Vous êtes sur la page 1sur 32

A.

Struktur, Gambar, dan Fungsi Organel-Organel Sel


Sel merupakan salah satu dari beberapa struktur yang mempunyai fungsi khusus

terapung-apung di dalam sitoplasma sel eukariot.Suatu sel baik tumbuhan ataupun hewan

mempunyai berbagai macam organel sel dengan fungsi-fungsi yang berbeda atau memiliki

perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.


Penelitian telah menunjukan bahwa unit satuan terkecil dari kehidupan ialah sel. Kata

sel dikemukakan oleh Robert Hooke yang mempunyai arti kotak-kotak kosong.Kemudian

berikutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat Protoplasma, zat Protoplasma

dibagi menjadi dua bagian yaitu Neukleoplasma dan Sitoplasma.

Nukleus (inti sel) memegang peranan penting dalam sel, yaitu mengatur semua

aktivitas sel karena di dalam inti sel terdapat kromosom berisi ADN yang mengatur sintesis

protein, dan menjaga integritas gen-gen tersebut. Untuk mempermudah pembahasan, kamu

harus mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fisiologi sel, secara anatomi dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu :

1) Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)


2) Sitoplasma dan Organel Sel
3) Nukleus (Inti Sel)
1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)
Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar yang terbentuk dari

senyawa kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan perbandingan

50:50.Lipid penyusun membran yaitu pospolid.

Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein instriksik yang

mempunyai sifat hidrofilik (larut dalam air) dan yang menembus kedua lapis lipid disebut

protein instriksi yang mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air).Oleh karenanya

membran sel bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang artinya hanya bisa

dilewati oleh molekul tertentu saja.

Fungsi dari Membran Sel:

Melindungi sel
Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel lainnya
Penerima rangsang dari luar sel
Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia

1. Sitoplasma dan Organel Sel


Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua bentuk yaitu

Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang berada di dalam inti sel

disebut Nukleoplasma.Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun

utamanya, dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan tempat reaksi kimia sel.Organel

sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam sitoplasma dan menjalankan

fungsi kehidupan (bersifat hidup). Terdapat berbagai macam organel sel, organel sel

tersebut yaitu:

a) Retikulum Endoplasma (RE.)


Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem membran berlipat-lipat

menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk seperti benang-benang

jala. Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum

Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum Endoplasma hanya bisa

dilihat dengan mikroskop elektron.

Fungsi RE Halus:

Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.


Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun
Tidak terdapat ribosom di RE Halus

Fungsi RE Keras: transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat juga di ribosom.

b) Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap menempel satu

sama lain dan membentuk rantai yang sering disebut polisom atau pololiribosom. Struktur

ribosom berbentuk bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang soliter

dan ada yang melekat sepanjang R.E.


Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara satu ribosom

dengan yang lainnya diikat oleh mRNA. Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan

menjadi ribolom sub unit kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)

Fungsi Ribosom: Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh organel

tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat dan berada bebas di

dalam sitoplasma ataupun melekat pada RE.

c) Mitokondria (The Power House)

Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena merupakan

organel yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP

sebagai sumber energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu membran

dalam dan membran luar.

Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran krista).

Krista mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses pengikatan oksigen dalam

respirasi sel berlangsung semakin efektif.

Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista dan banyak

mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna dan ribosom yang

memungkinkan sintesis enzim-enzim respirasi secara otonom. Untuk melintasi membran


mitokondria memerlukan mekanisme transpor aktif.Mastrik Mitokondria berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan energy.

d) Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk

kantong-kantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase,


dan proteolitik.Enzim hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk

ke dalam sel secara fagositosis.

Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah putih,

bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis.Fungsi

organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan

seluler.Salah satunya yaitu Lisozym.

Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom primer

memproduksi enzim yang belum aktif.Berfungsi sebagai vakuola makanan.Lisosom

sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai

autofagosom.

Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:

Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis


Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel
Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak
Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna dari dalam

lisosom ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses

menuju dewasa.
e) Badan Golgi ( Aparatus Golgi = Diktiosom)
Badan golgi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk berkelok-

kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel

tumbuhan disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran sel.

Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti

koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin, badan golgi juga dapat

membentuk lisosom. Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk

mensekresikan isinya ke luar sel, karena ini disebut juga organes sekresi.

Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan strukturnya dapat dilihat

dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh

yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contoh: ginjal).

f) Sentrosom (Sentriol)

Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan dan

manusia.Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol. Struktur

sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk pembelahan sel (Meiosis maupun

Mitosis).

Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang terdiri 9

triplet, terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol berperan dalam kegiatan pembelahan
sel dengan membentuk benang spindel.Benang ini yang menarik kromosom menuju ke

kutub sel berlawanan.

g) Mikrotubulus

Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk

membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta mempertahankan

bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini antaranya yaitu benang-benang

gelembung pembelahan.
Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin.Diameter

mikrotubulus kira-kira 25 nm.Organel ini merupakan serabut penyusun sitoskeleton

terbesar.

h) Mikrofilamen

Organel mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai diameter yang

lebih kecil.Bahan pembentuk mikrofilamen adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui

pada otot. Berdasarkan hasil penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses pergerakan

sel, eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.

i) Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan dibentuk

dalam Retikulum Endoplasma Granular. organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi

dengan organel sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang banyak

disimpan dalam sel-sel hati.


Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2) dimana ini

merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi oksigen dan air. Badan mikro

pada tumbuhan disebut Gliosisom, ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak

menjadi sukrosa.

j) Inti Sel (Nukleus)

Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan

organel sel seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 - 20 nm.Letak inti sel (nukleus)
terkadang di bagian tepi atau di tengah, mempunyai bentuk bulat atau lonjong seperti

cakram.

Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai pusat

pengendali aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-benang kromosom di

dalam nukleus. Umumnya sel-sel mempunyai satu nukelus inti.

Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang mempunyai kontrol

keluar masuk nukleus.Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia,

pembelahan sel, dan pertumbuhan.

Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua atau lebih

inti.Nukelus juga mempunyai tugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA

dikarenakan terdapat sandi DNA (DNA code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam

amino protein.

Nukleus terdiri dari bagian-bagian:

Nukleoplasma (Kariolimfa)
Kromatin / Kromosom
Selapue Inti (Karioteka)
Nukleolus(anak inti)

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan sel yaitu:

Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)


Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya pada ganggang biru,

bakteri.

Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam

nukleus terdapat kromosom yang berisikan DNA yang mengatur sintesis protein.Inti

mempunyai tugas mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai

pembelahan sel.

Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap dua dan

berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki membran.Di dalam
nukleus terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya berupa

benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan sebagai tempat pembentukan

asam ribonukleat (ARN).

B. JENIS-JENIS SEL
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi

permukaan organ, rongga dan saluran baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel

dapat dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu:


a) Epitelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan
eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ

berongga.
1) Endotelium adalah epitelium yang melapisi pembuluh darah.
2) Mesotelium adalah epitelium yang melapisi beberapa rongga tubuh.
b) Epitelium glandular atau epitel kelenjar berasal dari epitelium yang melapisi atau

menutupi sel-sel yang tumbuh sampai kedalam jaringan penunjang. Epitel kelenjar

tersusun atas beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan (absorpsi)

dan menyekresikan senyawa kimia. Misal sel-sel epitel yang terdapat pada rongga (lumen)

pencernaan memiliki kemampuan untuk membersihkan mukus. Mukus tersebut berfungsi

dalam menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.


Kelenjar eksokrin memepertahankan duktus atau suatu hubungan kepermukaan

tubuh. Hasil serkresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitel tanpa

melalui pembuluh. Contoh kelenjar eksokrin adalah kelenjar air liur di dalam mulut

dan kelenjar keringat.


Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berhubungan dengan kelenjar darah sehingga

hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan mengalir bersama darah.

Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid. kelenjar yang tidak memiliki duktus

keluar. kelenjar ini kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh dan menjadi massa

padat yang terpisah (misalnya, kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal).


2. Karakteristik Umum Jaringan Epitel
Struktur
Pada umumnya, salah satu permukaan epitelium bersifat bebas dan menghadap ke
cairan atau udara.
Epitelium tidak memiliki suplai darah. Nutrisinya berasal dari difusi pembuluh-

pembuluh darah di bawah jaringan ikat, tempatnya terikat dengan membran dasar

(lamina basalis) yang tidak hidup.


Sel-sel epitel tersusun rapat dengan sedikit materi interselular.
Sel-sel epitel bereproduksi dengan cepat untuk mengganti sel yang rusak atau hilang.
Fungsi jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi, antara lain:
1) Perlindungan terhadap dehidrasi, trauma, iritasi mekanik, dan zat toksik
2) Absorpsi gas atau nutrien, seperti dalam paru-paru atau saluran pencernaan.
3) Transpor cairan, mukus, nutrien atau zat partikulat lain.
4) Sekresi produk-produk yang telah disintesis, seperti hormon, enzim, dan perspirasi yang

dihasilkan dari epitelium glandular.


5) Ekskresi sisa metabolisme seperti urine melalui filtrasi.
6) Penerimaan sensorik oleh sel-sel epitel khusus pada ujung pengecap, hidung, dan telinga.

Sel epitel berdasarkan bentuknya yaitu:

epitel pipih.
epitel kubus.
epitel silindris.
3. Jenis-jenis Epitel Pipih
1) Epitel pipih selapis
Jaringan epitel pipih selapis tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu

lapis. Terletak pada pembuluh limfa dan alveoli di paru-paru. Fungsinya adalah sebagai

filter darah pada ginjal serta berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon dioksida.
2) Epitel pipih berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas berlapis-lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel piph

memiliki sitoplsma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya

terdapat pada rongga mulut, rongga hidung dan kerongkongan. Lapisan sel-sel yang

palingdalam biasanya berbentuk kubus. Semakin menuju ke permukaan, bentuknya

semakin pipih. Struktur ini untuk melindungi gesekan yang memungkinkan terjadi

pengelupasan.
4. Jenis-jenis Epitel Kubus
1) Epitel kubus selapis
Jaringan ini di susun atas selapis sel-sel yang berbentuk kubus. Sitoplasma sel epitel

kubus ada yang jernih, ada yang mengandung butir-butir halus yang di sebut granula. Inti

sel berukuran besar dan bulat serta terletak di tengah. Epitel kubus selapis di antaranya
ada pada kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini

sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.


