Vous êtes sur la page 1sur 16

Analisis Instrumental (3 sks)

Semester 4

Lecture Note No. 3

Konsep Pengenalan Spektroskopi

Interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi/zat


Dalam kasus warna sinar tampak, radiasi elektromagnetik dari sinar tampak adalah
cahaya tampak dan dapat dilihat efek absorpsi cahayanya dengan mata manusia.
Namun, interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi/zat dapat terjadi dalam
berbagai cara dan berbagai energi cahaya. Interaksi radiasi elektromagnetik dan
materi tidak terjadi secara sembarangan namun mengikuti aturan-aturan tertentu
yang berhubungan dengan panjang gelombang yang diabsoprsi atau diemisikan.
Topik spektroskopi merupakan kajian mengenai radiasi elektromagnetik dan materi.

Radiasi elektromagnetik
Gelombang cahaya dapat direpresentasikan sebagai osilasi tegak lurus listrik dan
medan magnetik. Osilasi yang terjadi berbentuk sinusoidal. Panjang gelombang, ,
didefinisikan sebagai jarak antara puncak-ke-puncak dua maxima berurutan. Unit
standar SI panjang gelombang yang umum digunakan merupakan unit panjang,
dapat berupa m (meter), cm (sentimeter), mikrometer, dan nanometer. Amplitudo
gelombang didefinisikan sebagai maksimum vektor dari titik asal ke titik
perpindahan pada proses osilasi. Ilustrasi mengenai panjang gelombang diberikan
pada gambar di bawah.

Gelombang yang terjadi pada 1 bidang, disebut plane-polarized light. Gelombang


yang ditunjukkan hanya berupa 1 panjang gelombang, . Jika hanya terdapat 1
panjang gelombang, maka disebut sinar/cahaya monokromatik. Jika cahaya

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 1


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

tersebut terdiri lebih dari 2 panjang gelombang, maka disebut cahaya polikromatik.
Cahaya putih merupakan contoh dari cahaya polikromatik.

Frekuensi panjang gelombang, , merupakan jumlah puncak melewati titik per


detik. Osilasi puncak-ke-puncak gelombang disebut sebagai 1 siklus. Unit frekuensi
yang umum digunakan adalah hertz (Hz) atau inverse detik (s-1); atau bentuk satuan
lama untuk frekuensi adalah cycle per second (cps). 1 hertz setara dengan 1 siklus
per detik.

Panjang gelombang cahaya, , berhubungan dengan frekuensi, , berdasarkan


persamaan berikut:
c =
dimana,
c adalah kecepatan cahaya pada keadaan vakum, 2,997 x 108 m/s
adalah frekuensi cahaya (Hz)
adalah panjang gelombang (m)

Pada keadaan vakum, kecepatan cahaya pada kondisi maksimum dan tidak
bergantung pada panjang gelombang. Frekuensi cahaya ditentukan oleh sumber dan
cahaya dan tidak bervariasi. Saat cahaya melewati material selain vakum, kecepatan
cahaya berkurang. Dikarenakan frekuensi cahaya tidak berubah, maka panjang
gelombang harus berkurang. Jika dihitung kecepatan cahaya di udara, hanya berbeda
sedikit dengan kecepatan cahaya dalam keadaan vakum. Pada umumnya, digunakan
3,00 x 108 m/s sebagai kecepatan cahaya di udara ataupun keadaan vakum.
Dalam beberapa kasus, cahaya dapat berperan sebagai partikel. Partikel cahaya
disebut sebagai foton. Foton dikarakterisasi oleh energinya. Energi foton
berhubungan dengan frekuensi cahaya, berdasarkan persamaan berikut:
E = h
Dimana,
E adalah energi (Joule)
h adalah konstanta Planck (6,626 x 10-34 Js)
adalah frekuensi (Hz)

Dari kedua persamaan di atas, maka didapat persamaan: .



Dari persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa energi radiasi
elektromagnetik sebanding dengan frekuensi, namun berbanding terbalik dengan
panjang gelombang. Rentang radiasi elektromagnetik dari radiasi energi-sangat
rendah (long-wavelength, low-frekuensi), misalnya gelombang radio dan microwave
ke radiasi energi-tinggi (short-wavelength, high-frekuensi), misalnya gelombang X-
ray. Daerah umum spektrum elektromagnetik disajikan pada gambar di bawah:

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 2


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Pada gambar di atas, tampak bahwa cahaya tampak, merupakan bagian dari
spektrum elektromagnetik di gelombang tersebut dapat dilihat oleh mata manusia,
yang merupakan bagian kecil dari semua energi cahaya/sinar. Pada tabel di bawah
diberikan unit dan simbol yang umum digunakan pada berbagai jenis radiasi
elektromagnetik:
Unit Simbol Panjang (m) Tipe radiasi
Angstrom A 10-10 X-ray
Nanometer Nm 10-9 UV-Vis
Micrometer m 10-6 IR
Milimeter mm 10-3 IR
Sentimeter cm 10-2 Microwave
Meter M 1 Radio

