga. Sehingga pembangunan nasional dapat bergulir terus-
menerus dengan mengedepankansumber daya alam yang dikelola secara
baik.Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkankesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaansumberdaya
alam dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata,
sedangkan permintaan sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Namun, dalamtahap
pembangunan nasional, beberapa masyarakat kini dianggap berkesan acuhs ecara
minor terutama akan aturan main dalam menanggapi lingkungan,dikhawatirkan
akan terjadi ekploitasi lahan usaha yang pada akhirnya gangguan kesetimbangan
lingkungan tidak dapat dihindarkan.Dalam rangka upaya mengendalikan
pencemaran dan kerusakanlingkungan akibat pembangunan maka, perlu dilakukan
perencanaan pembangunan yang dilandasi prinsip pembangunan berkelanjutan.
Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan memadukan
kemampuanlingkungan, sumber daya alam dan teknologi ke dalam proses
pembangunanuntuk menjamin generasi masa ini dan generasi masa mendatang.
Analisa mengenai dampak lingkungan lahir dengan dirumuskannyaundang- undang
tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu NationalEnvironmental Policy Act
(NEPA), pada tahun 1969. Amdal merupakan suatureaksi masyarakat terhadap
kerusakan lingkungan yang disebabka oleh aktivitasmanusia yang terutama
disebabkan oleh pembangunan dan penggunaan teknologiyang berlebihan dan
terkesan mengabaikan lingkungan. Hal ini termasuk dalamkesehatan lingkungan
yang dalam artian derajat kesehatan tergantung terhadapkondisi lingkungan. Oleh
sebabnya, apabila ada perubahan-perubahan terjadi pada kondisi lingkungan di
sekitar manusia, akan terjadi pula perubahan- perubahan pada kondisi kesehatan
masyarakat dalam lingkungan masyarakattersebut.Di dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup pasal 18 ayat 1, menyatakan
bahwa setiap rencana usahadan/atau kegiatan yamg mempunyai dampak besar
dan penting wajib dilakukankajian AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu dilakukan
guna mengurangidampak negatif yang ditimbulkan dari operasional kegiatan
terutama pencemaranudara yang diperkirakan punya pengaruh buruk terhadap
kesehatan. 1.2Rumusan Masalah 1.Bagaimana deskripsi umum daerah
pertambangan batu bara di PT. KaltimPrima Coal? 2.Apa paradigma kesehatan
lingkungan yang terjadi di PT. Kaltim Prima Coal? 3.Bagaimana upaya penanganan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif akibat kegiatan
pertambangan di PT. Kaltim Prima Coal? 1.3Tujuan 1.Untuk mengetahui deskripsi
umum daerah pertambangan batu bara di PT.Kaltim Prima Coal 2.Untuk mengetahui
paradigma kesehatan lingkungan yang terjadi di PT.Kaltim Prima Coal 3.Untuk
mengetahui upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasidampak
negatif akibat kegiatan pertambangan di PT. Kaltim Prima Coal BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. Pengertian Limbah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang PengelolaanLingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran
lingkungan hidup adalah: masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Karena
limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahayadan beracun (B3),
maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangatmenjadi perhatian ialah
yang bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang kelingkungan sebagai
limbah.Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek
toksikologilingkungan ialah limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk
kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic
chemical).Sedangkan yang dimaksud dengan toxicologi lingkungan adalah
pengetahuan yang mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat
dilingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari dampak atau
resikokeberadaan substansi tersebut terhadap makhluk hidup.Didalam Peraturan
Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3dapat diartikan Semua bahan/
senyawa baik padat, cair, ataupun gas yangmempunyai potensi merusak terhadap
kesehatan manusia serta lingkungan akibatsifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut.Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau
lebihkarakteristik : mudah meledak mudah terbakar bersifat reaktif beracun
penyebab infeksi bersifat korosif. Limbah B3 dari kegiatan industri yang
terbuang ke lingkungan akhirnyaakan berdampak pada kesehatan manusia.
Dampak itu dapat langsung darisumber ke manusia, misalnya meminum air yang
terkontaminasi atau melaluirantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biologicalmagnification) pencemar karena memakan mangsa yang
tercemar. 2.2. Paradigma Kesehatan Lingkungan Dalam paradigma Kesehatan
Lingkungan ada 4 simpul yang berkaitandengan proses pajanan B3 yang dapat
mengganggu kesehatan. Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi
sumber pencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Sumber emisi B3
pada umumnya berasal dari sektor industri, transportasi,yang mengeluarkan
berbagai bahan buangan yang mengandung senyawakimia yang tidak dikehendaki.
Emisi tersebut dapat berupa gas, cairan,maupun partikel yang mengandung
senyawa organik maupun anorganik. Simpul 2 : Media lingkungan (air, tanah,
udara, biota) Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar
secara luasdi lingkungan sesuai dengan kondisi media transportasi limbah. Bila
melaluiudara, maka sebarannya tergantung dari arah angin dominan dan
dapatmenjangkau wilayah yang cukup luas. Bila melalui air maka dapat menyebar
sesuai dengan arah aliran yang sebarannya dapat sangat jauh. Komponen lainyang
ikut menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut tercemar. Simpul 3 :
Pemajanan B3 ke manusia Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang
tercemar, minum air yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan
dapat pulakemasukan B3 melalui kulit. Pada umumnya titik pemajanan B3
kedalamtubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit. Simpul 4 :
Dampak Kesehatan yang timbul Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh
pencemar melalui berbagai caraseperti pada simpul 3, maka dampak kesehatan
yang timbul bervariasi dariringan, sedang, sampai berat bahkan sampai
menimbulkan kematian,tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Jenis penyakit
yang ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain :
keracunan,kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada
janinyang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran
mental,gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan
dll(Wijanto,___)Akibat yang ditimbulkan lebih jauh : biaya mahal, belum tentu
berhasil untuk pemulihan kesehatan, generasi yang tidak produktif, kehidupan
sosial yangtidak mapan bahkan depresi berkelanjutan. 2.3. Pengertian AMDAL dan
ANDAL Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat
danmendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Sedangkan,Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi
mengenaidampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup,yangdiperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Selanjutnya AMDAL
dirumuskansebagai suatu analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek
yangmeliputi pekerjaan evaluais dan pendugaan dampak proyek dari bangunanya,
prosesnya maupun system dari proyek terhadaplingungan yang berlanjut
kelingkungan hidup.Berdasarkan Amdal dan Andal yang ada, umumnya
dilatarbelakangi olehisu-isu yang menjadi permasalahan dalam menanggapi
keseimbangan lingkunganitu sendiri, diantaranya,: 1)Dampak perubahan bentang
alam yang menyebabkan terjadinya gangguanestetika lingkungan. 2)Kemungkinan
terjadinya penurunan kualitas udara akibat pengerukan dan penggalian oleh
penggunaan alat berat yang menyebabkan penurunankesuburan tanah. 3)Dampak
peningkatan erosi tanah terhadap penurunan kualitas ekosistem perairan sungai.
4)Gangguan satwa liar akibat hilangnya vegetasi penutup tanah. 5)Kemungkinan
terjadinya air asam tambang yang menyebabkan gangguanterhadap ekosistem
darat dan perairan. 6)Penuruan kualitas udara akibat pengoperasian alat-alat berat
dan pengangkutan batubara yang menyebabkan penurunan kesehatan masyarakat.
7)Penurunan kualitas sungai yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak sosial
karena masyarakat setempat sangat tergantung pada keberadaan sungaitersebut.
2.4. Pengertian Batubara Batubara merupakan salah satu tambang bahan bakar
fosil yang dimilikiIndonesia yang kaya. Secara umum, batubara adalah batuan
sedimen dalam tanahyang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organic
utamanya adalah sisa-sisatumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan
yang selama beribu-ributahun lamanya. Unsur utamanya adalah karbon (berwarna
hitam pekat), hydrogen,nitrogen, sulfur dan oksigen serta tidak menutup
kemungkinan memiliki zat-zattambahan yang kandungannya kecil. Batubara dalam
tambang memiliki bijih yang sangat kasar dalam bentuk serbuk, pasir dan
terkadang batuan yang cukuphingga besar. Artinya dalam pengelolaan yang baik
dapat meminimalisir gangguan, baik gangguan kesehatan maupun lingkungan. 2.5.
AMDAL Pertambangan Kegiatan pertambangan yaitu suatu kegiatan untuk
mengambil bahangalian berharga dari lapisan bumi, Selama kurun waktu 50 tahun,
konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala
kegiatannya.Mekanisasi peralatan dan teknologi pertambangan telah menyebabkan
skala pertambangan semakin besar dan ekstraksi kadar rendah pun menjadi
ekonomissehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus digali.
