Vous êtes sur la page 1sur 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini sistem hidrolik banyak digunakan dalam berbagai macam

industri makanan, ,minuman, permesinan, otomotif, hingga industri pembuatan

robot.
Bahan bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang

digunakan di dunia saat ini. Kebutuhan akan bahan ini semakin meningkat,

namun ketersediaan terbatas karena merupakan bahan bakar yang tidak dapat

diperlukan, sehingga mendorong diperlukannya sumber energi alternatif baru.

Minyak nabati merupakan bahan yang memiliki potensi sebagai sumber energi

alternatif untuk dapat menghasilkan biodesel bahan pengganti minyak diesel

atau yang dapat disebut solar. Pengembangan tanaman kemiri (Aleurites

moluccana) sebagai bahan baku biodiesel mempunyai potensi yang sangat

besar, karena selain menghasilkan minyak dengan produktivitas tinggi, mudah

didapat dan tanaman kemiri juga mampu memproduksi buah yang banyak

sepanjang tahun. (Hariani et al, 2013).


Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55-66% dari

berat biji. Komponen utama penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak

jenuh, namun mengandung juga asam lemak jenuh dengan persentase yang

relatif kecil. Minyak kemiri yang terkandung dalam biji juga memiliki banyak

manfaat, antara lain bahan pembuat cat, pernis, sabun, obat, kosmetik, dan

bahan bakar. Sayangnya, pemanfaatan kemiri di Indonesia masih terbatas pada

pengunaan tradisional seperti bumbu masakan dan obat tradisonal dan jarang

diproduksi secara komersial. Mengingat kemiri merupakan komoditi yang dimiliki

indonesia dan jumlah berlebihan hingga dapat menjadi komoditi andalan ekspor.
2

Apabila kemiri ini dapat diolah menjadi produksi yang memiliki nilai jual yang

lebih tinggi seperti bahan bakar biodiesel, tentu akan lebih menguntungkan bagi

negara Indonesia (Arlene et al, 2010). Penelitian ini berisi tentang cara

memperoleh minyak kemiri dengan maksimal namun dengan kualitas yang baik

menggunakan metode penekanan mekanik.


1.2 Perumusan Masalah
Penelitian yang dilakukan Arlene et al, 2010, pada kondisi optimum didapat

rendemen dan yield tertinggi yaitu 21,4% dan 33,38%, serta bilangan asam dan

peroksida terendah yaitu 0,95175 g/g dan 6 g/g yaitu pada kondisi operasi

ukuran serbuk dan temperatur pemanggangan biji 90OC selama 90 menit.


Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55-66% dari

berat bijinya, oleh karena itu, metode pengambilan minyak yang sesuai adalah

dengan pengepresan. Metode ekstraksi tidak dipilih karena metode ekstraksi

digunakan untuk bahan dengan kadar minyak rendah yaitu kurang dari 10%.
Penelitian ini akan dilakukan menggunakan alat press hidrolik dengan

variabel tekanan dan temperatur, kemudian dilakukan analisa densitas,

viskositas, bilangan asam dan bilangan penyabunan. Berdasarkan hasil

penelitian yang akan dilakukan maka diharapkan dapat ditentukan perlakuan

yang optimum dalam pembuatan minyak kemiri dengan penekanan mekanis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kemiri
3

Gambar 1. Biji Kemiri


Sumber : Wikipedia, 2016

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan). Kemiri tumbuh secara

alami di hutan campuran dan hutan jati pada ketinggian 150-1000 m di atas

permukaan laut serta ketinggian tanaman dapat mencapai 40 m. Tanaman kemiri

tidak begitu banyak menuntut persyaratan tumbuh, sebab dapat tumbuh di

tanah-tanah kapur, tanah berpasir dan jenis tanah-tanah lainnya. Tanaman kemiri

sekarang sudah tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tinggi tanaman ini

mencapai sekitar 15-25 meter. Daunnya berwarna hijau pucat. Buahnya memiliki

diameter sekitar 46 cm. Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan

pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang

memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin(Arlene et al, 2010). Klasifikasi

tanaman kemiri sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malphigiales
Familia : Eurphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : A. Moluccana
(Wikipedia, 2016)
2.2 Kegunaan Kemiri
Kemiri, dikenal sebagai salah satu tanaman rempah yang biasa

dimanfaatkan sebagai salah satu bumbu yang kerap kali dipakai di berbagai jenis

masakan indonesia. Kemiri juga dikenal sebagai candlenut karena fungsinya


4

sebagai bahan penerangan. Kegunaan kemiri sangat beragam. Bagian tanaman

kemiri dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Batang kayunya digunakan

sebagai bahan pembuat pulp dan batang korek, daunnya dapat digunakan

sebagai obat tradisonal, tempurung bijinya digunakan untuk obat nyamuk bakar

dan arang, sedangkan bijinya digunakan sebagai bumbu masak dan juga

penghasil minyak. (Arlene et al, 2010)


