Vous êtes sur la page 1sur 2

Aplikasi dan Peranan Farmakoekonomi Dalam Pelayanan Kesehatan

farmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat kebijakan di bidang kesehatan saja,
tetapi juga bagi tenaga kesehatan, industri farmasi, perusahaan asuransi dan bahkan pasien,
dengan kebutuhan dan cara pandang yang berbeda.

1. Bagi pemerintah, farmakoekonomi sangat berguna dalam memutuskan apakah suatu obat
layak dimasukkan ke dalam daftar obat yang disubsidi, serta membuat kebijakan-kebijakan
strategis lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Contoh kebijakan terkait
farmakoekonomi yang relatif baru diterapkan di Indonesia adalah penerapan kebijakan INA-
DRG (Indonesia-Diagnosis Related Group) yang menyetarakan standar pelayanan kesehatan di
rumah sakit pemerintah.

2. Hasil studi farmakoekonomi dapat berguna untuk industri farmasi dalam hal, antara lain
penelitian dan pengembangan obat, strategi penetapan harga obat, serta strategi promosi dan
pemasaran obat.

3. Selain itu, data farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk memutuskan obat mana saja
yang dapat dimasukkan atau dihapuskan dalam formularium rumah sakit, yang biasanya disusun
oleh Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit. Farmakoekonomi juga dapat digunakan sebagai
dasar penyusunan pedoman terapi obat. yang rasional.

4. Bagi tenaga kesehatan, farmakoekonomi berperan mewujudkan penggunaan obat dengan


membantu pengambilan keputusan klinik, mengingat penggunaan obat yang rasional tidak hanya
mempertimbangkan aspek keamanan, khasiat, dan mutu saja, tetapi juga harus
mempertimbangkan aspek ekonomi. Pada akhirnya, pasien diharapkan akan memperoleh alokasi
sumber daya pelayanan kesehatan yang optimal dengan cara mengukur serta membandingkan
aspek khasiat serta aspek ekonomi dari berbagai alternatif terapi pengobatan.

Manfaat Rumah Sakit dan Klinik menggunakan Farmakoekonomi

Manfaat yang dapat diperoleh dokter dengan menerapkan farmakoekonomi dalam setiap
pengobatan yang dilakukannya adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun pedoman terapi.

2. Untuk memutuskan apakah suatu obat bisa dimasukkan ke dalam formularium Rumah sakit,
atau sebaliknya suatu obat harus dihapus dari formularium Rumah Sakit karena tidak cost-
effective dibandingkan obat lain.

3. Dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan daftar obat yang ada di klinik.

4. Rumah Sakit dan Klinik terhindar dari tuntutan pasien dan pihak asuransi karena
pengobatan yang mahal.
Dalam skala besar contohnya penentuan pemilihan obat dan terapi bagi tenaga kesehatan,
rumah sakit, industri farmasi, dan perusahaan asuransi dengan kebutuhan dan cara pandang
yang berbeda (Trisna Y, 2008). Bagi pemerintah, farmakoekonomi berguna dalam memutuskan
apakah suatu obat layak dimasukkan ke dalam daftar obat yang disubsidi, serta membuat
kebijakan-kebijakan strategis lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Hasil studi
farmakoekonomi juga berguna untuk industri farmasi untuk penelitian dan pengembangan obat,
strategi penetapan harga obat, serta strategi promosi dan pemasaran obat. Bagi rumah sakit,
farmakoekonomi digunakan untuk memutuskan obat mana saja yang disusun untuk formularium
rumah sakit, untuk dasar penyusunan pedoman terapi obat yang disusun oleh Komite Farmasi
dan Terapi Rumah Sakit.

Wahh.. manfaatnya besar juga yaa.. Sekarang peran apotekerlah yang dibutuhkan dalam
penerapan ilmu ini. Keuntungan yang dapat diberikan atas penerapan ilmu ini oleh apoteker
antara lain adalah menurunkan biaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan dengan berfokus
pada penggunaan obat yang optimal, menghindari atau meminimalisasi masalah yang terkait
dengan penggunaan obat (Drug Related problems), pencapaian outcome yang diinginkan pasien,
dan peningkatan kualitas hidup pasien. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa
intervensi apoteker dapat memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap
penghematan biaya pengobatan.

Vous aimerez peut-être aussi