Vous êtes sur la page 1sur 5

UNIT 4

LISTENING SKILLS
&
VALIDATION
UNIT 4
LISTENING SKILLS & VALIDATION

Jenis Listening

Jenis-jenis listening terbagi 2 yaitu:


1. Listening Kata-Kata
2. Listening Energy

Listening Kata-Kata adalah jenis listening yang dilakukan oleh Therapist, Counselor &
Coach dengan mendengarkan kata-kata yang diucapkan pasien/client. Dari kata-kata yang
diucapkan oleh Client/Pasien maka Therapist/Counselor/Coach dapat mengambil inti sari
tentang semua makna yang terkandung didalam Attitude, Beliefs, Values, Meta Program, dan
lain sebagainya. Dapat juga disimpulkan suatu konteks tertinggi eksistensi perkataan
client/pasien dalam konteks yang menjadi permasalahan yang sedang dialami oleh
Client/Pasien.

Dari kata-kata Therapist/Counselor/Coach juga bisa melakukan observasi tentang semua


Attitude, Beliefs dan Values yang terkandung di setiap kata-kata yang keluar dari mulut
Client/Pasien.

Contoh:

Client: Saya merasa sudah tidak mampu menghadapi isteri saya lagi.

Apa arti/makna yang terkandung di balik semua perkataan client di atas?

@2017, Copyright Coach Yusa untuk Indonesian Academy of Psychotherapy, Counseling & Coaching 2
Listening Energy adalah gaya atau jenis mendengarkan semua energy, emosi, getaran/vibrasi,
Bahasa tubuh, semua impulsive image, rasa, dan bunyi yang tidak terdengar oleh telinga,
tetapi dengan kemampuan Intuitive Therapist/Coach/Counselor, maka bisa melakukan
poking atau probing lebih lanjut untuk mengklarifikasi kepada Client/Pasien terhadap apa
yang mereka ucapkan.

Contoh:

Client: Saya merasa sudah tidak mampu menghadapi isteri saya lagi

Coach: Terimakasih sudah sharing Saya melihat dan merasakan getaran suara Anda
berubah ketika mengungkapkan perasaan Anda tadi dan betulkah Anda sedang kewalahan
atau merasa frustrasi terhadap Isteri Anda?

Untuk bisa melatih Listening Skills Energy, Anda perlu melatih diri Anda untuk Mindfullness
Listening dengan cara melatih Mindfullness Meditation Alias belajar konsentrasi untuk
mengobservasi seperti apa adanya

CATATAN:

Listening Type Energy BUKANLAH judgement atau menilaiTetapi mengungkapkan apa


adanya sebagai hasil Observasi Therapist/Client/Coach kepada ClientNyatakan apapun
yang Anda observasi sebagaimana apa adanya

Misalnya, jikalau suara client bergetar dan mukanya memerah, maka


Therapist/Counselor/Coach mengungkapkan hasil observasi sebagai berikut:

Sewaktu Anda menceritakan peristiwa masa lalu Anda, saya


merasakan/melihat/mendengarkan suara Anda bergetar dan muka Anda terlihat memerah dan
bahkan cenderung menahan rasa sedih, benarkah begitu?

@2017, Copyright Coach Yusa untuk Indonesian Academy of Psychotherapy, Counseling & Coaching 3
Tahapan Listening

Sangat vital listening skills

Ada 3 tahap :
1. Mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien
2. Memahami / mengerti memahami dan mengerti apa yang didengarkan dengan
pemahaman terapis sendiri
3. Judging setelah mendengarkan, memahami, anda perlu memutuskan apakah apa yang
anda dengar itu benar atau anda percaya dengan yang barusan anda dengar

Untuk menjadi great listener, seorang terapis harus :


Fokus, full attention
Biarkan di klien menjelaskan menyelesaikan ucapannya, jangan menginterupsi
Dengarkan inti-inti atau pokok-pokok yang klien bicarakan
Bertanya untuk klasrifikasi
Give feedback kepada klien untuk menunjukan anda paham apa yang mereka ucapkan

@2017, Copyright Coach Yusa untuk Indonesian Academy of Psychotherapy, Counseling & Coaching 4
Tipe-Tipe Validasi

Validasi sangat penting dalam proses terapi dan terdiri dari :


1. Mindful listening
2. Reflecting & acknowledging
3. Clarifying & summarizing
4. Putting problem behavior in a larger context
5. Normalizing

Mindful listening sangat penting untuk menunjukan terapis benar serius, total perhatian
kepada klien.

Dalam reflecting & acknowledging terapis harus mengekspresikan bahwa terapis memahami
esensi yang diucapkan klien.

Dalam clarifying & summarizing, terapis bertanya mengklarifikasi dan membuat summary,
klien bisa mengkoreksi terapis segala sesuatu yang telah terapis pahami atau tidak.

Putting problem behavior into a larger context, maka terapis mampu untuk tidak
mempedulikan perilaku negatif yang menjadi masalah klien, tetapi juga memperdalam klien
dari perilaku negatif berikutnya.

Normalizing membutuhkan terapis menormalisasi & validasi apa yang klien rasakan.

Referensi/Sumber:
Handout Manual, Diploma Counseling & Psychotherapy, UK Learning College, Glasgow UK
NLP Practitioner Manual, Tad James 2008
Handout Manual, Metaphysics Psychology, University of Sedona, USA

@2017, Copyright Coach Yusa untuk Indonesian Academy of Psychotherapy, Counseling & Coaching 5

Vous aimerez peut-être aussi