Interaksi radiasi elektromagnetik dengan materi/zat


Spektroskopi adalah ilmu mengenai interaksi energi cahaya/sinar dengan zat.
Berdasarkan mekanika kuantum, energi adalah bentuk materi/zat dan semua
properties materi dari gelombang dan partikel. Namun, materi terdiri dari molekul,
atom atau ion, yang dapat berupa padatan atau cairan atau gas. Spektroskopi
mempelajari interaksi antara cahaya dan materi yang didefinisikan sebagai materi
yang terdiri dari molekul atau atom atau ion.
Pada gas, atom atau molekul terletak terpisah antara satu sama lainnya, sedangkan
pada bentuk cairan atau padatan, atom atau molekul berikatan lebih berdekatan.
Pada padatan, atom atau molekul yang tersusun rapi dan beraturan disebut kristal
(umumnya pada mineral), sedangkan atom atau molekul yang tidak tersusun rapi
atau beraturan disebut amorf (umumnya pada plastik). Atom, molekul, atau ion
bergerak secara konstan dalam keadaan fisiknya. Pada molekul, terdapat pergerakan

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 3


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

di dalam molekulnya sendiri, yaitu rotasi, vibrasi, dan translasi (perpindahan dari 1
titik ke titik lainnya di dalam molekul). Interaksi dengan energi cahaya dapat
mempengaruhi pergerakan molekul. Molekul dapat menyerap (absorp) radiasi
vibrasi IR dengan amplitude yang lebih besar; interaksi dengan sinar UV/Vis dapat
memindahkan ikatan elektron menjadi energi yang lebih besar di dalam suatu
molekul. Perubahan energi ini disebut transisi; yang kemungkinan terjadi dari
transisi vibrasi, transisi rotasi, dan transisi elektron di dalam molekul. Atom dan ion
dapat bergerak dalam pergerakan yang sama di dalam suatu molekul, tetapi atom
dan ion monoatomik tidak dapat bervibrasi dan berotasi. Sifat materi kimia
(komposisi), keadaan fisik, serta susunan atom atau molekul pada keadaan fisik
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain yang mana terdapat interaksi
antara materinya dengan radiasi elektromagnetik. Pada tabel di bawah diberikan
beberapa contoh jenis transisi yang dipelajari pada ilmu spektroskopi.
Tipe transisi Metode spektroskopi Rentang panjang gelombang
Spin inti atom di dalam medan NMR 0,5-10 m
magnet
Rotasi dan vibrasi molekul Raman dan IR 0,8-300 m
Bonding electron energy, valence UV/Vis 180-800 nm
electron energy
Core electron energy X-ray 0,1-100 A

Saat cahaya bertubrukan dengan materi, cahaya dapat diserap oleh sampel,
ditransmisikan melalui sampel, dipantulkan oleh sampel, atau dipecah oleh sampel.
Sampel dapat juga memancarkan cahaya setelah menyerap incident light, proses ini
disebut luminescence. Luminescence dibagi atas flouroscene atau phosphorescence,
tergantung pada peristiwa spesifik yang terjadi.
Interaksi radiasi elektromagnetik dan materi sesuai dengan hukum mekanika
kuantum. Atom, ion, dan molekul hanya hadir di diskrit tertentu dengan energi
spesifik. Hukum mekanika kuantum yang sama juga menyatakan bahwa keadaan
membutuhkan absorpsi atau emisi energi, E, setara dengan perbedaan energi
antara keadaan awal dan akhir. Diasumsikan bahwa energi terkuantisasi. Perubahan
kondisi energi diekspresikan sebagai berikut;
E = Efinal Eawal = h, dengan c = , maka
E = h =

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi/zat dapat menyerap atau
mengemisi radiasi saat transisi antara 2 kejadian, tetapi proses absorpsi atau emisi
terjadi hanya pada frekuensi atau panjang gelombang spesifik yang
berkorespondensi pada perbedaan energi antara 2 keadaan dimana materi tersebut
ada. Radiasi absorpsi meningkatkan energi absorpsi/serapan spesies (Efinal > Eawal).
Emisi radiasi mengurangi energi emisi spesies (Efinal < Eawal). Sehingga jumlah E
dapat bernilai negatif atau positif tergantung pada proses absorpsi/emisi yang
terjadi, namun di dalam penghitungan panjang gelombang atau frekuensi radiasi
menggunakan nilai absolut E. Panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya
selalu dalam bernilai positif.