Inimenyebabkan kegiatan t ambang menimbulkan dampak lingkungan yang besar
dan penting. Dampak besar dan penting itulah yang selanjutnya dikaji
didalamAMDAL.Kegiatan pertambangan selain menimbulkan dampak lingkungan,
jugamenimbulkan dampak sosial kompleks. Oleh sebab itu, AMDAL suatu kegiatan
pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok (World Bank,
1998),(1).Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan
dipertimbangkandalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan alternatif
kegiatan yangakan dipilih. (2).Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan,
pemantauan sertalangkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain
danimplementasi proyek serta rencana penutupan tambang. 2.6. Ruang Lingkup
Kegiatan Pertambangan Di dalam AMDAL akan dikaji dampak yang ditimbulkan dari
sutaukegiatan pada setiap tahapan, tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra
konstruksi,konstruksi, operasi dan pasca operasi. Didalam pertambangan tahapan-
tahapantersebut adalah:Kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-
tahap kegiatansebagai berikut: Eksplorasi Ekstrasi Pembangunan infrastuktur,
jalan akses dan sumber energi Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDALdapat
dilihat pada Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AnalisisMengenai Dampak
Lingkungan Hidup. 2.7.Dampak Penambangan Batu Bara Terhadap Kesehatan
Masyarakat Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala
pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi
pengolahanmenyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis,
sehinggasemakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini
menyebabkankegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat
besar dan bersifat penting. US-EPA (1995) telah melakukan studi tentang
pengaruhkegiatan pertambangan terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan
manusia pada 66 kegiatan pertambangan. Hasil studi memperlihatkan bahwa
pencemaranair permukaan dan air tanah merupakan dampak lingkungan yang
sering terjadiakibat kegiatan tersebut.Frekuensi terjadinya dampak lingkungan dari
66 kegiatan pertambangan. Catatan: Tidak termasuk pencemaran oleh emisi gas
buang yang keluar darialat pengendali pencemaran udara.United Nations
Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkandampak-dampak yang
timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut: Kerusakan habitat dan
biodiversity pada lokasi pertambangan Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity
di sekitar lokasi pertambangan. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan
penggunaan lahan Stabilisasi site dan rehabilitasi Limbah tambang dan
pembuangan tailing Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing Peralatan
yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga Emisi Udara Debu
Perubahan Iklim Konsumsi Energi Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
Buangan air limbah dan air asam tambang Perubahan air tanah dan kontaminasi
Limbah B3 dan bahan kimia Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan
pemaparan bahan kimia ditempat kerja Kebisingan Radiasi Keselamatan dan
kesehatan kerja Toksisitas logam berat Peninggalan budaya dan situs arkeologi
Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambangPenambangan dapat
menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang seriusseperti kebakaran-kebakaran,
ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galian yangrubuh yang dapat menimbulkan
dampak pada orang-orang yang bermukim dikomunitas sekitar tambang. Dampak
dan bahaya yang mengancam kesehatanmasih juga dirasakan di tempat-tempat
bekas daerah yang pernah ditambang,karena orang-orang dapat terpapar limbah
tambang dan bahan-bahan kimia yangmasih melekat di tanah dan di
air.1.Gangguan Kesehatan yang Dialami Pekerja TambangGangguan-gangguan
kesehatan yang sering dialami oleh pekerja tambangdiantaranya : a. Debu,
tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam-logam berat dan radiasi
dapat meracuni penambang dan menyebabkangangguan kesehatan sepanjang
hidup mereka. b. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh
yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
c.Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan
pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapatmenimbulkan kehilangan rasa,
kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa
mengakibatkan kematian. d.Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat
menyebabkanmasalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran. e.jam
kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak
penglihatan. f. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup
dapatmenyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa
pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausanyang sangat, dan
jatuh pingsan.2.Gangguan Kesehatan yang Dialami Masyarakata.Udara yang
tercemar Penyakit paru-paru hitam (black lung diseases) disebabkan oleh debu batu
bara yang menyumbat paru-paru, menyebabkan masalah pernapasanyang sangat
serius dan permanen. Penambang-penambang batu bara bawahtanah, anak-anak
dan perempuan-perempuan yang bekerja memisahkan batudari batu bara, sering
mengalami penyakit paru-paru hitam ini.Debu dari pertambangan dapat membuat
sulit bernapas. Jumlah debuyang banyak menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan
dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru akibat terpapar debu
antara lain: napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah batuk-batuk yang
mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lender dari paru- paru) sakit leher kulit
membiru dekat kuping atau bibir sakit dada tidak ada nafsu makan rasa lelah
b.Air yang tercemar Pertambangan menggunakan air dalam jumlah yang banyak
danmeninggalkan sejumlah besar limbah yang mencemari sumber-sumber air dan
orang-orang yang bergantung pada pertambangan. Walaupun semuaoperasi
tambang cenderung mencemari air, namun kebanyakan masalahyang paling besar
datang dari kegiatan perusahaan-perusahaan besar. Air permukaan dan air tanah di
lokasi-lokasi tambang dapat tercemar selama bertahun-tahun kemudian. Karena air
habis digunakan, lahan dapatmengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan
untuk pertanian ataumenggembala ternak. Kerusakan jangka panjang akibat air
yangterkontaminasi akan berakhir jauh lebih lama dibanding keuntunganekonomis
jangka pendek yang diperoleh dari kegiatan pertambangan. c. Lahan dan tanah
menjadi rusak Rusaknya tanah akibat kegiatan pertambangan dapat
menyebabkantanah menjadi tidak subur sehingga tanaman menjadi sulit tumbuh
didaerah tersebut. Hal ini dapat berdampak pada terjadinya kesulitan pangandan
kelaparan.d.Masalah-masalah sosialPertambangan berdampak langsung pada
kesehatan, yakni ketikaorang-orang bekerja dengan kondisi yang berbahaya dan
terpapar oleh bahan-bahan kimia beracun. Di samping itu pertambangan juga
berdampak pada kondisi kesehatan melalui masalah-masalah sosial yang
dibawanya.Kota-kota dan perkampungan tambang terbentuk cepat, dengan sedikit
atautanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan banyak masalah. Oranglaki-
laki berdatangan mencari pekerjaan di tambang, kaum perempuanyang
membutuhkan penghasilan menjadi pekerja seks, dan kombinasi inidapat menjadi
sumber yang dapat dengan cepat menyebarkan infeksiHIV/AIDS dan penyakit
kelamin menular lainnya. Kondisi mendadak kayadan mendadak miskin yang
dibawa oleh sektor pertambangan ini seringdiikuti oleh meningkatnya kekerasan
terhadap perempuan dan anak-anak, perlakukan sewenang-wenang yang dilakukan
oleh pemilik tambangterhadap pekerja tambang dan perkelahian untuk
memperebutkan hak atassumberdaya. Banyak warga yang terpaksa meninggalkan
komunitasmereka karena alasan kekerasan atau karena merasa tidak mungkin lagi
bisa hidup seperti saat sebelum tambang dibuka. 2.8. Penanganan Penambangan
Untuk metoda penambangan bawah tanah (underground mining) dampak
negatifnya terhadap lingkungan hidup agak terbatas. Yang perlu diperhatikan
dandiwaspadai adalah dampak pembuangan batuan samping (countryrock/waste)
dan air berlumpur hasil penirisan tambang (mine drainage). Kecuali untuk metode
ambrukan (caving method) yang dapat merusak bentang alam(landscape) atau
morfologi, karena terjadinya amblesan (surfacesubsidence).Metoda penambangan
bawah tanah yang dapat mengurangi timbulnya gas-gas beracun dan berbahaya
adalah penambangan dengan auger (auger mining),karena untuk pemberaiannya
(loosening) tidak memakai bahan peledak.Untuk menekan terhamburnya debu ke
udara, maka harus dilakukan penyiraman secara teratur disepanjang jalan angkut,
tempat-tempat pemuatan, penimbunan dan peremukan (crushing). bahkan disetiap
tempat perpindahan(transfer point) dan peremukan sebaiknya diberi bangunan
penutup serta unit pengisap debu.Untuk menghindari timbulnya getaran (ground
vibration) dan lemparan batu (fly rock) yang berlebihan sebaiknya diterapkan cara-
cara peledakan yang benar, misalnya dengan menggunakan detonator tunda
(millisecond delaydetonator) dan peledakan geometri (blasting geometry) yang
tepat.Lumpur dari penirisan tambang tidak boleh langsung dibuang ke badan air
(sungai, danau atau laut), tetapi harus ditampung lebih dahulu di dalam kolam-
kolam pengendapan (settling pond) atau unit pengolahan limbah (treatment plant)
terutama sekali bila badan air bebas itu dipakai untuk keperluan domestik oleh
penduduk yang bermukim disekitarnya.Segera melaksanakan cara-cara reklamasi/
rehabilitasi/restorasi yang baik terhadap lahan-lahan bekas penambangan. Misalnya
