Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi di Indonesia sudah membudaya sejak dulu, sebelum dan
sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era
Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi,
namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Periodisasi korupsi di
Indonesia secara umum dapat dibagi dua, yaitu periode pra kemerdekaan
dan pasca kemerdekaan (Amin Rahayu).
Pada dasarnya korupsi merupakan perilaku yang dimunculkan oleh
individu secara sadar dan disengaja. Secara psikologis terdapat beberapa
komponen yang menyebabkan perilaku tersebut muncul. Setiap perilaku
yang dilakukan secara sadar berasal dari potensi perilaku (perilaku yang
belum terwujud secara nyata), yang diistilahkan dengan intensi (Wade dan
Tavris: 2007). Potensi intensi perilaku tersebut adalah sikap, yang terdiri
dari tiga faktor yaitu kognisi, afeksi dan psikomotor, di mana ketiganya
bersinergi membentuk suatu perilaku tertentu (Azwar: 2006).
Dengan demikian, perilaku korupsi/anti-korupsi yang dimunculkan
oleh individu didasari oleh adanya intensi perilaku korupsi/anti-korupsi
yang didalamnya terjadi sinergi tiga faktor kognisi, afeksi dan
psikomotorik.
Kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio (Fockema
Andrea : 1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary : 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere,
suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian
dikenal istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis) dan
corruptie/korruptie (Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk,
jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi

Pendidikan Anti Korupsi | 1


menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi
dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di
bawah kekuasaan jabatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi dan anti korupsi?
2. Bagaimana pengamatan/observasi kasus?
3. Bagaimana hasil wawancara/investigasi dari kasus?
4. Bagaimanan peninjauan ulang kasus?
5. Bagaimana hasil akhir kasus yang sedang diinvestigasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertia korupsi dan anti korupsi
2. Untuk mengetahui pengamatan/observasi
3. Untuk mengetahui hasil wawancara/investigasi
4. Untuk mengetahui peninjauan ulang
5. Untuk mengetahui hasil akhir kasus

D. Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dijadikan sumber nilai dan pedoman bagi
masyarakat Indonesia terutama generasi muda agar terhindar dari tindak
korupsi.
2. Mahasiswa mampu mendeteksi adanya tindak korupsi dan mampu
mencegah dirinya sendiri agar tidak melakukan tindak korupsi.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan negara atau

Pendidikan Anti Korupsi | 2


perekonomian Negara. Dengan kata lain, anti korupsi merupakan sikap
atau perilaku yang tidak mendukung atau menyetujui terhadap berbagai
upaya yang dilakukan oleh seseorang atau korporasi untuk merugikan
keuangan Negara yang dapat menghambat pelaksanaan pembangunan
nasional.
Untuk mendukung upaya atau tindakan anti korupsi melalui UU
Republik Indonesia Tahun 2002 dibentuklah Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Selain itu ada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
sangat peduli terhadap pemberantasan korupsi, seperti Masyarakat
Transparansi Indonesia atau juga Lembaga Pemantauan Kekayaan Negara.

B. PENGAMATAN/ OBSERVASI
Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami kurang lebih satu
bulan kami mencurigai bahwa adanya korupsi atau pemungutan liar
dikampus khususnya di pos satpam.
Pada pengamatan minggu pertama kelompok kami mengamati pos
satpam yang berada di gedung baru atau gedung K. Dimana kami
mengamati ada dua penjaga atau satpam yang bertugas disana sesuai
jadwal yang ditentukan di pos induk. Disana pos satpam bertugas menjaga
area disekitar tetapi di pos satpam yang berada digedung baru tidak ada
aktivitas penerimaan barang atau paket. Dahulu semua paket bisa ditaruh
di semua pos satpam atau pos jaga. Namun ada kejadian yang tidak di
inginkan yaitu kebobolan paket sehingga kerugian dalam hal tersebut
ditanggung oleh pihak penjaga. Belajar dari pengalaman tersebut maka
sekarang semua paket ditaruh atau diterima di pos garuda atau pos induk.
Pada minggu kedua kami mengamati pos satpam yang berada di
asmara akademi kebidanan. Disana kami melakukan wawancara dengan
satpam yang ada disana. Seperti hasil dari pengamatan kami degedung K,
dipos akbid tersebut juga tidak ada aktivitas penerimaan paket. Tetapi di
pos tersebut bisa untuk penitipan berupa makanan atau perlengakapan
untuk anak asrama dan disana tidak ada pemungutan biaya.
Pada minggu ketiga kami mengamati pos induk atau pos garuda
yang dicurigai adanya tindak korupsi atau pemungutan liar.

