Vous êtes sur la page 1sur 6

KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Kemunduran ingatan pada orang tua disebut demensia senilis tipe
azeheimer dan merupakan penyebab 50-60% kasus demensia sinilis klien
dengan penyakit ini memerlukan perawatan terus menerus selama 24 jam
karena 10-15% populasi berusia lebih dari 65 tahun dan hampir 50% berusia
lebih dari 85 tahun mengalami demensia, maka kelainan ini merupakan masalah
yang sering terjadi dan serius. Penyakit ini cepat meluas pada usia lanjut dan di
perkirakan bahwa pada tahun 2050 akan ada 14 juta penderita penyakit ini
Penyakit azeheimer adalah penyakit regenerasi neuron polinerugik yang
merusak dan menimbulkan kelumpuhan yang terutam menyerang orang yang
berusia 65 tahun keatas.penyakit ini ditandai oleh hilangnya ingatan dan fungsi
kognitif secara progresif.
B. Penyebab
Penyebab regenerasi neuron kolinergik pada penyakit alzheimer tidak di
ketahui. Sampai sekarang belum satupun penyebab panyakit ini diketahui, tapi
ada 3 teori utama mengenai penyebabnya yaitu:
1. virus lambat
Merupakan teori yang paling populer ( meskipun belum terbukti ) adalah
yang berkaitan dengan virus lambat virus ini mempunyai masa inkubasi 2 30
tahun sehingga transmisinya sulit dibuktikan. Beberapa jenis tertentu dari
esenpalopati firal ditandai oleh perubahan patologis yang menyerupai flak sinilis
pada penyakit alzheimer.
2. proses altoimun
Teori altoimun berdasarkan pada adanyan peningkatan kadar antibodi
reaktif terhadap otak pada penderita penyakit alzheimer. Ada 2 tipe amigaloit
( suatu kompleks protein dengan ciri seperti pati yang diproduksi dan di deposit
pada keadaan-keadaan patologis tertentu ), yang satu kompos isinya terdiri dari
rantai rantai IgG dan yang lainnya tidak di ketahui. Teori ini menyatakan bahwa
kompleks antigen antibodi di katabolisir oleh pagosit dan fragmenfragmen
imunokglobulin dihancurkan didalam lisosom, sehingga terbentuk deposit
amigaloit ekstraselular.
3. keracunan aluminium
Teori keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat
neurotoksit, maka dapat menyebabkan perubahan neuro fidrilar pada otak.
Deposit aluminium telah di identifikasi pada beberapa klien dengan penyakit
alzheimer, tetapi beberapa perubahan patologis yang menyertai penyakit ini
berbeda dengan yang terlihat pada keracunan pada aluminium. Kebanyakan
penyelidik meyakini dengan alasan utama aluminium merupakan logam yang
terbanyak dalam kerak bumi dan sistem pencernaan manusia tidak dapat
mencernanya.
C. Patofisiologis
Hal lain yang masih terus diselidiki oleh para peneliti adalah
neurotransmiter peptida, oleh karena somatos tatin menurun pada otak
penderita penyakit alzheimer. faktor tambahan lain yang juga masih dalam
penyelidikan adalah neurotoksisitas dari aluminium. Crafer ( 1979 ) mengatakan
bahwa ada kegagalan dalam transfor membran pada klin dengan penyakit
alzheimer yang memungkinkan interaksi antara aluminium dan kromatin yang
menyebabkan perubahan patologis dalam sintesis protein dan perubahan
neurofibrilar.

KONSEP ASKEP
1. pengkajian
Pengumpulan data klien baik subjektiv maupun objektif pada gangguan
sistem persyarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikossosial.
Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, ( lebih sering pada kelompok usia lanjut, 50
% populasi berusia lebih dari 85 tahun ), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, no
register, diagnosis medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dan keluarga untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah penurunan daya ingat, perubahan kongnitif dan
kelumpuhan gerak ekstremitas.
Riwayat penyakit saat ini
Pada anamnesis, klien mengeluhkan sering lupa dan hilangnya ingatan yang
baru. Pada beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien sering
mengalami tingkah laku aneh dankacau serta sering keluar ruah sendiri tanpa
meminta izin pada anggota keluarga yang lain sehingga sangat meresahkan
anggota keluarga yang menjaga klien.
Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes
militus, penyakit jantung, penggunaan obat obatan anti ansietas ( benzodiazepin
), pengguaan obat obat anti kolinergik dalam janggka waktu yang lama, dan
riwayat syndrom down yang pada suatu saat kemudian menderita penyakit
alzheimer pada usia 40 han.
Riwayat penyakit keluarga
Penyebab penyakit alzheimer ditemukan memiliki hubungan genetik yang jelas
diperkirakan 10 30 % klien alzheimer menunjukan tipe yang diwariskan dan
dinyatakan sebagai penyakit alzheimer familiar ( FAD ). Pengkajian adanya
anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes militis
diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat
mempercepat progresifnya penyakit.
Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi
klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah kepada keluhan keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis.pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem dan terarah ( B1-B6)
dengan fokus pemeriksaan fisik dan pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan
keluhan keluhan dari klien.

