Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1 2
Bachtiar Wahyu Mutaqin , Bagus Rahmattullah Dwi Angga
1
Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro, Semarang
1 2
bachtiar.wahyu@ma il.ugm.ac.id, bagz_my@yahoo.com
ABSTRAK
Kawasan perairan Jepara digunakan sebagai objek kajian penelitian karena mengalami dampak
yang cukup signifikan akibat adanya air buangan limbah dari PLTU Tanjung Jati B Jepara. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aspek sebaran suhu permukaan laut secara spasial akibat air buangan limbah
PLTU Tanjung Jati B Jepara. Integrasi aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Klasifikasi terselia (supervised classification) dilakukan terhadap
citra satelit Landsat
8 dengan mengoptimalkan saluran TIR 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan laut
o
di perairan Jepara mencapai 34 C pada outlet PLTU Tanjung Jati B Jepara dan mempunyai arah sebaran ke
barat daya yang dipengaruhi oleh angin timur dengan jarak 6,6 km dari outlet dan mempunyai suhu permukaan
o
laut rata-rata 31,1 C. Sedangkan wilayah perairan yang tidak terpengaruh oleh akivitas PLTU Tanjung Jati B
o
Jepara mempunyai suhu permukaan laut rata-rata 30.5 C.
Kata kunci: suhu permukaan laut, landsat, PLTU,
Jepara
PENDAHULUAN
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia merupakan salah satu
upaya untuk memenuhi kebutuhan utama masyarakat, yaitu ketersediaan listrik. Adanya
aktifitas PLTU di wilayah kepesisiran akan berpengaruh terhadap dinamika parameter hidro-
oseanografi. Hal tersebut disebabkan karena aktifitas PLTU menghasilkan limbah panas dan
langsung dibuang ke badan air. Pembuangan air limbah secara langsung dalam jumlah besar tanpa
melalui proses pendinginan ke wilayah perairan akan mengakibatkan perubahan kualitas perairan,
terutama suhu permukaan laut (SPL).
Suhu permukaan laut mempunyai karakteristik yang berbeda dengan suhu permukaan tanah.
Suhu permukaan laut dan samudra mempunyai karakteristik suhu yang homogen secara spasio
temporal yang disebabkan karena kapasitas panas yang besar dan proses pencampuran yang efisien
di lapisan homogen laut (Subrahamanyam, 2003). Berdasarkan Nontji (1987), suhu permukaan laut
o o
di perairan Indonesia berkisar antara 28 C - 31 C, namun pada beberapa wilayah di sekitar
o
pembuangan limbah industri maupun pembangkit listrik suhu permukaan laut dapat mencapai 37 C.
Aktifitas PLTU Tanjung Jati B yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang,
Kabupaten Jepara sejak tahun 2006 berpotensi untuk mempengaruhi dinamika parameter oseanografi
khususnya suhu permukaan laut. PLTU Tanjung Jati B yang beroperasi sejak Tahun 2006
membutuhkan air pendingin dari laut yang digunakan sebagai pendingin kondesor. Air laut yang
digunakan sebagai pendingin kondensor dialirkan kembali ke laut dengan suhu relatif tinggi
sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18
Tahun
2011 tentang Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut PT Central Java Power (PLTU Tanjung Jati B
Unit 3 dan 4 Jepara). Air buangan limbah PLTU atau air bahang berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup (2009) adalah air limbah dari sumber proses pendinginan yang menggunakan air
laut sebagai air baku yang dialirkan satu kali lewat melalui kondensor menuju badan air / laut. Air
bahang yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mempengaruhi perubahan suhu permukaan laut dan
kestabilan ekosistem di wilayah perairan sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa spasial sebaran suhu permukaan laut akibat
air buangan limbah PLTU dengan mengoptimalkan saluran TIR 10 pada citra satelit Landsat 8.
Landsat 8
Operasional Land Imager (OLI) dan Sensor Inframerah Termal (TIRS) terdiri dari sebelas band
yang
disajikan pada Tabel 1.
STUDI AREA
Penelitian ini dilakukan di wilayah perairan sekitar PLTU Tanjung Jati B yang terletak di Desa
Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara (Gambar 1). Pemilihan lokasi didasarkan pada
daerah yang terpengaruh oleh air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara, ketersediaan data primer citra
Landsat 8 pada Tanggal 24 Juni 2013 dengan batasan daerah sekitar PLTU Tanjung Jati B
Jepara yang mempunyai koordinat outlet PLTU pada lintang 626'30.38"LS dan bujur
11045'0.34"BT.
