Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah
dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000.
Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai
80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael, 2001).

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi
menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5%
dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia
(Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya
tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang 1-2
bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah
menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),

vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis


intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh,
2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak
dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama
dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan
dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil
surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku,
Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara
Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang ada
di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah
lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi yang
ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi
polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah
munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat ini
kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian luar biasa
di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung
rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.
Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara
langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi
terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat
seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir
dengan kematian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1 Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blog-indonesia, 2008).

2.1.2 Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja yaitu:

2.1.2.1 Kekebalan aktif


Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat
bertahan lama.
a) Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang
campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
b) Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak
diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.

2.1.2.2. Kekebalan pasif


Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan,
sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a) Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5
bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b) Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolakan.

2.1.2. 3 Tujuan Pemberian Imunisasi


a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang
dapat menimbulkan cacat atau kematian.

2.1.2.4 Syarat Pemberian Imunisasi


a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan

2.1.2.5 Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:


Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
adalah sebagai berikut :
a. TBC
b. Polio myelitis (kelumpuhan)
c. Difteri
d. Pertusis
e. Tetanus
f. Hepatitis
g. Campak

2.1.2.6 Macam-macam Imunisasi


Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang diantaranya adalah :

BCG
a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan
yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita
penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
b) Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
c) Kontra indikasi :
- Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
- Anak yang telah menderita penyakit TBC.
d) Efek samping
- Reaksi normal
(1) Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
(2) Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka tersebut
dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
(3) Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan
diametr 5-7 mm.
- Reaksi berat
(1) Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
(2) Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.

DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)


a) Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus.
b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar
c) Kontra indikasi :
- Panas diatas 38 C
- Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas
tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
d) Efek samping :
- Reaksi lokal
(1) Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam ringan
selama 1-2 hari.
(2) Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan sembuh
dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.

- Reaksi Umum
(1) Demam tinggi, kejang dan syok berat.
(2) Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu
konsultasi pada bidan atau dokter.

Hepatitis B
a) Gunanya : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis
b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar
c) Kontra indikasi : tidak ada
d) Efek samping : Pada umumnya tidak ada

Polio
a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
b) Cara pemberian : Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes
c) Kontra indikasi:
- Anak menderita diare berat
- Anak sakit panas
d) Efek samping :
- Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak
ringan.
- Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak
dan tertular kasus polio orang dewasa.
- Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.

Campak
a) Gunakan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
b) Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
c) Kontra indikasi :
- Panas lebih dari 38C
- Anak yang sakit parah
- Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
- Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
- Riwayat kejang demam
d) Efek samping :
- Panas lebih dari 38C
- Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12
- Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini
jarang terjadi.

2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi


Tabel 2.3
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
No Jenis Jadwal
1 BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
2 DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
3 Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
4 Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
5 Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)
2.3 Faktor yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar
Lengkap
2.3.1 Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat
pengetahuan semakin tinggi.

2.3.2 Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk memahami sesuatu.

2.3.3 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup
maupun lahir mati. Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
wanita, karena semakin tinggi paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan
ibu.

Vous aimerez peut-être aussi