Vous êtes sur la page 1sur 2

Autistic Spectrum Disorders

A. Definisi
Autistic Spectrum Disorders telah didefinisikan oleh American
Asychiatri Association (APA) yaitu gangguan atau kerusakan perkembangan
otak pada anak yang mempengaruhi interaksi social/ abnormalitas dalam
komunikasi verbal, nonverbal dan perilaku berulang. ASDs dikategorikan
menjadi beberapa kategori , yaitu Autistic disorder, Asperger syndrome, dan
pervasive development disorder (PDD)
Autistic Spectrum Disorders merupakan kondisi yang menggambarkan
induvidu yang seolah-olah mereka asik hidup dalam dunianya sendiri.1

B. Tingkatan gangguan2
1. Gangguan interaksi social
Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai
seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang
hidup, gerak gerik yang kurang tertuju.
Tak bisa bermain dengan teman sebayanya.
Tak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

2. Gangguan komunikasi
Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada

usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa


bicara)
Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi;
Sering menggunakan bahasa aneh dan diulangulang;
Bermain kurang bervariatif, kurang imajinatif dan kurang bisa
meniru.

3. Gangguan perilaku yang berulang


Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara khas dan
berlebihan
Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitas yang tak
berguna
Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
Sering sangat terpukau pada bagian-bagian benda tertentu.

C. Etiologi
Penyebab pasti ASDs sampai saat ini belum diketahui dengan jelas,
meskipun faktor genetik seperti fragile x, tuberous sclerosis, Rett syndrome,
dan Angelman syndrome dengan presentase yang kecil dan faktor lingkungan
mungkin juga dapat berperan dan sebagian besar kasus merupakan idiopatic.
Muncul bukti yang mendukung hipotesa bahwa gangguan autistik
merupakan hasil suatu kombinasi factor genetik dan paparan terhadap toksin
lingkungan pada masa kritis perkembangan anak.1
Terdapat penelitian juga adanya disfungsi metallothionein atau
ketidakmampuan tubuh untuk mengikat logam berat sehingga berakibat
menimbulkankeracunanlogam,sebagaicontohtingginyakandunganmerkuri
dalamtubuh.3
D. Manifestasi Oral3
Laporan kasus menunjukkan bahwa ratarata anak autis mempunyai
karies gigi dan penyakit periodontal. Kesehatan gigi dan mulut penderita
autismesamasepertiorangnormal,ditemukanadanyapenyakitperiodontal
dankariesgigi.Halinidiperparahketidakmampuannyamenyikatgigisecara
baikdanbenar,disebabkangangguankonsentrasidaninteraksianaksehingga
sulitmenerimainstruksicaramenyikatgigi.

1. McDonald and Averys. Dentistry dor the child and adolescent 10th Ed.
China: Elsevier. 2016.
2. Roger K.Hall. Handbook of pediatric dentistry 4th Ed. China: Elsevier.
2013.
3. Anggraini, Dwi Laelia. Kesehatan gigi anak autis. Yogyakarta:
Mutiara Medika. 2007. Vol.7, No.2 :104-108. Diambil dari:
http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/viewFile/1675/1720

Vous aimerez peut-être aussi