Convulsion: An abnormal, involuntary contraction of the muscles most typically seen with

certain seizure disorders. The term convulsion is sometimes used as a synonym for seizure, but not
all seizures are characterized by convulsions. A person having convulsions appears to be shaking
rapidly and without control. Other possible causes of convulsions include fever, meningitis, drug or
alcohol abuse, poisoning, hypoglycemia, and head injury. Convulsion: An abnormal, involuntary
contraction of the muscles most typically seen with certain seizure disorders. The term convulsion is
sometimes used as a synonym for seizure, but not all seizures are characterized by convulsions. A
person having convulsions appears to be shaking rapidly and without control. Other possible causes
of convulsions include fever, meningitis, drug or alcohol abuse, poisoning, hypoglycemia, and head
injury.

A laceration is a wound that is produced by the tearing of soft body tissue. This type of wound is
often irregular and jagged. A laceration wound is often contaminated with bacteria and debris from
whatever object caused the cut. A laceration is a wound that occurs when skin, tissue, and/or muscle
is torn or cut open. Lacerations may be deep or shallow, long or short, and wide or narrow. Most
lacerations are the result of the skin hitting an object, or an object hitting the skin with force.
Laceration repair is the act of cleaning, preparing, and closing the wound.

Minor lacerations (shallow, small, not bleeding, and clean) may not require medical attention.
Antibiotic ointment and a bandage may be all that is needed. However, most lacerations do require
repair.

Cleaning and preparing a laceration for repair is crucial for preventing infection and reducing the
appearance of scaring. Cleaning not only washes away dirt, but also removes the germs that could
trigger infection. Cleaning is done in the same manner regardless of the technique that will be used for
wound closure. Preparation is done to even out jagged edges so that scarring may be less noticeable.
Preparation is done as needed.

Psikrometrik adalah bidang yang mempelajari tentang bagaimana menentukan sifat-sifat fisis dan
termodinamika suatu gas yang didalamnya terdapat campuran antara gas-uap. Sebagai contoh adalah
menentukan sifat-sifat dari campuran udara dan uap air. Adapun sifat-sifat tersebut anatara lain: Dry Bulb
Temperature, Wet Bulb Temperature, Dew Point, Relative Humidity, Humidity Ratio, Enthalpy, Volume
Spesific.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sitat-sifat tersebut:
Dry Bulb temperature (DBT), yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb
dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang
diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin
mengukur suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb
thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam
thermometer mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini
yang di konversika dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).
Wet Bulb Temperature (WBT), yaitu suhu bola basah. Sesuai dengan namanya wet bulb, suhu ini
diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan
kain yang telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.

Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk
menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada
dalam thermometer.
Untuk menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu kolam dengan
panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian udara dialirka melalui permukaan air. Dengan adanya
perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka terjadilah penguapan. Udara menjadi jenuh diujung
kolam air tersebut. Suhu disinilah yang dinamakan Wet Bulb temperature.
Untuk mengukur dua sifat (Dry dan Wet bulb temperature) ini sekaligus biasanya menggunkan alat yang
namanya sling, yaitu dua buah thermometer yang di satukan pada sebuah tempat yang kemudian tempat
tersebut dapat diputar. Satu thermometer biasa dan yang lainnya thermometer dengan bulb diselimuti
kain basah

Dew Point, yaitu suhu dimana udara telah mencapai saturasi (jenuh). Jika udara tersebut mengalami
pelepasan kalor sedikit saja, maka uap air dalam udara akan mengembun.

Humidity Ratio (w), yaitu ukuran massa uap air yang ada dalam satu satuan udara kering (Satuan
International: gram/kg).

Relative Humidity (RH), Perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi mol udara basah pada suhu
dan tekanan yang sama (satuannya biasanya dalam persen (%)).

Volume Spesifik (v), yaitu besarnya volume udara dalam satu satuan massa. (SI: m3/kg)

Enthalpy (h), yaitu banyaknya kalor (energy) yang ada dalam udara setiap satu satuan massa. Enthalpy
ini merupakan jumlah total energi yang ada dalam udara terebut, baik dari udara maupun uap air yang
terkandung didalamnya.
People are most comfortable whenever the relative humidity level is around 45 percent
says HowStuffWorks. A level of 100 percent humidity means that the air is saturated
with water vapor and unable to hold more. When this happens, perspiration cannot
evaporate into the air, making people feel hotter. High humidity is generally regarded as
the dew point temperature being at or only a few degrees below the measured air
temperature. Dew point is the temperature at which water vapor condenses on
surfaces, such as when morning dew condenses on grass. Humidity measures the
amount of water in the air; specifically the amount compared to the maximum amount.
The higher the air temperature, the more water can be contained in the air. There are
two ways in which the relative humidity can increase with all other variables remaining
equal. First, the temperature can drop while the water content remains the same. The
second way humidity can increase is if water is absorbed into the air while the
temperate remains the same.

High humidity can cause discomfort for humans; it prevents efficient evaporation of
sweat, which can cause issues with keeping cool. For plants, high humidity can interfere
with transpiration, evaporation from leaves and stems, and cause overheating similar to
what humans experience. High humidity can also foster diseases in plants, particularly
fungi and molds that thrive in high-humidity environments.

Low humidity can also cause issues; humans may not recognize that they are sweating
and become dehydrated. Some harvested fruits require high humidity to prevent
shriveling.