Vous êtes sur la page 1sur 20

MASA NIFAS

A. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari


persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil
kuran lebih selama 6-8 minggu. (Mochtar, 1998)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan


untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu

Masa nifas (puerperium) mulai setelah partus selesai dan berakhir


kira-kira setelah 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genitalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono,
2005)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sbelum
hamil berlangsung selama 6 minggu / 42 hari. (Eny & Diah, 2008)

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Tujuan asuhan masa nifas normal dibagi dua, yaitu :
Tujuan umum:
membantu ibu dan pasangannya, selama masa transisi awal
mengasuh anak. Tujuan khusus :
o Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya
o Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah,
mengobati / merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
o Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan
bayi sehat

C. Peranan dan Tanggung Jawab Bidan


Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah :
o Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
o Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
o Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
o Memulai dan mendorong pemberian ASI

D. Tahapan Masa Nifas


Nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
memiliki komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-
minggu, bulanan dan tahunan.

E. Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal


Paling sedikit kunjungan masa dilakukan 4 kali untuk menilai status ibu
dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi dalam masa nifas. Asuhan kunjungan masa nifas
normal, yaitu :
Kunjungan I : Asuhan 6-8 jam setelah melahirkan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Pemantauan keadaan umum ibu
c. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi (bounding attachement)
d. ASI eksklusif
Kunjungan II : Asuhan 6 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjaalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
Kunjungan III : Asuhan 2 minggu setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjaalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit

Kunjungan IV : Asuhan 6 minggu setelah persalinan


a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami
b. Memberikan konseling tentang KB secara dini, Imunisasi, senam
nifas dan tanda-tanda bahaya yang dialami ibu dan bayi

F. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Involusi uteri
Involusi atau pengeutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gr.
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira
2 cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama
dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat
1000 gr. Proses involusi uterus adalah :
Autolysis : merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterin
Atrofi jaringan : jaringan berpoliferasi dengan adanya estrogen
dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi
terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan
plasenta
Efek oksitosin (kontraksi) : intensitas kontraksi uterus meningkat
secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai
respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar.
Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat
dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan
membantu proses hemostatis
Perubahan uterus masa nifas

Involusi TFU Berat Diameter Palpasi cervik


uteri uterus uterus
Plasenta Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/lunak
lahir
7 hari Pertengahan 500 gr 7,5 cm 2 cm
(minggu
antara pusat
1)
dan syhmpisis
14 hari Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm
(minggu
2)
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit

b. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari
dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis/anyir seperti darah
menstruasi, lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya
infeksi. Proses keluarnya darah nifas / lochea terdiri atas 4 tahap :
Lochea Rubra / merah (kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.
Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan / laserasi plasenta. Muncul pada hari
ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.
Lochea Alba / putih
Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bias
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.
c. Cervik
Setelah persalinan bentuk cervik agak mengangan seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-
kadang terdapat perlukaan kecil, tangan masih bias masuk rongga
rahim. Setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada hari ke 7
hanya dapat dilalui 1 jari dan setelah minggu ke 6 postpartum
cervik menutup.
d. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara
bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormone
estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali setelah
minggu ke 4.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran
cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang
makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Agar BAB kembali teratur
diberikan diet atau makanan yang mengandung serat dan pemberian
cairan yang cukup. Bila usaha ini dalam waktu 2 atau 3 hari dapat
ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan
obat laksan yang lain.

3. Perubahan Sistem Perkemihan


Terkadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter
ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung
kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan
wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

4. Perubahan Sistem Muskuluskletal


Ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut
dan pulih kembali9 sehingga tidak jarang uterus kembali kebelakang
dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendor.
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan
distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat
hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendor untuk sementara.
Pemulihan dibantu dengan latihan / senam nifas.

G. Perawatan Pasca Persalinan


Mobilisasi
Karena lelah setelah bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selam
8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan atau kekiri
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan troemboemboli. Pada hari
ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 atau 5
sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi tersebut mempunyai variasi
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

Perawatan payudara (mamma)


Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai sejak wanita itu hamil
supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan
untuk menyusi bayinya. Ibu dianjurkan sekali untuk menyusui bayinya
karena sangta bik untuk kesehatan bayinya.

