Vous êtes sur la page 1sur 9

Nama : Bima Indra

NIM : 04011181419208
Kelas : Beta 2014

ANALISIS MASALAH
1. Sabrina usia 20 bulan dibawa ke puskesmas karena belum bisa duduk. Sabrina baru
bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala bisa berdiri tegak
selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa bicara, baru
mengoceh ya-ya dan ma-ma, sering tidak menoleh jika dipanggil. Sabrina belum bisa
memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke mulut dan bertepuk tangan.
b. Bagaimana milestone perkembangan yang normal? (usia pada kasus)
2. Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke bidan 3
kali. Lahir spontan pada usia kehamilan 36 minggu, ditolong bidan, pecah ketuban
beberapa saat sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis, menangis
lebih kurang 10 menit. Berat badan lahir 2100 gram, panjang badan tidak diukur.
Dirujuk diruang perinatal RSMH karena susah bernafas dan dirawat selama
seminggu. Saat dirawat anak mengalami kuning dan diterapi sinar, tidak pernah
kejang.
c. Bagaimana hubungan lahir tidak langsung menangis dengan keluhan
sabrina?
Sabrina tidak menangis spontan, apabila tidak diresusitasi, 10 menit bayi
tidak bernapas dan juga lamanya waktu di Unit Perawatan Intensif
Neonatus juga menjadi faktor resiko terjadinya kerusakan otak. Bayi
prematur juga berespon paradoks terhadap hipoksia berupa terjadinya
apnea dibanding takipnea.

1. Cardiac output is maintenaned early, but changes radically


2. Selective vasocontrictor to gut, kidneys, muscles and skin
3. Pulmonary blood flow by hypoxia and asidosis
4. Respiration center is depressed
5. Severe stage of asphyxia O2 to the heart & brain myocardial
function O2 to the vital organ & brain injury

3. Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT, Hepatitis B dan
HiB 4x, dan campak 1x pada usia 10 bulan.
a. Apa saja imunisasi (usia dan jenis imunisasi) yang diperlukan pada anak
menurut IDAI?
4. Sabrina masih mendapat ASI, diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang seling
dengan ASI. Sekarang makan nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.
a. Bagaimana peran dari orang tua terhadap tumbuh kembang anak? (sesuai
kasus)
Orang tua berperan dengan cara:
Asuh:
Nutrisi adekuat & seimbang
Perawatan kesehatan dasar ( imunisasi, penimbangan, deteksi dini,
pengobatan dini)
Pakaian yang layak, bersih & aman
Perumahan yang layak & sehat
Higiene & sanitasi lingkungan
Kesehatan / sosek orangtua
Kesegaran jasmani, olah raga, rekreasi
Sarana kesejahteraan, kesehatan, pendidikan
Asah:
Diperlukan seawal & sedini mungkin, terutama sp usia 4 5 tahun
Berupa latihan, bermain, pendidikan
Sesuai umur dan kemampuan anak
Stimulasi Psikomotor, bahasa, sosial emosional, kecerdasan
Bisa informal, formal, nonformal
Asih:
Kasih sayang orang tua
Rasa aman
Harga diri
Kebutuhan akan sukses
Mandiri
Dorongan
Kesempatan dan pengalaman
Rasa memiliki

e. Bagaimana perkembangan oromotor normal pada usia 20 bulan?

5. Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, LK 42 cm,. Tidak ada gambaran
dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum kepada periksa.
Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapkan ya-ya ma-ma, dan menoleh ketika
dipanggil dengan suara keras. Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa
detik. Belum bisa mengambil dan memegang kubus.
c. Apa saja aspek perkembangan yang terganggu terkait kasus?
Tidak mau tersenyum kepada periksa, tidak bisa bicara, bisa
mengucapkan ya-ya ma-ma, dan menoleh ketika dipanggil dengan
suara keras: Gangguan Aspek Bahasan dan komunikasi
Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik:
Gangguan aspek motorik kasar
Belum bisa mengambil dan memegang kubus: Gangguan aspek
motorik halus

6. Keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk, gerak kurang, dengan kekuatan 3.
tonus meningkat, refleks fisiologis meningkat, refleks babinsky (+), tidak ada reflkes
moro dan refleks menggenggam. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Tidak ada
kelainan antomi pada anggota gerak. Hasil pemeriksaan KPSP usia 18 bulan
didapatkan tidak ada yang bia dilakukan sabrina
b. Bagaimana cara pemeriksaan KPSP? (Dan makna klinis kasus)
Cara menggunakan KPSP :
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang
digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9
bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi
3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah
bayi makan kue sendiri?
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda
terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-
lahan ke posisi duduk
Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau
ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.
Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP


Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)


Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah
mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari
yang terarah.
Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)


Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan
anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama
pada saat anak pertama dinilai.
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa
semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8
YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali
gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9
bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban
YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan
fasilitas klinik tumbuh kembang
f. Edukasi

7. Aspek Klinis
b. Algoritma penegakan diagnosis

e. Epidemiologi

i. Manifestasi klinis
Anak tidak mampu mencapai milestone perkembangan yang sesuai
dengan usianya
l. Pencegahan dan edukasi

o. SKDI
2, Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.

Vous aimerez peut-être aussi