Vous êtes sur la page 1sur 12

Saudara mahasiswa,

Selamat berjumpa kembali...tidak terasa sudah 1 (satu) minggu berlalu. Pada kali ini
merupakan pertemuan Ketiga tutorial online pada mata kuliah Perencanaan Pesan
dan Media.

Saudara,
Materi modul ketiga yang akan dibahas kali ini adalah tentang
Pengembangan Strategi Penyusunan Komunikasi. Sdr Mahasiswa, berikut akan
saya jelaskan Pada materi pembahasan ketiga ini terdapat beberapa subbab
pembahasan, yaitu;
A. Perencanaan Pesan,
B. Organisasi Pesan,
C. Struktur Pesan,
D. Menggayakan Pesan, dan
E. Merancang Imbauan Pesan Komunikasi.

STRATEGI PENYUSUNAN KOMUNIKASI


Strategi penyusunan komunikasi merupakan langkah awal yang penting dalam
mencapai tujuan program komunikasi. Peran komunikasi merupakan unsur
terpenting dalam usaha kegiatan organisasi, hal tersebut dikarenakan komunikasi
menjadi penghubung informasi antar pelaksana program komunikasi dengan target
atau sasaran dalam usaha mensukseskan program komunikasi. Model komunikasi
transaksional ini bertujuan untuk membangun kesadaran kita bahwa antara pesan satu
dengan pesan yang lain saling berhubungan, saling ketergantungan dengan pengalaman
seseorang dimasa lalu. Muhammad (2007, h.5), Model komunikasi merupakan suatu
gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu
komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Model komunikasi transaksional ini
merupakan suatu proses pengiriman, dan penerimaan pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan secara terus menerus sebagai bentuk percakapan yang
mengambarkan adanya kegiatan mulai dari awal, tengah, dan akhir sebagai episode dari
proses komunikasi.
Berdasarkan penjelasan tentang model komunikasi transaksional di atas maka seorang
komunikator harus memiliki kemampuan, dan keterampilan berkomunikasi untuk
pengelolaan komunikasi melalui koordinasi, dan menjaga hubungan baik ketika
berkomunikasi antar individu satu dengan individu lainnya (human relations), agar proses
komunikasi dalam mengkoordinasikan sebuah pesan yang dilakukan oleh komunikator
melalui media komunikasi mampu memberikan efek atau pengaruh yang besar atas pesan
yang disampaikan, serta juga akan berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukankepada
seluruh pihak sebagai komunikannya. Selain itu seorang komunikator harus mengetahui dan
memahami secara benar tentangaturan-aturan yang harus dijalankan, seperti tentang
Bagaimana mengelola pesan komunikasi secara benar, Bagaimana cara menyampaikan
pesan, dan Bagaimana cara menggunakan media komunikasi yang tepat agarpesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat mudah dimengerti, dan mudah dipahami oleh semua
pihak sebagai komunikan, kemudianbagaimana pesan tersebut dapat diterima dan
memotivasi komunikan untuk menjadikan suatu kegiatan atau tindakan yang
berkelanjutan,dan berdampak positif bagi pelaksanaan program kegiatan
komunikasipemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Proses transaksional ini dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara
dua orang atau lebih yang menekankan pada perilaku individu, agar mereka selalu
mengkomunikasikan makna pesannya kepada individu lainnya sebagai upaya untuk
mencapai kesamaan makna. Model komunikasi transaksional ini bertujuan untuk
membangun kesadaran kita bahwa antara pesan satu dengan pesan yang lain saling
berhubungan, saling ketergantungan dengan pengalaman seseorang dimasa lalu .
Berdasarkan penjelasan model komunikasi transaksional di atas, maka model komunikasi ini
dapat diasumsikan bahwa proses komunikasi yang terjadi terus menerus, maka kita akan
berurusan dengan elemen verbal dan non verbal, artinya para komunikator sedang
menegosiasikan makna. Oleh karena itu seorang komunikator harus memiliki kemampuan
dan keterampilan berkomunikasi untuk pengelolaan komunikasi melalui koordinasi dan
menjaga hubungan baik ketika berkomunikasi antar individu satu dengan individu lainnya
(human relations), agar proses komunikasi dalam mengkoordinasikan sebuah pesan yang
dilakukan oleh komunikator melalui media komunikasi mampu memberikan efek atau
pengaruh yang besar atas pesan yang disampaikan, serta juga akan berpengaruh pada
tindakan yang akan dilakukankepada seluruh pihak sebagai komunikannya, sehngga
mereka dapat mengetahui dan memahami secara benar tentang aturan-aturan yang harus
dijalankan tentang bagaimana mengelola pesan komunikasi secara benar, seperti
bagaimana cara menyampaikan pesan, dan bagaimana cara menggunakan media
komunikasi yang tepat agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mudah
dimengerti, dan mudah dipahami oleh semua pihak sebagai komunikan,
kemudianbagaimana pesan tersebut dapat diterima dan memotivasi komunikan untuk
menjadikan suatu kegiatan atau tindakan yang berkelanjutan,dan berdampak positif
terhadap suatu program komunkasi.