dengan meratakan daerah-daerah penimbunan tanah penutup atau bekas
penambangan yang telah ditimbunkembali (back filled areas) kemudian ditanami
vegetasi penutup (ground cover vegetation) yang nantinya dapat dikembangkan
lebih lanjut menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Sedangkan
cekungancekungan bekas penambanganyang berubah menjadi genangan-
genangan air atau kolam-kolam besar sebaiknyadapat diupayakan agar dapat
dikembangkan pula menjadi tempat budi-daya ikanatau tempat rekreasi. BAB III
PEMBAHASAN3 . 3.1 Deskripsi Tempat PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan
tambang batubara yangterletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan
akta No 28 tanggal 8Maret 1982 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman RI sesuaidengan Surat Keputusan No. Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret
1982 dan telahdiumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 20 Juli
1982 No 61Tambahan Nomor 967. Sejak awal beroperasi pada tahun 1992, KPC
merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki oleh British
PetroleumInternational Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of Australia Ltd. (Rio Tinto)
dengan pembagian saham masing-masing 50%. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 6
Agustus 2003 dan Bukti Pelaporan dariMenteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI
No. C-UM 02 01.12927tertanggal 11 Agustus 2003, saham KPC dimiliki oleh BP dan
Rio Tingo telahdialihkan kepada Kalimantan Coal Ltd. Dan Sengata Holding Ltd, dan
yangselanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan Akta Notaris No
3tanggal 18 Oktober 2005, PT. Bumi Resources Tbk telah mengakusisi
sahamKalimantan Coal Ltd dan Sengata Holding Ltd. Berdasarkan akta notaris No
34tanggal 4 Mei 2007, pemegang saham PT Kaltim Prima Coal mengalihkan
30%sahamnya kepada Tata Power (Mauritius) Ltd. Berdasarkan Perjanjian Kontrak
Karya Pengusahaan PertambanganBatubara (PKP2B) yang ditandatangai pada
tanggal 8 April 1982, pemerintahmemberikan izin kepada KPC untuk melaksanakan
eksplorasi, produksi danmemasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai
dengan tahun 2021.Wilayah perjanjian PKP2B ini mencakup daerah seluas 90.938
Ha di KabupatenKutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. 3.2 Paradigma Kesehatan
Lingkungan Proyek Batu-Bara. Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga
menjadi sumberpencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Dalam hal
ini adalah sumber emisi yang berasal dari kegiatan pertambangan batu bara.
Kegiatan pertambangan batu-bara yang menghasilkan sumber emisidiantaranya
adalah: 1.Eksplorasi Kegiatan eksplorasi tidak termasuk kedalam kajian studi
AMDALkarena merupakan rangkaian kegiatan survey dan studi pendahuluan
yangdilakukan sebelum berbagai kajian kelayakan dilakukan. Yang termasuk
sebagai kegiatan ini adalah pengamatan melalui udara, survey geofisika,studi
sedimen di aliran sungai dan studi geokimia yang lain, pembangunan jalan akses,
pembukaan lahan untuk lokasi test pengeboran, pembuatanlandasan pengeboran
dan pembangunan anjungan pengeboran. 2.Ekstraksi dan Pembuangan Limbah
Batuan Diperkirakan lebih dari 2/3 kegiatan ekstaksi bahan mineral
diduniadilakukan dengan pertambangan terbuka. Teknik tambang terbuka
biasanyadilakukan dengan open-pit mining, strip mining, dan quarrying, tergantung
pada bentuk geometris tambang dan bahan yang digali.E kstrasi bahan mineral
dengan tambang terbuka sering menyebabkanterpotongnya puncak gunung dan
menimbulkan lubang yang besar. Salahsatu teknik tambang terbuka adalah metode
strip mining (tambang bidang).Dengan menggunakan alat pengeruk, penggalian
dilakukan pada suatu bidang galian yang sempit untuk mengambil mineral. Setelah
mineraldiambil, dibuat bidang galian baru di dekat lokasi galian yang lama.
Batuanlimbah yang dihasilkan digunakan untuk menutup lubang yang
dihasilkanoleh galian sebelumnya. Teknik tambang seperti ini biasanya digunakan
untuk menggali deposit batubara yang tipis dan datar yang terletak didekat
permukaan tanah. 3.Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energi
Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses didalam daerah
tambang, pembangunan fasilitas penunjang pertambangan,akomodasi tenaga kerja,
pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksimaupun kegiatan operasi dan
pembangunan pelabuhan. Termasuk dalamkegiatan ini adalah pembangunan sistem
pengangkutan di kawasantambang (misalnya : crusher, ban berjalan, rel kereta,
kabel gantung, sistem perpipaan atau konsentrat bijih). Dampak lingkungan, sosial
dan kesehatan yang ditimbulkan olehkegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1.Letak dan lokasi tambang
terhadap akses infrastruktur dan sumber energi. 2. Jumlah kegiatan konstruksi dan
tenaga kerja yang diperlukan sertatingkat migrasi pendatang. 3. Letak kawasan
konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah,sumber air bersih dan
badan air, pemukiman penduduk setempat dantanah yang digunakan oleh
masyarakat adat. 4. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja
terhadap penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis. 4. Pembangunan
Pemukiman Karyawan Dan Base Camp Pekerja Kebutuhan tenaga kerja dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan seringkali tidak dapat
dipenuhi dari penduduk setempat. Tenaga kerja trampil perlu didatangkan dari luar,
dengandemikian diperlukan pembangunan infrastruktur yang sangat besar.Jika
jumlah sumberdaya alam dan komponen-komponen lingkunganlainnya sangat
terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pendatang, sumberdaya alam
akan mengalami degradasi secara cepat.Akibatnya akan terjadi konflik sosial
karena persaingan pemanfaatansumber daya alam. Sebagai contoh, kegiatan
pertambangan seringkalidikaitkan dengan kerusakan hutan, kontaminasi dan
penurunan penyediaanair bersih, musnahnya hewan liar dan perdagangan hewan
langka, serta penyebaran penyakit menular. Simpul 2 : Media lingkungan Media
lingkungan yang ikut tercemar dikarenakan kegiatan pertambangan batu-bara.
Emisi dari simpul 1 (proyek kegiatan pertambangan batu bara)yang dibuang ke
lingkungan, kemudian menyebar secara luas di lingkungansesuai dengan kondisi
media transportasi limbah. Emisi dari kegiatan tersebutmencemari air, udara dan
tanah. A.Air Dari kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim Prima Coal berdampak
padakondisi air di daerah pertambangan tersebut, seperti : 1.Terjadinya perubahan
bentang alam dan krisis air akibat penggalianyang luar biasa besar terhadap
kerusakan bentang lahan dan kawasan air,sungai dan laut menjadi tercemar oleh
limbah tambang tangkapan air sehingga kandungan air tanah menurun , musim
kemarau, susah air danmusim hujan, terjadi banjir. 2. Air permukaan dan air tanah
di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar oleh logam berat kegiatan tambang batu-
bara sehingga warga menjadikesulitan mendapatkan air. 3.Terjadinya air asam
tambang.Drainase asam tambang terjadi ketika air dan udara bercampur
dengansulfur dari lapisan bawah tanah (sulfida) untuk membentuk cairan asamyang
melarutkan logam-logam berat dan limbah tambang beracun lainnya. 4.Dapat
terjadi bencana banjir yang sangat berbahaya, dapatmenyebabkan rusak atau
jebolnya bendungan penampung tailing sertainfrastruktur lainnya. B.Udara Dari
kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim Prima Coal berdampak padakondisi udara di
daerah pertambangan tersebut, seperti : 1. Penambangan Batubara menyebabkan
polusi udara, hal ini diakibatkandari adanya pembakaran batubara. Menghasilkan
gas nitrogen oksidayang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk
acid rain(hujan Asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi
yangdapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan
batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan. 2.Polusi udara akibat dari flying
ahses yang berbahaya bagi kesehatan penduduk dan menyebabkan infeksi saluran
pernapasan. 3.Gas-gas yang terbentuk dari kegiatan batubara menghasilkan
metan,karbon dioksida serta karbon monoksida, dan gas-gas lain yang
akanterperangkap di celah-celah batuan yang ada di sekitar lapisan batubara.Yang
dapat mencemari udara. 4.Gas-gas yang muncul di tambang dalam (underground)
terbagi menjadi gas berbahaya (hazardous gas) dan gas mudah nyala (combustible
gas). Gas berbahaya adalah gas yang dapat mempengaruhi kesehatan yang dapat
menyebabkan kondisi fatal pada seseorang, sedangkan gas mudah nyala adalah
gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan di dalam tambang.
5.Pada tambang dalam, gas berbahaya yang sering ditemukan adalahkarbon
monoksida (CO), sedangkan yang dapat muncul tapi jarangditemui adalah hidrogen
sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2). 6.Untuk gas
mudah nyala pada tambang batubara, sebagian besar adalahgas metan (CH4).
Metan adalah gas ringan dengan berat jenis 0,558, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Gas ini muncul secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai
akibat terbukanya lapisan batubara dan batuan di sekitarnya oleh kegiatan
penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan metan harus selalu di
kontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metan dapat terbakar dan
meledak ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat
pada saat konsentrasinya 9,5 persen pada saat terdapat sumber api
yangmemicunya. C.Tanah Tidak hanya air dan udara yang tercemar, tanah juga
mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu: .Kondisi fisik,
kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak
berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH
rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta
penurunan populasi mikroba tanah. Terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembaliyang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asamyang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia
sepertiFe, Mn, SO4, Hg dan PB. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi
tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembangdengan baik. SO4
berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah
tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati Terjadinya erosi dan
sedimentasi. Terjadinya gerakan tanah atau longsoran Simpul 3 : Pemajanan B3 ke
manusia Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air
yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3
melalui kulit yang bersal dari kegiatan pertambangan batu- bara. Pada umumnya
titik pemajanan B3 kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan
kulit.Pencemaran air, tanah dan udara akibat dari kegiatan pertambangan batu-
bara ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral dan kulit : .Untuk
pencemaran udara yang penyebabnya dimulai dari pembakaranhutan untuk
membuka lahan pertambangan, gas-gas yang terbentuk darikegiatan
pertambangan batu bara sepeti metan, karbon dioksida, karbonmonoksida sampai
gas gas yang muncul di dalam tambang (gas berbahaya dan mudah menyala)
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, terhirup oleh pekerja yang
tidak menggunakan masker atauterhirup oleh masyarakat sekitar yang beresiko,
umumnya adalahmasyarakat yang daerah bermukimnya paling dekat dengan
lokasitambang. Untuk pencemaran tanah dan air dapat masuk ke dalam tubuh
manusiamelalui oral (mulut). Tanah yang tercemar berakibat terhadap
tercemarnyaair tanah dan permukaan serta ditambah dengan adanya air asam
tambangmengakibatkan kualitas air menurun untuk dikonsumsi setiap
harinya.Bahan berbahaya dan beracun yang terkandung didalamnya dapat
terikutmasuk melalui makanan dan minuman. Debu, tumpahan bahan kimia,
serpihan logam-logam berat, panggangan sinar matahari dan radiasi dapat
memapar pekerja melaluikontak dengan kulit. Simpul 4 : Dampak Kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan batu
baraterhadap kesehatan manusia. Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh
pencemar melalui berbagai cara seperti pada simpul 3, maka dampak kesehatan
yang timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat bahkansampai
menimbulkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Pada
pertambangan di PT. Indominco Mandiri yang mengalami paparandari kegiatan
proyek batubara, diantaranya adalah : Pekerja pada pertambangan batu-bara dan
Warga sekitar yang beresiko Gangguan-gangguan kesehatan yang sering dialami
oleh pekerja tambangdiantaranya : g.Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang
beracun, logam-logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang dan
menyebabkan gangguankesehatan sepanjang hidup mereka. h.Mengangkat
peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan
luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung. i.Penggunaan bor batu dan mesin-
mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan pada urat syaraf serta peredaran
darah, dan dapat menimbulkankehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang
sangat berbahaya sepertigangrene, bisa mengakibatkan kematian. j.Bunyi yang
keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah pendengaran,
termasuk kehilangan pendengaran. k.Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan
cahaya yang redup dapatmerusak penglihatan. l.Bekerja di kondisi yang panas terik
tanpa minum air yang cukupdapat menyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala
dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat,
kehausanyang sangat, dan jatuh pingsan. Selain pada tenaga kerja tambang,
dampak kegiatan pertambangan juagdialami oleh warga sekitar yang beresiko,
diantaranya adalah: .Penambangan dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan
yang seriusseperti kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong
galianyang rubuh yang dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang
bermukim di komunitas sekitar tambang. Bahkan dampak jangka panjangnya dapat
mengancam kesehatan walaupun sudah berupa tempat-tempat bekas daerah
tambang, karena orang-orang dapat terpapar limbahtambang dan bahan-bahan
kimia yang masih melekat di tanah dan di air. Debu dari kegiatan tambang batubara
dapat menyebabkan penyakit paru-paru hitam (black lung diseases). Di samping itu
debu dari silikamenyebabkan silikosis (silicosis). Penderita penyakit paru-paru hitam
atausilikosis memiliki resiko yang tinggi untuk mengidap penyakit lainnyaseperti:
tuberkulosis (TBC), bronkitis kronis, penyakit jantung, kanker paru-paru, radang
paru-paru, asma, rematik arthritis, lupus, radangrematik, dan sklerosis. Pencemaran
air membuat orang, tanaman, ikan dan hewan-hewanmenjadi sakit.Bahkan asam
sulfur Jika dicampur dengan air dan logam berat akanmembentuk drainaise asam
tambang. Asam sulfur berbau seperti telur busuk. Kontak dengan asam sulfur akan
menyebabkan kulit terbakar, butaatau bahkan kematian. Pertambangan juga
berdampak pada kondisi kesehatan melaluimasalah-masalah sosial yang
dibawanya. Kota-kota dan perkampungantambang terbentuk cepat, dengan sedikit
atau tanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan banyak masalah. Orang
laki-laki berdatanganmencari pekerjaan di tambang, kaum perempuan yang
membutuhkan penghasilan menjadi pekerja seks, dan kombinasi ini dapat menjadi
sumber yang dapat dengan cepat menyebarkan infeksi HIV/AIDS dan penyakit
kelamin menular lainnya. 3.3 Penanganan Kegiatan Pertambangan Batu-Bara
Sebelum disetujuinya pelaksanaan proyek pertambangan batu-bara, para
pengusaha harus tunduk pada hukum yang berlaku : Hukum yang lebih tegas Untuk
meminimalisasi dampak negative tersebut, maka menjadi kewajiban pemerintah
unutk menegakkan hokum secara konsisten sehingga parakontraktor yang
melaksanakan kegiatan penambangan batubara dapatmelaksanakan segala
ketentuan hokum yang berlaku dalam bidang pertambangan sesuai dengan pasal
30 Undang-Undang No.11 tahun 1967tentang Pertambangan secara tegas,
yaitu :Apabila selesai melakukan penambangan dan galian pada suatu tempat
pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan
diwajibkanmengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
bahaya penyakit atau bahaya lainnya. Pengusaha pertambangan harus mematuhi
rambu-rambu hukium yang berlaku mengenai pertambangan. Adanya pengawasan
secara efektif dari aparat pemerintahArtinya tidak ada sikap ragu-ragu dari aparat
pemerintah ketika melihat pelanggaran hukum. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak
yangditimbulkan oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa
pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu. Pertama pendekatan
teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu
pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga
akan mengurangi keruwetan masalaht ransportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan
terhindar dari ruang udara yangkotor. Menggunakan masker debu (dust masker)
agar meminimalkan risikoterpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
Kedua, pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungansehingga
akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakanlingkungan. Upaya
reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat
mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah
batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place). Ketiga,
pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalamkegiatan pengusahaan
penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku (law enforcement) dan keempat pendekatan edukatif, kepada masyarakat
yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan
penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan
membangkitkan kesadaran untuk ikut memeliharakelestarian lingkungan. Selain itu
perlu diupayakan kajian penelitian yanglebih mendalam. Secara Teknis dapat
dilakukan : Reklamasi Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menatakegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan,agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya,
diantaranyaadalah : 1.Revegetasi Perbaikan kondisi tanah meliputi: perbaikan ruang
tubuh, pemberiantanah pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan
pemberiankapur. Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan
iklimsetempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan
spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat
tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbuktiadaptif untuk tambang. Dengan
penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro padalahan bekas
tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalammerestorasi lahan bekas
tambang, maka dilakukan langkah-langkahseperti perbaikan lahan pra-tanam,
pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk. Untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan pertumbuhan tanaman padalahan bekas tambang, dapat ditentukan
dari persentasi daya tumbuhnya, persentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya,
perkembanganakarnya, penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan
humus, pengurangan erosi, dan fungsi sebagai filter alam 2.Penanganan Potensi Air
Asam Tambang Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir
sebaranmineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam
danmenghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfidaditutup
dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta dihindariterjadinya proses
pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah. Produksi air asam sulit untuk
dihentikan sama sekali, akan tetapi dapatditangani untuk mencegah dampak
negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk
menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air.
Penanganan dapatdilakukan dengan bahan penetral misalnya batu gamping, yaitu
air asamdialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman.
3.Pengaturan Drainase Drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara
seksama untuk menghindari efek pelarutan sulfida logam dan bencana banjir
yangsangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan
penampung tailing serta infrastruktur lainnya. Kapasitas drainase harus
memperhitungkan iklim jangka panjang, curahhujan maksimum, serta banjir besar
yang biasa terjadi dalam kurunwaktu tertentu baik periode waktu jangka panjang
maupun pendek. Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona
mengandungsulfida logam, perlu pelapisan pada badan alur drainase menggunakan
bahan impermeabel. Hal ini untuk menghindarkan pelarutan sulfidalogam yang
potensial menghasilkan air asam tambang. 4.Tataguna Lahan Pasca
TambangPekembangan suatu wilayah, lahan pasca tambang dapat
dipergunakanuntuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas tambang
bauksit sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi pengembangan kota
TanjungpinangUntuk para pekerja tambang yang memiliki resiko paling besar
terpapar,secara khusus dapat dilakukan : Untuk pencemaran udara : 1. Pengusaha
tambang harus menyediakan peralatan untuk mengurangidebu di lokasi tambang.
Pompakan udara segar ke dalam lubang tambang bawah tanah. Tambang-tambang
harus memiliki beberapa saluran udarayang terbuka ke permukaan tanah. Pompa
udara dan kipas angin dapatmengalirkan udara segar masuk ke dalam dan
mengeluarkan debutambang dan udara kotor ke luar. 2. Sediakan kran percikan air
untuk mengendapkan debu agar tidak beterbangan. Simpan air dalam tangki yang
tinggi, dan pompa atau biarkan mengalir ke lubang-lubang dan lorong-lorong
tambang melalui pipa-pipa dengan lubang kecil atau seukuran pancuran mandi. Air
asamyang tidak dapat diminum dapat digunakan untuk keperluan ini. Tetapi perlu
diingat bahwa penambang-penambang juga perlu banyak air minum. 3. Sediakan
peralatan pemotong dan penggiling yang dilengkapi dengansemprotan air untuk
mengendapkan debu. 4. Pengusaha tambang harus menyediakan bahan dan alat
untuk melindungi para penambang dari debu tambang, seperti : Menyediakan
batuan kapur dan selimut-selimut untuk menutup daerahyang akan diledakkan.
Menyediakan masker-masker yang tepat dan pastikan peralatan tersebutdiperiksa
dan dibersihkan secara teratur . Para penambang memerlukan tempat untuk
mengganti baju mereka yang berdebu dan tempat untuk mandi sebelum
meninggalkan lokasitambang, serta tempat lainnya untuk menyimpan pakaian
bersih.Pengusaha tambang juga harus bertanggung jawab untuk mencari caraagar
debu tambang tidak menyebar ke komunitas-komunitas di sekitar tambang. 5.Para
penambang dapat mengurangi jumlah debu tambang yang merekahirup dengan
cara : Basahi dulu permukaan yang akan digali atau dibor untuk menghindaridebu
beterbangan. Tebarkan batu kapur gerus untuk menghindari silika atau debu
tambang beterbangan di udara. Tutup daerah yang akan diledakkan dan digiling
dengan selimut basahatau terpal untuk mengendapkan debu. Sesudah diledakkan
ataudigiling, semprot lokasi itu dengan air. Setelah diledakkan, biarkan debu
tambang mengendap dulu sebelummasuk ke areal tambang. Kenakan pakaian dan
peralatan pelindung. Masker yang terbaik bagi penambang terbuat dari karet
respirator yang terpasang ketat di mukadan berisi saringan (filter) yang dapat
menyaring debu dari jenistambang yang Anda kerjakan. Penambang harus diberi
pelatihan caramemilih masker, menggunakannya dan memeliharanya. Jika masker
debu tidak tersedia, gunakan kain basah di sekitar mulut dan hidungAnda, dan cuci
kain setiap hari. Kacamata atau goggles (alat pelindungmata) akan melindungi
mata Anda (untuk informasi lanjut tentang peralatan pelindung. Cuci tangan dan
muka sebelum makan, minum, atau merokok, danselama bekerja serta setelah
selesai bekerja. Cuci peralatan sesering mungkin. Jangan menepuk tas-tas
yangdiselimuti debu, hal ini akan membuat debu menjadi tersebar di udara,lebih
baik dicuci saja. Jika harus ditepuk, perhatikan arah angin agar debu menjauhi
Anda. Tas kain dapat menangkap banyak debu, gunakantas plastik jika mungkin.
6.Untuk menghindari debu tambang masuk ke dalam rumah warga pemukiman
sekitar tambang : Bersihkan lantai dengan kain pel basah untuk membersihkan
debu.Menyapu lantai akan menyebabkan debu beterbangan. Jika di luar banyak
debu, tutuplah pintu dan jendela rumah. Jika rumahtidak ada pintu atau jendela
yang dapat ditutup, gantungkan kain penutup atau daun pisang yang lebar di pintu
dan jendela. >Untuk pencemaran air : 1.Kebocoran pada kolam penampungan
limbah adalah salah satu dari beberapa perkiraan penyebab utama pencemaran air
dari pertambangan.Maka untuk mencegah terjadinya pencemaran air, kolam
penampunganlimbah harus: Dibangun jauh dari sumber-sumber air atau saluran
pembuangan daerah-daerah aliran sungai. Dilapisi untuk menghindari rembesan ke
air tanah. Dibangun sesuai dengan standar internasional yang terbaik. Diawasi
untuk menghindari kebocoran atau rembesan dan tumpah. Jika operasi tambang
selesai, kolam penampungan limbah harus ditutupdan limbah beracun dikosongkan.
>Kontribusi yang telah dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal adalah : Kaltim Prima
Coal (KPC) mengalokasikan dana US$5 juta setiap tahun bagiaksi corporate social
responsibility (CSR) yang berbentuk tujuh programuntuk masyarakat sekitar lokasi
usahanya. CSR (Corporate SocialResponsibility) merupakan bentuk peran serta
dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Dari alokasi
dana tadi diatas PT. Kaltim Prima Coal mengelompokkan program pengembangan
masyarakat ke dalam tujuh bidang, yaitu pengembangan agribisnis, kesehatan dan
sanitasi, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur, pengembangan
usaha kecil dan menengah(UKM), pelestarian alam dan budaya, serta penguatan
kapasitas masyarat dan pemerintah. Program-program pemberdayaan masyarakat
PT KPC tersebutdiarahkan kepada pengembangan sumber daya alam (SDA) yang
terbarukanserta diselaraskan dengan program pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Untuk program agribisnis, KPC membangun 300 hektare untuk penanamankakao.
Masyarakat setempat diberikan bibit, pupuk sampai kepada pelatihanmengenai
penanaman itu. Untuk program agribisnis ini juga dibuatkan kolam udang untuk
masyarakatdi Desa Muara Bengalon. Program agribisnis lainnya adalah membangun
perkebunan pisang dan peternakan ayam di Kampung Kabo. KPC juga memberikan
kredit mikro kepada masyarakat Bengalon dengantotal peminjam tak kurang dari
700 orang. Pembangunan infrastruktur telah dilakukan program irigasi di Desa
Sepaso,dan pembangunan jalan. Masyarakat setempat juga dimanjakan dengan
fasilitas olah raga berupa pembuatan lapangan sepakbola.Sampai saat ini program
CSR yang telah dijalankan oleh PT. KaltimPrima Coal belum sepenuhnya efektif,
karena secara keseluruhan masih terdapat beberapa variable dibawah rata-rata
kesenjangan. Ini mengidikasikan bahwamasyarakat sebagai penerima manfaat
masih belum puas dengan kinerja program CSR yang telah dijalankan pihak PT.
Kaltim Prima Coal, sehinggakinerja program CSR harus lebih ditingkatkan lagi. BAB
IV PENUTUP 5.1Kesimpulan PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang
batubara yang terletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28
tanggal 8 Maret1982. KPC merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki
olehBritish Petroleum International Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of AustraliaLtd.
(Rio Tinto) dengan pembagian saham masing-masing 50% dengan luas90.938 Ha.
Paradigma kesehatan lingkungan daerah pertambangan PT. Kaltim PrimaCoal adalah
simpul 1, simpul 2, simpul 3 dan simpul 4. Penanganan dampak dan akibat dari
kegiatan pertambangan batu-baradilakukan secara umum dan khusus oleh PT.
kaltim Prima Coal. 5.2 Saran Sebaiknya para pengusaha pertambangan batu bara
lebih memperhatikan danmenganalisis dampak lingkungan akibat adanya kegiatan
pertambangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Potensi Bahaya Tambang Batubara
Bawah Tanah .http://www.kamusilmiah.com Tanggal akses 07 Mei 2010. Bilad, M.
Roil . 2010.Dampak Lingkungan Penggunaan Batubara Sebagai Bahan Bakar
Pengomprongan Tembakau Virginia.http://www.sasak.org. Tanggalakses 07 Mei
2010. Dwi.2009.Analisa CSR pada PT. Kaltim Prima Coal.
(http://fotodeka.wordpress.com/, 7 Mei 2010) Fiyanto, Arif. 2008.Pembangunan PLTU
10.000 MW : Solusi Keliru Pemerintahdalam Mengatasi Krisis
Listrik.http://mentarikalahari.wordpress.com.Tanggal akses 07 Mei 2010. Hendry.
2009.Bahan Galian Batubara. http://mangkutak.wordpress.com Tanggalakses 07 Mei
2010. Nugroho, Sudarmanto Budi. 2009. Pengaruh Kegiatan Penambangan
BatubaraTerhadap Kualitas Udara A mbien.http://docs.google.comTanggal akses
07Mei 2010. Uliyah, Luluk. 2010.Awas, Pertambangan Batubara Sumber Krisis Air
KalimantanTerkini. http://borneo2020.org. Tanggal akses 07 Mei 2010. Wijanto,
Sigit.___.LIMBAH B3 DAN KESEHATAN.(http://limbah.pdf.com, 7 Mei2010)

