Vous êtes sur la page 1sur 18

ACARA I

PENGAMATAN MIKROSKOPIS

A. Tujuan
Mempelajari morfologi mikroba atau bentuk (kapang,
khamir, bakteri) menggunakan mikroskop.
B. Tinjauan Pustaka
Bentuk morfologi S. cerevisiae adalah sel berbentuk oval,
berbau roti dan koloninya agak berlendir. Pertumbuhannya
membutuhkan oksigen, sangat kecil dipengaruhi oleh
perubahan pH, suhu optimum untuk tumbuh antara 22-30 0C
dan toleran hingga 370C. Dilaporkan bahwa S. cerevisiae
dapat tumbuh baik dalam media mengandung glukosa
dengan konsentrasi 50-100 mM. merupakan disakarida yang
terdiri atas glukosa dan fruktosa. Sukrosa sebagai substrat
dihidrolisis oleh S. cerevisiae menggunakan enzim invertase
(-D-fruktofuranosidase). Glukosa dan fruktosa yang
dihasilkan masuk ke dalam sel oleh enzim permease yang
terdapat di dalam membran (Kusmiati dkk, 2010).
Aspergillus niger merupakan fungi dari Ascomycota yang
berfilamen, mempunyai hifa, bercabang-cabang dan bersekat,
berwarna terang dan tidak berwarna, dan ditemukan
melimpah dialam. Fungi diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan
dan udara didalam ruangan. Aspergillus niger tumbuh
optimum pada suhu 35-370C, dengan suhu minimal 6-80C dan
suhu maksimum 45-470C. Proses pertimbuhan fungi ini adalah
aerobik. Aspergillus niger memiliki warna dasar putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora yang tebal, berwarna
coklat gelap. Dalam metabolisme Aspergillus niger dapat
menghasilkan asam sitrat. Aspergillus niger dapat tumbuh
dengan cepat sehingga banyak digunakan secara komersial
dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan
beberapa enzin seperti amilase, pektinase, amiloglukosida
dan selulosa (Inggrid dan Suharto, 2012).
Pada produk fermentasi sari buah anggur digunakan
khamir dari genus Saccharomyces untuk memfermentasi
substratnya. Penggunaan khamir juga untuk meragi atau
membuat adonan mengembang dalam pembuatan roti.
penggunaan khamir ini untuk menghasilkan perubahan-
perubahan yang dikehendaki dalam hal tekstur, rasa dan
aroma. Saccharomyces cereviciae memiliki kemampuan untuk
memfermentasi gula dengan baik didalam adonan dan
tumbuh dengan cepat. Karbon dioksida yang dihasilkan
selama fermentasi itulah yang membuat adonan
mengembang (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak
terlihat oeh mata namun dengan bantuan mikroskop
mikroorganisme tersebut akan nampak. Satu sifat penting dari
bakteri dalam hubungannya dengan mikrobiologi pangan
adalah kemampuan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi struktur interfal yaitu endospora. Endospora ini
umumnya terbetuk secara tunggal dalam sel guna
menanggulangi keadaan lingkungan yang kurang baik. Khamir
adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara
5-20 mikron. Khamir tidak bergerak karena itu tidak
mempunyai struktur tambahan dibagian luarnya. Sedangkan
kapang berlawanan dengan bakteri dan khamir, sering kali
dapat dilihat dengan mata. Organisme ini dapat memecah
bahan-bahan organik kompleks menjadi yang lebih sederhana
termasuk pembusukan. Kapang adalah multiseluler terdiri dari
banyak sel yang bergabung menjadi satu (Buckle et al, 1985 ).
Bentuk morfologi dari Aspergillus niger adalah terdapat
Conidiophores yang halus, sedikit coklat di dekat ujung dan
terus keatas dengan panjang 3m dan diameter 15-20 m.
Dan sedangkan pada bagian tengah berbentuk oval atau
hampir berbentuk bola, dan pada bagian ini memiliki diameter
75 m namun sering lebih kecil dari ukuran tersebut. Dua
rangkaian dari canidia yang terlihat jelas pada sel Aspergillus
niger (mendukung sel-sel dan phialides) untuk diproduksi,
namun pada beberapa kepala ujung dari kapang ini yang
hanya terdapat phialides (Navi et al, 1999).
Bakteri termasuk kelompok terbesar mikroorganisme.
Kebanyakan masyarakat sering menganggap mereka hanya
sebagai kuman yang membahayakan mereka. Namun
sebenarnya, hanya sejumlah kecil dari jenis bakteri patogen
(dapat menyebabkan penyakit). Sebagian besar tidak
berbahaya dan banyak yang membantu. Sedangkan yeast