Perencanaan pesan dan media sebagai bagian bentuk strategi komunikasi


organisasi dalam perkembangannya, mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Mulai dari
yang bersifat downward of communication, topward of communication, hingga penguatan
saluran komunikasi dua arah (two ways of communication) melalui strategi komunikasi
dialogis, dan strategi komunikasi deliberatif.

Menurut pendapat Suparman dkk, (1996), menjelaskan bawa Strategi adalah suatu
pola atau cara-cara yang telah dirancang secara sistematis sesuai dengan perencanaan,
dan berdasarkan berbagai pertimbangan keterbatasan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut pendapat Effendy (2005, h.32) Strategi komunikasi merupakan suatu
panduan perencanaan komunikasi (communication planning), dan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan pada suatu program atau kegiatan
komunikasi yang telah ditentukan, dan ditetapkan sebelumnya.

Kedua penjelasan strategi komunikasi di atas, menjelaskan bahwa strategi


komunikasi adalah suatu pedoman atau langkah-langkah sistematis yang digunakan oleh
komunikator atau organisasi dalam menyampaikan pesan pemberdayaan kepada
masyarakat atau publik sebagai komunikan yang disebabkan keterbatasan sumber daya
manusia yang ada dalam mencapai tujuan bersama, dan upaya untuk memberikan adanya
perubahan perilaku, baik dari segi afektif, dan kognitif.

Pada subbab pembahasan selanjutnya kita akan membahas tentang


Pengembangan Strategi Penyusunan Komunikasi secara medalam,dengan
penjelasan sebaga berikut:
A. Perencanaan Pesan
Perencanaan pesan adalah merupakan bagian langkah awal dari strategi
penyusunan komunikasi. Hancock (1978) (Winangsih dkk, 2011), menjelaskan
bahwa Perencanaan pesan adalah proses pemkiran tindakan-tindakan yang akan
dilakukan. Perencanaan pesan merupakan langkah awal proses berpikir yang kita
lakukan untuk menentukan apa yang akan dan perlu dilakukan selanjutnya, baik
dinyatakan secara tertulis agar dalam pelaksanaannya nanti sudah merupakan
serangkaian tndakan yang sistemik.

Menurut Middelton (dalam Handayani, 2013) (2013, h. 54-56 Volume 16 No.1),


mengatakan bahwa Analisa perencanaan dan penyusunan strategi ini, dilakukan
berbagai pertimbangan dan perkiraan mengenai apa saja yang sudah dapat
mendukung program dan hambatan apa saja yang mungkin terjadi, apakah semua
pihak sudah mendukung program ini, misalnya apakah ada fasilitas. Fase ini lebih
berfokus kepada sasaran dan kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan di atas menjelaskan bahwa perencanaan pesan merupakan
suatu tahapan awal dalam menyusun program awal komunikasi yang bertujuan
untukmerubah perilaku, dan sikap masyarakat sebagai audience sesuai dengan
yang kita inginkan.
Perencanaan Komunikasi pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
a. Tahap Identifikasi Masalah Komunikasi.
Tahap identifikasi masalah komunikasi merupakan suatu langka awal dalam
menyusun rencana pesan (program komunikasi) yang akan dijalankan.
Hancock (1978), Masalah komunikasi (communication problem) merupakan
bagian dari masalah sosial (social problem). Identifikasi Masalah Komunikasi
ini sangatlah penting dilakukan, hal tersebut dlakukan untuk mengetahui
pokok permasalahan dan kebutuahan apa saja yang diperlukan agar sebuah
program komunkasi dapat berjalan baik dan tepat sasaran.

b. Tahap Perumusan Tujuan Komunikasi.


