Vous êtes sur la page 1sur 9

Analisis Perencanaan Pembagian Beban Dan Instalasi Listrik Pada

Hotel Golden Tulip Di Kota Pontianak


Edi Ridwan1), M. Iqbal Arsyad2), Abang Razikin3)
1,2,3)
Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Email: ridwanedi77@gmail.com

ABSTRACT
One of building sector which is developing in Pontianak city is the raise of hotels in the center city.
Hotel needs large enough electric energy. Its proved by the used of transformator capacity, till 1250
KVA and the use of genset as big as 1000 KVA. This must be followed by a good and efficient electric
distribution to get high electric energy supply. The hotel building that become a research object in
Pontianak city is located in Jl. Teuku umar is Golden Tulip. It stand on 11 floors that consume big
enough electric energy. This hotel has had a good distribution system, effectif and efficient instalation
such as balance dividing load, safe and standart electric instalation, PUIL 2000 and professional
electric system to minimize the waste of electric energy while distribution because of the loses power.
Based on accounting result, data analiz, dividing load and electric instalation in hotel Golden Tulip
Pontianak must be divided and categoried spread evenly between stand by load and unstand by load to
get the balance dividing load, otherwise on the measuring result in the basemant floor until five floor,
there is unbalance load that cause by the unspread evenly load categories to get the safe MCB result,
MCCB and grounding cabel is different with planning result. This is happened because 1 feeder pull
for 3 different panel in basemant floor, 1st floor and 2nd floor. Same cases with the 3rd floor panel, 4th
floor and 5th floor only need 1 feeder pull. Based on planning analize result for the effeciency
distribution of electric power can be done by 1 feeder pull directly to each panel / floor.

Keyword : Load dividing, electric instalation, PUIL 2000.

PUIL 2000, standar nasional indonesia


1. PENDAHULUAN (SNI) dan undang-undang
Energi listrik merupakan salah satu ketenagalistrikan 2002.
energi yang sangat vital peranannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini
memicu permintaan akan energi listrik dari
tahun ke tahun semakin meningkat, Salah satu sektor bangunan yang
dengan semakin berkembangnya sektor berkembang di kota Pontianak adalah
perumahan, hotel, mall, dan lain berdirinya hotel-hotel di pusat kota yaitu
sebagainya. Dengan peningkatan tersebut Hotel Golden tulip. Hotel ini terdiri atas 11
maka harus diikuti dengan pendistribusian lantai yang mengkonsumsi tenaga listrik
energi listrik yang baik dan efisien supaya cukup besar. Itu dibuktikan dengan
dapat diperoleh energi listrik yang kapasitas trafo yang digunakan sebesar
memiliki kontinuitas suplai yang tinggi. 1250 KVA, serta Genset yang berkapasitas
Belakangan ini sering kali terjadi sebesar 1000 KVA.
kebakaran pada suatu bangunan baik Hotel Golden Tulip harus mempunyai
rumah ataupun gedung-gedung lainnya sistem distribusi dan instalasi yang efektif
yang penyebabnya diduga karena dan efisien seperti pembagian beban yang
hubungan singkat atau secara umum seimbang, instalasi listrik yang aman dan
karena listrik pada gedung banyak sesuai standar, serta sistem kelistrikan
ditemukan instalasi listrik yang yang handal, hal ini dimaksudkan agar
mengabaikan peraturan umum instalasi dapat mengurangi energi listrik yang
listrik (PUIL). Perencanaan sistem terbuang selama pendistribusian akibat
instalasi listrik pada suatu bangunan rugi-rugi.
haruslah mengacu pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku sesuai dengan 2. URAIAN PENELITIAN
A. Hubungan Bintang (Y, wye) Jumlah daya yang diberikan oleh
Pada hubungan bintang (Y, wye), suatu generator 3 fasa atau daya yang
ujung-ujung tiap fasa dihubungkan diserap oleh beban 3 fasa, diperoleh
menjadi satu dan menjadi titik netral atau dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap
titik bintang. Tegangan antara dua terminal fasa. Pada sistem yang seimbang, daya
dari tiga terminal a b c mempunyai total tersebut sama dengan tiga kali daya
besar magnitude dan beda fasa yang fasa, karena daya pada tiap-tiap fasanya
berbeda dengan tegangan tiap terminal sama.
terhadapa titik netral. Tegangan Va,
Vb dan Vc disebut tegangan Fasa atau
Vf. Dengan adanya saluran / titik netral
maka besaran tegangan fasa dihitung
terhadap saluran / titik netralnya, juga
membentuk sistem tegangan 3 fasa yang
seimbang dengan magnitudenya.
(Lumbanraja, 2008).
.
Gambar 3. Hubungan bintang dan segitiga
yang seimbang