Laktasi
Untuk menghadapi masalah laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae, yaitu :
- Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan
lemak bertambah
- Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiverus yang disebut
kolostrum, berwarna kuning
- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas
- Setelah persalinan,pengaruh supresi estrogen dan progesterone
hilang, maka timbul pengaruh laktogenik (LH) atau prolaktin yang
akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga ASI
keluar. Produksi ASI akan meningkat setelah 2-3 hari pasca
persalinan.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai
efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI
merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,
menyusukan bayi sangat baik untuk menimbulkan rasa kasih sayang
antara ibu dan anaknya. Ibu dan bayi ditempatkan dalam satu kamar
(rooming in). keuntungan rooming in antara lain memudahkan
menyusukan bayi, setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi,
sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

Pemeriksaan Pasca Persalinan


Pemeriksaan postnatal antara lain meliputi :
a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dan lain-lain
c. Payudara : ASI dan putting susu
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rectum
e. Secret yang keluar, misalnya lochea, flour albus
f. Keadaan alat-alat kandungan

Nasehat untuk ibu Postnatal


a. Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan
b. Sebaiknya bayi disusui
c. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin
d. Untu kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya menggunakan KB
untuk menjarangkan anak
e. Bawalah bayi unuk memperoleh imunisasi

H. Komplikasi Pada Masa Nifas


1. Infeksi nifas
- Pengertian
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman kedalam alat-alat genitalia pada waktu persalinan dan
nifas.

- Etiologi
Berdasarkan masuknya kuman kedalam alat kandungan
Ektogen (kuman datang dari luar)
Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
Endogen (dari jalan lahir sendiri)
Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi
Streptococcus Haemolyticus Aerobik (disebabkan dari penderita lain
dan alat-alat yang tidak steril)
Staphylococcus Aereus (infeksi sering terjadi dirumah sakit)
Eschericia Coli (berasal dari kandung kemih dan rectum)
Clostridium Welchii (sering ditemukan pada abortus kriminalis atau
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit)

- Patofisiologi
Daerah bekas insersio plasenta merupakan tempat yang baik untuk
tumbuhnya kuman dan massuknya jenis yang patogen dalam tubuh
wanita, begitu juga servik yang mengalami perlukaan pada persalinan,
vulva, vagina dan perineum.

- Tanda dan gejala


Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
a. Infeksi lokal : pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan,
perubahan warna kulit, pengeluaran lokea bercampur nanah,
mobilisasi terbatas karena rasa nyeri, tempratur badan dapat
meningkat.
b. Infeksi umum : tampak sakit dan lemah, tempratur meningkat,
tekanan darah menurun, nadi meningkat, nafas sesak, kesadaran
gelisah dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lokea berbau
dan bernanah

- Cara terjadinya infeksi


a. Penolong yang tidak bersih / steril atau periksa dalam yang
berulang-ulang
b. Alat-alat yang tidak steril
c. Infeksi dari sarung tangan dan alat-alat yang terinfeksi
d. Infeksi rumah sakit
e. Koitus pada akhir kehamilan pada KPD
f. Infeksi intrapartum

- Faktor predisposisi
a. Partus lama
b. Tindakan op. persalinan
c. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
d. KPD
e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum

- Pencegahan
a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lokea keluar dengan lancar
b. Perlukaan dirawat dengan baik
c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mrngurangi infeksi nosokomial

2. Kelainan-kelainan dalam masa nifas


Kelainan pada rahim
a. Sub involusi uteri
Sub involusi uteri adalah proses involusi uterus yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terlambat.
Penyebabnya adalah infeksi pada endometrium, terdapat sisa
plasenta dan selaputnya, bekuan darah atau mioma uteri. Pada
palpasi uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokea banyak
dan berbau serta terjadi perdarahan.
b. Perdarahan masa nifas
Perdarahan masa nifas adalah perdarahan lebih dari 500 600 ml
dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Etiologinya dibagi dalam 2
bentuk, yaitu perdarahan postpartum primer (terjadi dalam 24 jam
pertama) disebabkan atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta,
laserasi jalan lahir dan inversio uteri. Sedangkan perdarahan
postpartum sekunder (terjadi setelah 24 jam) disebabkan involusi,
retensi plasenta dan infeksi nifas. Pencegahan perdarahan dapat
dilakukan dengan mengenali resiko perdarahan postpartum (uterus
distensi, parus lama), memberikan injeksi oksitosin setelah bayi
lahir, memastikan kontraksi uterus, memastikan plasenta lahir
lengkap dan menangani robekan jalan lahir.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC: Jakarta