Setelah kita mengidentifikasi masalah atau tema sosial apa saja yang muncul
atau yang akan diangkat dalam mencapai program komunikasi. Selanjutnya
kita harus merumuskan tujuan program komunikasi. Perumusan tujuan
komunikasi harus mampu menggambarkan arah dan bentuk pemecahan
masalah yang tema yang mereka angkat. (Winangsih dkk, 2011), Dalam
merumuskan tujuan program komunikasi ada beberapa unsur yang harus
dipenuhi, yaitu
1. Khalayak sasaran yang dituju,
Sebuah program komunikasi yang baik haruslah mengetahui siapa
khalayak (sasaran) yang akan dituju. Artinya kita sebagai perencana
sebuah program harus memetakan sasaran (audience) kita yang dapat
dilihat dari beberapa segmen, demografis, latar belakang pendidikan, laiatr
belakang sosial, dan lain sebagainya. Menurut Middelton (dalam
Handayani, 2013) (2013, h. 54-56 Volume 16 No.1), mengatakan bahwa
Fase ini maka jenis pesan dan saluran komunikasi ditetapkan untuk
mencari mana yang lebih efektif dan efisien. Sama halnya dengan tujuan,
mengenai khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi
komunikator dalam usaha mencapai komunikasi yang efektif. Komunikator
harus memahami kerangka referensi khalayak yang akan dihadapi.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjelaskan bahwa kemunculan sebuah
perencanaan dan program komunikasi tidak bisah dilepaskan dari adanya
target (siapa yang membutuhkan) program tersebut. Oleh karena itu
seorang hal perencana (planner) program komunikasi sebelum menyusun
program komunikasi, hendaknya memetakan Target atau segmentasi
masyarakat yang akan diterpa pada program komunikasi tersebut.
2. Jumlah cakupan khalayak sasaran
Dewi (2007, h.57), besar atau tidaknya jumlah penerima pesan akan
mempengaruhi gaya penyampaian pesan. Semakin banyaknya audience,
maka gaya bahasa, dan penulisan seyogyanya menggunakan bahasa
formal. Oleh karena itu kita harus mengetahui jumlah atau seberapa
banyak komposisi sasaran (Audience) dalam upaya penyebaran informasi
program.
3. Perubahan khalayak
Sebuah perencanaan program komunikasi yang dijalankan seorang
komunikator pasti memilki tujuan komunikasi yang hendak dicapai.
Perubahan khalayak memiliki 2 tipe, yaitu:
a. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif adalah suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau organisasi sebagai komunikator untuk
menyusun, mengorganisasikan, mengelola pesan yang terdapat dalam
perencanaan program komunikasi dengan tujuan merubah cara sudut
pandang mereka untuk menanamkan rasa saling pengertian, dan
menciptakan rasa kesepahaman atas program komunikasi yang
diterima masyarakat sebagai sasaran (audience).
b. Perubahan afektif
Perubahan afektf merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau organisasi sebagai komunikator untuk
menyusun, mengorganisasikan, mengelola pesan yang terdapat dalam
perencanaan program komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
yaitu merubah perilaku masyarakat, sehingga program komunikasi
dapat diterima dan berjalan secara berkelanjutan. Menurut Soesilo
(2001,h.8), bentuk upaya perubahan afektif pada masyarakat terhadap
suatu perencanaan program komunikasi memliki beberapa tahapan,
yaitu sebagai berikut:
1. Tahap sadar kenal (Awareness), suatu tahap masyarakat
mengetahui tentang adanya suatu inovasi baru, tetapi pengetahuan
mereka tentang inovasi baru tersebut belum mencukupi.
2. Tahap perhatian (Interest), Suatu usaha untuk menumbuhkan
perhatian sehingga mereka akan tertarik untuk mencari keterangan-
keterangan yang lebh mendalam.
3. Tahap Evaluasi, mereka mulai mencoba menerima dengan melihat
dan memperhatikan manfaatnya untuk kepentingan dirinya.
4. Tahap Mencoba (Trial), mereka mulai mencoba menjalankan dan
merasakan hasilnya.
5. Tahap Penerimaan (Adaptation), Suatu tahap dimana mereka mulai
mencoba dan menerima manfaat dari dijalankan program
komunikasi tersebut.