merupakan mikroorganisme bersel tunggal. Mereka adalah
anggota dari keluarga jamur, Yeast berkembang pada
berbagai jenis makanan. Tapi kebanyakan ragi dapat hanya
hidup pada gula dan pati. Maka dari itu, mereka menghasilkan
gas karbondioksida dan alkohol. Mereka telah berguna bagi
manusia selama berabad-abad dalam produksi makanan dan
minuman tertentu. Mereka bertanggung jawab untuk
mengembangkan adonan roti dan fermentasi anggur, wiski,
brendi dan bir. Mereka juga berperan dalam produksi cuka
(Hurst et al, 1996).
Aspergillus spp. merupakan fungi multiseluler dan membentuk
filamen yang terdiri dari benang hifa. Kumpulan dari hifa membentuk
miselium pada ujung hifa, terutama pada bagian yang tegak membesar
merupakan konidiofornya yang di dalamnya terdapat konidia., Aspergillus
flavus berwarna hijau muda, putih atau kuning, dan Aspergillus niger
berwarna hitam. Sedangkan ciri-ciri Rhizopus sp. Adalah hifa tidak bersepta
dan mempunyai stolon serta rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua.
Spesies dari Aspergillus diketahui terdapat dimana-mana dan tumbuh pada
hampir semua substrat. Selain keduanya menyebabkan penurunan
perkecambahan akibat buruknya viabilitas benih, Aspergillus sp. Juga bersifat
patogen karena aflatoksin yang (Misniawati, 2013).
Ragi adalah eukariota sebenarnya mikroba yang milik
ascomycetes yang sumber vitamin B dan protein. Ragi adalah
jamur uniseluler tanaman seperti berkembang pada setiap
organisme hidup. Menjadi organisme hidup jamur
membutuhkan kehangatan, air, albumen atau nitrogen
material dan gula untuk tetap hidup. Ragi biasanya bulat, oval
atau silinder dalam bentuk dan satu sel dari Sacharomyces
Cerevisiae (cetakan yang fermentasi gula dalam sereal)
adalah sekitar 8 pm diameter. Setiap sel memiliki dinding
ganda berlapis, yang berpori untuk zat tertentu dan dalam
kain makanan cara diambil ke dalam sel dan metabolit
meninggalkannya. Ragi adalah terdiri dari banyak kecil,
tanaman bersel tunggal. Begitu ragi telah ditambahkan ke
adonan atau adonan, ragi mulai memberi makan pada pati di
campuran, membentuk gula, alkohol dan karbon dioksida. Itu
gelembung CO2 menyebabkan adonan mengembang. Adonan
harus diremas secara menyeluruh untuk mendistribusikan
gelembung merata dan kemudian dibiarkan naik lagi,
biasanya untuk sekitar dua kali lipat volume awalnya (Ali et.
al, 2012).
Khamir adalah fungi bersel tunggal, dan kebanyakan
bersifat saprofitik dan biasanya tumbuh pada pangan asal
tanaman. Sel khamir dapat berbentuk lonjong, bentuk batang
atau bulat. Berukuran lebih besar dari bakteri dan dengan
mikroskop perbesaran kuat intinya dapat dilihat dengan jelas
(Gardjito dkk, 1981).
Untuk mengamati mikroba dengan mikroskop cahaya
dapat disiapkan dua macam preparat (siapan) yang bersifat
basahdan olesan yang diwarnai. Yang terakhir ini lebih umum
digunakan untuk mengamati mikroba secara mikroskopis.
Disamping itu pada preparat semacam ini ukuran serta
penataan atau pengelompokan bakteri dapat berubah dan
juga tidak mungkin untuk mengamati pergerakan (motilitas)
(Hadioetomo, 1993).
Aspergillus niger masuk dalam klasifikasi dengan domain
eukaryota dengan filum ascomycota, kemudian dalam kelas
Eurotiomycetes dalam ordo Eurotiales. Aspergillus niger
berfungsi dalam menghasilkan enzim yang diperlukan untuk
mengubah glukosa menjadi asam glukonat, enzim tersebut
adalah glukosa oksidase, katalase, laktonase dan mutarotase.
Aspergillus niger dapat tumbuh secara aerobik atau tumbuh
jika terdapat oksigen pada lingkungan tempat kapang ini
tumbuh dan berkembang (Adzima, 2013).
Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri gram
positif. Berbentuk batang, sendiri atau berantai, katalase
negatif, tidak berspora, mikroaerofilik sampai anaerob,
suhu pertumbuhan 25 600C, suhu pertumbuhan optimum
40-450C dan pH optimum 6. Lactobacillus bulgaricus merupakan
bakteri berbentuk batang panjang, membentuk pasangan dan bergerombol
satu sama lainnya dan bersifat gram positif (warna ungu) (Yulistiani,
2009).