Wulandari, Diah dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia:
Yogyakarta
Sastrawinata, Sulaiman dkk. 1983. Obstetri Fisiologi. Eleman: Bandung
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. YBPS: Jakarta

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS


DIRUANG NIFAS RS. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Pengkajian

Hari / tanggal : Rabu / 14 April 2010

Jam : 20.00 WITA

No RMK : 11.08.09

A. Data subjektif
1. Identitas
Nama Istri : Ny. Munawarah
Umur : 18 th
Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Sei Punggu Lama RT.02 Kec. Anjir Muara Batola

Nama Suami : Tn. Juhran


Umur :22 th
Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Desa Sei Punggu Lama RT.02 Kec.Anjir Muara Batola

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada daerah bekas luka jahitan
3. Status perkawinan
a. Kawin : ya
b. Usia kawin : 17 th
c. Lamanya : 1 th
d. Berapa kali : 1 kali
e. Dengan suami sekarang : 1 th
f. Istri keberapa dari suami sekarang : pertama

4. Riwayat Obstetri dan Ginekologi


a. Riwayat Obstetri
Menarche :13 tahun
Siklus :28 hari
Lamanya :4-5 hari
Banyaknya :2x ganti pembalut
Dismenorhoe :tidak ada
HPHT :3-7-2009
TP :10-4-2010

b. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit mioma, kista, tumor
pada alat kandungan serta tidak pernah menjalani operasi pada alat
kandungannya.

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


G1 P0 A0
Ini merupakan kehamilan yang pertama bagi ibu (2010).

6. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi pil 7 bulan
7. Riwayat Kehamilan sekarang
Trimester I
ANC : ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 2x diPuskesmas
Keluhan : ibu mengeluh pusing, mual dan muntah
Nasehat : ibu dianjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering
Ibu dianjurkan menghindari makanan merangsang muntah
Pengobatan: B6 (3 x 1 tab)
B complek (3 x 1 tab)
Trimester II
ANC : ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 2x diPuskesmas
Keluhan : tidak ada
Nasehat : ibu dianjurkan mengonsumsi makanan yang bergizi
Ibu dianjurkan istirahat yang cukup
Ibu dianjurkan memeriksakan kehamilannya secara teratur
Pengobatan:Fe (1 x 1 tab) Imunisasi TT 1
Kalk (1 x 1 tab)
Trimester III
ANC : ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 2x diPuskesmas
Keluhan : tidak ada
Nasehat : Ibu dianjurkan mengonsumsi makanan yang bergizi
Ibu dianjurkan istirahat yang cukup
Ibu dianjurkan memeriksakan kehamilannya secara teratur
Pengobatan: Fe (1 x 1 tab) Imunisasi TT 2
Vit. C (1x1 tab)
8. Riwayat kehamilan
a. Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan : tidak pernah
Preeklamsi : tidak pernah
Penyakit kehamilan : tidak pernah
Lain-lain : tidak pernah
b. Kebiasaan waktu hamil
Makan : 3x sehari (makan nasi, ikan, tahu, tempe, sayur, buah
Obat-obatan / jamu : Fe, Kalk, Vit. C, B6, Bcomplek
Merokok : tidak pernah
Lain-lain :tidak pernah

9. Riwayat persalinan
Jenis persalinan : spontan belakang kepala
Ditolong oleh : Bidan
Jam lahir : 07.00 WITA
Lamanya persalinan
Kala I
Pada tanggal 4 April 2010 jam 01.00 WITA ibu datang dengan mengeluh
mules-mules dan keluar lendir darah sejak pukul 12.00 WITA. Dari
pemeriksaan dalam pukul 01.05 didapat pembukaan 6 cm, ketuban (+),
porsio tebal lunak, kepala dihodge II (H II) DJJ: 136 x/menit. Pada jam 05.30
WITA, dilakukan pemeriksaan dalam dan didapat pembukaan 8 cm, ketuban
(-), porsio tipis lunak, kepala dihodge III (HIII) DJJ : 142 x/menit. Pada jam
06.50 WITA dilakukan VT ulang didapat pembukaan lengkap (10 cm)
porsio tidak teraba, ketuban (-) kepala HIV DJJ : 140 x/menit.
Kala II
Pada jam 06.50 WITA dilakukan VT ulang didapat pembukaan lengkap
(10 cm) porsio tidak teraba, ketuban (-) kepala H IV DJJ : 140 x/menit. Ibu
dipimpin meneran seiring HIS yang datang dan pada jam 07.00 WITA bayi
baru lahir spontan belakang kepala, segera menangis, jenis kelamin laki-
laki, Apgar skor 7 8 9. BB / PB : 2900 gr / 54 cm, anus (+), cacat (-).
Kala III
Pukul 07.05 WITA plasenta lahir lengkap dengan selaput ketuban, insersio
lateralis, perdarahan normal 100 cc. Laserasi jalan lahir dengan heacting
jelujur.