Molekul spesifik, misalnya heksana, atau atom spesifik, seperti raksa, dapat
mengabsorpsi atau mengemisi radiasi pada frekuensi tertentu. Semua molekul

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 4


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

heksana dapat mengabsorpsi/menyerap atau mengemisi/memancarkan cahaya pada


frekuensi yang sama. Tetapi frekuensi ini berbeda dengan frekuensi dari molekul
yang lain. Setiap molekul/atom mempunyai frekuensi unik/khusus dimana
molekul/atom tersebut mengabsorpsi atau emisi pada derajat frekuensi tertentu.
Kondisi ini disebut sebagai intensitas. Kekhasan frekuensi dan jumlah masing-
masing frekuensi yang diabsorpsi/diserap atau diemisikan/dipancarkan oleh suatu
molekul adalah dasar untuk spekstroskopsi untuk identifikasi senyawa kimia.
Setting/aturan frekuensi dan intensitas yang mana diserap atau diemisi disebut
spektrum.

Keadaan energi terendah suatu molekul atau atom disebut ground state. Keadaan
energi tertinggi disebut excited states. Pada umumnya, pada suhu ruang, molekul
dan atom berada pada keadaan energi terendah/ground state.

Energi serapan/emisi berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Pada panjang


gelombang pendek, E yang terjadi antara keadaan ground dan eksitasi lebih besar.
Sebaliknya, pada panjang gelombang panjang, E yang terjadi lebih kecil.

Absorpsi sinar tampak oleh gelas terjadi karena adanya eksitasi ikatan elektron pada
molekul atau, dengan kata lain, adanya transisi elektron. Transisi elektron
membutuhkan energi yang lebih besar daripada rotasi atau vibrasi. Pada suatu
molekul, urutan energi berdasarkan besarnya energi yang terjadi pada atom tersebut
adalah energi rotasi < energi vibrasi < energi elektronik. Contoh ilustrasi diagram-
level energi pada molekul pada umumnya adalah:

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 5


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Pada keadaan elektron En, terdapat banyak asosiasi sublevel rotasi dan vibrasi. Tiap
sublevel hanya mempunyai perbedaan yang sangat kecil, dengan hasil transisi dari
dari satu level energi En ke level energi yang lebih besar namun perbedaan ini
sangatlah kecil karena elektron dapat berakhir pada banyak sublevel. Alasan inilah
yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa absorpsi sinar oleh molekul pada
rentang panjang gelombang tertentu, bukan pada panjang gelombang diskrit tunggal.

Keadaan eksitasi pada dasarnya tidak disukai secara energi; molekul atau atom akan
mencari cara untuk kembali ke keadaan ground/dasar dengan mengeluarkan energi,
seringkali dengan memancarkan cahaya. Karena kondisi eksitasi tidak disukai,
kondisi ini biasanya terjadi hanya pada waktu yang singkat, sekitar 10-9 hingga 10-6
detik. Emisi cahaya terjadi dengan sangat cepat diikuti dengan eksitasi. Pengecualian
pada proses ini adalah proses phosphorescence, proses ini terjadi pada keadaan
eksitasi dapat berlangsung pada waktu yang lebih lama, selama 10 detik.

Spektrum serapan terjadi pada molekul atau atom menyerap energi radiasi yang
memenuhi persamaan E = hv = hc/. Spektrum penyerapan zat menunjukkan
energi (frekuensi atau panjang gelombang) cahaya diserap serta beberapa banyak
cahaya diserap pada tiap frekuensi atau panjang gelombang. Sifat molekul atau atom
menentukan jumlah cahaya yang diserap pada energi yang diberikan. Jumlah
spektrum zat merupakan gabungan dari energi yang diserap dan sesuai dengan
intensitas cahaya yang diserap. Grafik intensitas perubahan amplitudo cahaya
dibangun pada sumbu-y versus frekuensi atau panjang gelombang pada sumbu-x.
grafik yang terbentuk berupa intensitas versus energi yang disebut spektrum.

Spektrum emisi diperoleh ketika sebuah atom atau molekul dalam keadaan
tereksitasi kembali ke keadaan ground dengan memancarkan energi radiasi.
Spektrum emisi dapat diperoleh dengan berbagai cara terjadinya keadaan
tereksitasi. Atom atau molekul dapat tereksitasi tidak hanya dari proses
absorpsi/penyerapan radiasi elektromagnetik, tetapi juga oleh transfer energi akibat
tabrakan antara atom dan molekul, dengan penambahan energi termal. Dan juga
tambahan energi dari muatan listrik. Metoda eksitasi yang berbeda digunakan dalam
beberapa jenis spektroskopi emisi dan akan dibahas kemudian. Sebuah istilah
khusus digunakan untuk emisi radiasi elektromagnetik baik pada atom atau molekul
berikut eksitasi oleh penyerapan radiasi elektromagnetik: emisi seperti disebut
luminescence. Dengan kata lain, jika cahaya yang digunakan sebagai sumber energi
eksitasi, emisi cahaya disebut luminescence (pendaran); jika sumber eksitasi lain
digunakan, emisi cahaya disebut hanya emisi.