2.3 Minyak Kemiri

Gambar 2. Minyak kemiri

Sumber : wikipedia, 2016


Minyak kemiri dikenal dengan istilah candle nut oil. Minyak kemiri

mempunyai sifat mudah menguap dibanding dengan minyak jenis lain seperti

linseed oil (minyak biji rami) sehingga sering digunakan sebagai minyak

pengering dalam industri. Minyak kemiri dimanfaatkan pula dalam industri

sebagai shampo dan minyak rambut. Minyak biji kemiri juga digunakan sebagai

cat, pernis, dan bahan bakar. Minyak kemiri pada umumnya tidak dapat dicerna

secara langsung karena bersifat laksatif dan biasanya digunakan sebagai bahan

tinta cetak, pembuatan sabun dan sebagai pengawet kayu. Komponen utama

penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak jenuh. Minyak biji kemiri juga

mengandung asam lemak jenuh dengan presentase yang relatif kecil. (Arlene et

al, 2010)

2.3.1 Sifat Fisika Kimia Minyak Kemiri


5

Sifat kimia dan fisika dari minyak kemiri dapat dilihat dalam tabel 1

Tabel 1. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Biji Kemiri


Karakteristik Nilai
Bilangan Penyabunan 188-202
Bilangan Asam 6,3-8
Bilangan Iod 136-167
Bobot Jenis 0,924-0929
Warna Kuning
Bentuk Cair
Indeks Bias 1,473-1,479
(Sumber : Dewi, 2010)

2.3.2 Komposisi Asam Lemak Penyusun Minyak Kemiri

Komposisi yang terkandung dalam minyak biji kemiri dapat dilihat dalam

tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Minyak Biji Kemiri


Asam Lemak Jumlah ( % )
Asam Lemak Jenuh
Asam Palmintat 55
Asam Stearat 6,7
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat 10,5
Asam Linoleat 48,5
Asam Linolenat 28,5
6

(Sumber : Dewi, 2010)

2.4 Proses Pengambilan Minyak

Menurut (Putriningtyas et al, 2007) metode pengambilan minyak dari biji-

bijian terdiri dari beberapa cara yaitu

1. Rendering

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan

yang mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Proses

rendering merupakan proses yang menggunakan panas yang bertujuan untuk

menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding

sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang ada di dalamnya.

Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan

dry rendering.

Wet Rendering
Merupakan proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama

berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang

terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur tinggi serta

tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Bahan yang akan

diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi alat pengaduk,

kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-

lahan sampai suhu 500 C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan

naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Peralatan yang digunakan adalah

autoclave atau digester. Proses ini berlangsung selama 4-6 jam.


Dry Rendering
Merupakan proses rendering tanpa penambahan air selama proses

berlangsung. Cara ini dikerjakan dalam ketel yang terbuka dan dilengkap
7

dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan dimasukkan

dalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambil diaduk.

Pemanasan dilakukan pada suhu 2200 F 2300 F. Ampas bahan yang

telah diekstraksi akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak

yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan

pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel


2. Proses Ekstraksi dengan Pelarut
Proses Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu

bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dengan cara melarutkan salah

satu komponen dengan pelarut yang sesuai. Prinsip ekstraksi dengan pelarut

adalah melarutkan minyak dalam pelarut minyak atau lemak. Sebagai bahan

pelarut dapat digunakan berbagai macam pelarut organik. Senyawa organik yang

sering digunakan adalah N-heksan, etanol, petroleum eter, dan lain-lain.


3. Proses Pengepresan dengan menggunakan Mesin Press Hidrolik
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pengambilan minyak atau

lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji bijian. Cara ini dilakukan

untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 3070 %.