Dari gambar diatas daya pada kedua


jenis hubungan terlihat bahwa besarnya
daya pada kedua jenis hubungan adalah
sama, yang membedakan hanya pada
tegangan kerja dan arus yang mengalirinya
saja, dan berlaku pada kondisi beban yang
seimbang.(Badaruddin, 2012).
Gambar 1. Hubungan Bintang
D. Daya Sistem 3 Fasa Pada Beban
B. Hubungan Segitiga yang Tidak Seimbang
Pada hubungan segitiga (delta, , D) Sifat terpenting dari pembebanan
ketiga fasa saling dihubungkan sehingga yang seimbang adalah jumlah phasor dari
membentuk hubungan segitiga 3 fasa ketiga tegangan adalah sama dengan nol,
dengan tidak adanya titik netral, maka begitupula dengan jumlah phasor dari arus
besarnya tegangan saluran dihitung antar pada ketiga fasa juga sama dengan nol.
fasa, karena tegangan saluran dan Jika impedansi beban dari ketiga fasa tidak
tegangan fasa mempunyai besar sama, maka jumlah phasor dan arus
magnitude yang sama. Tetapi arus saluran netralnya (In) tidak sama dengan nol dan
dan arus fasa tidak sama dan hubungan beban dikatakan tidak seimbang.
antara kedua arus tersebut dapat diperoleh Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
dengan menggunakan hukum kirchoff. terjadi karena hubung singkat atau hubung
(Lumbanraja, 2008) terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fasa ada 2 jenis
ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. Ketidakseimbangan pada sumber listrik
(sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan
sangatlah rumit untuk mencari pemecahan
permasalahannya, oleh karena itu kami
hanya akan membahas mengenai
Gambar 2. Hubungan Segitiga ketidakseimbangan beban dengan sumber
listrik yang seimbang.
C. Daya Sistem 3 Fasa Pada Beban
Yang Seimbang
Dalam PUIL 2000, luas penampang
kabel instalasi penerangan yang terpasang
tidak boleh kurang dari 1,5 mm2 .
Sedangkan untuk beban instalasi stop
kontak luas penampang kabelnya minimal
berdiameter 2,5 mm2 . Besarnya kabel

Gambar 4. Ketidakseimbangan beban pada


dapat di lihat pada tabel PUIL, dengan
sistem 3 fasa I KHA
acuan nilai ini. (M. Basri, 2008).

Pada sistem tenaga listrik tiga fasa, 2. Pengaman Arus Lebih


idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban Untuk pengaman arus lebih beban
semuanya seimbang. Daya pembangkitan instalasi dapat dihitung dengan rumusan
sama dengan daya pemakaian dan juga berikut: (M. Basri, 2008).
pada tegangan seimbang. Pada tegangan PFASA
I RAT
yang seimbang terdiri dari tegangan satu = 250% V FN
fasa yang mempunyai magnitude dan
frekuensi yang sama, tetapi antara satu Dengan,
fasa dengan yang lainnya mempunyai beda I RAT
fasa sebesar 1200 dan dapat dihubungkan = Nilai rating pengaman arus

secara bintang (Y) atau delta ( ). lebih beban instalasi (ampere)


PFASA
(Badaruddin, 2012). = Daya beban yang melewati
kabel disalah satu fasa yang
E. Rumus Tarikan Kabel dan dihitung (watt)
Pengaman Arus Lebih V FN
Untuk menentukan persamaan tarikan = Tegangan salah satu fasa yang
kabel dan pengaman arus lebih dapat dihitung ke netral (volt)
dihitung dengan menggunakan rumus
berikut berdasarkan standar PUIL 2000,
adalah sebagai berikut ini: 3. Pengaman Akhir Sirkit Cabang
1. Tarikan Kabel Untuk menentukan rating pengaman
Besar luas penampang kabel tembaga akhir sirkit cabang yang digunakan
yang digunakan dalam instalasi tarikan sebagai pengisolasi area ruangan atau jika
kabel adalah mengacu pada cara hitung di ada gangguan adalah dihitung sebagai
PUIL 2000. berikut: (M. Basri, 2008).
I PA I NTertinggi
=( 250%) +
P FASA
I KHA
= 125% ( )
V FN IN2
+
IN3

