Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Edisi Kedua
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman sampai hitam, berlapis baik dengan tebal dan
2 cm sampai 10 cm; mampat; setempat mengandung urat kuarsa. Kuarsit, berwarna
putih kehijauan; berlapis baik dengan tebal 1 sampai 3 cm; mampat. Filit, berwarna
merah kecoklatan perdaunan searah dengan bidang perlapisan. Batupasir kuarsa
malih dan batulempung malih, umumnya berwarna putih kelabu sampai kecoklatan;
berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm sampai 25 cm; terutama tersusun dan
kuarsa dan lempung; perdaunan searah dengan bidang perlapisan. Pualam, berwarna
putih kelabu, berbutir halus dan mampat. Batuan ini hanya tersingkap di daerah hulu
S. Mariri sebelah timur Galumpang.
50
Tet FORMASI TORAJA perselingan batupasir kuarsa, serpih dan
batulanau, ber sisipa konglomerat kuarsa, batulempung karbonat, batugamping,
napal,
batupasir hijau, batupasir gampingan dan batubara, setempat dengan lapisan
tipis resin dalam batulempung. Umumnya berlapis baik, dengan tebal lapisan
berkisar dan beberapa cm sampai lebih dari 1 m. Setempat berstruktur perarian
sejajar, lapisan bersusun dan silang-siur.
Konglomerat kuarsa, berwarna putih kelabu; sangat pejal; ukuran butir dari 5
mm sampai 3 cm, membundar tanggung sampai membundar baik, terpilah baik,
beberapa lapisan membentuk lapisan bersusun dengan tebal berkisar dan 2 cm
sampai 15 cm. Komponen utamanya terdiri dari kuarsa dan sedikit batuan sedimen
malih, dengan perekat atau massa dasar pasir kuarsa.
Serpih, berwarna kelabu kecoklatan; pasiran; mudah hancur; berlapis baik dengan
tebal dan 2 cm sampai 1 m, setempat bersisipan batugamping kelabu yang keras
setebal 1 sampai 5 cm dan tak berfosil.
Batubara umumnya terdapat sebagai sisipan dalam batupasir kuarsa, tebalnya
40 - 75 cm, tersingkap di utara Tamalea dan sebelah barat Galumpang. Batulanau,
berwarna kelabu muda sampai kelabu tua; mudah hancur; agak gampingan; berlapis
baik dengan tebal dari 2 cm sampai 15 cm; yang lapuk berwarna merah kecoklatan.
Batuan ini disisipi oleh lapisan tipis napal, berwarna putih; cukup keras; tak berfosil.
Umumnya terdapat pada bagian bawah formasi.
Formasi ini tersebar di sudut tenggara Lembar, yaitu di daerah Rantepao dan
di bagian tengah Lembar, yaitu di daerah S. Hau dan S. Karataun. Tebalnya
diperkirakan lebih dari 1.000 m. Formasi ini mempunyai Anggota Rantepao yang
berhubungan menjemari. Formasi Toraja diduga menindih takselaras Formasi
Latimojong dan tertindih takselaras oleh satuan batuan gunungapi Oligosen - Miosen.
Satuan ini pertama kali dikenal sebagai Formasi Serpih Tembaga (de Koning Knif,
1914). Nama Formasi Tonja dimunculkan oleh Djuri dan Sudjatmiko (1974) yang
dibagi atas dua bagian yaitu batuan sedimen (serpih, batugamping, batupasir kuarsa,
dan konglomerat kuarsa) dan batugamping. Dalam laporan ini batugampingnya
disebut Anggota Rantepao. Nama Formasi ini berasal dari daerah Toraja yang
merupakan lokasi tipenya. 51
Oligosen Akhir-Miosen Awal (P-2 1) atau bagian bawah N4, diendapkan dalam
lingkungan litoral sampai neritik (Purnamaningsih, hubungan tertulis, 1985).