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef


Menyelamatkan Sumber Daya Alam dengan Moratorium Perizinan
Minggu, 22 Februari 2015 20:05 WIB
Pewarta: M.Ghofar
Samarinda,(ANTARA Kaltim) - Selama puluhan tahun bahkan mungkin ratusan
tahun sumber daya alam di Provinsi Kaltim telah dieksploitasi, mengingat pada
abad 13 Kalimantan sudah dikenal dunia dengan kekayaan hutan yang berlimpah
dan telah ada tambang emas tradisional.

Seiring dengan perkembangan zaman, eksploitasi terus berlanjut secara besar-


besaran dengan menggunakan alat yang lebih modern, baik ekploitasi bidang
kehutanan, pertambangan, maupun pembukaan areal hutan untuk perkebunan.

Akibat dari eksploitasi tersebut, diperkirakan kerugian lingkungan atau kerugian


ekologi di Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai Rp6,3 triliun per tahun sehingga
sepertiga dari sekitar 4 juta jiwa penduduk Kaltim saat ini turut merasakan dampak
buruk akibat kerusakan lingkungan.

Dampak buruk yang dirasakan masyarakat itu di antaranya ketika hujan, banjir
selalu terjadi di sejumlah kawasan akibat tidak ada gunung dan pohon yang
menyerap air.

Kemudian hampir semua sungai di Kaltim tidak ada yang layak langsung konsumsi
akibat sudah tercemar. Bahkan Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar
di Kalimantan juga tak lepas dari pencemaran.

Menurut Bernaulus Saragih, kepala Peneliti SDA Kaltim asal Universitas Mulawarman
Samarinda, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2010 hingga 2013,
terdapat sepertiga warga Kaltim yang berjumlah 3,6 juta jiwa pada 2013 terkena
dampak kerusakan ekologi.

