Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
DEA AZZA C.I.F. (NIM. P2.06.31.2.13.007)
FANNY DEFIANI (NIM. P2.06.31.2.13.012)
MAHFUZHOH F.H. (NIM. P2.06.31.2.13.020)
MARLIANA TIWI F. (NIM. P2.06.31.2.13.021)
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
1. Tujuan Umum.........................................................................3
2. Tujuan Khusus........................................................................3
A. Makanan Biasa.......................................................................................5
1. Definisi Tahu..........................................................................5
2. Manfaat Tahu..........................................................................6
1. Buncis.................................................................................. 8
2. Kentang............................................................................... 10
i
B. Sasaran Konsumen...............................................................................19
C. Lauk Nabati..........................................................................................19
1. Nama Produk...................................................................................19
2. Bahan-Bahan...................................................................................20
3. Cara Membuat.................................................................................20
4. Alat..................................................................................................21
5. Alur..................................................................................................22
D. Sayur....................................................................................................25
1. Nama Produk...................................................................................25
2. Bahan-Bahan...................................................................................25
3. Cara Membuat.................................................................................25
4. Alat..................................................................................................26
5. Alur..................................................................................................27
A. Lauk Nabati..........................................................................................30
B. Sayur....................................................................................................34
ii
2. Hasil Uji Organoleptik............................................................36
BAB VI PENUTUP............................................................................................40
A. Kesimpulan..........................................................................................40
B. Saran....................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................43
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang baik, dan
gizi atau unit pelayanan gizi di rumah sakit. Sistem penyelenggaraan makanan
pengusaha jasa boga memanfaatkan sarana dan prasarana dari rumah sakit,
1
serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat
anggaran rumah sakit digunakan untuk makanan. Biaya adalah sumber daya
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah. Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto merupakan salah satu rumah sakit
dengan memperhatikan waktu, biaya, nilai gizi, dan daya terima pasien.
inovatif, agar tidak menimbulkan kebosanan pada pasien, rasa mual pada
pasien dan tidak terjadi malnutrisi. Modifikasi menu dari menu yang sudah
ada seperti hidangan nabati dan sayur dengan bahan sebelumnya adalah tahu,
sayur buncis dan kentang dikembangkan menjadi lebih menarik dari segi
warna, rasa, dan aroma namun tetap memperhatikan nilai gizi dan tekstur
2
B. Rumusan Masalah
nabati dan sayur dengan bahan sebelumnya adalah tahu, sayur buncis dan
kentang.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Soebroto Ditkesad.
2. Tujuan Khusus
3
g. Menganalisa biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan hidangan
makanan biasa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Biasa
dan bervariasi dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan
makanan mengacu pada pola menu seimbang dan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang di anjurkan bagi seseorang yang sehat. Makanan biasa di berikan
sebaiknya tetap di berikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak
1. Definisi Tahu
kandungan gizi yang cukup tinggi yakni kaya akan protein nabati dan
5
ada di dalam organ pencernaan manusia serta sebagai cadangan makanan
halnya kecap, tauco, bakpau dan bakso. Nama Tahu merupakan serapan
2. Manfaat Tahu
merah. Tahu kaya akan kandungan protein dan asam amino. Kedua zat
gizi ini sangat baik untuk pembentukan, pemeliharaan dan perbaikan sel-
dan kaya akan mineral, seperti magnesium, kalsium, dan zat besi. Zat-zat
6
gizi ini sangat penting untuk kesehatan saraf, perkembangan otak dan
gizi yang baik yang diperlukan oleh tubuh. Komposisi zat gizi tahu
kalorinya rendah menjadikan tahu baik sebagai menu bagi orang yang
7,2% dari kebutuhan kalori orang dewasa perhari (Mahmud, dkk, 1990).
7
C. Konsep Dasar Hidangan Modifikasi Sayur
1. Buncis
a. Definisi Buncis
b. Manfaat Buncis
8
2) Makanan tinggi serat. Serat diet membantu menurunkan kadar
pada bayi yang baru lahir. Mampu melancarkan ASI bagi ibu
9
Serat kasar dalam polong buncis sangat berguna untuk melancarkan
2. Kentang
a. Definisi Kentang
10
kentang masih terpusat di dataran tinggi dengan ketinggian 1000-
3000 mdpl dengan produktivitas sekitar 16,2 ton /ha (Samosir, 2013).
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas
merupakan salah satu jenis umbiumbian yang bergizi. Zat gizi yang
lemak dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu 1.0 1.5% (Bambang,
1987).
Komposisi kimia kentang sangat bervariasi tergantung varietas, tipe
kondisi penyimpanan.
b. Manfaat Kentang
berikut:
1) Pencegahan kanker
dalam hal ini adalah kanker prostat pada pria dan kanker rahim
11
sel kanker dalam tubuh dan telah banyak studi yang
membuktikannya.
dirinya. Seperti yang dapat kita temui pada manfaat pisang, zat
4) Kesehatan tulang
12
merupakan kombinasi sempurna untuk membangun dan
6) Kesehatan jantung
13
sintesis dalam pembentukan DNA dalam tubuh. Untuk itu
14
BAB III
PENGEMBANGAN PRODUK
perubahan pengetahuan yang sudah ada atau pengetahuan yang baru menjadi
produk baru atau mengubah produk, proses, dan pelayanan yang bermaksud
Mustamu & Wijaya, 2013). Inovasi dan kreativitas mempunyai arti yang
hampir sama. Inovasi mempunyai arti untuk membuat ide atau sebuah hal
menjadi ada dan nyata (Wilemon & Millson, 2006 dalam dalam Mustamu &
Wijaya, 2013).
modifikasi produk yang sudah ada atau hasil meniru produk yang sudah ada.
bosan dengan hidangan yang ada, selain itu pengembangan produk juga dapat
15
Menurut Kotler & Fernando (2003) dalam Mustamu & Wijaya,
(2013), dalam melakukan sebuah inovasi produk ada beberapa dasar yang
dibutuhkan:
1. Modulasi
2. Ukuran
3. Kemasan
Contohnya coklat Nestle dengan berbagai tipe kotak namun rasa dan
sederhana dan terbuat dari kertas dijual di kios atau toko permen,
sedangkan ada juga kotak kertas tapi jauh lebih besar dijual di pasar
swalayan.
4. Desain
kemasan dan ukuran tetap sama. Contohnya banyak inovasi peralatan ski
16
5. Komplemen
dalam produk. Contohnya biskuit yang ditaburi gula, kayu manis, coklat
susu.
6. Pengurangan upaya
untuk mengeluarkan parfum dengan harga yang jauh lebih rendah agar
makanan yang disajikan kepada pasien menjadi lebih bervariasi dan menarik
rumah sakit yang telah ada sebelumnya. Pengembangan produk yang akan
17
resep yang sudah ada di siklus menu ke lima menjadi hidangan baru dengan
modifikasi terhadap lauk nabati dan sayur dalam siklus menu ke lima dengan
menjadikan hidangan yang lebih menarik dan tetap memperhatikan nilai gizi.
18
BAB IV
B. Sasaran Konsumen
pegawai, tenaga pengolah dan lain sebagainya selain pasien diet khusus.
C. Lauk Nabati
1. Nama Produk
2. Bahan-Bahan
19
b. Bawang bombay 1 bh
d. Minyak sayur 37 ml
e. Tepung maizena 5 gr
f. Tepung terigu 50 gr
h. Kecap manis
i. Air 100 ml
j. Lada 5 gr
3. Cara Membuat
a. Iris tahu menjadi dua bagian tipis kemudian balut dengan tepung terigu
b. Bersihkan bawang bombay dan bawang putih dengan cara dikupas dan
dicuci
f. Panaskan minyak sayur ke dalam wajan, dan tumis bawang bombay dan
20
h. Tambahkan irisan daun bawang
diamkan sejenak
j. Cara penyajian: tahu diletakkan dalam piring, tambahkan saus steak, dan
4. Alat
a. Piring
b. Mangkok
c. Wajan
d. Spatula
e. Kompor
f. Garpu
g. Pisau
h. Talenan
i. Saringan minyak
j. Baskom
k. Centong
21
5. Alur
Pembaluran
Pencucian Penyiangan
Minyak
Gula pasir
Pengirisan Pemotongan
Saori teriyaki
Penggorengan
Pemasakan Garam
Maizena
Sajikan
Lada
22
6. Analisis Kebutuhan Bahan dan Biaya
Nama Bahan Berat Bahan sesuai Kebutuhan Harga/kg Harga Bahan sesuai Kebutuhan
Saori Teriyaki
1 bks (22 ml) - 1.564
Sachet
Tahu Putih 7 bh (350 gr) 7.500/bks 5.250
Daun Bawang 12 gr 34.000 408
Bawang Bombay 1 bh (20 gr) 16.500 800
Bawang Putih 4 siung 19.000 500
Minyak sayur 37 ml 11.000 407
Tepung terigu 50 gr 8.000 400
Tepung maizena 5 gr 17.000 85
Gula 1 sdm (13 gr) 12.000 156
Garam 1 sdm (13 gr) 6.000 78
Lada 5 gr - 130
Kecap manis 5 gr - 206
9.984
TOTAL
1.426/porsi
7. Analisis Zat Gizi
1. Nama Produk
(Buncis-Potato).
2. Bahan-Bahan
a. 350 gr buncis
3. Cara Membuat
lalu angkat
digoreng
e. Goreng bawang putih yang telah dihaluskan sampai harum,
4. Alat
a. Piring
b. Mangkok
c. Wajan
d. Spatula
e. Kompor
f. Garpu
g. Pisau
h. Talenan
i. Saringan minyak
j. Baskom
k. Centong
Cabe
merah
5. Alur
Pencucian Pencucian
Pengupasan
Pengupasan
Penyiangan
Pemotongan Pencucian
Pemotongan
Perendaman Pemotongan
Menggoreng Blancing
Minyak
Pemasakan Garam
Sajikan
6. Analisis Kebutuhan Bahan dan Biaya
Nama Bahan Berat Bahan sesuai Kebutuhan Harga/kg Harga Bahan sesuai Kebutuhan
Buncis 350 gr 8.000 3.000
Kentang 350 gr 9.000 3.500
Minyak 28 gr 11.000 308
Cabai merah 300 gr 20.000
Bawang merah 7 siung 32.000 2.000
Bawang putih 3 siung 19.000
Garam Secukupnya 6.000 500
Gula pasir 13 gr 12.000 156
9.464
TOTAL
1.352/porsi
Jenis Vit.
Gram E P L KH Ca P Fe Vit. A Vit. C
Pangan B
Buncis 350 110.25 7.56 0.63 24.26 20.48 13.86 3.47 299.25 0.32 59.85
Kentang 350 246.93 5.95 0.30 56.82 32.73 166.60 2.08 0.00 0.30 50.58
Gula pasir 13 47.32 0.00 0.00 12.22 0.65 0.13 0.01 0.00 0.00 0.00
Minyak 28 252.56 0.00 28.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2240.00 0.00 0.00
Total (7 porsi) 657.06 13.51 28.93 93.30 53.85 180.59 5.56 2539.25 0.61 110.43
Total / Porsi 93.87 1.93 4.13 13.33 7.69 25.80 0.79 362.75 0.09 15.78
BAB V
menu sehingga lebih berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilai
gizi. Modifikasi resep dilakukan pada menu biasa dalam siklus menu kelima
untuk makan sore yaitu menu bakwan tahu dan sop buncis kentang yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2016 di dapur Unit Gizi RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul 08.00-13.00 WIB mulai
dari pengolahan sampai dengan penyajian untuk dilakukan uji organoleptik. Uji
organoleptik dilakukan dengan dihadiri 35 panelis yang terdiri dari ahli gizi,
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
mutu, uji ini dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan
panelis mencicipi sampel dan memberikan nilai pada produk yang disajikan.
Panelis juga dapat memberikan saran untuk produk yang dihidangkan dalam
29
A. Lauk Nabati
Tahu) Tahu)
60 menit 30 menit
Berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
30
P = 5,32 gr P = 4,72 gr
L = 5,97 gr L = 7,71 gr
KH = 10,97 gr KH = 9,65 gr
Berdasarkan nilai gizi setelah dimodifikasi terjadi
Tahu) Tahu)
1.431/porsi 1.426/porsi
Berdasarkan analisis kebutuhan biaya, biaya makanan
Aspek Rasa
31
Diagram 1 menunjukkan bahwa sebanyak 54% panelis
(19 orang) menyukai rasa dari steak tahu. Hal ini menunjukkan
Aspek Warna
yaitu sebanyak 63% (22 orang) menyukai warna dari steak tahu.
Aspek Aroma
32
Diagram 3 menunjukkan bahwa sebagian besar panelis
yaitu 71% (25 orang) menyukai makanan biasa bahan dasar nabati
yang dijadikan steak tahu dari segi aroma. Hal ini menunjukkan
bahwa aroma dari makanan biasa untuk pasien secara oral dapat
berawal dari aroma yang sedap dan menggugah selera, orang akan
Aspek Tekstur
33
Diagram 4 menunjukkan bahwa sebagian besar
daya terima.
B. Sayur
34
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti banyaknya tenaga
35
modifikasi resp di rumah sakit karena biaya yang dibutuhkan
Aspek Rasa
Aspek Warna
36
Diagram 6 menunjukkan bahwa sebagian besar panelis
yaitu sebanyak 71% (25 orang) menyukai warna dari Sambal Cis-
Aspek Aroma
yaitu 71% (25 orang) menyukai makanan biasa bahan dasar sayur
kentang dan buncis yang dijadikan sambel cis-pot ala kerinci dari
37
menggairahkan, orang akan tertarik melihat dan mencoba
makanan tersebut.
Aspek Tekstur
yaitu 60% (21 orang) menyukai makanan biasa bahan dasar sayur
kentang dan buncis yang dijadikan sambel cis-pot ala kerinci dari
38
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahan dasar protein nabati dan sayur yaitu steak tahu dan Sambal Cis-Pot
(Buncis-Potato) untuk makanan biasa bagi pasien tanpa diit khusus dapat
Soebroto Ditkesad menjadi menu baru yang lebih bervariasi dalam segi
pasien non diet khusus, pegawai, tenaga pengolah dan lain sebagainya
39
6. Hasil uji organoleptik pada steak tahu berdasarkan aspek kesukaan
untuk warna 63%, rasa 54%, aroma 71% dan tekstur 63% sedangkan
rasa 60%, aroma 71% dan tekstur 60%. Hal ini dapat disimpulkan baik
untuk tingkat kesukaan yang dinilai panelis karna nilainya sudah lebih
dari 50%.
7. Harga untuk per porsi dari steak tahu untuk makanan biasa menurun
makanan biasa menurun yaitu dari Rp. 1754,- menjadi Rp. 1352,-
9. Waktu mengolahan dalam membuat steak tahu untuk makanan biasa
untuk makanan biasa bagi pasien tanpa diet khusus yaitu 30 menit
untuk 7 porsi.
11. Waktu daya tahan produk dari selesainya distribusi yaitu 6 jam.
B. Saran
1. Bisa dijadikan menu tetap di Unit Gizi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
karena pembuatan produk ini tidak memerlukan waktu yang cukup lama
dan harga perporsi produk yang kami buat lebih murah dibanding harga
perporsi dari menu yang sudah ada di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
40
2. Tahu yang digunakan untuk membuat steak tahu seharusnya menggunakan
tahu dengan tekstur yang lebih lembut dan berwarna putih dan tidak berasa
buncis, pilihlah buncis yang lebih muda dan berwarna hijau segar agar saat
pedas).
41
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2007. Kacang Buncis: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisius
Mahmud, Mien K, dkk. 1990. Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Depertemen
Kesehatan Rebuplik Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan
Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor
42
Wales, Jimmy Donal. 2016. Internet. Kentang. Tersedia dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Kentang [Diakses pada tanggal 29 Februari
2016]
Widodo. 2015. Internet. Manfaat Hebat Dan Kandungan Gizi Buncis. Tersedia
dalam http://klinikgizi.com/2015/09/05/manfaat-hebat-dan-kandungan-
gizi-buncis/ [Diakses tanggal 10 Februari 2016]
43