Atom dan Spektroskopi Atom


Sebuah atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh elektron. Setiap unsur memiliki
angka yang khusus yang setara dengan jumlah elektron dan atom netral unsur
tersebut. Elektron terletak pada orbital atom dari berbagai jenis dan energi, dan
keadaan-keadaan energi elektronik atom yang terkuantisasi. Level energi terendah,
pada keadaan dasar/ground berada pada konfigurasi elektron paling stabil dari
suatu unsur. Keadaan dasar adalah konfigurasi elektron yang normal diperkirakan
dari aturan pengisian banyak elektron atom. Aturan-aturan ini menentukan lokasi
atom di dalam tabel periodik. Aturan tersebut adalah:

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 6


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

1. Prinsip Aufbau
2. Larangan Pauli
3. Hukum Hund

Contohnya:
Konfigurasi elektron dasar pada Na(11)
Na (21) : 1s2 2s2 2p6 3s1
K (19) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
V (23) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3

Jika energi diberikan pada suatu atom pada magnitude yang sesuai, energi tersebut
dapat terserap oleh atom dan elektron terluar (valensi) dari atom terlepas dari
keadaan dasarnya (dari orbital) ke orbital energi yang lebih tinggi. Kondisi ini
disebut sebagai atom tereksitasi dan berada pada keadaan yang tidak stabil. Oleh
karena itu, elektron akan kembali secara spontan ke keadaan dasarnya. Saat kembali
ke keadaan dasarnya ini, atom akan memancarkan/mengemisi energi; energi ini
akan setara besarnya dari perbedaan antara level energi eksitasi dan level energi
dasar (dan setara dengan energi yang diserap di awal). Proses ini ditunjukkan pada
gambar di bawah:

Jika energi yang dipancarkan dalam bentuk radiasi elektromagnetik, maka


persamaan yang digunakan adalah:

Setiap unsur memiliki tingkat energi yang khas karena struktur elektronnya yang
khas. Panjang gelombang cahaya diserap atau dipancarkan oleh atom berdasarkan
dari karakteristik unsur. Penyerapan radiasi energi oleh atom merupakan dasar dari
ilmu spektroskopi serapan atom (Atomic absorption spectrometry, AAS). Penyerapan
energi dan emisi radiasi energi berikutnya oleh atom tereksitasi merupakan basis
dari ilmu spektroskopi emisi atom (Atomic Emission Spectroscopy, AES) dan atomic
fluorescence spectroscopy.

Dalam prakteknya, diagram tingkat energi atom berasal dari spektrum emisi atom
tereksitasi. Sebagai contoh, pada gambar di bawah diberikan diagram tingkat energi
pada atom Hg (raksa).

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 7


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Pada gambar di atas, tidak ada sublevel rotasi ataupun vibrasi pada atom Hg. Hal ini
dikarenakan tidak adanya energi rotasi ataupun vibrasi pada atom. Fasa gas bebas
tidak mempunyai energi rotasi dan vibrasi yang berkaitan. Saat elektron tereksitasi
ke level energi yang lebih besar, perubahan energi yang terjadi dapat didefinisikan
dengan baik, termasuk panjang gelombang diserap (atau dipancarkan) pada proses
kembali ke keadaan dasar disebut sebagai proses monokromatik. Panjang gelombang
cahaya yang terlibat dalam transisi elektron valensi atom yang terlihat pada panjang
gelombang UV dan visible/tampak disebut sebagai daerah panjang gelombang
UV/Vis. Saat ini, diagram tingkat energi semua unsur telah ditentukan (terlampir
pada Lampiran 6A, Undergraduate Instrumental Analysis).

Mengetahui apa yang diserap atau dipancarkan oleh panjaang gelombang cahaya
pada sampel memungkinkan untuk melakukan identifikasi unsur secara kualitatif.
Pengukuran intensitas cahaya yang diserap atau dipancarkan pada panjang
gelombang tertentu memberikan informasi mengenai jumlah unsur yang hadir pada
sampel (analisis kuantitatif unsur). Semua metode spektroskopi atom-absorpsi
(serapan), fluorescence, dan emisi-bersifat sangat sensitif. Jumlah sampel yang
dibutuhkan sangat kecil, 10-12 hingga 10-15 gram unsur dapat dideteksi menggunakan
spektroskopi atom.

Hal ini juga memungkinkan atom untuk menyerap radiasi energi yang lebih tinggi, di
wilayah X-ray; misalnya penyerapan elektron di kulit inti (inner shell, core) yang
tereksitasi, diikuti dengan emisi radiasi sinar-X. Proses ini merupakan dasar
terbentuknya ilmu kualitatif dan kuantitatif analisis unsur oleh spektroskopi X-ray
(X-ray fluorescence, XRF), serta teknik X-ray lainnya.

