Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.5.2 Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin
terjadi termasuk:
1. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea).
2. Hemoragi.
3. Infeksi.
2.6.2 Penatalaksanaan
A. Pencegahan
1. Memberikan informasi tentang pentingnya hidup sehat, dengan
mengurangi atau menghindari rokok atau alkohol.
2. Hindarkan dari paparan sinar radio aktif.
3. Berikan pendidikan pasien pemeliharaan kesehatan, anjurkan pasien
untuk memberikan pelembaban dirumah, gunakan panci air dalam
ruangan, alat pelembab, atau uap dingin, khususnya dikamar tidur.
4. Beritahu pada pasien bahwa berenang tidak di anjurkan.
B. Pengobatan
Kanker laring stadium awal dapat diatasi dengan pembedahan atau
terapi penyinaran. Untuk stadium dua dan tiga untuk dilakukan operasi dan
stadium empat operasi dan rekontruksi atau radiasi (laringektomi total atau
parsial) di ikuti dengan terapi penyinaran. Penderita dengan tumor laring yang
besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher. Pengobatan terbaik
adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher. Dalam hal ini
termasuk stadium dua dan tiga. Ini dilakukan pada tumor supra dan subglotik.
Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak besar, hanya satu dari tiga
penderita yang sembuh sempurna. laringektomi diklasifikasikan kedalam)
1. Laringektomi parsial
Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara
dan trakeostomi sementara yang dilakukan untuk mempertahankan
jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan, suara pasien akan
parau.)
2. Hemilaringektomi atau vertical
Bila ada kemungkinam kanker termasuk pita suara satu benar
dan satu salah. Bagian ini di angkat sepanjang kartilago aritenoid dan
setengah kartilago firoid
3. Laringektomi supra glotis atau horizontal
Bila tumor berada pada epligotis atau pita suara yang salah,
dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih
tetap utuh atau tetap normal, karena epiglotis di angkat maka resiko
aspirasi akibat makan peroral meningkat.
4. Laringektomi total
kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,
memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid, 2-3
cincin trakea dan oto penghubung laring. Mangakibatkan kehilangan
suara dan sebuah lubang (stoma) trekeostomi yang permanen. Dalam
hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea
tidak lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan. Hal ini
meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe dileher, otot
sternokleido mastoideus, vena junggularis interna, saraf spinal
asesorius, kelenjer salifa sub mandi bularis dan sebagian kecil kelemjar
parotis .(Sawyer, 1990).
Pengguna penutup stoma yang terbuat dari katun atau kain
berajut jarang, atau menggunakan syal, kerah leher, atau skarf diatas
stoma untuk menyaring udara dan mengatasi sekresi. Gunakan
pelindung tertutup untuk mandi pancuran, bershampo, atau memotong
rambut.
a Anjurkan masukan cairan secara bebas (2-3 liter /hari) untuk
membantu mengencerkan secret.
b Pengobatan kanker laring pada pita suara, dilakukan terapi
penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal.
c Anjurkan melaporkan hal berikut:nyeri,sulit bernafas atau
menelan, adanya pus atau sputum berbercak darah.
d Dianjurkan pasien melakukan rehabilitasi umum melalui
sosialisasi dan kemandirian, dan khusus berupa rehabilitasi
suara.
e Anjurkan diit tinggi serat dan penggunaan pelunak feses,
karena pasien mungkin tidak dapat manahan nafas dan
menelan saat defekasi.
f Anjurkan menghindari anti histamin dan obat yang
cenderung mangeringkan membran mukosa.
g Penderita laringektomi diajarkan untuk membawa udara
kedalam kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan
menghembuskanya untuk menghasilkan suara (esofageal
speak).
h Pasien dianjurkan memakai alat elektrolaring yang bertindak
sebagai sumber suara dan dipasang dileher.
2.2 Konsep Askep
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas
Kanker laring mengacu pada karsinoma pita atau bagian lain dari
laring yang terutama terjadi pada pita lebih dari 60 tahun. Kira-kira 2/3 dari
karsinoma laring timbul pada pita suara (glotis), hampir 1/3 timbul pada
daerah subglotis (Pedoman Praktik Keperawatan, Hal : 352). Karsinoma sel
skuamosa merupakan keganasan laring tang sering terjadi (94%). Laring
dibagi menjadi laring supraglotik (diatas pita suara), daerh glotik (dibawah
batas pita suara asli). (Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi, Hal : 446)
Secara anatomi tumor laring dibagi atas 3 bagian yaitu : supra glotik,
tumor pada pita ventrikularis, aritenoid, epiglutis dan sinus piriformis (glotis :
tumor pada korda vokalis, subglotis : tumor dibawah korda vokalis)
2. Keluhan Utama
Suara parau, nyeri tenggorokan, nyeri leher sampai ke telinga, rasa
sakit untuk menelan dan berbicara, batuk darah dan sesak nafas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Faktor resiko meliputi riwayat merokok, masukan alkohol tinggi,
ketegangan vortal, laringitis kronis, pemajanan industri, defisiensi nutrisi dan
paparan sinar radioaktif.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Suara parau lebih dari 2 minggu, tidak hilang timbul, makin lama
makin berat kadang terdapat hemoptisis.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya dalam keluarga tidak ditemukan anggota keluarga yang
mempunyai penyakit yang sama dengan pasien kecuali jika anggota keluarga
tersebut pengkonsumsi rokok dan alkohol yang berat.
6. Pemeriksaan Body System
a. Sistem pernafasan : sputum dengan darah, hemoptisis, dispneu
(lanjut) dan terdengar stridor.
b. Sistem pencernaan : kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit
menelan, sakit tenggorokan yang menetap, bengkak, luka, inflamasi atau
drainase oral.Kebersihan gigi buruk,pembengkakan lidah dan gangguan
reflek.
c. Sistem eliminasi : Adanya perubahan karena input tidak adekuat
baik BAK maupun BAB.
d. Sistem persyarafan : Terjadi diplopia (penglihatan ganda), ketulian
ditandai dengan hemi paresis wajah (keterlibatan parotid dan
submandibular), parau menetap/kehilangan suara (gejala kesulitan
manelan, kerusakan membran mukosa).
e. Sistem muskuluskeletal dan integumen : Terjadi gangguan pada
muskuluskeletal.
f. Sistem integritas ego:Ansietas, depresi, marah, dan menolak oprasi,
dengan gejala perasaan takut, akan kehilangan suara, mati, terjadi atau
berulangnya kanker, khawatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan
keluarga, kemampuan kerja,dan keuangan.
g. Sistem cardiovasculer:Nadi lemah terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik
2.2.2 Diagnosa Keperawatan