Kerugian paling mendasar berupa lompatan perubahan budaya dalam masyarakat


akibat dari masifnya eksploitasi SDA dalam waktu relatif cepat.
Daerah yang terkena dampak terparah salah satunya di Kota Samarinda, Ibu Kota
Kaltim, yakni warga terpaksa menderita akibat banjir setiap hujan turun. Bahkan
jalan raya semakin cepat rusak akibat aktivitas eksploitasi yang melintas di
pemukiman dan kota.

Air sungai mengeruh dan terjadi pendangkalan dan sedimentasi. Semula ribuan
warga di 1.417 desa di sepanjang Sungai Mahakam, 80 persennya mengandalkan
air dari sungai sebelum penambang dan lainnya mengeksploitasi SDA Kaltim.

Kini perubahan drastis terjadi, air justru tidak lagi gratis didapatkan warga sehingga
mereka harus bersusah payah mendapatkan air bersih, baik membeli dari PDAM
maupun membeli per galon. Kondisi ini tentu merugikan masyarakat karena harus
mengeluarkan biaya tambahan.

Terkait dengan tingginya kerusakan ekologi tersebut, kemudian Gubernur Kaltim


Awang Faroek Ishak mengeluarkan moratorium (penundaan) izin untuk usaha
pertambangan, perkebunan, dan izin kehutanan.

Moratorium tersebut sebenarnya telah dikeluarkan sejak Januari 2013, tetapi baru
sekarang gencar dilakukan sosialisasi agar semua pihak terkait memahami maksud
pemerintah dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan.

Menurut gubernur, Provinsi Kaltim merupakan daerah yang rentan dalam menerima
dampak negatif perubahan iklim, terutama dari tingginya laju deforestasi dan
degradasi hutan akibat dari ekstensifikasi berbagai aktivitas penambangan dan
perkebunan.

Terkait dengan itu, maka Pemprov Kaltim mempertimbangkan perlunya dilakukan


upaya penanggulangan melalui penerbitan kebijakan dan implementasi program
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yakni moratorium perizinan.

Hal itu dikatakan gubernur saat acara seminar tentang rencana moratorium
perizinan di bidang pertambangan, kehutanan, dan perkebunan kelapa sawit Kaltim
yang digelar di ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, beberapa hari lalu.

Dalam seminar itu, Gubernur Kaltim didampingi Asisten II Setprov Kalti M Syabani.
Sedangkan pembicaranya antara lain dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pertanian.

Menurut gubernur, untuk bidang kehutanan berdasarkan surat Keputusan Menteri


Kehutanan Nomor SK.718/-Menhut-II/2014 tanggal 29 Agustus 2014, luas kawasan
hutan Kaltim mencapai 8.339.154 hektare (ha).

Luasan itu terdiri dari kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam 438.390
ha, kawasan hutan lindung seluas 1.844.970 ha, kawasan hutan produksi terbatas
seluas 2.908.255 ha, kawasan hutan produksi tetap seluas 3.027.100 ha, dan
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 2.908.255 ha.

Kawasan hutan produksi terbatas dan produksi tetap di Provinsi Kaltim telah dikelola
oleh 76 unit pemegang izin pemanfaatan hasil hutan. Izin tersebut tersebar pada
enam kabupaten dengan total luas mencapai 4.920.042,80 ha.

Untuk kawasan hutan produksi di Kaltim telah dikelola oleh 44 Unit pemegang izin
pembangunan hutan tanaman industri. Izin juga tersebar pada 6 kabupaten dengan
total luas mencapai 1.665.170,00 ha.

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk kegiatan pertambangan batubara
yang telah diberikan sampai Maret 2014 berjumlah 136 izin usaha pertambangan
(IUP).

Rinciannya adalah IPPKH eksplorasi sejumlah 64 IUP dengan luasan 288.642,56 ha,
kemudian IPPKH eksploitasi sejumlah 72 IUP dengan luas 104.456,95 ha.

Untuk bidang perkebunan, luas area penggunaan lain (APL) mencapai 4.299.739 ha.
Sedangkan berdasarkan data sampai Agustus 2014, seluruh izin lokasi se-Kaltim
mencapai 3.187.538 ha yang sebagian besar untuk izin perkebunan sawit.

Realisasi dari izin itu adalah untuk hak guna usaha (HGU) seluas 1.023.368 ha yang
tersebar di tujuh daerah, yakni Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara,
Kutai Barat, Penajam Paser Utara, Paser, dan Kota Samarinda.
Cadangan Batu Bara
Jumlah produksi batu bara di Provinsi Kaltim dari hasil Perjanjian Karya Pengusahaan
Batubara (PKP2B) sepanjang 2014 mencapai 155.636.586,52 ton, sedangkan jumlah
cadangannya berdasarkan perhitungan 2012 masih ada sebanyak 9,24 miliar ton.

Kemudian telah terbit izin PKP2B sebanyak 31 Unit, terdiri dari tahap konstruksi 8
unit dan tahap produksi 23 unit.

Sementara itu lanjut gubernur, berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) se-Kaltim
sebanyak 959 IUP, terdiri dari IUP Eksplorasi 517 unit dengan luas 2.007.146,17
hektare.

Kemudian IUP produksi sebanyak 442 unit dengan luas 925.619,333 hekatare.
Sementara jumlah produksi batu bara IUP 2014 sebesar 72.027.369,44 ton. Dari
luas IUP dan PKP2B tersebut di atas sekitar 50 persen berada dalam kawasan hutan.

Dikatakannya, Kaltim termasuk rentan dalam menerima dampak negatif perubahan


iklim, terutama dari tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan akibat dari
ekstensifikasi berbagai aktivitas yang tidak terkontrol dan cenderung destruktif,
yaitu penambangan dan perkebunan.

Untuk itu, Kaltim mempertimbangkan perlunya dilakukan penanggulangan melalui


penerbitan kebijakan dan implementasi program mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim.

Bahkan saat ini, Pemprov Kaltim telah memiliki strategi dan rencana aksi provinsi
implementasi REDD+, termasuk rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah
kaca berdasarkan Pergub Kaltim Nomor 54 tahun 2012.

Selanjutnya, demi perbaikan tata kelola perizinan di Kaltim dan mendukung


kebijakan pemerintah dalam penundaan pemberian izin baru, Pemprov Kaltim telah
menetapkan kebijakan untuk moratorium pemberian izin baru serta audit perizinan
bagi pertambangan, kehutanan, dan perkebunan.

Kemudian, dalam memanfaatkan momentum berlakunya Undang-Undang Nomor


23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemprov Kaltim berinisiatif menyusun
Peraturan Gubernur tentang Moratorium Perizinan Kehutanan, Pertambangan, dan
Perkebunan Kelapa Sawit.

Khusus moratorium bidang pertambangan adalah mengenai penerbitan izin baru


IUP batu bara di lahan hutan produksi dan areal penggunaan lain (APL),
perpanjangan IUP batu bara, dan peningkatan IUP eksplorasi ke IUP operasi
produksi.

Tolak Moratorium

Sementara itu, Bupati Kutai Timur, Kaltim, Isran Noor menyatakan tidak setuju
dengan kebijakan Gubernur Awang Faroek Ishak yang menerbitkan moratorium
perizinan di bidang pertambangan, kehutanan, dan perkebunan kelapa sawit.

Penolakan moratorium karena dia ingin investasi di kabupaten yang dimpimpinnya


terus berjalan demi pembangunan daerah. Bupati menilai moratorium perizinan
tersebut bisa menghambat iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Moratorium itu sebuah kebijakan yang merugikan. Saya mengkritik kebijakan itu.
Kalian (wartawan, red) tulis besar-besar, saya tidak setuju dengan moratorium,"
kata Isran.

Isran juga mengemukakan alasan lain dari sikap tidak setujunya itu, yakni daerah
akan sulit berkembang kalau tidak ada investasi yang masuk.

Dilanjutkannya, sejak kebijakan moratorium perizinan usaha pertambangan,


perkebunan dan kehutanan dikeluarkan Gubernur Kaltim pada Januari 2013 lalu,
telah berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Kaltim. Buktinya adalah
pertumbuhan ekonomi di Kaltim paling rendah dari provinsi lain di Kalimantan
akibat kebijakan moratorium.

