Vous êtes sur la page 1sur 24

HALAMAN JUDUL

KEPERAWATAN KOMUNITAS IV

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN

OLEH

Novia Dwi Siswantari

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM


2015

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan yang Maha Esa, merupakan satu kata yang pantas
kami ucapkan kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nya maka kami dapat
menyelesaikan Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Komunitas IV yaitu Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Hipertensi.

Penyusun ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Mataram, 17 September 2015

penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
ANGGOTA KELOMPOK..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3
A. KONSEP KELUARGA.............................................................................................................3
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI...............................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................12
3.1 Pengkajian..........................................................................................................................12
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................14
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
4.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang
tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka
kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan
darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis
kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala
sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang
perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya
penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain,
sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan
yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa
ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum

1
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
hipertensi.

Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.


Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan
Logan ( 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

3
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga


2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. Tradisional :

a) The nuclear family (keluarga inti)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e) The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f) The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k) The single adult living alone / single-adult family

4
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

5
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 199:

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan


membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
(psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan


b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran


anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua


b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan


tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan


b. Mempertahankan keintiman pasangan
6
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya


berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung


jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

7
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI


2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,


antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),

8
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di


dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena
itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat


dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi
primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang


olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara


intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat
yang tinggal di kota.

9
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,


muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah
kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh
darah di otak, serta kelumpuhan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat
juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.

10
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.


1. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.

2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

BAB III

KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Umum

11
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, telpon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing masing anggota keluarga, dan
genogram
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya , mengkaji asal suku bangsa keluarga
tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Status social ekonomi keluarga , ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersama untuk mengunjungi tempat rekreasi,
namun dengan menonton TV atau mendengarkan radio juga termasuk
aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga
melaksanakan tugas perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah
mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal
Gambaran kondisi rumah
Dapur, kamar mandi, kamar tidur
Kebersihan dan sanitasi rumah
Pengaturan privasi
b. Karakteristik lingkungan dan kondisi tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal (komunitas kota atau desa)
Tipe tempat tinggal (hunian, industry, dll)
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya
Jenis industry di lingkungan rumah
Karakteristik demografi di lingkungan komunitas
Fasilitas rekreasi yang dimiliki komunitas
Fasilitas ekonomi (warung, took, apotek, pasar, dll)
Transportasi umum
Kejadian tingkat kejahatan di komunitas
c. Mobilitas geografis keluarga
Meliputi lamanya keluarga tinggal di daerah ini, atau apakah sering
mempunyai kebiasaan pindah rumah.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga

12
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga termasuk pesan yang
disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi langsung atau tidak
langsung, dll.
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Struktur nilai atau norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Pola kebutuhan keluarga
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga
Keterpisahan dan keterkaitan
b. Fungsi sosialisasi
Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga
Apakah saling ketergantungan
Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi
sosialisasi
Adakah factor social budaya yang mempengaruhi pola membesarkan
anak
Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak
Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak untk bermain
Apakah ada peralatan atu permainan anak yang cocok dengan usianya
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga
Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit
Praktik diet keluarga
Latihan dan rekreasi
Kebiasaan penggunaan obat obatan dalam keluarga
Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri
Cara-cara pencegahan penyakit
Perasaan dan persepsi tentang pelayanan kesehatan
Riwayat kesehatan keluarga
Sumber keuangan
Pelayanan kesehatan darurat
Fasilitas transportasui keluarga untuk perawatan keluarga
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
f. Stress dan koping keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga

3.2 Diagnosa Keperawatan

13
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga
Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

14
3.3 Intervensi

No Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart
1 Gangguan Setelah di lakukan tindakan Setelah di lakukan Verbal Mengetahu 1. Memberitahu pasien
pemenuhan nutrisi diharapkan kebutuhan kunjungan sampai 1 hari i tentang dan keluargabetapa
kurang dari nutrisi pasien terpenuhi selama 30 menit pentingnya pentingnya untuk
kebutuhan secara sembang diharapkan pasien dan nutrisi bagi tetap
tubuhpada Ny.S keluarga mampu tubuh. menjagakebutuhan
keluarga Tn.A memahami tentang Megetahui nutrisi walau saat
berhbungan dengan . pentingnya nutrisi. komposisi sakit.
kekurangefektifan nutrisi yang 2. Memberitahu
keluarga dalam seimbang. keluarga dan
membantu pasien tentang
memenuhi komposisi nutrisi
kebutuhan nutrisi yang seimbang.
keluarga yang sakit. 3. Memberitahu
keluarga supaya
lebih aktif
dalam membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya nya
secara parsial,
perlahan-lahan
sambil melatih
pasien agar mampu
melaksanakannya

15
secara mandiri.

Setelah di lakukan Perilaku Makan 3x 1. Menjelaskan


kunjungan sampai 1-2 sehariporsi bagaimana
hari selama 30 menit habis tanpa pentingnya nutrisi
diharapkan pasien bantuan bagi tubuh dan
mampu makan 3x/hari Minum air sebagai penunjang
porsi habis dan minum 8 putih 8 gelas kesembuhan
gelas air / hari. perhari tanpa penyakit.
bantuan 2. Memotivasi Ny.S
untuk melakukan
aktifitas tersebut.
3. Membantu keluarga
supaya lebih aktif
dalam membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya secara
parsial, sampai
tujuan terpenuhi.

16
2. Hipertensi pada Ny.S Setelah dilakukan 1. setelah dilakukan Verbal a. Pengertianhi 1. Berrikan
keluarga Tn.A kunjungan keperawatan, kunjungan 2-3 pertensi pengetahuan
berhubungan dengan keadaan penyakit Ny.S hari selama 30 b. Penyebab : keluarga tentang
ketidakmampuan berangsur membaik menit Keluarga Keturunan karakteristik
keluarga mengenal dapat mengenal Kelelahan penyakit hiprtensi
karakteristik ka-rakteristik pen- Kurang dan perawatannya.
penyakit dan yakithipertensi olah raga 2. Mendiskusikan
perawatannya Penyakit te bersama tentang
kanan darah karakteristik
tinggi penyakit hipertensi
Menjawab dan perawatannya.
pertanyaan dengan 3. Memberikan
baik dan benar. bimbingan dengan
ilustrasi
menggunakan
brosur dan
sebagainya.
4. Mendengarkan
dengan seksama
sanggahan yang
diajukan keluarga.
5. Menanggapi
pertanyaan dengan
sabar.
6. Membimbing
keluarga untuk
mengulangi
penjelasan yang
sudah diberikan.

17
7. Berikan pujian bila
keluarga mampu
menjawab dengan
baik dan benar.

2. setelah dilakukan Verbal Keputusan yang 1. Mendiskusikan


kunjungan 2-3 Pasien dibuat keluarga dan alternatif untuk
hari selama memperhatika Ny.S sendiri mengatasi masalah
30menit Keluarga n dengan baik yaitu :
dapat membuat Pentingnya berobat teratur ke
kepu-tusan yang sarana kesehatan.
tepat tentang Pentingnya kerjasama
upaya pengobatan dengan petugas
Ny.S ke sarana kesehatan.
kesehatan dan - Manfaat istirahat
bersedia dan olah raga
memberikan teratur
perawatan yang 2. Berikan dorongan
baik dan benar. kepada keluarga
dan Ny.S untuk
membuat
keputusan.
Beri pujian terhadap
keputusan yang baik dan
benar sebaliknya beri
koreksi atas keputusan
keliru

18
3. pada akhir Perilaku - melakukan olah 1. Menjelaskan
pertemuan raga yang cukup manfaat evaluasi
Keluarga sepakat - makan teratur sewaktu-waktu.
jika diadakan - meluangkan waktu 2. Menjelaskan
evaluasi sewaktu- untuk istirahat dan bahwa diskusi akan
waktu. refreshing. dilanjutkan jika
hasil evaluasi tidak
sesuai dengan
keputusan yang
telah dibuat
keluarga.

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi
oleh banyak faktor risiko.Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase
90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena
penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita
yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi
hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis.
Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut.

4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan
pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan
dan lain-lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

20

Vous aimerez peut-être aussi