Dengan, Dengan,
I KHA I PA Nilai rating maksimum
= Nilai nominal kemampuan
hantar arus pengantar (ampere) pengan arus lebih pada
sirkit akhir (ampere)
PFASA
= Daya beban yang melewati I NTertinggi
=Nilai rating maksimum
kabel disalah satu fasa yang
dihitung (watt) pengaman arus lebih
(ampere)
V FN
= Tegangan salah satu fasa yang
dihitung ke netral (volt)
Lantai Basemant
Fasa Arus (Ampere)
R 6,69
S 5,42 5. Kabel Pentanahan
T 2,66 Besar luas penampang kabel
Lantai 1 pentanahan yang digunakan sebagai
Fasa Arus (Ampere) pentanahan panel ini dapat ditentukan
R 18,75 dengan melihat besarnya kabel penghantar
S 17,88 pada sirkit akhir yang menjadi sisi
T 6,84 incoming panel yaitu: (M. Basri, 2008).
Lantai 2 A GND A FEEDER
Fasa Arus (Ampere) = 50%
R 19,22 A GN D 2
= 50% 10 mm
S 9,12
T 11,3
Lantai 3
F. Data Pengukuran
Fasa Arus (Ampere)
Berdasarkan hasil pengukuran yang
R 6,1
dilakukan secara langsung pada tanggal 4
S 12,6
T 4,6 juli 2015 pukul 19.00 dan tanggal 7 juli
Lantai 4 2015 pukul 14.00 di Hotel Golden Tulip.
Fasa Arus (Ampere) Data pengukuran yang di ambil tanggal 4
R 6,9 juli 2015 pukul 19.00 yaitu pada lantai
S 6,6 Basemant, lantai 1, lantai 2, lantai 4, dan
T 11,9 lantai 5, karena beban rata-rata sudah
Lantai 5 menyala. Sedangkan tanggal 7 juli 2015
Fasa Arus (Ampere) pukul 14.00 yaitu pada lantai 3 saja, itu
R 15,22 dikarenakan lantai 3 merupakan tempat
S 9,88 manajement hotel Golden Tulip.
T 14,98 Dari hasil pengukuran data dari lantai
IN2 IN3 basemant sampai lantai 5 total beban yang
dan = Nilai-nilai rating
didapat adalah sebesar 186,66 ampere. Ini
pengaman lain yang lebih bukan merupakan beban puncak yang di
kecil daripada ukur.
I NTertinggi Dengan menggunakan alat ukur yaitu Tang
(ampere)
ampere didapat data tabel sebagai berikut
ini :
4. Kabel Akhir Sirkit Cabang
IN I PhTertinggi 125 I Ph 2
= ( + +
I Ph 3 Tabel 1. Data Pengukuran

Dengan,
IN 3. METODELOGI PENELITIAN
= Nilai kemampuan hantar A. Analisa Pembagian Beban
arus kabel pada sirkit akhir Langkah-langkah Analisa
(ampere) Pembagian Beban
I PhTertinggi Dapatkan data perencanaan pembagian
= Nilai rating maksimum
beban.
pengaman arus lebih Lakukan pengukuran beban langsung
(ampere) pada hotel golden tulip.
I Ph 2 I Ph 3 Lakukan perencanaa perhitungan
dan = Nilai-nilai
beban tiap fasa yaitu pada lantai
rating pengaman lain yang
basemant smpai dengan lantai 5.
lebih kecil daripada
Setelah hasil perencanaan perhitungan
I PhTertinggi
(ampere) apakah pembagian tiap fasa seimbang
atau tidak.
Lakukan perbandingan beban
perencanaan dengan beban
pengukuran langsung.
Langkah-langkah Analisa Perhitungan
Instalasi Listrik
Dapatkan data perencanaan Instalasi
Listrik.
Menghitung Tarikan Kabel.
Menghitung Pengaman Arus Lebih.
Gambar 6. Rancangan Gedung
Menghitung Kabel Akhir Sirkit
Hotel Golden Tulip
Cabang. Gedung yang dimaksud berada
Menghitung Kabel Pentanahan. dijalan teuku umar pontianak, hotel golden
Analisa perhitungan dengan tulip ini terdiri dari 11 lantai dan memiliki
perencanaan Instalasi hotel golden 186 kamar. Lantai Basemant berfungsi
tulip. sebagai tempat parkir. Lantai 1 berfungsi
Kemudian dari analisa tersebut dapat sebagai tempat Cafe dan Reseptionis.
kita ketahui apakah pembagian beban Lantai 2 berfungsi sebagai tempat meeting
seimbang atau tidak pada pengukuran room. Lantai 3 berfungsi sebagai office.
pembebanan serta hasil perhitungan Lantai 4 berfungsi sebagai tempat kolam
dengan rumus Instalasi listrik apakah renang. Lantai 5 dan seterusnya berfungsi
sesuai standar SNI dan PUIL 2000. sebagai kamar hotel.

