Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sejak zaman dulu efek dari Cortex salicis telah dikenal dan
simplisia ini cukup luas penggunaannya sebagai obat. Zat yang berkhasiat
disini adalah asam salisilat. Asam salisilat bebas hanya mempunyai efek
Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam asetil
asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki efek analgesik antipiretik dan
anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam salisilat.
obat bebas. Selain sebagai prototipe, obat ini juga digunakan sebagai
adalah penting untuk mengetahui cara sintesis dari senyawa ini. Aspirin
asetilasi.
I.2.2 Tujuan Percobaan
sebagai katalisator.
rendamennya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Aspirin adalah obat anti-nyeri tertua yang sampai kini paling banyak
digunakan di seluruh dunia. Zat ini berkhasiat anti-demam kuat dan pada
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
dan digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini
212).
analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat
dan efektif sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga
meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik
(Ganiswarna,S.G., 212).
Hanya satu anhidrida asam yang terkenal adalah anhida asetat, yang
dibuat melalui reaksi asam asetat dengan ketena. CH 2=C=O pada suhu
tinggi (700o). Ketena sangat reaktif dan penting, dan dibuat di laboratorium
Titik lebur : 0 oC
Bj : 1,080 g/ml
% C4H6O3
aspirin
Rumus Bangun :
BM : 98,07
Bj : 1,84 g/ml
Rumus bangun : O
H - O -S - O H
=97,94%
Titik Leleh : 10 oC
Cl
kelembaban
berwarna jingga
Rumus Bangun : H - Cl
Bikarbonat
Rumus Bangun : Na - O C O H
asin
murni
Rumus bangun :
mudah menyala
aspirin murni
anhidrida asetat, diikuti dengan 5 tetes asam sulfat pekat dari pipet tetes
dan dikocok hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas air selama
dimana asam asetil salsiilat akan menjadi kristal dari campuran reaksi.
dengan sedikit bagian air dingin. Lanjutkan penarikan udara melalui kristal
pada penyaring buchner secara penyedotan (suction) hingga kristal bebas
Pemurnian :
ml air dilarutkan sedikit kristal dengan beberapa fenol, asam salisilat dan
hasil kasar (kristal aspirin). Tambahkan satu atau dua tetes larutan FeCl 3 1
piala dan corong dengan 5-10 ml air. Buat campuran 3,5 ml asam klorida
pekat dan 10 ml air dalam gelas piala 100 ml. hati-hati menuang filtrat
dengan penutup bersih dan cuci kristal dengan air dingin. Air yang
digunakan dalam tahap ini adalah air es. Tempatkan kristal pada gelas
1360) dan hitung nilainya dalam persen. Uji terhadap adanya asam
sedikit sampel dari hasil akhir dalam sejumlah kecil benzene panas,
sedikit larutan (benzene membeku pada 5 0) dalam air es, sambil digosok
2. Taruh dalam labu tersebut 5 gram asam salisilat dan 35 gram Benzen.
METODE KERJA
gelas erlenmeyer 250 ml, gelas kimia 100 ml, gelas ukur 10 ml, 50 ml, dan
100 ml, oven listrik, pipet tetes, pipet volume, tabung reaksi, timbangan
pekat, Air suling, Es batu, FeCl3, kertas saring, kertas timbang, dan tissue.
ke dalam tabung reaksi dan dilarutkan dengan air kemudian ditetesi FeCl 3
sebanyak 2-3 tetes, aspirin murni apabila warnanya menjadi kuning
KAJIAN PRAKTIKUM
= 0,015 mol
= 0,015 mol
m = 2,70 gram
= 0,3036 x 100 %
2,70
= 11,2 %
BAB V
digunakan di seluruh dunia. Zat ini berkhasiat anti-demam kuat dan pada
dosis rendah sekali. Aspirin atau asetosal atau asam aseti lsalisilat adalah
tumbuhan Cortex salicis. Asam salisilat sendiri hampir tak lagi digunakan
penerimaan tubuh lokal yang lebih baik melainkan juga kerja analgetik,
antipiretik dan atiflogistik yang lebih kuat. Sintesa asam asetil salisilat
dari asam salisilat sehingga dapat bercampur dengan sempurna, hal ini
untuk mendapatkan kristal aspirin yang ada pada larutan. Tidak digunakan
pelarut tersebut.
Setelah didapatkan kristal aspirin pada kertas saring, maka kristal
didapatkan.
Mekanisme dari reaksi ini adalah reaksi antara gugus hidroksil fenolik
asam salisilat dengan asam asetat, terjadinya penggantian gugus inti dari
asam asetat anhirida dengan gugus hidroksil dari asam salisilat untuk
ikatan gugus hidroksil yang terikat pada benzen sehingga mudah bereaksi
dan tersubtitusi oleh gugus asetil dari asam asetat anhidrida disebabkan
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM., 1979., Farmakope Indonesia., Edisi III., Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta, 43, 51, 58, 96, 424, 647,
659.
Harun, H., 1990., Pengantar Kimia Organik I., ITB : Bandung, 182.
Disaring dengan
Ditambahkan 50 ml air
Diuji kristal dengan uji menggunakan kertas
suling FeCl3 saring
Kristal aspirin
dikeringkan di oven
Ditimbang aspirin yang
rendamennya
Skema Kerja