Ketuban pecah
Warna : putih jernih
Bau : amis
Komplikasi persalinan
Ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada

10. Riwayat Kesehatan


a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit hepatitis, hipertensi, asma,
TBC, dan diabetes melitus
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit
hepatitis, hipertensi, asma, TBC, dan diabetes mellitus

11. Data biologis


a. Pola nutrisi
Nutrisi ibu baik, ibu tidak memiliki pantangan makanan tertentu, selera
makan ibu baik, ibu makan nasi, sayur, ikan, tahu, tempe dan buah
b. Pola eliminasi
Ibu sudah BAB 1 kali dan BAK 2 kali
c. Pola personal hygiene
Ibu selalu mengganti pembalut apabila merasa lembap
d. Pola istirahat
Ibu istirahat dengan cukup

e. Pola aktivitas
Sesudah melahirkan ibu mulai belajar miring kiri dan kanan, duduk serta
berjalan-jalan

B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran :compos mentis
c. Tinggi badan :154 cm
d. Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120 / 90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36, 5 C
Respirasi : 22 x / menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala /Rambut : rambut tampak bersih dan tidak rontok
Muka : tidak tampak oedem dan tidak tampak pucat
Mata : konjungtiva tidak tampak pucat dan sclera tidak ikterik
Hidung : tidak tampak polip dan tidak tampak pernafasan cuping
hidung
Telinga : tidak tampak cairan yang keluar dari telinga
Mulut /Gigi : bibir tidak tampak pucat dan tidak ada caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Dada / payudara : bentuk tampak simetris, payudara membesar, putting susu
menonjol dan kolostrum sudah mulai keluar
Abdomen : tidak tampak adanya luka bekas operasi
Genitalia : tampak pengeluaran lokea rubra dan tampak adanya
jahitan didaerah perinium
Ekstremitas : tidak tampak oedem dan varises

b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Dada /payudara : tidak teraba benjolan abnormal dan ASI sudah keluar
Abdomen : tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, fundus uteri teraba
keras dan kontraksi baik
Tungkai : kaki dan tangan tidak teraba oedem

c. Pemeriksaan penunjang
HB : 10, 5 gr %

C. Assassement
P1 A0 Postpartum fisiologis

D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan pasien agar terjadi kerjasama yang baik
yaitu dengan menyapa ibu dengan salam dan sapaan yang ramah serta
menanyakan keluhan ibu.
2. Mremberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
TD : 120 / 90 mmHg Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat
Nadi : 80 x / menit Kontraksi : baik
Resp : 22 x / menit Blas : kosong
Suhu : 36,5 C Lokea : rubra
3. Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri pada luka jahitan merupakan hal yang
wajar karena pada jaringan tersebut terjadi perlukaan dan dilakukan
penjahitan yang mana tujuan penjahitan tersebut untuk merapatkan luka dan
menghentikan perdarahan.
4. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules pada perut merupakan hal yang
wajar disebabkan kontraksi rahim dimana masa pemulihan kembali alat-alat
kandungan seperti semula (sebelum hamil).
5. Memotivasi ibu untuk terus memberikan ASI karena ASI mengandung
berbagai macam zat yang bermanfaat untuk bayi yang berguna sebagai
faktor kekebalan (imunitas) sehingga melindungi bayi agar tidak mudah
terserang penyakit atau terinfeksi.