Molekul dan Spektroskopi Molekular


Sama halnya dengan energi pada atom, energi pada molekul juga saling
berhubungan, dan juga terkuantisasi. Metode spektroskopi sangat berhubungan
dengan transisi antara keadaan-keadaan yang memungkinkan di dalam molekul

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 8


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

menggunakan radiasi dari daerah gelombang radio ke wilayah UV. Metode yang
digunakan dapat memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang molekul,
termasuk informasi rinci tentang struktur molekul.

Transisi Rotasi pada Molekul


Kemampuan molekul untuk berotasi di ruang berkaitan dengan energi rotasi.
Molekul mungkin hanya ada terdiskrit/terkuantisasi dalam energi rotasi.
Penyerapan energi yang menyebabkan transisi dari keadaan energi rotasi yang lebih
rendah ke energi rotasi yang lebih tinggi, dimana molekul berotasi lebih cepat.
Proses ini menimbulkan spektrum penyerapan rotasi. Energi rotasi molekul
tergantung pada kecepatan sudut, yang merupakan variabel. Energi rotasi juga
tergantung pada bentuk molekul dan distribusi berat, yang berubah-ubah sebagai
akibat perubahan sudut ikatan. Pada molekul diatomik, sepeti O2, rotasi pada
molekul ini lebih dibatasi dibandingkan dengan molekul dengan jumlah atom yang
lebih banyak, seperti heksana, C6H14 memiliki kemungkinan bentuk yang lebih
banyak dan kemungkinan tingkat energi rotasi yang lebih banyak. Selain itu, adanya
lebih dari 1 isotop dari sebuah atom dalam molekul menghasilkan tingkat energi
rotasi yang baru. Seperti halnya dengan karbon, dimana sebagian kecil atom karbon
dalam molekul yang mengandung 13C bukan 12C. Akibatnya, bahkan molekul
sederhana memiliki spektrum penyerapan rotasi yang kompleks. Energi yang
terlibat dalam perubahan rotasi sangatlah kecil, dalam order 10-24 J per molekul.
Oleh karena itu, radiasi yang diserap dalam rentang frekuensi radio (RF) dan
spektrum microwave. Spektroskopi microwave sebagian besar tidak dieksplor di
kimia analitik karena kesulitan saat eksperimen dan kompleksitas spektrum yang
dihasilkan. Teknik ini terbatas pada fase gas dan telah digunakan di bidang
radioastronomers untuk mendeteksi spesies kimia di awan antar-bintang.

Transisi Vibrasi pada Molekul


Perlu dipahami bahwa molekul dapat divisualisasikan sebagai seperangkat atom
yang terhubung oleh ikatan kimia. Atom dapat bergetar menuju dan dari satu sama
lain, atau menekuk di berbagai sudut satu sama lainnya sebagaimana ditunjukkan
pada gambar di bawah.

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 9


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Setiap vibrasi memiliki energi karakteristik tersendiri. Keadaan energi vibrasi yang
terkait dengan vibrasi yang terkuantisasi. Perubahan energi vibrasi dari molekul
berkaitan dengan penyerapan energi radiasi di rentang spketrum IR. Saat
penyerapan radiasi IR menyebabkan perubahan penyerapan vibrasi molekul,
peningkatan energi vibrasi biasanya juga disertai dengan peningkatan rotasi
molekul. Perlu diingat, bahwa tingkat energi rotasi adalah sublevel dari tingkat
energi vibrasi. Oleh karena itu, di dalam prakteknya, penyerapan radiasi IR sesuai
dengan kombinasi perubahan rotasi dan energi getaran dalam molekul. Karena
molekul dengan jumlah atom lebih dari dua memiliki banyak kemungkinan keadaan
vibrasi, sehingga serapan spektrum IR lebih kompleks, yang terdiri dari beberapa
berkas penyerapan. Penyerapan radiasi IR oleh molekul adalah salah satu teknik
yang terdiri dari beberapa berkas penyerapan. Penyerapan radiasi IR adalah salah
satu teknik yang paling penting dalam spektroskopi. Melalui spektroskopi serapan
IR, struktur molekul dalam diketahui, dan identifikasi molekul secara kualitatif serta
kuantitatif dari komposisi molekul sampel.

Transisi Elektron pada Molekul


Ketika atom bergabung membentuk molekul, orbital atom individu bergabung
membentuk set orbital molekul baru. Orbital molekul dengan densitas elektrom pada
bidang (plane) terikat inti, sepanjang sumbu yang menghubungkan ikatan inti,
disebut orbital sigma (). Orbital molekul dengan kerapatan/densitas molekul di
atas dan bawah bidang (plane) disebut orbital pi (). Orbital sigma dan pi terdiri atas
2 jenis: yaitu orbital bonding dan orbital antibonding. Orbital bonding berada pada
level energi yang lebih rendah daripada orbital antibonding. Saat elektron berada
pada orbital molekul, orbital bonding yang berada pada tingkat energi paling rendah
akan terisi lebih dahulu.

Dalam kondisi temperatur dan tekanan normal, elektron berada dalam molekul
konfigurasi keadaan dasar, mengisi orbital molekul energi terendah yang tersedia.
Penyerapan energi radiasi yang tepat dapat menyebabkan elektron terluar
tereksitasi ke energi yang lebih tinggi (ke keadaan tereksitasi). Sama halnya dengan

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 10


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

atom, energi radiasi yang diperlukan untuk menyebabkan transisi elektronik dalam
molekul terletak di daerah tampak (visible) dan UV. Dan seperti atom, keadaan
tereksitasi molekul kurang stabil dibandingkan keadaan dasar/ground. Molekul
secara spontan akan kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan energi radiasi
UV/Vis.

Perlu diingat, tidak seperti atom, keadaan energi dalam molekul memiliki sublevel
rotasi dan vibrasi, jadi ketika elektron molekul tereksitasi, sering kali ada perubahan
simultan pada level energi vibrasi dan rotasi. Perubahan energi total adalah jumlah
dari perubahan energi elektron, rotasi, dan vibrasi. Dikarenakan molekul
mempunyai banyak kemungkinan keadaan rotasi dan vibrasi, absorpsi radiasi
UV/Vis pada molekul besar, masing-masing keadaan hanya berbeda kecil pada
keadaan rotasi dan vibrasi, menghasilkan penyerapan pada berbagai panjang
gelombang yang disebut pita serapan. Spektrum serapan molekul pada UV/Vis
biasanya memiliki serapan yang kecil di sepanjang pita serapan, dan biasanya sangat
sederhana dibandingkan spektrum IR. Spektroskopi serapan dan emisi molekul
dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif senyawa kimia. Teknik ini dijadikan
salah satu metode utama untuk penentuan struktur molekul organik, namun telah
dignati dengan teknik yang termutakhir seperti NMR, spektroskopi IR, spektrometri
massa (mass spectrometry, MS). Spektroskopi serapan UV/Vis paling sering
digunakan untuk analisis kuantitatif komposisi molekul sampel. Spektroskopi
fluoresensi molekul mempunyai sensitivitas yang paling tinggi, dengan kemampuan
mendeteksi molekul tunggal.

Hukum Serapan
Kekuatan radiasi P dari cahaya didefinisikan sebagai energi dari sinar per detik per
unit luas. Intensitas I, kekuatan radiasi per unit sudut. Baik kekuatan radiasi dan
intensitas berkaitan dengan kuadrat amplitude gelombang cahaya, dan hukum
penyerapan dapat ditulis dalam bentuk kekuatan radiasi atau intensitas. Pada tulisan
ini, digunakan istilah intensitas, walaupun di banyak literatur menggunakan istilah
kekuatan intensitas.

Saat cahaya melewati sampel terserap, intensitas cahaya yang muncul dari sampel
menurun. Diasumsikan intensitas sinar monokromatik (yaitu, panjang gelombang
tunggal), I0. Balok dilewatkan melalui sampel yang dapat menyerap radiasi dari
panjang gelombang ini seperti ditunjukkan pada gambar di bawah:

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 11


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Sinar yang muncul memiliki intensitas sama dengan I, dimana I0 I. Jika tidak ada
radiasi yang diserap oleh sampel, I = I0. Jika setiap jumlah radiasi yang diserap, I < I0.
Transmitansi T didefinisikan sebagai rasio I untuk I0:

Transmitansi adalah sebagian kecil dari cahaya asli yang melewati sampel. Oleh
karena itu, rentang nilai yang diperbolehkan untuk T adalah dari 0 sampai 1. Rasio
I/I0 tetap relatif konstan bahkan jika I0 perubahan; maka T independen/tidak
tergantung dari I0 intensitas yang sebenarnya. Untuk mempelajari kuantitatif
penyerapan radiasi oleh sampel, maka diperlukan mendefinisikan kuantitas lainnya,
absorbansi A, dimana:
( ) ( )

Saat tidak ada cahaya yang diserap, I = I0 dan A = 0. Dua data kuantitas yang terkait
juga digunakan dalam spektroskopi, yaitu persen transmitansi, %T, yang setara
dengan T x 100, dan persen absorbansi, %A, yang merupakan setara dengan 100-
%T.

Misalkan kita memiliki sampel larutan zat yang menyerap senyawa di dalam kaca
persegi panjang (biasanya disebut kuvet) dengan panjang 1,0 cm, seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah:

Kuvet atau sel sampel, mempunyai panjang sel yang disebut path length b. Cahaya
memiliki intensitas, I0, setara dengan intensitas 100 unit. Jika 50% dari sinar yang
melewati sampel yang diserap, maka 50% dari cahaya yang ditransmisikan. Sinar
yang muncul memiliki intensitas yang ditulis sebagai I1 = 50 unit intensitas. Jadi pada
%T = 50, maka

Dari T, dapat dihitung nilai absorbansi:


( )

Jika digunakan sel/kuvet yang sama dengan larutan yang sama ditempatkan pada
jalur blok I1, 50% dari radiasi, I1, akan diserap, dan akan muncul beam baru, I2.

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 12


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Intensitas I1 adalah 40 unit intensitas, dan oleh karena itu, I2 harus sebesar 25 unit
intensitas. Sehingga transmitansi pada sel kedua adalah:

Absorbansi pada sel kedua adalah:


( ) . Dua sel/kuvet identik mempunyai absorbansi
yang sama terhadap cahaya. Kuvet yang identik atau optically matched diperlukan
untuk analisis kuantitatif dalam banyak kasus spektroskopi.

Sekarang anggaplah kita menempatkan dua sel kembali seperti percobaan di atas,
dan mengukur absorbansi keduanya. Dianggap panjang sel/kuvet 2,0 cm. Sinar
dilewatkan dengan intensitas I0, dengan unit I0 = 100 intensitas. Seperti percobaan
sebelumnya, sinar yang muncul memiliki intensitas I = 25 unit intensitas. Pada
panjang kuvet 2,0 cm diperoleh T = 25/100 atau 0,25 dan A = - log 0,25 = 0,60. Jika
ditempatkan 3 kuvet serupa (panjang kuvet = 3,0 cm, sinar yang muncul memiliki I =
12,5 T = 0,125, dengan absorbansi A = 0,90. Selanjutnya, dilewatkan pada 4 kuvet
(panjang total = 4 cm), diperoleh I = 6,25, diperoleh T = 0,063, dan A = 1,20. Jiak
diplot intensitas I terhadap jumlah sel (yaitu, panjang kuvet, cm) seperti ditunjukkan
pada gambar di bawah:

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 13


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

Dari gambar tersebut tampak bahwa I (intensitas) berkurang secara eksponensial


dengan penambahan secara linear panjang kuvet. Gambar tersebut diubah ke bentuk
linear (agar lebih mudah dipahami), dengan interpolasi dan pembacaan data dari
plot linear. Plot linear mempunyai konstanta kemiringan yang lebih mudah dihitung.
Oleh karena itu, absorbansi sangay bergunana untuk kuantitas, menghasilkan
hubungan linear dengan kuantitas untuk keperluan analisis. Hubungan proporsional
antara ketebalan sampel (panjang kuvet) dan absorbansi pada konsentrasi konstan
ditemukan oleh P. Bouguer (1729) dan J. lambert (1760).

Jika dilakukan percobaan serupa dengan panjang kuvet yang konstan dan hanya
menggunakan 1 kuvet, tapi dengan mengubah konsentrasi sampel yang diserap,
maka akan dperoleh hubungan antara I, A, perubahan konsentrasi terhadap sampel.
Diperoleh hubungan yang dilinear antara absorbansi A dan konsentrasi C sampel
yang diserap. Dikarenakan A sebanding dengan panjang kuvet b, dan konsentrasi C,
maka ditulis persamaan baru;
A=abc
Dimana a = suatu konstanta absorptivitas. Absorptivitas adalah ukuran dari
kemampuan senyawa menyerap zat dalam sampel untuk menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu yang digunakan.

Absorptivitas adalah konstanta untuk zat kimia tertentu pada panjang gelombang
tertentu. Jika konsentrasi dinyatakan dalam molaritas (mol/L atau M), maka
absorptivitas disebut absorptivitas molar, . Unit yang biasa digunakan untuk
menyatakan panjang kuvet adalah cm. Jadi, jika konsentrasi dinyatakan dengan M,
unit molar absorptiviitas adalah M-1cm-1. Unit absorptivitas ketika konsentrasi
dinyatakan dalam unit lain selain molaritas (misalnya ppm dan mg/100 mL), maka
unit absorptivitas akan berubah. Oleh karena itu, absorptiviitas perlu dinyatakan
dalam bentuk dimensionless. Konstanta dimensionless a ditemukan oleh Beer yang
menemukan hubungan proporsional antara konsentrasi dan absorbansi pada tahun
1852.
A = a b c, karena A = - log T, maka

( )

( )
= 10abc

Dimana a, absorptivitas setara dengan , absorptivitas molar, dalam semua


persamaan jika c, konsentrasi dinyatakan sebgaai molaritas.

Hukum Beer ditunjukkan secara matematis, berdasarkan fakta


eksperimen/percobaan yang diamati, adanya hubungan linear antara absorbansi A
dan konsentrasi C jika panjang kuvet dan panjang gelombang radiasi sinar dijaga
konstan. Hubungan ini sangat penting dama spektroskopi analitis. Dasar pengukuran
kuantitatif dari konsentrasi suatu analit dalam sampel dengan pengukuran

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 14


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

kuantitatif dari jumlah radiasi yang diserap. Pengukuran kuantitatif intensitas radiasi
disebut spektrometri. Hukum Beer digunakan dalam semua penyerapan optik
spektrometri serapan-spektrometri serapan IR, AAS, spektrometri serapan UV/Vis,
dan sebagainya.

Penyimpangan dari Hukum Beer


Hukum Beer biasanya diikuti pada konsentrasi rendah dari analit dari sampel
homogen. Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi untuk sebagian zat
menyerap saat konsentrasi kurang dari 0,01 M.
Penyimpangan dari linearitas umum dijumpai pada konsentrasi analit tinggi.
Terdapat beberapa kemungkinan alasan untuk penyimpangan dari linearitas pada
konsentrasi tinggi. Pada sampel dengan konsentrasi rendah, analit dianggap sebagai
zat terlarut. Saat konsentrasi zat terlarut meningkat, molekul analit mungkin mulai
berinteraksi satu sama lain, memlaui gaya tarik-menarik antarmolekul seperti
ikatan hydrogen dan van der Walls. Interaksi ini dapat mengubah absorptivitas dari
analit, menghasilkan respon tidak linear sejalan dengan peningkatan konsentrasi.
Pada konsentrasi yang sangat tinggi, zat terlarut seakan-akan sebagai pelarut, yang
memungkinkan merubah sifat larutan. Jika spesies analit berada dalam
kesetimbangan kimia dengan spesies lain, seperti hanya dengan asam lemah atau
basa lemah dalam larutan, perubahan konsentrasi analit dapat menggeser
keseimbangan (prinsip Le Chatelier). Hal ini tampak jelas dari penyimpangan hukum
Beer sebagai larutan encer atau pekat.
Kemungkinan lain terjadinya penyimpangan Hukum Beer, saat sampel diberikan
cahaya, sampel terputus/terpecah. Larutan harus bebas dari padatan partikel yang
mengambang dan seringkali harus disaring terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengukuran. Alasan paling umum terjadinya non-linear pada konsentrasi analit
tinggi adalah terlalu sedikit cahay tersedia untuk diserap. Analit pada konsentrasi
rendah, 2x lipat konsentrasi menggandakan jumlah yang diserap., dari 25% menjadi
50%. Jika 99% dari cahaya telah diserap, menggandakan konsentrasi masih
menggandakan jumlah sisa cahaya yang diserap, tetapi perubahan itu hanya dari
99% menjadi 99,5%. Hal ini menyebabkan kurva menjadi datar pada absorbansi
tinggi.
Penyataan ini dapat diliihat pada persamaan A = log (I0/I). jika I0 = 100, dan A = 1,0.
Maka I = 10. Hanya 10% dari intensitas radiasi awal yang ditransmisikan. 90%
intensitas lainnya diserap oleh sampel. Jika A = 2,0, I = 1,0; menunjukkan bahwa 99%
cahaya ringan diserap oleh sampel. Jika A = 3,0, 99% intensitas cahaya diserap. Dari
penyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan dalam pengukuran A
meningkat seiring dengan peningkatan A (atau I berkurang). Dalam prakteknya,
hukum Beer dipenuhi dalam rentang nilai absorbansi 1.

Metode Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses pembentukan hubungan antara sinyal yang kita ukur
(misalnya absorbansi) dengan konsentrasi analit yang telah diketahui.

Daftar Rujukan
1. James W. Robinson, Eileen M. Skelly Frame, and George M. Frame II,
Undergraduate Instrumental Analysis, 7th edition, CRC Press, USA, 2014

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 15


Analisis Instrumental (3 sks)
Semester 4

2. David Harvey, Modern Analytical Chemistry, 1st edition, McGraw-Hill


Companies, 2000

Rien Rakhmana/ Pengenalan Spektroskopi 16

Vous aimerez peut-être aussi

  • Yoghurtku Sayang
    Yoghurtku Sayang
    Document4 pages
    Yoghurtku Sayang
    Regina Sianturi
    Pas encore d'évaluation
  • Alga
    Alga
    Document3 pages
    Alga
    Regina Sianturi
    Pas encore d'évaluation
  • Aitb Koran
    Aitb Koran
    Document1 page
    Aitb Koran
    Regina Sianturi
    Pas encore d'évaluation
  • Koko 2
    Koko 2
    Document27 pages
    Koko 2
    Adam160887
    Pas encore d'évaluation
  • Jpkimiadd 170115
    Jpkimiadd 170115
    Document7 pages
    Jpkimiadd 170115
    Regina Sianturi
    Pas encore d'évaluation