Pendidikan Anti Korupsi | 3


C. HASIL WAWANCARA (INVESTIGASI)

Setelah kami melakukan wawancara dengan salah satu satpam di


pos garuda, beliau ialah ketua satpam di Universitas Ngudi Waluyo.
mengenai kecurigaan kami tentang adanya pemu ngutan liar atau korupsi
ketika mengambil barang atau paket hasilnya adalah salah. Ketika
mahasiswa mengambil paket atau barang biasanya semua paket diterima
lewat pos satpam induk atau pos garuda dan selanjutnya mahasiswa akan
dihubungi lewat sms oleh satpam yang bertugas. Mahasiswa diajak untuk
partisipasi guna membeli pulsa dan peralatan untuk menulis paket. Bukan
hanya mahasiswa saja tetapi dosen-dosen atau staf karyawan di UNW juga
sering menitipkan atau mengirim paket atau surat dipos satpam. Untuk
dosen sendiri ada yang mengeluarkan uang atau sumbangan dan ada juga
yang tidak. Karena dari pihak satpam sendiri merasa sungkan karena
sama-sama karyawan di Universitas Ngudi Waluyo.

Barang yang diterima di penitipan pos satpam bukan hanya barang-


barang seperti baju, sepatu, tas dan lain-lain. Tetapi disana menerima
paketan seperti makanan dan barang-barang dalam jumlah besar.

Pengamanan dan penerimaan di pos satpam selama 24jam. Barang


atau paketan yang ada bisa diambil dengan cara membawa barang bukti
seperti kwitansi.

D. PENINJAUAN ULANG
Setelah kami mewawancarai salah satu petugas dan mendapatkan
hasil seperti dalam hasil wawancara kemudian kami melakukan dan
memastikan apakah yang dikatakan oleh salah satu petugas pos satpam
benar atau salah. Kami mencoba mengirim barang ke pos satpam dan salah
satu dari kelompok kami mengambil barang dipos satpam alhasil setelah
barang diambil kita dimintai partisispasi berup uang. Setiap waktu yang
bertugas menjaga berganti-ganti petugas sehingga terkesan dimintai secara

Pendidikan Anti Korupsi | 4


paksa sesuai petugas yang berjaga. Tetapi kebanyakan dimintai partisipasi
secara halus dan sukarela.

E. HASIL AKHIR
Setelah kami melakukan peninjauan ulang maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa apa yang dikatakan oleh salah satu petugas pos satpam
itu benar. Uang partisipasi dari mahasiswa dalam pengambilan paket
digunakan untuk keperluan alat tulis seperti buku, bolfoin, spidol dan
pulsa. Sehingga tidak ada tindak korupsi yang berlangsung di pos satpam
Universitas Ngudi Waluyo.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan selama satu bulan tentang
kecurigaan adanya pemungutan liar atau kecurigaan adanya korupsi dipos
satpam universitas ngudi waluyo sehubungan dengan adanya kompen sasi
dalam pengambilan paket. Dari hasil wawancara yang dilakukan
kelompok, dugaan atau kecurigaan adanya korupsi ini salah, uang
kompensasi atau uang partisipasi ini tidak digunakan secara pribadi namun
digunakan untuk membeli alat yang diperlukan oleh satpam dalam
mengelola paket, seperti spidol, buku, solatip, bolfoin dan lainnya
dikarenakan dari pihak kampus tidak memberikan uang khusus mengelola

Pendidikan Anti Korupsi | 5


paket sehingga dari satpam sendiri ini siatif meminta uang partisipasi
seikhlasnya agar pengelolaan paket lebih efektif dan tidak ada kekeliruan
dalam pemerimaan atau pengambilan paket.

B. Saran
Uang partisipasi ini memang dalam kenyataan tidak digunakan
secara pribadi oleh satpam namun sebaiknya satpam lebih terbuka dalam
arti tujuan dari permintaan uang partisipasi ini jelas agar tidak
menimbulkan prasangka adanya tindak korupsi sehingga dengan adanya
keterbukaan mahasiswa akan lebih menyadari untuk memberikan uang
prtisipasi dan akan lebih ikhlas ketika seseorang memberi dengan tujuan
yang jelas sehingga tidak timbul kecurigaan atau prasangka buruk.

Daftar Pustaka

Puspito Nanang. T, dkk. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta:Kemendikbud

Pendidikan Anti Korupsi | 6


Lampiran

Pendidikan Anti Korupsi | 7


Pendidikan Anti Korupsi | 8
Pendidikan Anti Korupsi | 9
Pendidikan Anti Korupsi | 10

Vous aimerez peut-être aussi