Vous êtes sur la page 1sur 8

Kimia Analitik Instrumen

ANALISIS AIR

Disusun Oleh:

Kelompok I
1.Apriansyah (0611 3040 1053)
2.Boni Junita (0611 3040 1055)
3.Efridayanti (0611 3040 1058)
4.Herawati (0611 3040 1061)
5.Lufita Lutfia Andriani (0611 3040 1065)
6.Sayied Husein (0611 3040 1070)
7.Wiwit Nopriyanti (0611 3040 1073)

Dosen Pembimbing: Yohandri Bow, S.T, M.S

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


Tahun Akademik 2012

Analisis Air
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkandapat:
1) Mengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu sampel
2) Mengukur kadar klorin bebas dan total klorin pada suatu sampel
3) Mengukur pH, temperature dan daya hantar dari suatu sampel
4) Mengoprasikan alat EUTECH PCD 650

Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat yang digunakan:
1. Alat EUTECH PCD 650
2. Gelas kimia 500 ml

Bahan yang digunkan:


1. Air aquadest
2. Air umpan boiler

Dasar Teori
Kondutometri
Konduktometri adalah metode analisis yang menggunakan dua
elektroda inert (platinum yang terplatinasi) untuk mengukur
konduktansi/daya hantar larutan elektrolit antara kedua elektroda
tersebut. Biasanya digunakan arus bolak balik dan alat penyeimbang
jembatan Wheatstone.
Menurut hokum Ohm:
I = E/R
Dimana: I = arus (ampere)
E = tegangan (volt)
R = tahanan (ohm)

Hukum diatas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi.
Konduktansi didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL.
Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho. Hantaran L suatu
larutan berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (a),
konsentrasi ion per satuan volume (Ci), pada hantaran ekuivalen ionic (i)
tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda (d) sehingga :

L = a/d i Ci i

Tanda menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap


konduktansi sifatnya aditif. Karena a dan d dalam satuan cm maka
konsentrasi C satuannya dalam mL. bila konsentrasinya dinyatakan dalam
satuan Normalitas maka harus dikalikan faktor 1000. Nilai a/d =
merupakan faktor geometri selnya dengan nilai konstan untuk suatu sel
tertentu sehingga disebut tetapan sel, seperti :

L = i Ci i / 1000 = i Ci i a / 1000 d

Selain hantaran ekuivalen ionik, dikenal pula ekuivalen hantaran A,


yang nilainya = t, sedangkan konduktivitas spesifik didefinisikan
sebagai :

K = L (a/d) = L

Tetapan sel dapat ditentukan dengan cara eksperimental dengan


persamaan tersebut dimana pengukuran hantaran dilakukan pada larutan
yang diketahui hantaran spesifiknya. Pada umumnya KCL digunakan
sebagai larutan pembanding. Nilai konduktansi spesifik (K) pada 20C
pada konsentrasi berbeda-beda ialah:

71,13 g/kg = 0,11134 mho/cm


7,414 g/kg = 0,01265 mho/cm
0,749 g/kg = 0,00140 mho/cm

Hantaran elektronik merupakan besaran yang tergantung pada


temperatur, berarti pengukuran harus dilakukan pada temperatur yang
tetap. Biasanya semua pengukuran dibuat pada 25C, tergantung pada
konsentrasi ionik suatu larutan dan bertambah besar dengan adanya
pengenceran.

Dissolved Oksigen
DO (Dissolved Oksigen) adalah konsentrasi oksigen terlarut didalam
air dengan satuan mg/L. Oksigen terlarut ini digunakana sebagaitanda
derajat pengotor yang ada. Semakin besar oksigen terlarutmenujukan
derajat pengotor relatif kecil.

Ada 2 metoda yang banyak digunakan untuk analisa oksigen terlarut :


a.Metode titrasi denga cara Winkler
b.Metode elektrokimia dengan DO meter yang menggunakan
sebuahelektroda membran.

Adapaun Prinsip analisa metode titrasi Winkler adalah oksigendi


dalam sampel akan mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan kedalam
larutan pada keadaan alkalis, sehinggga endapan MnO 2. Dengan
penbambahan asam sulfat dan KI maka akan dibebaskan iodin yang
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodin yang dibebaskan tersebut
kemudian dianalisa dengan metode titrasi iodometri yaitu dengan larutan
standar Na2S2O3 dengan indikator kanji.

Reaksi yang terjadi:


MnSO4+ 2KOHMn(OH)2+K 2SO4
Mn(OH)2+ O2 MnO2+ H2O
MnO2+ 2KI + 2H2OMn(OH)2+ I2+ 2KOH
I2+ 2S2O32-S4O6+ 2I-
Temperatur
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi
suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu
dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu
benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur,
Fahrenheit dan Kelvin.