Pada cara ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak

dipisahkan dari bijinya yang mencakup pembuatan serpihan, perajangan, dan

penggilingan atau pemasakan.


2.6 Angka Asam

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang diperlukan

untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak

atau lemak. Angka asam yang besar menunjukan asam lemak bebas yang besar

berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang

baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya ( Resmi, 2012). Angka

asam dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:


8

ml KOH x N KOH x 56,1


Angka Asam= +
berat bahan( gram)

2.7 Angka Penyabunan

Angka penyabunan atau bilangan penyabunan dinyatakan sebagai

banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak

atau minyak. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat

molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak

berantai C pendek berarti mempunyai berta molekul relatif kecil akan mempunyai

angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul

besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil (Resmi, 2012). Angka

penyabunan dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

28,05 (Titrasi blankotitrasi contoh )


Angka Penyabunan=
berat sampel ( gram)

2.8 Mesin Press Hidrolik

Menurut (Putriningtyas et al, 2007) Mesin Press Hidrolik merupakan salah

satu alat yang digunakan dalam pengambilan minyak dari biji bijian selain

dengan menggunakan metode Ekstraksi Pelarut. Komponen utama pada Mesin

Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-

komponen lain yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress),

Handle, Frame dan tempat penampung minyak.

1. Dongkrak Hidrolik
Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada Mesin Press Hidrolik untuk

memberikan tekanan pada bahan melalui Piston Penekan.


2. Tabung Pengepressan
9

Merupakan bagian dari Mesin Press yang berfungsi untuk menampung bahan

(biji) pada saat proses pengepressan yang berbentuk silinder dengan ketinggian

tertentu dan dilengkapi dengan lubang lubang penyaring dengan diameter lubang

3 mm, pada sisi tabung bagian bawah maupun samping.

3. Plat Penekan (Piston Pengepress)

Merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan.

Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari tabung pengepressan,

menekan bahan di dalam tabung pengepressan ataupun kombinasi keduanya.

4. Handle ( Ulir )

Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas

maksimal bawah atau membantu dalam mengepress bahan selain dengan

hidolik.

5. Tempat Penampung Minyak

Merupakan tempat menampung minyak hasil pengepressan berbentuk loyang

persegi dan dilengkapi dengan lubang sebagai tempat keluarnya minyak.

6. Power pack

Merupakan bagian dari press hidrolik yang berfungsi sebagai pusat kontrol dari

press hidrolik. Power pack dapat berfungsi untuk mengatur besarnya tekanan

dan lama waktu pengepressan.


10

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1 Tujuan Penulisan
Mengetahui bagaimana proses pengambilan minyak biji kemiri dengan

metode pengepresan mekanis.


Mengetahui sifat fisik minyak kemiri yang dihasilkan dari variabel yang

telah ditentukan.
Mengetahui harga bilangan asam dan bilangan penyabunan minyak

kemiri yang dihasilkan dari variabel yang telah ditentukan.


3.2 Manfaat Penulisan
Melalui penelitian ini dapat diketahui variabel optimal minyak kemiri dengan

metode penekanan mekanis dan juga informasi data densitas, viskositas, harga

bilangan asam dan penyabunan minyak yang dihasilkan berdasarkan variabel

tekanan dan temperatur.


11

BAB IV
PERANCANGAN ALAT
4.1 Spesifikasi Alat
Berikut ini spesifikasi Alat Press Hidrolik :
1. Tabung Pengepressan dengan diameter 20 cm dan tinggi 15 cm

menggunakan bahan besi yang dilapisi kromium.


2. Bahan Kerangka dengan tinggi 75 cm dan lebar 50 cm menggunakan

bahan logam UNP


3. Pompa Hidrolik
4. Handle Menggunakan logam UNP
5. Tekanan maksimal 150 bar atau 15 Tonase
6. Kecepatan Tekan 2 cm/ detik.
7. Tempat penampung minyak menggunakan logam stainless steel
8. Power Pack 1,5 HP(1118,55 watt) 3 Phase
4.2 Gambar dan Dimensi Alat

Tinggi 75

Lebar 50
cm Gambar 3. Alat Press Hidrolik

4.3 Cara Kerja Alat Press Hidrolik

1. Mengambil bahan yang telah dioven.


12

2. Memasukkan bahan ke dalam kain penyaring kemudian menempatkannya ke

dalam tabung pengepressan.