Dari penjelasan kelima tahap tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan afektif
merupakan suatu bentuk upaya untuk merubah perilaku masyarakat melalui suatu
program komunikasi yang terencana dan terkodinasi untuk mencapai tujuan
bersama.

c. Tahap Penetapan Rencana Strategik.


Rencana Strategik adalah uraian umum berbai sumber daya yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan atau program yang direncanakan. Rencana strategik ini
merupakan suatu tahapan rencana yang disusun Mulai dari yang bersifat downward of
communication, topward of communication, hingga penguatan saluran komunikasi dua arah
(two ways of communication) menurut pendapat Effendy (2005, h.32) Strategi komunikasi
merupakan suatu panduan perencanaan komunikasi (communication planning), dan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan pada suatu
program atau kegiatan komunikasi yang telah ditentukan, dan ditetapkan sebelumnya.
Kedua penjelasan strategi komunikasi di atas, menjelaskan bahwa strategi komunikasi
adalah suatu pedoman atau langkah-langkah sistematis yang digunakan oleh komunikator
atau organisasi dalam menyampaikan pesan pemberdayaan kepada masyarakat atau publik
sebagai komunikan yang disebabkan keterbatasan sumber daya manusia yang ada dalam
mencapai tujuan bersama, dan upaya untuk memberikan adanya perubahan perilaku, baik
dari segi afektif, dan kognitif

R.Wayne Pace, Brent D Paterson, dan M. Dallas Burnet (dalam Soesilo 2001, h. 3)
mengatakan bahwa tujuan sentral kegiatan program komunikasi organisasi itu setidaknya
meliputi 3 (tiga) tahap cara, yaitu:

1. How to Secure Understanding.

Yaitu bagaimana menanamkan rasa saling pengertian dan menciptakan kesepahaman


antar satu sama lain antara komunikator terhadap komunikan adalah langkah pertama
yang sangat penting yang harus dilakukan dalam strategi komunikasi. Bentuk-bentuk isi
substansi, saluran, dan metode komunikasi yang seperti apa yang dapat memastikan
sehingga dapat terjalinnya saling pengertian antara komunikator dengan komunikan,
karena ini sangat penting agar langkah-angkah strategi komunikasi berikutnya dapat
dijalankan.

2. How to Establish Acceptance.


Yaitu bagaimana memastikan kepada komunikan agar suatu pesan yang disampaikan
dapat diterima dengan baik tanpa resistensi dan penerimaan akan pesan ini dapat
berlangsung sustainable.
3. How to Motivate Action.
Yaitu bagaimana memotivasi membangkitkan gairah komunikan sehingga secara
sukarela berkenan melakukan sesuau sesuai kehendak yang dimaksudkan
komunikator. Bentuk-bentuk pesan apa yang telah diterima, dan dimengerti oleh
komunikan secara sukarela dilakukannya.

Berdasarkan penjelasan di atas menjelaskan bahwa tujuan strategi komunikasi


efektif adalah bertujuan untuk menciptakan rasa saling pengertian, dan kesepahaman
makna atas pesan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan, kemudian pesan yang diterima perlu dibina atau dijaga dan
dimotivasikan kembali untuk mencapai tujuan bersama agar program kegiatan komunikasi
pembangunan dengan berbasiskan keorganisasian masyarakat yang dijalankan dapat
berjalan secara berkelanjutan.

d. Tahap Penetapan Rencana Operasonal.


Rencana Operasional merupakan suatu tahapan penjabaran lebih lanjut yang
strategis dan metodologis dalam uapaya penetapan upaya sumber daya- sumber
daya apa saja yang dbutuhkan.

e. Tahap Penysunan Rencana Evaluasi


Rencana evaluasi adalah rencana mengenai bagaimana cara kita dapat mengukur
kemajuan dan keberhasilan tujuan program kmunkasi yang dijalankan. Ada 3 jenis
evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi Proses, suatu tahapan mengevaluasi seluruh jalan prosedur dan kinerja
yang sedang atau sudah dilakukan pada suatu program komunikasi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana dan bagaiman dan hambatan apa saja yang
terjadi selama proses program komunikasi berlangsung.
2. Evaluasi Hasil, suatu tahapan mengevaluasi seluruh jalan prosedur dan kinerja yang
sudah dilakukan pada suatu program komunikasi, serta untuk mengetahui
sejaumana capaian keberhasilan program tersebut.
3. Evaluasi Dampak, suatu tahapan mengevaluasi secara keseluruhan sejaumana
program komunikasi telah selesai berjalan mampu memberikan dampak bagi
sasaran program dan lingkungannya.
f. Tahap Rencana Rekomendasi
Tahap rencana rekomendasi ini dilakukan untuk memperbaki dan menindaklanjuti
program komunikasi agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