Keadaan umum
Klien dengan penyakit alzheimer umumnya mengalami penurunan kesadaran
sesuai engan regenerasi neuron kolinergik dan proses senisisme. adanya
perubahan pada tanda vital mengikuti bladikardi, hipotensi, dan penurunan
frkuensi pernafasan.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran kliean biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan
status kognitif klien.
Pemeriksaan fungsi selebri
Setatus mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan
penurunan memori baik jangka pendek, maupun memori janggka panjang.
Pemeriksaan sraf kranial
Saraf I. Biasanya pada kilen dengan penyakit alzeihner tidak ada kelainan dan
fungsi penciuman.
Saraf II. Hasil tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan sesuai tingkat
usia.
Saraf III, IV, dan VI. Pada beberapa kasusu penyakit alzhimer biasanya tidak di
temukan adanya kelainan pada nervus ini.
Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada nirvus ini.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses senilis dan
prnurunan aliran darah regional.
Saraf IX dan X. Didaptakn kesultan dalam menelan makan yang berhubungan
dengan perubahan status kognetif.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternogpraidomastoideus dan prapezeus.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada defiasi pada suatu sisi dan tidak ada pisikulasi
indra pengecapan normal.
Sitim motorik
Inspeksi umum, pada tahap lanjut, klien akan mengalami perubahan dan
penuunan pada fungsi motorik secara umum.
Tonus otot di dapatkan meningkat.
Keseimbangan dan kordinasi, didatkan mengalami gangguan karena
adanya perubahan status kognitif dan ketidak kogferatifpan klien dngan
itode pemeriksaan.
Pemeriksaan refleks
Pada tahap lanjutan penyakit alzeihmer, sering di dapatkan bahwa klien
kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri klien akan
berdiri dengan kepala cendrung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan
seprti didorong.
Sistim sensorik
Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit alzaihmer mengalami penrunan
terhadap sensasi sensorik secara prokresif.
Diagnosa
1. Devisit perawatan diri (makan, minum, berpakaian, personal haygine)
yanag berhubungan dengan perubahan proses pikir.
2. Perubahan nutrisi: kuranag dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan inteke tidak adekuat, perubahan proses pikir.
3. Kerusakan komunikasi perbal b/d prubahan proses pikir.
4. Koping individu tidak efektif b/d perubahan proses pikir dan disfungsi
karena perkembangan penyakit.

Intervensi
DX I
Itervensi
Kaji kemampuan dan tinkat penurunan kemampuan melakukan ADL dalam
skala 0-4
Hindari aktivitas yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas
Rasional
Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan
kebutuhan individual.
Klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk
mencegah prustasi dan harga diri klien
Dukungan kepada klien selama aktivitas kehidupan sehari-hari dapat
meningkatkan perwatan diri

DX II
Intervensi
Evaluasi makanan klien
Observasi atau timbang berat badan jika memungkinkan
Ajukan pemberian cairan 2500 cc/hari selama tidak terjadi gangguan
jantung
Rasional
Klien mengalami kesulitan dalam mempertahankn berat badan mereka.
Tanda kehilanagn berat badan (7-10%) dan kekurangan inteke nutrisi
menunjukkan terjadinya masalah kataolisme, kandungan gikogen dalam
otot, dan kepekaan terhadap pemasangan ventilator.
Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunaan pentilator seama tidak
sadar dan mencegah terjadinya konstipasi.

DX III
Intervensi
Kaji perubahan dari gangguan perseosi dan hubungan dengan drajat
ketidak mampuan
Dukung kemampuan koping.
Catat ketika klien menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau
mengingkari dan menyatakan inilah kematian.
Rasional
Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana keperawatan
atau pemilihan intervensi.
Kepatuan terhadap program latihan dan berjalan membantu
memeperlamabat kemajuan penyakit.
Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negatif
terhadap gambaran tubuh dan kemempuan yang menunjukan kebutuhan
dan intervesi serta dukungan emosional.

DX IV
Intervens
Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi
Menentukan cara-cara berkomunikasi seperti mempertahankan kontak
mata, pertanyaan dan jawaban ya atau tidak, menggunakan kertas dan
pensil/boldpoit, gambar, atau papan tulis: bahasa isarat perjelasan arti
dari komunikasi yang di sampaikan.
Buatlah catatan di kantor perawatan tentang keadaan klien yang tidak
dapat berbicara
Rasional
Gangguan bicara ada pada banyak klien yang mengalami penyakit
alzahiner
Mempertahankan kontak mata akan membuat klien interest selama
komuniksi: jika klien dapat menggerakkan kepala, mengedipkan mata atau
senang dengan isarat-isarat sederhana, lebih baik menggunakan
pertanyaan ya/tidak
Mengingatkan staf perawat untuk berespon dengan klien selama
memberikan perawatan.

Vous aimerez peut-être aussi