B. Diagram Alir Penelitian B. Analisa Pembagian Beban

Tabel 2. Perencanaan Lantai Basemant

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian

4. ANALISA PERHITUNGAN
PEMBAGIAN BEBAN DAN
INSTALASI LISTRIK
A. Obyek Rancangan

Tabel 3. Hasil Pengukuran Lantai


Basemant
Cabang, Kabel Akhir Sirkit Cabang, dan
Kabel Pentanahan.
FASA ARUS Panel Lantai Basemant
(Ampere) 1. Kabel Instalasi
Besar luas penampang kabel tembaga
R 6,69 yang digunakan dalam instalasi tarikan ini
dapat ditentukan dengan mencari
kemampuan hantar arus kabel terlebih
S 5,42 dahulu yaitu :

T 2,66 I KHA
=125%
Pada hasil pengukuran dan
perencanaan pembagian beban besar dari
arus Fasa R, S, dan T tidak seimbang. Hal
P FASA
ini dikarenakan tidak semua beban
menyala pada waktu bersamaan. Pada
Fasa R, Beban stop kontak lantai, IU/OU-
( )
V FN
B.1, IU/OU-B.3, Lp.TL Tipe I KHA
Balk/Battery, tidak semua menyala. Hal ini =125%
yang menyebabkan nilai dari pengukuran
hanya sebesar 6,69 A, berbeda dengan
nilai arus perencanaan sebesar 30 A. Itu
dikarenakan nilai arus perencanaan
merupakan nilai arus beban puncak.
( 1100
220 )
Pada Fasa S, beban stop kontak, I KHA
Pompa Greastraf, Pompa Sampit, = 6,25 ampere
Lp.Tangga TL/ Battery, tidak semua
menyala. Hal ini yang menyebabkan nilai Besar luas penampang dapat
dari pengukuran hanya sebesar 5,42 A, ditentukan dengan melihat tabel yang ada
berbeda dengan nilai arus perencanaan di dalam PUIL 2000.
sebesar 15 A. Itu dikarenakan nilai arus Di dalam PUIL 2000, juga ditentukan
perencanaan merupakan nilai arus beban bahwa luas penampang kabel beban
puncak. instalasi penerangan adalah tidak boleh
2
Pada Fasa T, beban stop kontak, kurang dari 1,5 m m dan untuk luas
stop kontak lantai, Pompa Greastraf,
Pompa Sampit, Lp.TL Tipe Balk / Battery, penampang kabel beban instalasi stop
tidak semua menyala. Hal ini yang kontak adalah minimal berdiameter 2,5 m
menyebabkan nilai dari pengukuran hanya m2 . Sehingga pada diagram satu garis
sebesar 2,66 A, berbeda dengan nilai arus
perencanaan sebesar 23 A. Itu dikarenakan di fasa R dapat ditulis bahwa tarikan kabel
nilai arus perencanaan merupakan nilai adalah dengan kabel NYM 3 2,5 m
arus beban puncak. m2 .
Jadi beban peralatan listrik yang
selalu menyala sebaiknya dibuat seimbang
pada setiap fasa R, S, dan T. Sama halnya 2. Pengaman Arus Lebih
dengan beban peralatan listrik yang tidak Besar pengaman terhadap arus lebih
selalu menyala sebaiknya dibuat seimbang yang rencana akan digunakan dalam
antara fasa R, S, T. tarikan kabel instalasi dengan beban AC
ini, dapat ditentukan dengan mencari arus
C. Analisis Rancang Hitung Elektrikal nominalnya terlebih dahulu yaitu :
Analisis rancangan membahas
mengenai jenis ukuran Kabel, Pengaman PFASA
Arus Lebih, Pengaman Akhir Sirkit I RAT
= 250% V FN
1100 menggunakan rumus sebesar 72 ampere,
I RAT seharusnya yang digunakan dalam
= 250% 220
perencanaan pengaman sirkit akhir
I RAT menggunakan MCCB sebesar 72 ampere.
= 12,5 A
4. Penghantar Sirkit Akhir
Arus sebesar 12,5 ampere ini adalah Besar luas penampang kabel tembaga
besar rating arus untuk pengaman seperti yang digunakan sebagai penghantar sirkit
MCB. Sehingga dengan melihat data akhir ini dapat ditentukan dengan mencari
perencanaan pada diagram satu garis dapat kemampuan hantar arus kabel terlebih
ditulis untuk tarikan pertama adalah dahulu yaitu :
sebesar 10 A. Tetapi dalam perhitungan
menggunakan rumus diatas didapat IN I PhTertinggi 125
= ( +
sebesar 12,5 A, dalam menggunakan MCB
tidak terdapat MCB sebesar 12,5 A namun I Ph 2 I Ph 3
sebesar 16 A. Jadi seharusnya +
menggunakan MCB sebesar 16 A, bukan I N =
sebesar 10 A.