L = MLQcal + AL (1)
2
L = TOA spectral radiance/ radiasi spectral (Watts/( m .srad.m))
ML = Band-spesifik faktor rescaling perkalian dari metadata
dimana 10(RADIANCE_MULT_BAND_10,
adalah nomer band)
AL = Band-spesifik faktor rescaling aditif dari metadata
(RADIANCE_ADD_BAND_10, dimana 10 adalah nomer band)
Qcal = produk standar piksel yg dikuantisasi dan dikalibrasi (DN)
Dimana:
T = Temperatur dalam Celcius
K2 = Konstanta Kalibrasi 2 (1282,71 Kelvin)
K1 = Konstanta Kalibrasi 1 (666,09 watts /
L (meter2.ster.m)
2
= Radiasi Spektra dalam watts / (meter .ster. tm)
TR= Tk. (3)
Dimana:
TR = suhu radiasi dalam Celcius
= Emisivitas, dimana dalam perhitungan praktis nilai 0,95 dapat digunakaan sebagai
rata-rata
Tk = suhu kinetik dalam Celcius
Dalam kegiatan analisa, data tersebut diolah lebih lanjut dan ditampilkan dalam peta sehingga
perubahan-perubahan parameter oseanografi yang mempengaruhi penyebaran suhu permukaan laut
dapat diamati. Untuk melihat pola penyebaran suhu per mukaan laut perairan Tanjung Jati
Jepara, maka dibuat kontur permukaan laut untuk melihat pergerakan suhu di permukaan dan
arah arus permukaan.
Data suhu permukaan laut dianalisis secara digital dan visual. Analisis digital dilakukan pada
citra satelit Landsat 8 dan secara visual dilakukan terhadap pola distribusi suhu permukaan laut yang
dibuat dalam bentuk peta. Untuk data citra satelit Landsat 8 penampakan permukaan laut
berupa
gambar yang mena mpilkan suhu permukaan laut secara jelas dengan pemberian urutan warna
(pallete). Hasil akhir dari pengolahan data penginderaan jauh adalah perpaduan antara ta mpilan
citra sebaran suhu per mukaan laut yang dilengkapi dengan nilai kisaran untuk setiap warna.
Gambar 2. Citra Landsat 8 TIR band 10 dan nilai suhu permukaan laut
Wilayah perairan yang terpengaruh air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara mempunyai
o o 2
kisaran suhu permukaan laut antara 31 C - 33 C dengan luasan area mencapai 21,16 km . Sedangkan
wilayah perairan yang tidak terpengaruh oleh akivitas PLTU Tanjung Jati B Jepara mempunyai suhu
o o
permukaan laut antara 29 C - 30 C (Gambar 3). Berdasarkan Keputuan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut menyebutkan bahwa kenaikan temperatur
o
air yang digunakan dalam proses industri mempunyai batas maksimal 2 C. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengukuran langsung pada beberapa lokasi untuk memverifikasi data lapangan
dikarenakan hasil analisis citra satelit menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu air laut.
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di perairan sekitar PLTU Tanjung Jati B Jepara
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
o
1. Suhu permukaan laut di perairan Jepara mencapai 34 C pada outlet dan semakin berkurang ke
o o
arah barat daya sejauh 6,6 km dengan kisaran suhu 31 C - 33 C dengan luasan area mencapai
2
21,16 km .
2. Sebaran suhu permukaan laut akibat air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara dipengaruhi oleh
arah dan kecepatan angin yang mempengaruhi arus serta tidak adanya resirkulasi air pendingin.
3. Perlu dilakukan pengukuran lapangan untuk memverifikasi hasil pengolahan citra satelit terkait
dengan baku mutu air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Keputuan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Laut. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Air
Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal. Jakarta.
Republik Indonesia. 2011. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut PT Central Java Power (PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4
Jepara). Jakarta.
Subrahamanyam, Bala. 2003. Observation and Modeling Studies of the Marine Atmospheric Boundary Layer.
Grin Verleg, Noorderstandt Germany.
USGS. 2013. Landsat 8 Science Data Users Handbook, Amerika Serikat.