Satuan ini tersingkap baik, terutama di daerah aliran S. Lamasi sebelah utara
Rantepao, berhubungan menjemari dengan seri batuan gunungapi Oligosen Miosen
(Tomc). Tebalnya diduga 100 m.
Napal, berwarna putih sampai coklat muda dan kelabu; tebal dan beberapa cm
sampai 1 m; berlapis baik dengan lapisan hampir mendatar agak keras; dan banyak
mengandung fosil.
Formasi ini tertindih takselaras oleh Formasi Sekala. Satuan ini diduga
menindih selaras Batuan Gunungapi Lamasi dan menindih takselaras Formasi Toraja.
Tebalnya diperkirakan 500 m - 700 m. Nama Formasi ini adalah nama baru yang
diusulkan dan singkapan terbaik terdapat di S. Riu. Satuan ini di Lembar Majene dan
bagian barat Palopo disebut satuan napal (Djuri dan Sudjatmiko, 1974).
Napal, berwarna putih; agak keras; berlapis dengan tebal mencapai 25 cm. Batuan ini
setempat berselingan dengan tuf halus dan lunak. Serpihnya, berwarna hitam sampai
ungu dan agak lunak.
Formasi ini tersebar di bagian tenggara Lembar, yaitu di sebelah barat Rantepao, dan
di bagian tengah Lembar. Menindih takselaras Formasi Riu, berhubungan menjemari
dengan Batuan Gunungapi Talaya. Tebal satuan diperkirakan 1.000 m. Nama formasi
ini adalah nama baru yang diusulkan, diambil dari nama S. Sekala yang merupakan
tempat singkapan terbaik. Ke arah timur di Lembar Malili, formasi ini disebut Tuf
Rampi (Simandjuntak drr., 1991).
Napal, berwarna putih sampai kelabu; berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm
sampai 20 cm; agak keras; setempat tufan banyak mengandung globigerina dan
sedikit cangkang moluska.
Fosil yang dapat dikenali, baik dari napal maupun batugamping pasirannya
adalah Orbulina universa DORBIGNY, Globorotalia menardii D ORBIGNY,
Globigerinoides immaturus LEROY, Globigerinoides lobulus REUSS, Globigerina
venezuelana HEDBERG, Globigerinoides sicanus DE STEPHANI, Orbulina
suturalis BRONIMAN, Sphaeroidinellopsis seminulina SCHWAGNER dan fosil
bentosnya adalah Dentalina sp., dan Planulina sp. Kumpulan fosil plangton tersebut
menunjukkan umur Miosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan inner - outer
sublitoral (Sudiyono, hubungan tertulis, 1985).
Satuan ini merupakan nama anggota baru yang diusulkan, diambil dari nama daerah
Tapalang yang merupakan tempat singkapan terbaik.
Konglomerat, berwarna coklat kemerahan; aneka bahan; berlapis baik dan berselang-
seling dengan batupasir setebal 2 cm sampai 6 cm; komponen berukuran 2 cm
sampai 4 cm, terdiri dari batuan sedimen, basal, andesit, granit, genes dan sekis,
berbentuk membundar tanggung sampai membundar yang direkat oleh batupasir
kuarsa yang juga sebagai massadasar.
Tuf, berwarna putih kelabu; mengandung biotit dan kuarsa; mudah hancur;
merupakan sisipan dalam batupasir gampingan dan batulempung. Batupasir
gampingan dan kalkarenit, mengandung fosil, antara lain Globigerinoides ruber
DORBIGNY, Globigeinoides triloba REUSS, Globorotalia menardii DORBIGNY,
56
Nama formasi ini adalah nama baru yang diusulkan, berasal dan nama S. Lariang di
Lembar Pasangkayu yang merupakan daerah lokasi tipenya (Sukido, drr., dalam
persiapan, 1987).
Konglomerat, berwarna coklat kelabu; aneka bahan; mampat; sebagian mudah lepas;
berlapis baik, dengan tebal lapisan dan beberapa cm sampai 35 cm.
Komponen utamanya adalah leusit, dasit, granit, dan diorit; berbentuk membundar
tanggung sampai membundar, tertanam dalam massadasar batupasir berbutir halus
sampai sedang.
Batupasir, berwarna kelabu kecoklatan agak lunak; berlapis dengan tebal dan
beberapa cm sampai 20 cm; butiran berukuran halus sampai sedang, terdiri dari
kuarsa dan batuan beku, dengan massa dasar lempung. Setempat ditemukan struktur
perlapisan bersusun, dan berselingan dengan grewake.
Batugamping koral, berwarna kecoklatan; tersusun dan pecahan koral; berlapis tipis
(2 - 5 cm); terdapat sebagai sisipan dalam konglomerat dan batupasir.
Batulempung, berwarna coklat; agak lunak; berlapis tipis; mengandung sisa
tumbuhan. Batuan ini terdapat sebagai sisipan dalam batupasir dan konglomerat.
Berdasarkan kedudukan stratigrafinya, dan masih belum kompak, maka formasi ini
diduga berumur Plistosen-Holosen, dan berlingkungan pengendapan laut dangkal
sampai darat. Satuan ini tersebar di bagian baratlaut Lembar, terutama di bagian hilir
S. Budong-budong. 57
Batuan ini terutama tersusun dari koral, ganggang dan sedikit pecahan cangkang
moluska. Sebarannya terutama terdapat di pantai baratlaut Lembar dan diduga
menjemari dengan Formasi Budong-budong yang berumur Plistosen Holosen, Tebal
satuan 25 m.
BATUAN GUNUNGAPI
Toml BATUAN GUNUNGAPI LAMASI: aneka tuf, lava dan breksi gunungapi
bensusunan andesit dasit, setempat sisipan batupasir gampingan dan serpih
58
Batuan ini umumnya mengandung urat kuarsa bermineral sulfida,
terutama pirit, setempat tembaga; terubah dan terkersikkan; bersusunan andesit, dasit
dan trakit serta sedikit basal.
Aneka tuf terdiri dari tuf hijau, tuf sela dan tuf lapili. Tuf hijau, berbutir sangat halus;
berhablur renik; terdiri dari klorit (60%), felspar (10%), serisit (5%), lempung (15%),
kuarsa (5%) dan bijih (1%). Batuan ini agak keras sampai lunak; berlapis buruk
antara 0,5 - 2 cm sampai tak berlapis. Setempat berwarna putih kehijauan; keras;
terkersikkan termineralkan, terutama pirit; berkepingan tuf putih bersifat dasit atau
trakit, terdiri dari mineral kuarsa dan felspar.
Tuf sela, berwarna kuning-kehijauan, berkepingan dasit dan andesit yang tertanam
dalam massa dasar mineral kuarsa dan felspar, mengandung sedikit tembaga dan
pirit.
Tuf lapili, berupa tuf dengan pecahan dasit berukuran 1 - 3 cm, berbentuk menyudut
sampai menyudut tanggung; keras; berlapis baik.
Lava, berwarna kelabu muda; pejal; bersusunan dasit-trakit; umumnya terubah dan
termineralkan berupa pirit. Lava bersusunan dasit, kristalnya berbentuk anhedral
sampai euhedral; porfirit; berbutir kasar sampai halus; tersusun oleh plagioklas
(An20, 20%), kuarsa (15%), biotit (15%), mikrolit felspar dan gelas (35%), sedikit
dan piroksen. Andesitnya berukuran halus sampai sedang; pejal; porfirit;
hipokristalin; tersusun oleh fenokris plagioklas (35%), piroksen (25%), bijih (20%),
sedikit kuarsa dan gelas dengan massa dasar felspar (35%).
Satuan batuan ini diterobos oleh retas diorit, andesit dan Granit Kambuno, yang
menyebabkan terjadinya pemineralan dari pengubahan (pengersikan, pengepidotan,
dan pengkloritan), terutama pada bidang kontaknya. Pemineralan yang terjadi berupa
bijih massive, fragmental stockwark dan network dan sisin urat. Bijih
sulfidanya adalah sfalerit, pirit, galena dan kalkopirit; ditemukan di daerah
Sangkaropi, Pompangeo dan Rumanga (semuanya telah diselidiki oleh PT
Aneka
Tambang dan tim dari Direktorat Sumberdaya Mineral. Di Bilolo ditemukan cebakan
barit di atas bijih sulfida massive. Cebakan ini telah diselidiki dan ditambang oleh
PT Aneka Tambang, Pemineralan sulfida dan barit akan dibahas lebih lanjut dalam
bab Sumberdaya Mineral dan Energi. Batuan gunungapi ini mempunyai Anggota
Batugamping, sehingga umurnya diperkirakan sama dengan anggota tersebut yaitu
Oligosen - Miosen.
Satuan ini tersebar di bagian tengah, utara dan timur Lembar, menindih takselaras
Formasi Toraja dan tertindih selaras oleh Formasi Sekala.
Lokasi tipenya terdapat di S. Lamasi antara Palopo dan Sabang, Lembar Malili
(Simandjuntak drr., 1982) dibagian tenggara Lembar.
Batupasir tufan, putih hingga kekuningan, berbutir halus hingga sedang, terpilah
buruk, mengandung kaca gunungapi, felspar dan kuarsa. Memperlihatkan perlapisan
sejajar yang disebabkan oleh perubahan warna atas susunan butiran batuan, dan
berlapis dengan ketebalan berkisar antara 10-30 cm. Umumnya pejal dan telah
mengalami ubahan.
59
Tuf kristal, putih, pejal dan padat, berbutir halus terdiri dari kristal kuarsa dan
feldspar yang berbentuk anhedral dan lempung terdapat sebagai hasil dari mineral
ubahan. Tuf kristal ini umumnya terdapat berelingan dengan batupasir tufan dengan
tebal lapisannya mencapai 5 m
Batuan ini terdapat di bagian timurlaut Lembar, menyebar ke arah timur di Lembar
Malili yang diperkirakan berumur Oligosen-Miosen Awal, dan takselaras menindih
Formasi Latimojong (Simandjuntak drr., 1991).
Tmt BATUAN GUNUNGAPI TALAYA : breksi, lava, breksi tuf, tuf lapili,
bersisipan tuff dan batupasir (grewake), rijang, serpih, napal, setempat batupasir
karbonan dan batubara.
Breksi, lava dan breksi tuf, umumnya bersusunan andesit sampai basal; setempat
mengandung leusit Batuan ini sebagian besar telah terpropilitkan dan termineralkan,
sehingga warnanya kelabu kehijauan sampai hijau; banyak mengandung urat kalsit
dan setempat urat kuarsa
Andesit piroksen tersusun dari plagioklas An 40-50 (40% - 60%), piroksen (10% -
20%), sedikit lempung, kuarsa, horenblenda, biotit, bijih dan gelas. Piroksen dan
plagioklas, sebagian telah terubah menjadi kalsit, serisit dan beberapa epidot.
Massadasarnya terdiri dari mikrolit atau kristal renik felspar dan sedikit piroksen atau
horenblenda, yang umumnya telah tembah menjadi kalsit dan beberapa karbonat.
Beberapa mineral menunjukkan retak-retak, yang diisi oleh kuarsa sekunder. Bijih
berwarna hitam, berbutir halus (0,4 mm), kedap, anhedral, terdapat menyebar pada
massadasar.
Basal dan breksi basal, umumnya terdiri dari plagioklas (An 3o - Ab70), klinopiroksen,
olivin, gelas, mineral gelap dan bijih. Batuan ini menunjukkan tekstur porfirit,
dengan penokris terdiri dari felspar dan piroksen; umumnya telah terubah menjadi
serisit, klorit dan epidot.
Tuf lapili, berwarna kelabu kehijauan berkepingan andesit. Andesit, berbutir halus
(0,3 mm - 1 mm), anhedral euhedral, tersusun dan plagioklas (40%), piroksen (15%),
kripto kristalin (20%), kuarsa (2%), ortoklas (1%), karbonat (5%), klorit (8%), dan
bijih (1%).
Batupasir wake sebagai sisipan, berwarna kelabu kehijauan; berlapis baik dengan
tebal 0,5 - 1 m; berstuktur perlapisan bersusun; setempat slump dan konglomeratan.
Batuan ini biasanya tendapat berselingan dengan lava atau breksi.
Rijang, merupakan sisipan tipis dalam saluan ini, berwarna putih kelabu sampai
kelabu kemerahan. Serpih. berwarna kelabu kecoklatan; getas; berlapis tipis. Napal,
berwarna putih; berlapis tipis (1 - 5 cm); keras dan mampat. Napal ini mengandung
fosil ganggang,
61
pecahan ekinoid, Lepidocyclina sp., Miogypsina sp. dan Gypsina sp., yang mungkin
menunjukkan umur Miosen Awal - Miosen Tengah.
Berdasarkan umur itu dan kedudukan stratigrafinya yang menjemari dengan Formasi
Sekala, maka dapat disimpulkan bahwa umur satuan ini berkisar dan Miosen Tengah
sampai Pliosen. Lingkungan pengendapan satuan ini adalah laut dalam sampai
dangkal dan sebagian darat.
Satuan ini tersebar luas di Lembar Mamuju dan hampir tersingkap di semua tempat.
Di bagain selatan Lembar, menerus ke Lembar Majene; ke utara ke Lembar
Pasangkayu dan ke timur ke Lembar Malili dan sebelah barat Poso. Nama satuan
diambil dari nama Gunung (Bulu) Talaya, di bagian barat Lembar, tempat ditemukan
singkapan yang baik. Tebal satuan ini 750 m,
Tmb TUF BEROPA : perselingan tuf dan batupasir tufan, bersisipan breksi
gunungapi dan batupasir wake.
Batupasir wake, berwarna kelabu kehijauan; berlapis baik tersusun dari plagioklas,
mineral mafik, kuarsa dan oksida besi, berbutir sedang sampai kasar.
Batupasir wake sebagai sisipan berwarna kelabu muda, berlapis cukup baik dengan
tebal dan 0,5 sampai 0,75 m.
Satuan ini diduga merupakan anggota di bagian bawah dani Batuan Gunungapi
Talaya sehingga umurnya diduga Miosen Tengah. Tebalnya 500 m. Satuan ini
tersingkap di tengah bagian timur Lembar, terutama di sekitar desa Belopa;
menjemari dengan Batuan Gunungapi Talaya dan menindih takselaras Formasi
Latimojong.
Tma BATUAN GUNUNGAPI ADANG : tuf lapili, breksi bersisipan lava, batupasir
dan batulempung tufan.
Tuf lapili, berwarna putih kehijauan; berbutir kasar; mengandung mineral leusit,
berukuran dan beberapa cm sampai 3 cm, terhablur sempurna,
dengan massadasar tuf halus bersusunan leusit. Batuan ini berlapis kurang baik
sampai tak berlapis.
Lava basal lausit, porfirit dengan bentuk mineral subhederal sampai anhedral, terdiri
dari leusit (45%), kalium felspar (20%), piroksen (10%) dan biotit (8%). Beberapa
contoh batuan menunjukkan struktur trakit.