3. Meletakkan tabung pengepressan tepat di bawah ulir dan diatas silinder

hidrolik.

4. Menurunkan ulir secara perlahan sampai ulir tidak dapat diturunkan lagi atau

ulir dalam keadaan maksimal.

5. Mengatur tekanan yang digunakan dalam pengepressan bahan.

6. Mengoperasikan dongkrak hidrolik dengan cara menekan tombol on pada

power pack.

7. Pengepressan dilakukan secara terus menerus sampai minyak tidak dapat

keluar lagi dari lubang penyaring pada tabung pengepressan.

8. Setelah selesai, matikan power dengan menekan tombol off.

9. Mengeluarkan ampas dari tabung pengepressan dan mengambil minyak yang

telah terkumpul pada penampungan minyak.

BAB V
METODOLOGI
Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
Tahap 1 : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment )
Pada tahap ini, biji kemiri dibersihkan dihancurkan dan dipanggang pada oven

berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.


Tahap 2 : Tahap Pengepresan (Pressing Operation)
Tahap pengepresan dilakukan dengan tekanan yang berbeda.
Tahap 3 : Tahap Analisa
13

Analisa yang dilakukan meliputi analisa rendemen yield, viskositas, bilangan

asam dan bilangan penyabunan.


5.1 Alat dan Bahan yang digunakan
5.1.1 Bahan yang digunakan
Tabel 3. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Konsentrasi
1. Biji kemiri -
2. Aquades -
3. Etanol 95%
4. Dietileter -
5. KOH 0,1N,0,5N
6. Indikator PP 1%
7. Asam Oksalat 0,1N
8. HCL 0,5N
9. KOH-alkool 0,5N

5.1.2 Alat yang digunakan


Tabel 4. Alat yang digunakan

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1. Baskom - 1
2. Nampan - 4
3. Timbangan - 1
4. Beker glass 100 ml, 200 ml 4
5. Pipet tetes - 1
6. Pipet Volum 10 ml 1
7. Oven - 1
8. Stop watch - 1
9. Pikno meter 25 ml 1
10. Viskometer ostwald - 1
11. Gelas ukur 10 ml 2
12. Kaca arlogi - 1
13. Pengaduk - 1
14. Kertas saring - Secukupny
15. Kertas PH -
a
16. Hidrolic press -
Secukupny
17. Labu takar 100 ml, 250 ml
18. Sendok - a
19. Klem dan statif - 1
20. Buret 50 ml 4
21. Erlenmeyer 300 ml 2
22. Pemanas - 1
23. Pendingin balik - 1
24. Bola karet - 4
1
1
1
14

5.2 prosedur Pengambilan Minyak Kemiri

kemiri

variabel suhu variabel waktu

80 oC dan 100 0 C Pemanasan awal 45 menit

variabel tekanan variabel waktu


Pengepresan
80 Bar, 100 Bar 10 menit

Pemisahan

Minyak kemiri Bungkil kemiri

Analisa Produk

Gambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Kemiri


15

Proses pembuatan minyak kemiri dengan menggunakan metode press hidrolik :


1. Tahap Preparasi
Biji kemiri ditimbang 500 gr sebanyak 4 kali. Biji kemiri dipotong-potong

dengan ukuran sekitar 1 cm kemudian ditempatkan di atas nampan dan

dipanaskan di oven dengan suhu dan waktu sesuai dengan variabel.


2. Tahap pengepresan
Biji kemiri yang dipanaskan tersebut kemudian dipress dengan alat press

hidrolik dengan waktu dan tekanan sesuai variabel.


3. Tahap analisa
Minyak yang dihasilkan dilakukan analisa rendemen, densitas, viskositas,

bilangan asam, bilangan penyabunan.


5.3 Variabel Percobaan
Variabel tetap : berat sampel = 500 gr
waktu pengepresan = 10 menit
Faktor interaksi antara variabel berubah teradap hasil biji kemiri akan

diselidiki menggunakan 22 desain faktor dengan sedikit modifikasi. Seperti

yang digambarkan pada tabel 5.