Daya Hantar Listrik Suatu Larutan


Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat.
Uatu larutan terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ).
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
ditandai lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung
gas pada salah satu atau kedua elektrodanya.

Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 :


a. Elektrolit kuat : Lampu menyala terang, dan pada permukaan
elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : H2SO4, HCl, HNO3,
HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, NaCl. KCl,
Mg(NO3)2, dsb
b. Elektrolit lemah : Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada
permukaan elektroda terdapat sedikit gelembung gas. Contoh : HF, HNO2,
HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3 dsb.

Senyawa;
o Senyawa ion : terdiri atas ion . Jika senyawa ion dilarutkan dalam air
maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan arus
listrik . Padatan / kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus
listrik , teatapi lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.
o Senyawa kovalen polar : Molekul senyawa kovalen polar dapat
diuraikan oleh air membentuk ion. Elektrolit jenis ini meliputi asam dan
basa, tetapi lelehan senyawa kovalen terdiri atas molekul netral, maka
tidaka ada lelehan senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus
listrik walaupun bersifat polar.

pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan
Denmark Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah
diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan
untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz
(yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata
potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun
2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti
"logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C
ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut
bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan
bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait
dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan
oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga
memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di
bawah ini :
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 11.5
Conductivity mhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P Alkalinity Ppm -
M Alkalinity Ppm 800, max
O Alkalinity Ppm 2.5 x SiO , min
2

T. Hardness Ppm -
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
Phosphat residual Ppm 20 50
Sulfite residual Ppm 20 50
pH condensate Unit 8.0 9.0
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas
akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam
berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan
berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan
oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiller:
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan
boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak
Pengerakan pada sistem boiler :
Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan
tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah
Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2,
Fe2(CO3)3, FePO4
3. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal
dari:
Oksida besi sebagai produk korosi
Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat
alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada
pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya
pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya
effisiensi.

Prosedure Kerja
Mengukur pH, keelektrolitan, kandungan oksigen, dan temperatur.
1. Menyiapkan sampel yaitu ir umpan boiler yang akan diukur
kandungan oksigen, pH, keelektrolitan serta suhunya.
2. Menyiapkan alat UETECH PDC 650.
3. Memasang kabel alat ke stop kontak.
4. Menyalakan alat UETECH PCD 650 dengan menekan tombol
on/off atau tombol F4.
5. Menyelupkan elektroda EUTECH PCD 650 ke sampel air umpan
boiler.
6. Menekan tombol F3 untuk menampilkan nilai dari pengukuran
pada display.
7. Mencatat nilai dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada
display alat UETECH PCD 650.

Data Pengamatan

SAMPEL Kadar yang


Terlarut
p s %
H DO C
Air Umpan Boiler 7, 67,58 43,0 2
84 7,
1

*Data didapat dari penentuan kadar oksigen yang terlarut, pH larutan,


suhu disekitar larutan, dan keelektrolitan larutan. Dimana larutan tersebut
adalah air umpan boiler.

Analisis Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan didapat bahwa nilai pH dari air
umpan boiler pada laboratorium teknik kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
adalah 7,84, pada hal menurut ketetapan standar untuk air umpan boiler
yang baik adalah memiliki range pH 10,5-11,5 jika tidak sesuai dengan
standar maka akan mengakibatkan korosi, kerak, dan terdapat endapan
pada boiler. Nilai pH yang jauh dari standar ini dapat terjadi karena
kesalahan pada alat pengukurannya, karena pada saat dilakukan analisis
air umpan boiler alat EUTECH PCD 650 tidak dilakukan kalibrasi karena
instruktur memberi instruksi bahwa alat tersebut tidak perlu dikalibrasi
karena sudah dikalibrasi oleh teknisi laboratorium. Hal ini dapat
mengakibatkan ketidak akuratan data yang didapat karena kemungkinan
proses kalibrasi dilakukan telah lama sebelum dilakukan analisis air
umpan boiler. Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran
atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan
besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu sehingga
rentang waktu saat kalibrasi awal dengan waktu percobaan dapat
mempengaruhi keakuratan alat pengukuran.

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa alat yang digunakan
adalah alat UETECH PCD 650 dan didapat nilai kandungan terlarut dari air
umpan boiler laboratorium kimia Politeknik Negeri Sriwijaya, yaitu:
pH larutan : 7,84
keelektrolitan larutan : 67,58 s
kadar oksigen yang terlarut : 43,0 %
temperatur larutan : 27,1 C

Daftar Pustaka
Alaerts 1987. Metode penelitian Air Sampel, Surabaya: Usaha
Nasional
Intruction manual bookEUTECH PCD 650
http://www.google.co.id/analisis-air/
http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/08/air-dan-fungsinya-sebagai-
umpan-boiler-dan-cooling-tower/

Gambar Alat

UETECH PCD 650 GELAS KIMIA

Vous aimerez peut-être aussi