B. Organisasi Pesan,
Mengorganisasi pesan merupakan suatu bagian tahapan kegiatan komunkasi
yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan orang lain sebagai
sasaran komunikasi. Dalam upaya dalam mengorganisasikan pesan yang
terdapat pada suatu organisasi memiliki beberapa cara atau metode dalam
menyampaikan ide, gagasan, yaitu:
Format Kronologi
Suatu proses penyampaian pesan yang disusun, dirangkai berdasarkan
urutan waktum dan kejadian sebgau informasi pesan yang logis
(beruntun) sehingga informasi atau pengetahuan mereka dapat diterima
untuk mempengaruhi mereka.
Format Spasial,
Pesan yang disampaikan oleh organisasi ini, disusun berdasarkan
metode dan solusi bagaimana cara masalah itu dapat dipecahkan
bersama.
Format Topikal
Format pesan yang disusun berdasarkan topik pembicaraan. Format
topikal ini dipilih berdasarkan hasil identifikasi dan analisis kebutuhan
dalam upaya bersama untuk merumuskan dan memecahkan masalah
organisasi yang sedang mereka hadapi bersama.
Format Kausal
Menyusun gagasan dengan cara membahas faktor-faktor penyebab dari
masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil dijalankanny suatu
program komunikasi.
Format Pemecahan Masalah
Dalam penyusunan perencanaan pesan yang terdapat pada program
komunikasi haruslah bermuara pada bagaimanca cara mereka mampu
memecahkan masalah yang mereka hadapi dan mampu memberikan
solusinya, sebagaimana yang telah mereka rumuskan sebelumnya
.
C. Struktur Pesan
Struktur pesan merupakan suatu susunan pokok-pokok gagasan pesan yangg
menyatu menjadi satu kesatuan pesan yang utuh. Untuk merancang struktur
pesan harus memperhatikan sikap khalayak sasaran terhadap pesan dan tujuan
komunikator. Dalam merancang struktur pesan Winangsih dkk (2001), Dalam
struktur pesan memiliki beberapa jenis, yaitu:
a. Pro-Kontra, komunikator harus mendahulukan argumen atau gagasan yang
dianggap selaras dengan pendapat atau sikap masyarakat, kemudian baru
dikemukakan gagasan yang berbeda dengan sikap masyarakt sebagai
bahan diskusi pada akhir pembicaraan.
b. Kontra-Pro, komunikator harus mendahulukan argumen atau gagasan yang
dianggap bertentangan dengan pendapat atau sikap masyarakat, kemudian
baru dikemukakan gagasan yang dianggap sejalan dengan sikap masyarakat
sebagai bahan diskusi pada akhir pembicaraan.
c. Struktur Satu Sisi, komunikator dalam menyusun, atau menyampaikan pesan
pada suatu program hanya menyampaikan dampak positif atau negatif pada
suatu perencanaan program Komunikasi. Misalnya perencanaan program
komunikasi sosialisasi pemberantasan nyamuk demam berdarah. Dimana
Relawan atau dinas terkait hanya menjelaskan tentang dampak bahaya
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), atau Manfaat menaga kebersihan
lingkungan agar terhindar dari Demam Berdarah Dengue (DBD).

D. Menggayakan Pesan,
Dalam menyusun dan mengorganisasikan pesan dalam suatu program
komunikasi, janganlah lupa untuk menformulasikan gaya penyampaian pesan
baik verbal, maupun gaya bahasa pesan tertulis (written verbal). (Winangsih dkk,
2011), menjelaskan bahwa Dalam memaksimalkan keefektifan pesan yang
disampaikan oleh komunkator, maka dibutuhkan gaya pesan.
Gaya pesan merupakan keterampilan seoarang komunikator dalam
menyusun, menyampaikan pesan baik secara verbal maupun tertulis. Dalam
perpektif budaya dan bahasa, penggunaan gaya bahasa ada 2 (dua) macam
yaitu; low context culture, penggunaan dan pemilihan kata-kata yang sifatnya
denotatif (Makna yang dikandung mengacu pada apa yang dijelaskan.
Sedangkan, high context culture, penggunaan dan pemilihan kata-kata yang
sifatnya subjektif (konotatif), makna yang disampaikan terkadang
dinterpretasikan berbeda dengan pikiran orang lain, dikarenakan faktor
pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya.