Praktikum Variabel suhu (oC) Variabel waktu Variabel

pengepresan (menit) tekanan (Bar)


Variabel 1 80 10 80
Variabel 2 100 10 100
Variabel 3 80 10 80
Variabel 4 100 10 100

5.4 Analisa Minyak kemiri


5.4.1 Menghitung Rendemen Minyak Kemiri

Menimbang bahan yang akan dimasukkan ke dalam alat press


hidrolik

Menimbang mengukur seluruh minyak yang dihasilkan dari proses


pengepresan
16

Menghitung rendemen dengan rumus :

massa minyak (gr )


rendemen=
massa sampel yang dimasukkan dalam alat press ( gr)

5.4.2 Pengukuran Viskositas

Masukkan minyak ke dalam viskosimeter minimal setengah dari


bola viskosimeter

letakkan bola karet di bagian atas lubang viskosimeter dan tekan


katup untuk menaikkan cairan minyak

Lepaskan bola karet brsamaan dengan nyalakan stopwatch

Matikan stopwatch saat volume minyak melewati batas bawah


viskosimeter

Hitung viskositas dengan rumus :

tx. dx
= x 0
. do

5.4.3 Menghitung Bilangan Asam Minyak Biji Kemiri

Masukkan minyak kemiri dari variabel 1, 2,3, dan 4 sebanyak 10 ml


kedalam erlenmeyer yang berbeda

Tambahkan 10 ml alkoho 95% kedalam masing-masing erlenmeyer

Panaskan larutan minyak dan alkohol hingga mendidih lalu gojog


dan diamkan hinggga dingin
17

Lalu setelah ingin tambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes ke


dalam masing-masing erlenmeyer

Titirasi dengan menggunakan larutan KOH hingga mencapai TAT


ditandai dengan berubah warna menjadi merah muda yang tidak
hilang selama 30 detik

Catat kebutuhan KOH untuk mencapai TAT

Hitung bilangan asam dengan rumus:


56,1 x ml KOHx N KOH
Bil . asam=
berat bahan(gr )

5.4.4 Menghitung Bilangan Penyabunan

Mengambil 10 ml minyak kemiri dari masing-masing variabel dan


memasukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda

Menambahkan 15 ml KOH pada masng-masing erlenmeyer

Memanaskan campuran minyak dan KOH diatas kompor hingga


mendidih dan kemudian dinginkan

Menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes


18

Mentitrasi dengan HCl 0,5 N hingga titik akhir titrasi (tidak berwarna)

Mengulangi poin 2 sampai 5 untuk blanko

Menghitung harga bilangan Penyabunan dengan rumus :

28,05 x(titrasi blanko (ml)titrasi contoh(ml))


Angka Penyabunan=
berat sampel( gram)

5.5 Jadwal Praktikum Tugas Akhir


Tabel 6. Pelaksanaan praktikum

n Rencana Kegiatan Minggu ke-


o
1 2 3 4
1. Persiapan alat dan
bahan

2. Peroses pembuatan

3. Analisa hasil
pengembangan

4. Pembuatan laporan

5.6 Rincian Anggaran Praktikum

Tabel 7. Rincian Anggaran Praktikum Tugas Akhir


19

No Nama Bahan Jumlah Harga

1. Biji Kemiri 2 kg Rp 100.000,00

2. KOH 10 gram Rp 10.000,00

3. Indikator PP 1 gram Rp 10.000,00

4. Asam oksalat `10 gram Rp 20.000,00

5. HCl 10 ml Rp 10.000,00

6. Etanol95% 10 ml Rp 25.000,00

7. Dietil eter 10 ml Rp 25.000,00

Total Rp 200.000,00

DAFTAR PUSTAKA
Arlene et al, 2010,Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Terhadap

Perolehan Minyak Kemiri pada Ekstraksi Biji Kemiri dengan

Penekanan Mekanis, Universitas Katolik Parahyangan, Yogyakarta.


Dewi, Komala, 2012,Isolasi Minyak Kemiri , Universitas Sumatera Utara,

Sumatera Utara.
Hariani et al, 2013,Pengaruh Variasi Temperatur dan Konsentrasi Minyak

terhadap Rendemen dan Karakteristik Biodiesel dari Minyak Biji

Kemiri(Aleurites Moluccana), Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.


Id.Wikipedia.org/wiki/Kemiri, 2016
Putriningtyas et al, 2007,Pembuatan Press Hidrolik untuk Pengambilan

Minyak dari Biji-Bijian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.


Resmi, Rizka, 2012,Analisis Kadar Lemak, Universitas Pasundan, Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi