Vous êtes sur la page 1sur 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGENAL RAGAM DAN KOMPONEN PENYUSUN SERTA


LAYANAN EKOSISTEM DALAM AGROLANSKAP

Oleh:
Golongan A/Kelompok 6
1. Shofiyuddin Azhar (151510501281)
2. Nur Naimah (151510501260)
3. Vina Nadiya Hilma (151510501261)
4. Grace Nofrida Tampubolon (151510501265)
5. Rosyid Rohmadani (151510501271)

L A B O R ATO R I U M H O R TI K U LTU R A
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Petanian di indonesia memiliki bentuk yang bermacam macam. Lanskap
merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki Indonesia di bidang pertanian.
lanskap menurut kacamatan ekologi merupakan bentang lahan yang
heterogenyang dibentuk dari elemen/ unit bentuk lanskap ya yg disebut patch
yang saling berinteraksi. Lanskap memiliki ukuran yang bervariasi. Elemen
lanskap terdiri dari matriks, koridor dan patch. Lanskap juga di artikan suatu
kombinasi kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi dengan seluruh
fenomeanya yang mencakup batuan, lahan, air, iklim, flora, fauna dan elemen
elemen buatan yang direncanakan manusia.
Lanskap suatu sistem menyeluruh yang mana didalamnya ada hubungan
komponen abiotik dan komponen biotik termasuk komponen pengaruh manusia,
sehingga dalam pengelolaannya lanskap membutuhkan konsep dan analisis yang
terpadu. Lanskap juga dikatana sebagai suatu lahan yang sengaja dibentuk guna
memperindah dan melestarikan suatu lingkungan tertentu. Cakupan lanskap cukup
luas dan bervariasi, mulai dari daratan, lautan dan pegunungan.
Adapun pengertian dari agro sendiri merupakan suatu kawasan pertanian
yang meliputi persawahan, perkebunana bahkan hutan dan lain semacamnya. Agro
lanskap memiliki ari luas, pertanian dalam bentang alam dimana ada ususr
estetika, kehindahan yang dibuat poleh mnausia. Arti umum dari agrolanskap
yaitu suatu bentang lahan dan dimana dalam ekosistempem tersebut sebut
komponen komponen saling berdekatan dengan batasan batasan tertentu dan
unsur unsur yang terdapat di atasnya.
Lanskap memiliki keunggulan tersendiri dari segi estetika dan manfaatnya.
Lanskap terkait bidang lain yang meliputi artefak lanskap, geologi lanskap,
klimatologi lanskap, ekologi lanskap dan kehutanan lanskap. Ekosistem dari suatu
bentang lahan atau lanskap meiliki karakteristik yang berbeda beda sesuai
dengan komponen penyusun ekosistem tersebut. Adapun layanan ekosistem yang
disediakan oelh agrolanskap yang meliputi layanan penyedia, pengatur,
pendukung dan alamiah. Semua layanan tersebut berada dalam satu kesatuan
ekosistem yang ada di dalam suatu agrolanskap. Sehingga agrolanskap menjadi
semakin komplek jika layanan ekosistem tersebut semakin tinggi.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui karakteristik komponen
penyusun pada setiap jenis lanskap (lanskap artefak, lanskap klimatik, lanskap
ekologi).
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi layanan ekosistem pada suatu lanskap
(layanan penyediaan, layanan pengaturan, layanan pendukung, layanan
alamiah/kultural).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap sebagai bentang lahan memiliki definisi sebagai kombinasi


kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya.
Lanskap sebagai suatu pandangan dalam pengembangan lahan merupakan suatu
hal yang penting untuk mengkonservasi aspek-aspek biotik lingkungan.
Alasannya adalah aspek-aspek biotik di dalam lanskap akan terpengaruh akibat
dari berbagai sifat lanskap, seperti ruang habitat, konektivitas dan habitat matriks
(Eriksson dan Cousins, 2014). Lanskap sebagai suatu ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk tampak muka bumi dengan seluruh komponen di dalamnya
menjadi suatu dasar penting dalam kegiatan pertanian. Penerapan prinsip-prinsip
lanskap dalam kegiatan pertanian diwujudkan dalam ilmu agrolanskap.
Agrolanskap merupakan suatu pemahaman mengenai hubungan fenomena
dan komponen di permukaan bumi dengan kegiatan pertanian. Pemahaman
agrolanskap ini muncul akibat dari perkembangan ilmu lanskap. Perkembangan
lanskap yang semakin meningkat memberikan tantangan baru untuk menjelaskan
alasan kegiatan pertanian perlu dikelola dan dirancang oleh petani (Benoit et al,
2012). Berawal dari tantangan ini maka muncul agrolanskap sebagai pandangan
baru dalam mengelola kegiatan pertanian. Menurut Benoit et al (2012) lanskap
pertanian merupakan suatu pandangan yang berfokus pada hubungan antara teknik
budidaya, pola lanskap dan sumberdaya alam, yang tergabung di dalam suatu
kesatuan dinamis dari agrolanskap.
Lanskap selain terkait dengan kegiatan pertanian, juga memiliki keterkaitan
dengan bidang-bidang lain, seperti ekologi, klimatik dan artefak. Lanskap ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari variasi spasial dalam suatu lanskap dengan
berbagai skala. Termasuk di dalamnya adalah proses biofisika dan akibat sosial
serta konsekuensi dari keheterogenan lanskap (Klopatek dan Gardner, 1999).
Lanskap ekologi dapat diartikan sebagi suatu bentang alam dengan kelompok-
kelompok komponen ekosistem yang saling berinteraksi secara terus menerus dan
serupaa. Lanskap klimatik merupakan suatu lanskap yang menunjukkan
penjabaran sifat-sifat pembungaan tumbuhan, tujuannya untuk mempelajari pola
klimatik yang diperoleh dari pengamatan sifat pembungaan tumbuhan. Lanskap
artefak merupakan lanskap yang memiliki nilai seni dan sejarah tinggi dan berasal
dari peninggalan manusia zaman dahulu. Lanskap artefak memiliki pandangan
pengaruh yang diakibatkan oleh aktivitas manusia zaman dahulu terhadap respon
dari spesies dan komunitas yang terdapat di lanskap tersebut (Eriksson dan
Cousins, 2014).
Menurut Mace et al (2012) ekosistem merupakan suatu kesatuan dari
komunitas tumbuhan, hewan dan mikroorganisme serta komponen lingkungan
abiotik yang saling berinteraksi membentuk unit fungsional dalam kompleks
dinamis. Ekosistem memberikan layanan secara langsung maupun tidak langsung
di dalam lanskap. Jasa layanan ekosistem bertujuan untuk memberikan
kelangsungan hidup bagi manusia serta makhluk hidup lainnya (Suryadarma, ).
Layanan ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh tingkat keanekaragaman hayati
(biodiversity) dari ekosistem tersebut. Keanekaragaman hayati memegang peran
utama dalam hirarki layanan ekosistem, antara lain sebagai pengatur dari proses-
proses dasar ekosistem, sebagai layanan ekosistem akhir serta sebagai indikator
penilaian nilai ekonomis atau tidaknya suatu ekosistem (Mace et al, 2012).
Keanekaragaman hayati sebagai komponen penting ekosistem perlu
dilestarikan keberadaannya. Berdasarkan penelitian Amalia dkk. (2015)
pengurangan keanekaragaman hayati hutan di Kalimantan Timur telah
mengakibatkan terjadinya perubahan lanskap ekologi. Pengelolaan teknik
budidaya harus diperhatikan dalam rangka melesetarikan keanekaragaman hayati.
Berdasarkan penelitian Henuhili dan Aminatun (2013) menunjukkan bahwa
pengelolaan ekosistem sawah dengan memperhatikan kelestarian musuh alami
memberikan hasil berupa peningkatan biodiversity dari ekosistem tersebut.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Agrolanskap acara pertama dengan judul
Mengenal Ragam dan Komponen Penyusun Serta Layanan Ekosistem dalam
Agrolanskap dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Maret 2017 pukul 15.00
sampai selesai di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kamera
2. Alat tulis
3. Worksheet

3.2.2 Bahan
1. Kawasan lanskap

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Mengunjungi beberapa lokasi lanskap di sekitar yang mewakili lanskap artefak,
lanskap klimatik, lanskap ekologi
2. Menentukan batas dari masing-masing lanskap yang di pilih, Kemudian,
menentukan ragam komponen penyusun lanskap beserta fungsi layanannya.
3. Menentukan fungsi layanan ekosistem sebagai layanan penyediaan, layanan
pengaturan, layanan pendukung dan layanan alamiah/kultural.
4. Mendokumentasikan bagian penting dari kegiatan praktikum.
5. Melaporkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ke dalam laporan hasil
sementara dan membuatlah laporan berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan.

3.4 Variabel Pengamatan


Praktikum acara Mengenal Ragam dan Komponen Penyusun Serta
Layanan Ekosistem dalam Agrolanskap tersebut melakukan pengamatan
terhadap jenis lanskap yang terdiri dari lanskap artefak, lanskap klimatik, dan
lanskap ekologi serta layanan ekosistem yang terdiri dari layanan penyedia,
layanan pengaturan, layanan pendukung, dan layanan alamiah/kultural.

3.5 Analisis Data


DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R., A.H. Dharmawan dan E.I.K Putri. Perubahan Lanskap Ekologi dan
Resiliensi Nafkah Rumahtangga Petani di Sekitar Hutan d Kalimantan
Timur. Sosiologi Pedesaan, 3(3):121-127.

Benoit, M., D. Rizzo, E. Marraccini, A.C. Moonen, M. Galli, S. Lardon, H. Rapey,


C. Thenail dan E. Bonari. 2012. Landscape Agronomy: a New Field for
Addressing Agricultural Landscape Dynamics. Landscape Ecology,
1(27):1385-1394.

Eriksson, O. dan S.A.O. Cousins. 2014. Historical Landscape Perspectives on


Grasslands in Sweden and the Baltic Region. Land, 1(3):300-321.

Henuhili, V. dan T. Aminatun. 2013. Konservasi Musuh Alami sebagai Pengendali


Hayati Hama dengan Pengelolaan Ekosistem Sawah. Penelitian Saintek,
18(2):29-40.

Klopatek, J.M. dan R.H. Gardner. 1999. Landscape Ecological Analysis: Issues
and Aplications. New York:Springer Science+Business Media.

Mace, M.G., K. Norris dan A.H. Fitter. 2012. Biodiversity and Ecosystem
Services: a Multilayered Relationship. Trends in Ecology and Evolution,
27(1):19-26.

Suryadarma, I.G.P. 2012. Peran Hutan Masyarakat Adat dalam Menjaga Stabilitas
Iklim Satu Kajian Perspektif Deep Ecology (Kasus Masyarakat Desa
Adar Tenganan, Bali). Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi
Dampak Pemanasan Global, 1(1):50-56.

Vous aimerez peut-être aussi