6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar


o Atur posisi yang nyaman untuk menyusui
o Keluarkan sedikit ASI lalu basahi putting susu dan bibir bayi untuk
merangsang reflek isap bayi
o Topang payudara dibagian bawah dengan 4 jari sampai bayi membuka
mulut
o Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI pada kedua payudara secara
bergantian
o Setelah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu untuk menjaga
kelembapan putting dan sendawakan bayi
7. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
8. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi karena sangat
penting bagi ibu untuk proses pemulihan atau kembalinya alat-alat
reproduksi.
9. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene dengan
mengganti pakaian, pembalut yang basah dan kotor serta mengajarkan ibu
cara melakukan vulva hygiene dari arah depan kebelakang dengan air
bersih
10. Menjelaskan pada ibu bahaya pada masa nifas
o Perdarahan yang banyak (lebih dari perdarahan haid) dan berbau busuk
o Demam, mual, muntah, pusing dan penglihatan kabur
o Merasa sesak nafas
o Bengkak diwajah atau ditangan
o Kurang nafsu makan
o Tidak bisa BAB / BAK selama 2 3 hari
11. Berkolaborasi dalam memberi pengobatan sesuai dengan instruksi dokter
o Infuse RL (injeksi cefotaxime 1 gr / IV)
o Biosanbe (2 x 1 tab)

DATA PERKEMBANGAN
Hari / Tanggal / Catatan Perkembangan
Jam

Kamis S : ibu mengatakan nyeri pada perineum masih ada dan ASI sudah
mulai keluar
15 April 2010
O : ku : baik
07.00 WITA
TTV : TD : 110 / 70 Resp : 20 x

Nadi : 76 x Suhu : 36,5 C

Lokea : rubra (merah)

TFU : 2 jari bawah pusat

Kandung kencing : kosong

ASI : sudah mulai keluar

Kontraksi : baik

A : P1 A0 postpartum fisiologis hari ke 1

P : - Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

- Menjelaskan pada ibu nyeri pada luka jahitaan merupakan hal


yang wajar karena pada jaringan tersebut terjadi perlukaan

- Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


untuk mempercepat proses pemulihan

- Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene dan


vulva hygiene serta mengganti pembalut 3 kali sehari

- Menganjurkan ibu istirahat yang cukup

- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 3 jam


sekali

- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan pengobatan :


Infus RL (20 tpm), Biosanbe (2x1 tab)

Jumat S : ibu mengatakan perdarahan sudah berkurang dan nyeri pada


daerah luka jahitan juga sudah berkurang

16 April 2010 O : ku : baik

10.30 WITA TTV : TD : 110 / 80 Resp : 20 x

Nadi : 74 x Suhu : 36,5 C

Lokea : rubra (merah)

TFU : 3 jari bawah pusat

Kandung kencing : kosong

ASI : sudah mulai keluar

Kontraksi : baik

A : P1 A0 postpartum fisiologis hari ke 2

P: - Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

- Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


untuk mempercepat proses pemulihan atau kembalinya alat-
alat reproduksi. Anjurkan ibu mengonsumsi makanan seperti
nasi, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan serta minum air
putih 8-10 gelas / hari dan bila perlu ditambah susu.

- Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene

- Menganjurkan ibu istirahat yang cukup

- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 3 jam


sekali dan sebelum menyusui putting susu dibersihkan
terlebih dahulu. Berikan ASI pada bayi selama 6 bulan

- Mengajarkan ibu cara perawatan payudara

a. Licinkan telapak tangan dengan minyak


b. Pijat payudara dengan telapak tangan dari bagian tengah
keatas secara melingkar selanjutnya menuju kearah bawah
c. Kemudian pijat payudara kearah putting susu, lakukan
sebanyak 30 x untuk setiap payudara
d. Gunakan bra (BH) yang menyokong payudara

- Menganjurkan ibu untuk tidak memijat atau mengurut rahim /


perutnya karena dapat menyebabkan perdarahan

- Menganjurkan ibu untuk kembali melakukan kegiatannya


seperti biasa secara perlahan-lahan

- Menganjurkan ibu agar menggunakan alat kontrasepsi yang


aman bagi ibu untuk dapat mencegah atau menunda
kehamilan sampai usia anaknya 2 tahun atau lebih, yang baik
untuk ibu menyusui. Sebaiknya memakai alat KB seperti
kondom, mini pil

- Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ketempat


pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi terutama 5
imunisasi dasar lengkap (BCG, Hepatitis, DPT, Polio,
Campak)

- Menganjurkan ibu untuk kontrol kesehatan apabila ada


keluhan

- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan pengobatan


sesuai instruksi

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS

DIRUANG NIFAS RS. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH

BANJARMASIN
Disusun oleh :

Tika Indriana

08096 D3 Bd

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


BANJARMASIN

PRODI D3 KEBIDANAN

TAHUN 2010

Vous aimerez peut-être aussi