Seorang komunikator dalam menggunakan gaya bahasa dalam bak lisan,


maupun tulisan memiliki perbedaan karateristik masing-masing (Winangsih, dkk
2011), yaitu sebaga berikut:
1. Gaya tulisan lebh formal dan struktur dan isi daripada gaya lisan
Penggunaan gaya bahasa tulisan formal dalam penyampaian pesannya lebih
menggunakan gaya bahasa baku, struktur kalimatnya lebih panjang dan
rumut harus menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), serta
menggunakan komposisi Subjek-Predikat-Objek-Keterangan dan memiliki
beberapa frase atau suku kata. Sedangkan pada penggunaan gaya bahasa
lisan lebih menggunakan gaya bahasa komunikasi lisan yang dtandai
penggunaan kalimat-kalimat yang lebih bendek, dan sederhadna bahakan
menggunakan beberapa singkatan.
2. Gaya lisan lebih berulang-ulang
Proses penyampaian pesan secara lisan yang disampaikan acapkali
dilakukan secara berulang-ulang. Tujuannya adalah untuk menyakinkan
bahwa komukan mengikuti dan memahami pesan yang disampaikan.
3. Gaya penyampaian komunikasi lisan lebih personal
Gaya penyampaan komunikasi lisan ini lebih mengunggulkan pada kontak
mata dengan lawan bicaranya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan atensi
lawan bicara, dengan harapan pesan yang disampaikan oleh komunikator
dapat lebih dipahami.

E. Merancang Imbauan Pesan Komunikasi.


Imbauan Pesan adalah aspek yang digunakan seorang kominikator dalam
menyampaikan pesan, dengan cara menyentuh (menstimuli) khalayak agar
mereka berubah. (Winangsih, dkk 2011) Pesan imbauan memiliki beberapa
jenis, yaitu
a. Imbauan Rasional, Imbauan yang didasarkan pada asumsi pokok tentang
manusia berpikir.
b. Imbauan Emosional, pendekatan komunikasi yang lebih diarahkan pada
sentuhan-sentuhan afeksi
c. Imbauan Takut, Jenis imbauan ini dgunakan oleh komunikator akan efektif,
tergantung seberapa besar tingkat ketakutan seseorang.
d. Imbauan Ganjaran, jenis imbauan ini menggunakan pendekatan keuntungan
yang diperoleh bila khalayak dapat menyampaikan pesan secara efektif

TUGAS 1: TUTON Matakuliah Perencanaan Pesan dan Media

Setelah anda mempelajari materi 1-3, Coba Tugas Anda berikan contoh
analisis kasusnya aplikasi Model POAC, dan Pengembangan Strategi
Penyusunan Komunikasi (pilih salah satu pada perusahaan, organisasi, iklan
layanan masyarakat, atau program komunikasi pemerintah) yang sedang
berjalan atau yang sudah berakhir, Kemudian Coba anda analisis (kritisi)
program komunikasi atau studi kasus tersebut, dari sudut pandang tahapan
perencanaan pesan dan media (berdasarkan materi 1-3 yang telah dijelaskan)?

NOTE:
Tugas dikumpulkan 1 minggu Tgl 19 Maret 2017 Pukul 24:00 WIB
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Agni.2007.Komunikasi Organisasi.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Suparman A, dkk.,2001. Desain Instruksional. Pusat Antar Universitas, Universitas


Terbuka.

Effendi, Onong Uchjana.2005. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Hancock.1978. Communication Planning for Development. Honolulu-Hawai. East West


Center

Soesilo, Boedi.2001.Komunikasi yang Efektif.Bogor: Pusdiklat Badan Pertanahan Nasional

Winangsih Syam, Dadang Sugiana, Atwar Bajar.2011. Perencanaan Pesan dan Media.
Jakarta. Universitas Terbuka

Vous aimerez peut-être aussi