3. Pengaman Sirkit Akhir


Besar pengaman terhadap arus lebih
yang rencana akan digunakan dalam sirkit
( 5284
220
125 )+
2666 4014
+
220 220
akhir di dalam panel, dapat ditentukan I N =
dengan mencari arus nominalnya terlebih 60 ampere
dahulu yaitu :

I PA I NTertinggi IN2 Dengan kemampuan hantar arus


=( 250%) + sebesar 60 ampere tersebut, besar luas
IN3 penampang dapat ditentukan dengan
+ melihat tabel yang ada didalam PUIL 2000
dan brosur kabel metal sesuai standar SNI.
I PA
= ( 2600
220
250 )
+
IN2
+
Sehingga pada diagram satu garis dapat
ditulis bahwa penghantar sirkit akhir yang
akan menjadi sisi incoming panel adalah
IN3 dengan kabel tembaga yaitu NYY 4 10
2
m m . Pada tabel perencanaan
penghantar sirkit akhir menggunakan
1100 1100 836 800 660 600 414 400 400 400 324 2
I N 2= + + + + + + kabel
+ tembaga
+ + 4 + 240 m m , itu
220 220 220 220 220 220 220 220 220NYY
220 220
dikarenakan sisi incoming panel
IN3 Basemant, panel lantai 1, dan panel lantai
=
2 merupakan satu tarikan kabel.
286 252 250 250 250 216 216 200 150 150 108
+ + + + + + + + Kabel
5. + Pentanahan
+
220 220 220 220 220 220 220 220 220 220
Besar 220 penampang
luas kabel
pentanahan yang digunakan sebagai
I PA pentanahan panel ini dapat ditentukan
= 72 ampere
dengan melihat besarnya kabel penghantar
pada sirkit akhir yang menjadi sisi
Arus sebesar 72 ampere ini adalah incoming panel yaitu :
hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus diatas, sedangkan dari data A GND A FEEDER
perencanaan menggunakan MCCB sebesar = 50%
50 ampere. Jadi hasil perhitungan
A GND 10 m m2 bangunan hotel yang baru beroperasi
= 50%
sehingga belum banyak beban yang
A GND 2 terpakai, serta pengambilan data yang
=5m m hanya lantai basemant sampai lantai 5 saja
karena lantai 6 smpai lantai 11 belum
Besar luas penampang dapat cocok selesai dikerjakan. hasil pembagian beban
dan lazim digunakan dapat ditentukan yang tidak seimbang antar fasa R, S dan T
dengan melihat tabel yang ada di dalam pada lantai basemant sampai lantai 5, itu
PUIL 2000. Sehingga pada diagram satu dikarenakan pada perencanaan pembagian
garis dapat ditulis bahwa kabel pentanahan beban dan pengelompokan beban tidak
yang akan menjadi grounding dari panel merata antar fasa seperti pengelompokan
adalah dengan kabel grounding BC 6 m beban stop kontak, lampu
m
2 emergency.Untuk instalasi listrik hasil
. Sedangkan pada tabel perencanaan perhitungan Tarikan Kabel, Pengaman
2 Arus Lebih, Pengaman Sirkit Akhir,
menggunakan kabel BC 70 m m Penghantar Sirkit Akhir dan Kabel
dikarenakan ukuran kabel yang besar. Pentanahan berbeda dengan hasil
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perencanaan itu dikarenakan perencanaan
gambar 7. dibawah ini. merencanaakan 1 tarikan Kabel Feeder
untuk 3 Panel. Sehingga kabel yang
digunakan, MCCB dan Kabel Grounding
yang digunakan ukuran yang besar.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisa terhadap data-data dari penelitian
Pada Hotel Golden Tulip, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam Pembagian Beban harus dibagi
dan dikelompokan secara merata
antara beban yang selalu digunakan
atau standby dengan beban yang
digunakan tidak standby seperti,
lampu emergency dan stop kontak
yang terhubung ke fasa R, S, dan T.
Agar didapatkan pembagian beban
yang seimbang.

2. Dari data hasil


pengukuran di Hotel Golden Tulip
Pontianak didapatkan data
pengukuran yang tidak seimbang
pada Lantai Basemant, Lantai 1,
Gambar 7. Diagram Satu Garis Lantai Lantai 2, Lantai 3, Lantai 4, dan
Basemant Lantai 5. Itu disebabkan karena
pengelompokan beban yang tidak
D. Analisa merata atau tepat, antara beban yang
Dari hasil analisa perhitungan digunakan standby dengan tidak
pembagian beban dan instalasi listrik pada standby dalam tiap fasa.
hotel golden tulip di kota pontianak
3. Dari hasil perhitungan
pengambilan data langsung pada saat
didapat hasil perhitungan Pengaman
beban tidak penuh itu disebabkan
Arus Lebih, Pengaman Sirkit Akhir,
Penghantar Sirkit Akhir, dan Kabel [6] Lumbanraja, Hotdes. 2008.
Pentanahan berbeda dengan hasil Pengaruh Beban Tidak Seimbang
Perencanaan. Itu dikarenakan 1 Terhadap Efesiensi Transformator
tarikan Feeder untuk 3 panel yang Tiga Fasa Hubungan Open Delta.
berada pada Lantai Basemant, Lantai [7] Persyaratan Umum Instalasi
1, dan Lantai 2. Sama halnya dengan Listrik (PUIL), Yayasan PUIL
Panel Lantai 3, Lantai 4, dan Lantai 5, 2000.
cuma 1 tarikan Feeder. Khusus untuk [8] Badaruddin. 2012. Pengaruh
beban AC tidak dilakukan Ketidakseimbangan Beban
perhitungan karena mempunyai panel
Terhadap Arus Netral dan Losses
pembagian beban tersendiri.
Pada Trafo Distribusi Proyek
4. Untuk Efesiensi Rusunami Gading Icon.
penyaluran daya listrik dapat Universitas Mercu Buana.
dilakukan 1 tarikan Feeder langsung [9] Ismansyah. 2009. Perancangan
menuju per Panel / Lantai. Agar Instalasi Listrik Pada Rumah
ketika terjadi gangguan pada Lantai dengan Daya Listrik Besar.
Basemant tidak berakibat pada Lantai Universitas Indonesia. Depok.
1 dan Lantai 2. Begitu juga dengan
lantai 3 ketika terjadi gangguan tidak
berakibat pada lantai 4 dan lantai 5. BIOGRAFI

Edi Ridwan, lahir


B. Saran
Melalui tugas akhir ini penulis di Sambas (Kab.
menyampaikan kepada pihak pengelola Sambas),
dalam hal ini yaitu Hotel Golden Tulip Kalimantan Barat,
Pontianak disarankan agar seharusnya Indonesia, pada
reseptionis atau petugas hotel mengetahui tanggal 16 April
pembagian beban fasa R, S dan T pada 1989. Memperoleh
setiap kamar hotel untuk menjaga gelar Sarjana dari
keseimbangan beban. Program Studi Teknik Elektro
REFERENSI
Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Indonesia, 2015.
[1] Suswanto, Daman. 2009. Sistem
Distribusi Tenaga
Listrik,Universitas Negeri Menyetujui,
Padang. Pembimbing Utama,
[2] Suryadi, Roni. 2012. Penyediaan
Daya Generator Set Serta Kualitas
Penyaluran Energi Listrik Di
Restaurant Mc. Donalds
Tasikmalaya.Universitas Siliwangi Dr. Ir. H. M. Iqbal Arsyad, MT.
Tasikmalaya. NIP. 19660907 199203 1 002
[3] Sirait, Bonar.2012. Sistem
Distribus. Universitas Tanjungpura
Pontianak.
[4] Suharno, Dedi. 2003. Teori Pembimbing Pembantu,
Rangkaian Listrik, Polban.
[5] M. Basri, Hasan. 2008. Rancangan
Bangun Diagram Satu Garis
Rencana Sistem Distribusi Tenaga
Listrik Di Gedung Bertingkat. Ir. Abang Razikin, MT.
Universitas Indonesia. NIP. 19550125 198303 1 003

Vous aimerez peut-être aussi