2) Epitel kubus berlapis
Jaringan epitel kubus berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel-sel berbentuk

kubus. Epitel kubus berlapir terdapat pada mulut,kerongkongan , folikel pada ovarium

dan buah zakar, serta kelenjar keringat pada kulit. Sesuai strukturnya jaringan ini

berperan sebagai pelindung dari gesekan selain itu juga berfungsi untuk sekresi dan

eksresi.
5. Jenis-jenis Epitel Silindris
1) Epitel silindris selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas selapi sel-sel berbentuk slindris. Pada jaringan ini

biasanya terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi menghasilkan lendir(mukus) yang

berperan dalam mempermudah penyerapan makanan(absorpsi) jaringan ini terdapat pada

saluran pencernaan.

2) Epitel silindris berlapis


Epitel silindris berlapis tersusun atas dua atau lebih sel-sel berbentuk silindris. Epitel

silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring.

Jaringan ini berperan dalam proses sekresi dan pergerakan.


3) Epitel silindris berlapis semu bersilindris
Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel itu

tidak sejajar sehingga epitel tersebut seperti berlapis-lapis. Jaringan ini memiliki silia

yang berfungsi menggerakan partikel yang berbeda.


6. Epitel transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi sel-sel penyusun jaringan ini

selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tengah sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan

panjang. Adapun dalam keadaan normah (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar

sehingga epitel ini tidak dapat di golongkan berdasarkan bentuknya. Jaringan ini banyak

terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan ginjal.


Sel Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ

tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.


Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel

otot dapat memanjang dan memendek.


Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1) Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila

diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos

berkontraksi secara reflex dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos di

rangsang , reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding

pembuluh darah, saluran pernafasan.


2) Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat

pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf

sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis

gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama

lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Kontraksi otot lurik berlangsung cepat

bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh

saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari

benturan keras.
3) Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya

menyerupai otot lurik,meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi

terhadap rangsang lambat.Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.
1. Jaringan Ikat
Memiliki sel relative sedikit yang tersebar di dalam bahan ekstrasel yang banyak

jumlahnya. Jaringan ikat menghubungkan, menunjang, dan mengikat berbagai bagian tubuh.

Jaringan ini mencakup beragam struktur misalnya jaringan ikat longgar yang melekatkan sel

epitel ke struktur di bawahnya; tendon, yang melekatkan otot rangka ke tulang; tulang yang

memberikan bentuk tubuh, dukungan dan perlindungan; dan darah, yang mengangkut bahan

dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel di dalam jaringan ikat

menghasilkan molekul structural khusus yang dilepaskan ke dalam ruang ekstrasel di antara
sel-sel. Salah satu dari molekul tersebut adalah serat protein mirippita karet yang dinamai

elastin, yang keberadaannya memungkinkan peregangan dan pemulihan (recoiling) berbagai

struktur, misalnya paru, yang selama bernapas kembang-kempis secara bergantian.


C. Reproduksi Sel

1. Pengertian Reproduksi Sel

Sel merupakan unit dasar kehidupan. Reproduksi sel adalah proses memperbanyak

jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun

multiseluler. Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi

organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler,

pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme.Misalnya, pada

manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi besar dan

tinggi.Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel

gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui

proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA)
yang terdapat di dalam nukleus. Sehingga, menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki

materi genetik yang sama. Berdasarkan organisasi sel, organisme dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu organisme prokariotik dan eukariotik. Pada organisme prokariotik, reproduksi

sel dilakukan dengan cara membelah diri (pembelahan biner). Sedangkan, reproduksi sel

pada organisme eukariotik dengan cara mitosis dan meiosis.

2. Reproduksi Sel pada Organisme Prokariotik

Reproduksi sel pada organisme prokariotik, seperti bakteri dan protozoa, terjadi melalui

proses pembelahan sel secara langsung, yaitu dari satu sel akan membelah menjadi dua sel

yang sama besar dan mengandung materi genetik yang sama. Pembelahan sel seperti ini

disebut pembelahan biner.Pembelahan biner tidak mengalami tahapan-tahapan

pembelahan, seperti pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.

Proses pembelahan biner pada sel bakteri diawali dengan sintesa bahanbahan yang

diperlukan untuk membuat sel baru. Pada awal pembelahan sel, kromosom yang terdapat

bebas di dalam sel akan menempel pada dinding sel, kemudian bersama-sama dengan

pembesaran ukuran sel, berlangsung sintesis sel atau replikasi DNA (penggandaan

kromosom). Setelah DNA baru selesai dibentuk, dan sel telah mencapai pembesaran

maksimum, akan terjadi pembelahan sel menjadi dua bagian yang memiliki bahan genetik

yang sama.