Batupasir dan batulempung tufaan, berwarna kelabu muda; terdapat sebagai sisipan
dalam tufa berlapis cukup baik dengan tebal 1 - 5 cm agak keras; mengandung
mineral leusit berbutir halus sedang dan batuapung. Setempat dalam satuan ini
ditemukan batuan biotit andesit dengan kristal biotit berukuran 2 cm.
Satuan ini tersebar luas di bagian baratdaya Lembar, yaitu daerah di antara Tapalang
dan Mamuju; menjemari dengan Formasi Mamuju dan Anggota Tapalang; dan
62
Qbt TUF BARUPU : tuf, tuf lapili, tuf hablur, bersusunan dasit dan sedikit breksi
lava bersusunan andesit dan dasit.
Tuf, berwarna putih sampai kelabu; agak mampat, sebagian mudah hancur; setempat
berlapis (10 - 25 cm). Sedangkan tuf hablur, berwarna patih kelabu; berbutir sedang
sampai kasar; terdapat sebagai sisipan tipis dalam tuf. Batuan ini umumnya
bersusunan dasit; biotit, sanidin, dan banyak dijumpai oksida besi.
Breksi lava, berwarna kelabu; mampat keras; komponen berukuran kerikil sampai
bongkah dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut; bersusunan andesit.
Tuf Barupu diduga berumur Plistosen dan tebalnya 300 m. Sebarannya terdapat di
bagian tenggara Lembar yaitu di daerah Kawalean, sebelah selatan Bulu Malimongan
dan di sebelah barat Rantepao. Satuan ini menindih takselaras batuan gunungapi
Oligosen - Miosen.
kemudian digunakan pula oleh Reyzer (1920). Namanya berasal dan Barupu, nama
kampung di setelah barat Rantepao yang merupakan tempat singkapan terbaik.
BATUAN TEROBOSAN
Granodiorit, berwarna putih kotor berbintik hitam hingga kelabu kehitaman, berbutir
sedang-kasar, porfiritik dengan fenokris terdiri dari plagioklas, horenblenda, kuarsa
dan biotit; sedikit piroksen, bijih; setempat terlihat klorit, apatit, sirkon dan epidot;
serisit, magnetit dan lempung terdapat
63 sebagai hasil ubahan.
TR w BATUAN MALIHAN : sekis mika, genes mika, dan sedikit filit serla
batusabak.
Sekis mika dan genes mika, berwarna kelabu; umumnya tersusun oleh biotit,
muskovit, dan kuarsa; berbutir sedang sampai kasar. Batuan telah mengalami
deformasi dan pada singkapannya terlihat paling sedikit ada tiga arah pendaunan.
Filit, berwarna kelabu; tersusun dari lempung, karbonat dan kuarsa, beberapa granit
dan sedikit hornblende.
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman dengan susunan hampir sama dengan filit.
Satuan ini diduga berumur lebih tua dari pada umur Formasi Latimojong,
berdasarkan kenyataan bahwa batuannya telah mengalami beberapa kali
pencenanggaan (deformasi) yang dicirikan oleh adanya lebih dari dua arah
pendaunan, sedangkan Formasi Latimojong kurang menunjukkan arah pendaunan.
Kenyataan ini membuktikan bahwa Komplek Wana terbentuk sebelum Kapur dan
diduga Trias, tetapi sebelum Formasi Latimojong terbentuk. Tebal satuan ini tidak
diketahui dengan pasti, diduga lebih
64 dari 1.000 m.
Satuan ini dapat disebandingkan dengan sekis glaukofan atau Komplek Pompangeo
(Simandjuntak, drr., 1991) atau Komplek Wana (Sukido, drr., 1987, dalam
persiapan). Satuan ini tersingkap di daerah Budong-budong, sudut baratlaut Lembar.
Singkapan yang cukup luas terdapat di sebelah utara Lembar yaitu di Lembar
Pasangkayu. Satuan ini tertindih takselaras oleh Formasi Lariang, Formasi Budong-
budong aluvium.