Seharusnya kata Isran, ketika ada dampak masalah kegiatan investasi, semisalnya
soal lingkungan, maka masalah tersebut yang diperbaiki, bukan dengan cara
menghentikan atau menunda perizinannya.
Dia meyakini bahwa pemerintah daerah pasti mampu meningkatkan pelayanan,
pengawasan dan aturannya sehingga hal itulah yang harus dievaluasi dan
diperbaiki. Misalnya perusahaan perkebunan, kehutanan, dan pertambangan wajib
menjaga lingkungan.

Hal itu dapat dilihat yang terjadi di daerah yang dipimpinnya itu, yakni selama ini di
Kutai Timur tidak ada masalah dengan lingkungan. Ukuranhya adalah, dulu di
Sangatta, Ibu Kota Kutai Timur sering banjir, bahkan pernah banjir parah hingga
satu bulan, sekarang hanya sebentar banjir sudah surut lagi.

Hal ini terjadi lantaran hutannya dikonversi dengan kebun sawit, jadi air tidak
sampai turun ke pemukiman maupun perkotaan karena perkebunan kelapa sawit
mampu menyerap air.

Moratorium Diperkuat Pergub

Mendapat kritikan itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak tidak menyurutkan
niatnya, bahkan dia menegaskan kebijakan moratorium izin pertambangan,
perkebunan, dan kehutanan yang telah dikeluarkan sejak Januari 2013 itu, akan
diperkuat menjadi Peraturan Gubernur (Pergub).

"Saya tidak ragu soal moratorium meskipun ada yang tidak setuju. Tidak ada lagi
izin pinjam pakai lahan untuk pertambangan. Semua izin yang ada sekarang harus
dievaluasi dulu. Kebijakan ini sudah seharusnya didukung jika kita peduli dengan
anak cucu kita," kata Awang Faroek.

Moratorium izin pertambangan, perkebunan, dan kehutanan, telah dikeluarkan


Gubernur Kaltim Awang Faroek pada 25 Januari 2013, melalui Surat Edaran Nomor
180/1375-HK/2013.

Moratorium tersebut dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya


degradasi hutan dan lahan menjadi semakin tidak terkendali, apalagi kerusakan
hutan di Kaltim sudah mengkhawatirkan.
Kebijakan ini lanjut dia, merupakan langkah nyata Pemrov Kaltim untuk
berpartisipasi dalam program nasional, yakni untuk mengurangi emisi gas karbon
hingga 26 persen pada tahun 2020.

Dia meminta bupati dan wali kota di Kaltim menghentikan pemberian izin
pertambangan batu bara, perkebunan, dan kehutanan sejak 2010.

Dalam kaitan itu, bahkan gubernur sendiri telah memimpin kampanye menuju
Kaltim sebagai provinsi hijau melalui jargon "Kaltim Green" dengan aksi nyata
menanam lima pohon setiap orang atau lebih dikenal dengan gerakan one man five
trees (omfit).

Menurutnya, kehutanan, perkebunan, dan pertanian adalah masa depan Kaltim


yang prospeknya cerah, sehingga dia mendukung pengembangan hutan tanaman
industri (HTI), bukan membuka hutan primer yang akan merusak lingkungan.

Untuk itu dia mengajak semua komponen masyarakat, termasuk LSM penggiat
lingkungan, agar bersama-sama berkontribusi dalam upaya menciptakan Kaltim
sebagai provinsi yang tetap hijau dengan hutan-hutan yang masih tersisa.

"Kepada semua pihak, masyarakat dan LSM, jangan pernah ragu melindungi
lingkungan. Saya selalu siap berdialog untuk membahas masa depan lingkungan
kita. Ini semua harus kita pikirkan bersama demi generasi mendatang," kata
gubernur.

Terlepas dari pro maupun kontra soal moratorium izin pengelolaan SDA, semua
pihak harus sadar bahwa eksploitasi SDA yang tidak terkendali dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan sangat parah.(*)
Editor: Rahmad
PERANAN BAHAN ORGANIK TERHADAP
KESUBURAN TANAH
By admin

Pembuatan kompos

Apa yang dimaksud bahan organik?


Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbarui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri
tanah menjadi unsur-unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah
mengalami pelapukandan pembentukan kembali.Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif
dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak
mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah.
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan
penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa
polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin.

Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena
merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik
tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta
diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan
organik dari seluruh makhluk hidup.

Mengapa bahan organik diperlukan?

Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur
tanah,meningkatkan kemampuan tanah memegang air,meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki
media perkembangan mikroba tanah.

Selain itu bahan organik sangat berpengaruh terhadap perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik,
biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang
tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.

Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih
baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Tanah berkadar bahan organik rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman
rendah. Hasil dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makrosekunder (Ca, Mg, dan
S) serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Hasil dekomposisi juga dapat berupa
asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Dalam jangka panjang
pemberian bahan organic dapat meningkatkan pH tanah, hara P, KTK tanah dan hasil tanaman, serta
dapat menurunkan kadar Al, Fe, dan Mn.
Bagaimana cara penggunaan bahan organik?
Bahan organik yang tersedia di lapang dapat digunakan secara langsung di lapangan atau dibuat kompos
terlebih dahulu. Setelah terdekomposisi, jerami disebarkan diantara barisan tanaman padi. Di lapang
proses dekomposisi dapat terjadi dengan sendirinya. Saat ini proses tersebut dapat dipercepatdengan
penambahan bakteri pengurai.

Berapa banyak yang harus digunakan?

Bahan organik sisa hasil panen seluruhnya dapat dikembalikan sebagai bahan organik. Pengembalian
jerami 5 t/ha setiap musim tanam, setelah musim kedua dan seterusnya dapat menggantikan semua
pupuk KCl. Pemberian kompos 5 t/ha meningkatkan kandungan air tanah pada tanah subur.

Kapan bahan organik harus diberikan?

Bahan organik sisa hasil panen yang belum terdekomposisi diberikan pada saat pengolahan tanah
pertama. Diharapkan pada saat tanam sudah terdekomposisi. Jika diberikan pada saat tanam akan
terjadi persaingan hara antara tanaman dan mikroorganisme perombak, sehingga tanaman kelihatan
kuning. Bahan organik terdekomposisi, seperti kompos dan pupuk kandang dapat diberikan seminggu
sebelum tanam. Jerami padi yang telah melapuk dapat diberikan diantara tanaman dalam barisan
tanaman padi saat fase pembentukan anakan cepat.

Macam- Macam Bahan Organik


Pupuk Hijau
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis
tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan (rumput gajah).

Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan
mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk
hijau antara lain :
mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
mencegah adanya erosi
dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan
gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk
anorganik.Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat
mengundang hama ataupun penyakit
dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara
pada pola pertanaman tumpang sari.

Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-
alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Biasanya orang lebih suka menggunakan
limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui
yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan
sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah pasiran menjadi
lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu kompos juga mengandung humus
yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman.
Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral tanaman,
seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses
dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S,
Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman

Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi
untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos
didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi
mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas
mikroorganisme didalam tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin,
giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga
daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas.

Pupuk Kandang
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah
pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan
manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi
konsep pertanian organik.
Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari
pupuk anorganik, yaitu :
Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam
tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak
mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi
pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan
terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.

Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh
pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.

Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di
dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang
merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam
tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

Pupuk Cair
Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair
sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan
tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan baku pupuk cair
dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui
beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan pupuk cair
dapat memudahkan dan menghemat tenaga.

Keuntungan pupuk cair antara lain :


pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga
kelembaban tanah
aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas
penggangu tanaman.
Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair
misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung
Praktek
pembuatan kompos saat SL-GAP Jeruk

Vous aimerez peut-être aussi