3. Reproduksi Sel pada Organisme Eukariotik

Reproduksi sel pada organisme eukariotik terjadi melalui proses pembelahan sel yang

diawali dengan penggandaan materi genetik (replikasi DNA), kemudian diikuti

pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom ini akan diikuti oleh pembelahan nukleus,

lalu diakhiri dengan pembelahan sel. Pembelahan sel pada organisme eukariotik dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis dapat terjadi pada setiap

organ dan berfungsi membentuk sel dengan jumlah kromosom yang sama. Sedangkan,
pembelahan meiosis hanya berlangsung pada jaringan organ seks dan berfungsi mereduksi

jumlah kromosom menjadi separuhnya.Mitosis dan meiosis merupakan pembelahan sel

secara tidak langsung, yaitu melalui tahapan-tahapan tertentu, dan ditandai dengan

penampakan yang berbeda-beda dari kromosom yang dikandungnya.Pada saat pembelahan

sel, kromosom mudah diamati di bawah mikroskop, karena benang-benang kromatin

menebal dan memendek serta mudah menyerap warna. Sebelum sel membelah, sel

melakukan persiapan, seperti pembelahan organel-organel sel, setelah pembelahan sel

selesai, terjadi proses pertumbuhan atau pertambahan sel. Untuk mengetahui proses

pembelahan sel tersebut, cermati uraian berikut :

1) Siklus Sel

Siklus sel adalah peristiwa pertumbuhan sel menurut tahapan tertentu, dan setelah

melalui semua tahapan akan kembali kepada tahapan semula. Siklus sel dapat dibagi

menjadi dua tahapan, yaitu tahapan interfase dan tahapan mitotik (fase pembelahan).

a) Interfase

Interfase sering disebut tahap istirahat.Hal ini tidak tepat, karena dalam tahap ini sel

dalam keadaan aktif melakukan metabolisme, termasuk mempersiapkan diri sebelum

pembelahan.Pada tahap ini, di dalam sel terdapat membran yang membungkus inti sel.

Kromosom tidak tampak karena kromosom dalam bentuk utas molekul DNA yang halus

dan tidak menggulung sehingga tidak dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya. Interfase

dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1) Fase G1: Sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru dan terus menerus
melakukan pembelahan organel.
2) Fase S : Dalam sel terjadi proses replikasi DNA sebagai materi genetik yang akan
diturunkan.
3) Fase G2 : Sel tumbuh membesar dan menyiapkan segala keperluan untuk
pembelahan sel.
4. Fase Pembelahan
Fase ini disebut juga fase mitotik. Pada fase ini terjadi proses pembelahan sel, baik

proses mitosis maupun meiosis. Untuk lebih mengetahui tentang siklus sel.

I. Pembelahan Mitosis

Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses pertumbuhan suatu jaringan.

Contohnya, pada pembentukan sel-sel darah merah atau pertumbuhan jaringan di daerah

meristem. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan

jumlah kromosom sama seperti induknya, yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi menjadi 4 tahap,

yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelahan

mitosis tersebut, mari cermati pembelahan berikut ini.

a) Profase

Nukleolus tidak tampak lagi dan membran nukleus telah melebur.


Kromatin mengalami penebalan dan memendek menjadi kromosom sehingga bisa

dilihat dibawah mikroskop. Benang-benang kromosom berpasangan, tiap-tiap

kromosom menggandakan diri membentuk struktur simetris yang disebut

kromatid.Kedua kromatid masih disatukan pada satu titik yang disebut sentromer.
Pada sel hewan terdapat sepasang sentriol yang memisahkan diri ke kutub-kutub yang

berlawanan. Setelah sampai di kutub, sentriol membentuk benang-benang spindel

yang melekat pada sentromer di setiap kromatid.

b) Metafase

Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan sentromer menempel pada

benang spindel.Bidang di tengah sel ini disebut bidang equator.Posisi kromosom yang

tersebar pada bidang equator ini menyebabkan jumlah kromosom dapat dihitung dengan

tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari.

c) Anafase
Daya tarik benang-benang spindel akan menyebabkan kedua kromatid terlepas dari

ikatan sentromer menuju kutub masing-masing menjadi 2 kromosom baru. Jumlah

kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan kromosom yang menuju ke

kutub yang lain.

d) Telofase

Kromosom telah berkumpul di kutub masing-masing.


Membran inti muncul dan membungkus dua kelompok kromosom yang telah

terpisah tersebut menjadi dua inti baru.


Kromosom makin lama makin menipis, kemudian menjadi benang-benang kromatin

kembali. Sehingga, tidak dapat di lihat.


Nukleolus dapat dilihat kembali.

Sitokinesis

Setelah terbentuk dua inti sel, kemudian akan terjadi perpisahan sitoplasma dengan

pembentukan dinding (sekat pemisah) yang terbentuk dimulai dari pinggir sel menuju

ke tengah memisahkan kedua inti menjadi 2 sel baru.

II. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis berlangsung pada saat pembentukan sel gamet pada organisme

diploid atau pada saat pembentukan spora nonseksual pada jamur.Meiosis berlangsung di

jaringan organ reproduksi seksual atau pada jaringan nutfah. Pada pembelahan meiosis,

setiap sel anak akan menerima separuh dari jumlah kromosom yang terdapat pada sel

induk. Misalnya, manusia memiliki 46 kromosom dalam sel tubuhnya. Setelah terjadi

pembelahan meiosis pada organ reproduksinya, seperti testis atau ovarium, akan terbentuk

gamet yang mengandung hanya 23 kromosom. Meiosis dapat dibagi menjadi dua periode

pembelahan, yaitu Meiosis I dan Meiosis II.

Masing-masing periode terdiri atas tahap-tahap profase, metafase, anafase, dan

telofase.Hasil akhir pembelahan meiosis adalah 4 sel anak yang haploid.

a) Meiosis I
1) Profase I

Leptoten : merupakan tahap pertama profase, kromatin membentuk benang halus

leptonema (kromosom) sehingga kromosom tampak seperti massa yang tidak teratur.
Zigoten : Proses penebalan berjalan terus dan kromosom mulai berpasangan dengan

homolognya.
Kromosom yang homolog terdiri atas 4 kromatid yang disebut tetrad. Pasangan 2

kromosom homolog disebut bivalen.Pasangan 3 atau 4 kromosom homolog disebut

trivalen atau tetravalen.


Diploten : Kromatid pada kromosom homolog dapat saling melilit dan bertukar ruas

satu dengan yang lain, disebut pindah silang. Dua kromatid yang disatukan oleh satu

sentromer disebut kromatid bersaudara.Kontak antar kromatid bersaudara disebut

kiasma.
Diakinesis : Tahap akhir profase I, membran inti melarut.

2) Metafase 1 Benang spindel keluar dari kutub yang berlawanan dan mengait pada

sentromer kromosom yang telah berpasangan. Semua bivalen terletak pada bidang

equator.

3) Anafase 1 Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan

dua kromatid bersaudara masih tetap terikat pada sentromernya.

4) Telofase 1 Dua kelompok gugus kromosom tiba di dua kutub yang berlawanan,

masing-masing memiliki separuh jumlah gugus kromosom sel induk. Masing-masing

kromosom masih membawa dua kromatid bersaudara.Selaput inti mulai terbentuk dan

sel-sel anakan memisah.

b) Meiosis II

Pada meiosis II, tahap-tahap yang terjadi dalam meiosis I terulang kembali.Agar

berbeda, tahap-tahap meosis II dinamakan Profase II, Metafase II, Anafase II, dan

Telofase II.1) Profase II Selaput inti dan nukleus dalam sel mulai menghilang dan

benang-benang spindel menarik sentromer kedua kutub yang berbeda.2) Metafase II


Kromosom terletak pada bidang equator dan setiap sentromer pada kromosom diikat oleh

benang spindel.3) Anafase II Sentromer membelah dan dua kromatid berpisah, kemudian

bergerak kearah berlawanan menuju kutub.4) Telofase II Kromosom berkumpul pada

kutub yang berbeda, dan membran inti muncul membungkus kelompok kromosom

tersebut. Setelah melewati 2 kali pembelahan, maka dari satu sel akan dihasilkan 4 sel

dengan masing-masing sel mengandung kromosom separuh jumlah sel induknya.

c) Perbedaan Mitosis dan Miosis

Mitosis

Terjadi pada semua sel tubuh (autosom) yang sedang memperbanyak diri.Hanya

terdapat satu tahap pembelahan dalam satu siklus pembelahan sel. Tidak terdapat

pasangan kromosom homolog, yang berpisah adalah kromatid-kromatid yang bergerak

menuju kutub yang berbeda.Tidak terjadi pertukaran segmen kromosom. Sel baru yang

dihasilkan dari suatu mitosis akan mempunyai struktur genetik yang sama dengan sel

awal. Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah dua sel baru yang sama.

Miosis

Hanya terjadi pada sel gonad pada saat pembentukan gamet Terdapat dua tahap

pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Terdapat pasangan kromosom homolog

pada meiosis I, kemudian setiap anggota pasangan kromosom akan bermigrasi menuju

kutub yang berbeda. Pada meiosis II baru terjadi pemisahan kromatid seperti pada

mitosis.Terjadi pindah silang antara kromosom homolog yang berpasangan. Sel yang

dihasilkan melalui proses meiosis akan mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel

semula. Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah empat sel baru yang mempunyai

jumlah kromosom separuh daeri sel induk.

D. Struktur Mitokondria
Tidak seperti organel lain, mitokondria cukup besar untuk dapat dilihat dengan

mikroskop cahaya dan kehadirannya dalam sel telah diketahui lebih dari seratus tahun.
Mitokondria berukuran panjang 1-4 m dengan diameter 0,2 - 1 m. sehubungan

dengan fungsinya, ukuran, jumlah dan lokasinya dalam sel bervariasi sesui dengan jenis

sel. Rata-rata jumlah mitokondria dalam sel hati Mammalia sekitar 1.500 buah atau 15-

20% dari volume sel. Jumlah mitokondria yang besar terdapat pula dalam sel otot. Hal

ini disebabkan oleh karena sel otot membutuhkan jumlah ATP yang besar untuk

kontraksi. Lokasi mitokondria didalam sel yang bervariasi sesuai jenis sel dapat dilihat

pada sel sperma. Pada sel sperma, mitokodria terdapat di belakang nukleus. Pergerakan

sperma dimungkin oleh produksi ATP pada daerah ini.


Setiap mitokondria mengandung membran luar dan membran dalam. Membran

luar menutupi mirokondria dan bertindak sebagai batas luar. Membran dalam berlekuk-

lekuk atau mengalami invaginasi dan disebut dengan krista. Pada beberapa sel, seperti

sel hati Mammalia, krista sangat panjang dan memotong sepanjang diameter

mitokondria. Pada sel tumbuhan, krista lebih berbentuk tubular. Pelipatan membran

dalam ini ditujuan untuk memperluas permukaan membran yang penting untuk respirasi

aerob.

Membran mitokodria membagi organel ini menjadi dua kompartemen. Yang

pertama adalah matriks yang berada ditengah dan ruang antarmembran yang terdapat

antara membran luar dan membran dalam. Matrik berbentuk gel dengan kandungan

protein lebih dari 500 gr/ml.

Membran mitokondria
Membran dalam dan membran luar mitokondria memiliki penyusun yang

berbeda. Membran luar tersusun atas lebih dari 50% lipid serta mengandung berbagai

macam enzim seperti enzim yang beroperan oksidasi epinefrin, degradasi triptofan dan

pemanjangan rantai asam lemak. Sebaliknya, membran dalam memiliki ratio

protein/lemak yang tinggi. Ditemukan lebih dari 60 polipeptida berbeda pada membran

ini. Membran luar mengandung porin, suatu protein integral dan merupakan merman
yang tidak selektif sehingga memungkinkan molekjul dengan ukuran 10.000 dalton

dapat dengan masung ke dalam ruang antar membran, dengan demikian ruang antar

membran berhubungan dengan sitosol. Sebalinya membran dalam sengan tidak

permeabel, sehinggan molekul dan ion yang diperlukan semuanya terdapat dalam

matriks mitokondria.
Di bawah mikroskop cahaya mitokondria berbentuk batang dengan diameter 0,5

- 1 mikron dan panjang hingga 7 mikron. Namun bentuknya dapat mengikuti aktivitas

sel dan dapat bermodifikasi mengikuti siklus sekresi. Mitokondria tersebar merata pada

sitoplasma, bergerak berpindah mengikuti aliran sitoplasma. Dinding mitokondria

terdiri dari 2 membran yang diantarai oleh ruang eksternal, yaitu:


satu membran eksternal dengan struktur trilamellar tersusun dari 60% protein intrinsik
globular yang terdapat di antara alam lapisan lemak dengan kwantitas berkisar 40%.
Satu membran internal yang susunan molekulnya berbeda dari membran eksternal
yaitu kaya akan protein (80%) dan lemak hanya 20%.
Satu ruang internal yang merupakan pelipatan ke dalam rongga (matriks), yang
disebut krista.

Krista
Membran dalam melakukan pelipatan ke dalam/berinvaginasi membentuk tubuli atau

sakulus (kantong) yang berpenetrasi ke dalam matriks mitokondria yang disebut dengan

krista. Krista dapat berubah bentuk sesuai dengan kegiatan sel. Ketika sel dalam

keadaan istirakat, permukaan krista menjadi labih lapang dan kurang berlekuk.

Gambaran ini disebut ortodoks. Sebaliknya ada sel-sel yang sedang giat beraktivitas

maka krista memberikan gambaran yang banyak berlekuk dan matrik menjadi sempit.

Gambaran ini disebut dengan condensed.Secara umum bentuk krista dibedakan menjadi

dua golongan besar yaitu berbentuk lempeng dan pembuluh. Krista bentuk lempeng

(lamella) terdapat pada kebanyakan jaringan, sedangkan krista berbentuk pembuluh

(tubuler) terdapat khusus pada sel-sel yang mensekresikan steroid seperti sel Leydig,

sel-sel desidua ovarium dan sel-sel lapisan korteks adrenal.


Kedua membran interna dan eksterna memainkan peranan sebagai rangka untuk

mitokondria, bersifat elastis fleksibel dan stabil serta dapat bergerak. Bahan penyusun

membran mitokondria berupa lemak (fosfolipida dan kolesterol) dan protein.

Membran eksternal mengandung enzim transferase, kinase, ATP asetil koenzim A

syntetase, sitokrom B, NADH sitokrom B reductase, fosfotidase fosfatase dan

fosfolipase. Sedangkan membran internal mengandung sejumlah:


Enzim yang berperan dalam perlewatan atau transit metabolit
Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi oxydase yang membebaskan energi

untuk fosforilase oksidatif (ATP dari ADP). Jadi ATP disintesa dalam membran

interna, selanjutnya melewati ruang internal dan membran eksternal untuk

berpenetrasi dalam hyaloplasma (plasma yang transparant).


Transferase (carnitine-acytransferase).
Enzim yang berperan dalam system pemanjangan asam lemak dan beta-oksidase

asam lemak.
Matriks Mitokondria
Ruang interna dan krista mitokondria berisi suatu matriks yang densitasnya

bervariasi, tergantung kondisi fungsional dari organel. Namun umumnya berisi:


1) Molekul DNA
2) Mitoribosome (mtRNA)
3) Granula padat yang tidak beraturan
4) Enzim yang terlibat dalam siklus Krebs dan sintesa asam lemak.
Matriks mitokondria yang mengisi bagian dalam mitokondria berupa cairan. Di

dalamnya banyak mengandung enzim. Dalam matriks mitokondria terkandung pula

DNA dan ribosom. Selain itu, matriks DNA mengandung enzim yang berperan

dalam daur Krebs, enzim untuk sintesis asam nukleat dan enzim-enzim oksidasi

lainnya.

D. Jalur Produksi ATP

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan

energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria

ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang

dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya

dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai

fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan

kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses

pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat

kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II

(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q sitokrom C reduktase),

kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan

Adenine Nucleotide Translocator (ANT).


a) Reaksi Oksidatif dan Transport Elektron

Saat ion hidrogen atau elektron diambil dari sebuah molekul, maka molekul dikatakan

dioksidasi. Ketika ion hidrogen atau elektron diberikan kepada sebuah molekul maka

molekul tersebut direduksi. Saat molekul fosfat ditambahkan kepada sebuah molekul,

maka molekul tersebut dikatakan difosforilasi. Jadi, fosforilasi oksidatif berarti proses

yang melibatkan penghilangan ion hidrogen (yang membawa elektron) dari satu

molekul dan penambahan molekul fosfat ke molekul lainnya. Lebih khusus, reaksi

kimia yang melibatkan perpindahan elektron dari satu molekul ke molekul yang lain

disebut dengan reaksi oksidasi reduksi. Molekul pemberi elektron pada tersebut

disebut pereduksi atau reduktor, sedangkan molekul penerima elektron disebut

pengoksidasi atau oksidator. Senyawa pereduksi dan oksidasi berfungsi sebagai

pasangan reduktor oksidator konjugat (pasangan redoks) sama seperti asam dan basa

yang berfungsi sebagai pasangan asam basa. Pada reaksi redoks, kita dapat menuliskan

persamaan umum reaksi:

Pemberi elektron e- + penerima elektron.

Suatu contoh yang spesifik adalah :

Fe2+ e- + Fe3+
Dengan ion ferro sebagai pemberi elektron dan ion ferri sebagai penerima elektron.

Bersama-sama Fe2+ dan Fe3+ menyusun pasangan redoks konjugat.

Elektron dipindahkan dari satu molekul ke molekul lain dalam satu diantara 4 cara

yang berbeda, sebagai berikut :

1. Elektron dipindahkan secara langsung sebagai elektron. Sebagai contoh pasangan

redoks Fe2+ Fe3+ dapat memindahkan elektron ke pasangan redoks Cu2+ dan Cu3+

Fe2+ + Cu2+ Fe3++ Cu3+

2. Elektron dipindahkan dalam bentuk atom hidrogen, dimana persamaannya adalah

AH2 A + 2e- + H+

Dengan AH2 sebagai pemberi hidrogen, A adalah penerima hidrogen sehingga AH 2

dan A adalah pasangan redoks konjugat yang dapat mereduksi penerima elektron B

melalui perpindahan atom H :

AH2 + B A + BH2

3. Elektron dapat dipindahkan dari pemberi elektron ke penerima elektron dalam

bentuk ion hidrida yang mengangkut 2 elektron seperti dalam hal dehidrogenase yang

berkaitan dengan NAD.

4. Pemindahan elektron juga dapat terjadi jika terdapat kombinasi langsung dari

suatu pereduksi organik dan oksigen untuk memberikan produk dengan oksigen yang

diikat secara kovalen seperti pada oksidasi hidrokarbon menjadi alkohol.

R-CH3 + O2 R-CH2-OH

b) Sistem Transport Elektron Mitokondria

Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi

terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) mitokondria.

Pada setiap putaran siklus asam sitrat, empat pasang atom hidrogen dipindahkan dari

isostrat, -ketoglutarat, suksinat, dan malat melalui aktivitas dehidrogenase spesifik.


Atom hidrogen ini, pada beberapa tahap memberikan elektronnya kepada rantai

transport elektron dan dan menjadi ion H +, yang terlepas ke dalam medium cair.

Elektron tersebut diangkut sepanjang rantai molekul pembawa elektron, sampai

elektron-elektron ini mencapai oksidase sitokrom, yang menyebabkan pemindahan

elektron ke oksigen, yakni molekul penerima elektron terakhir pada organisme

aerobik.

Rantai transpor elektron tersebut terdiri atas kompleks I, kompleks II, kompleks

III, dan kompleks IV. Sedangkan yang berfung memompa elektron adalah kompleks I,

III, dan IV. Kompleks I terdiri dari NADH dehidrogenase dan pusat sulfur. Kompleks

II terdiri atas suksinat dehidrogenase dan pusat sulfur. Kompleks III terdiri dari

sitokrom d dan c1 serta pusat bersulfur spesifik. Kompleks IV terdiri dari sitokrom a

dan a3. Ubikuinon merupakan rantai yang menghubungkan di antara kompleks I, II,

dan III. Sitokrom c merupakan rantai penghubung di antara kompleks III dan

IV.

Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH 2,

yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.

Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q

(Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.

c) Sintesis ATP

Respirasi sel Pada organism eukariotik adalah serangkaian proses pengubahn

glukosa menjadi energy. Proses metabolisme yang terjadi antara lain glikolisis yang

terjadi di sitosol, siklus krebs dan fosforilasi oksidatif yang terjadi pada mitokondria.

Selama glikolisis, molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul senyawa piruvat.

Piruvat melinjtasi membrane ganda mitokondria untuk memasuki matriksnya., dimana

siklus krebs memecahnya menjadi karbondioksida.NADH mentransfer electron dari


glikolisis dan siklus krebs kerantai transport electron, yang ada di membrane Krista

rantai transport electron ini mengubah energy kimiawi menjadui energy yang dapat

digunakan untuk fosforilasi oksidatif, yang bertanggungjawab atas sebagian besar

electron ATP yang dihasilkan oleh rspirasi seluler. Sejumlah kecil ATP dibentuk

langsung selama glikolisis dan siklus krebs oleh fosforilasi tingkat substrat. Pada

hakikatnya ATP terbentuk dari ADP + Pi.

Glikolisis

Pada proses glikolisis, hakikatnya membutuhkan 2 ATP untuk mentransfer gugus

fosfat menuju glukosa dan fruktosa 1,6-bifosfat agar terbentuk dehidroksi aseton fosfat

dan glisertaldehide fosfat. ATP juga dihasilkan dalam glikolisis ini yaitu ADP yang

ditambah dengan fosfat dari bifosfogliserat dalam sutu reaksi eksorgenik dan ADP

yang ditambah dengan fosfat dari PEP. Hasil akhir proses ini yaitu piruvat yang

kemudian masuk ke dalam siklus krebs yang terjadi pada mitokondria.

Siklus Krebs

Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi asetil Ko-A

melalui kompleks multienzimyang mengkatalisiis 3 reakasi, gugugs karboksil piruvat

yang telah dioksidasi sepenuhnya dikeluarlkan sebagai molekul CO 2, yang berdifusi

keluar dari sel. Fragmen yang berkarbon dua dioksidasi sementara NAD + direduksi

menjadi NADH, akhirnya gugus asetil berkarbon 2 diikatkan pada koenzim A.

koenzim ini memiliki 1 ataom sulfur yang diikat pada fragmen asetil oleh ikatan yang

tisdak satbil, hal ini akan mengaktifkan gugus asetil pada reaksi pertama siklus.

Asetil Ko-A menambahkan fragmen berkarbon 2 ke oksaloasetat, yaitu suatu

senyawa yang berkarbon 4. Ikatan stabil asetil ko-A dipecah begitu oksaloasetat

begitu oksaloasetat memindahkan enzim tersebut dan terikat ke gugus asetil. Hasilnya

adalah sitrat berkarbon 6. CoA ini kemudian bebas untuk memancing fragmen
berkarbon dua lainnya yang diturunkan dari piruvat. Satu molekul air dikeluarkan dan

yang alain ditambahkan kembali, selisih hasil adalah pengubahan sitrat menjadi

isositrat. Isositart kemudian kehilangan CO 2 dan senyawa yang berkarbon lima

dioksidasi menjadi NAD+ menjadi NADH. Dalam satu langakah oksidatif, electron

ditransfer tidak ke NAD+ , tetapi ke akseptor electron lainnya, FAD (flavin adenine

dinukleotida, turunan dari riboflavin. Bentuk tereduksinya yaitu FADH 2

menyumbangkan elektronnya ke rantai transport electron seperti halnya NADH

(FADH memberikan elektronnya ke rantai transport electron pada tingkat energy yang

lebih rendah daripada NADH). Ada pula satu langkah yang membentuk molekul ATP

secara langsung dengan fosforilasi tingkat substrat, serupa dengan langkah glikolisis

yang m,embentuk ATP. Tetapi sebagian besar keluaran ATP berasal dari fosforilasi

oksidatif, apabila NADH dan FADH2 yang dihasilkan oleh siklus krebs melewatkan

dan menguatkan electron yang diekstraksi dari makanan ke rantai transport electron.

Transport Elektron

Electron yang diambil dari makanan selama glikolisis dan siklus krebs

ditansfer ke NADH ke flavoprotein dari rantai transpor electron. Dalam reaksi redoks

berikutnya, flavoprotein kembali ke bentuk teroksidasinya setelah melewatkan

electron ke FeS. Protein FeS ini kemudian melewatkan electron ke senyawa yang

disebut ubikuinon (Q). Sebagian besar pembawa electron yang tersisa diantara Q dan

oksigen berupa protein yang disebut sitokrom(Cyt). Rantai transport electron memiliki

beberapa jenis sitikrom yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hasil akhir dari

transport electron ini adalah setengah molekul oksigen. Sumber electron lain untuk

transport yaitu FADH2.

Rantai transport electron tidak secara langsung membuat ATP. Fungsinya

adalah untuk mempermudah jatuhnya electron dari makanan ke oksigen, memecah


penurunan energy bebas yang besar. Mitokondria mengkopel transport electron dan

pelepasan energy untuk sintesis ATP melalui mekanisme pengkopelan energy.Pada

proses pengkopelan energy, peran ATP sintetase sangat besar. ATP sintetase adalah

enzin yang membuat ATP. Enzim ini bekerja seperti sebuah protein ion yang

beroperasi kebalikannya. kompleks energy dari gardien H + untuk menggerakkan

sintesis ATP, berada dalam membrane mitokondria.

Membrane mitikondria mengkopel transport electron dengan fosforilasi oksidatif

dengan cara NADH menggerakkan secara bolak-balik electron yang berenergi tinggi

yang diekstraksi selama glikolisis dan transpor electron. Hasil akhir dari transpor

electron yang berupa setengah molekul oksigen selanjutnya akan bereaksi dengan

hydrogen membentuk H2O. selain oksigen transpor electron juga mennghasilkan ion

H+ yang selanjutnya mengalir menuruni gradient melalui saluran H + dalam ATP

siontetase. ATP sintetase ini mengangkap gaya gerak proton untuk menfosforilasi ADP

dan membentuk ATP.

Setiap NADH yang mentransfer sepasang electron dari makanan ke rantai

transport electron menyumbangkan gaya gerak- proton yang cukup besar untuk dapat

menghasilkan maksimum 3 molekul ATP. Siklus krebs juga memasok electron ke

rantai transport electron melalui FADH 2 , tetapi setiap molekul pembawa electron ini

maksimun menghasilkan 2 ATP. Sehingga dari metabolism 1 molekul glukosa

menghasilakan 38 ATP.

Vous aimerez peut-être aussi