C. Metodologi
1. Alat
a. Jarum preparat (ose)
b. Gelas Benda
c. Gelas Penutup
d. Mikroskop
e. Erlenmeyer
f. Bunsen
g. Petridish
2. Bahan
a. Biakan murni kapang Aspergillus niger
b. Biakan murni khamir Saccharomyces cerevisiae
c. Biakan murni bakteri Lactobacillus bulgaricus
d. Larutan mounthing medium laktofenol
3. Cara Kerja
a. Pengamatan Morfologi Kapang

Alkohol Pembersihan gelas benda

Laktofenol Penetesan larutan

Pengambilan sedikit biakan kapang dengan jarum


Biakan kapang

preparat
Pemisahan dengan jarum preparat jika jamur mengumpul

Penutupan dengan gelas penutup sampai terbentuk gelembung


b. Pengamatan Morfologi Bakteri dan Khamir

Alkohol Diamati dengan


Dibersihkan mikroskop
gelas benda

Biakan bakteri
Diteteskan Digambar
atau khamir
ke danobjek
atas gelas beri keterangan lengkap
dengan menggunakan jarum ose

Ditutup dengan gelas penutup

Diamati preparat basah dengan mikoskop

Digambar dan diberi keterangan


D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Sel Kapang, Khamir, dan Bakteri
Gambar Keterangan Referensi
1. Kepala
Konidia
(Aspergillus
Niger)
2. Konidiofora
3. Hifa
Perbesaran 40x10
1. Kepala
Konidia
(Aspergillus
Niger) Sumber: Sundar et. al
2. Konidiofora (2012)
3. Hifa
Perbesaran 40x10
1. Sel khamir
(Saccharomyces
serevisiae)
2. Sel induk
3. Sel anakan

Perbesaran 10x10
1. Sel khamir
(Saccharomyce
s serevisiae)
2. Sel induk Sumber:
3. Sel anakan Wardani dan Fenti (2013)

Perbesaran 10x10
1. Sel bakteri
(Lactobacillus
bulgaricus)

Perbesaran 10x10
1. Sel bakteri
(Lactobacillus
bulgaricus)
Sumber: Yulistiani (2013)

Perbesaran 10x10
Sumber: Laporan Sementara
Pada pengamatan kapang yang dilakukan oleh kelompok 7 dan 8
dengan perbesaran mikroskop 100x maka diperoleh gambar seperti yang
terdapat pada Tabel 1.1 disitu tergambar jelas terdapat hifa dari Aspergillus
niger yang menurut Buckle et. al (1985) menyatakan bahwa hifa pada beberapa
kapang penyekat melintang atau septa dan adanya septa ini dipergunakan untuk
identifikasi. Hifa tersebut memanjang di atas atau tembus melalui medium
dimana kapang itu tumbuh. Beberapa bagian hifa terlibat dalam pembentukan
spora baik secara aseksual atau proses seksual. Hasil pengamatan pada
mikroskop ini sesuai dengan gambar referensi oleh Sundar et. al (2012), pada
hasil pengamatan pada mikroskop terlihat warna biru hal ini dikarenakan
penambahan larutan lactofenol, Aspergillus niger merupakan fungi
dari Ascomycota yang berfilamen, mempunyai hifa,
bercabang-cabang dan bersekat, berwarna terang dan tidak
berwarna (Inggrid dan Suharto, 2012). Oleh karenanya Adzima
(2013) menuturkan bahwa pemberian lactofenol berfungsi
untuk pewarnaan agar mudah ketika diamati pada mikroskop.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 9
dan 10 dengan sampel khamir atau yeast dengan mengambil
biakan dari ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae. Terlihat
bentuk oval dan sedikit menonjol serta berdekatan antara satu
dengan yang lainnya dengan perbesaran 100x. disana pula
terdapat sel induk dan sel anakan yang berfungsi pada saat
melakukan reproduksi, khamir adalah mikikroorganisme bersel
tunggal dengan ukuran antara 5-20 mikron, biasanya
berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri (Buckle et. al, 1985).
Gambar yang diperoleh sudah sesuai dengan gambar dari referensi oleh
Wardani dan Fenti (2013). Kemudian pada pengamatan bakteri oleh kelompok
11 dan 12 digunakan biakan dari Lactobacillus bulgaricus pada hasil
pengamatan terlihat titik-titik atau garis pendek hal ini dikarenakan
pembesaran saat melakukan pengamatan dengan mikroskop masih kurang
yakni 100x sedangkan pada referensi oleh oleh Yulistiani (2013) digunakan
perbesaran 1000x karena memang ukuran dari bakteri sangat kecil yaitu sekitar
Ukuran bakteri berkisar antara panjang 0,5-10 dan lebar 0,5-2,5 tergantung
dari jenisnya. ( =1 mikron = 0,001 mm) (Buckle et. al, 1985).
Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi
makroskopik yang meliputi karakteristik koloni termasuk ukuran, bentuk
koloni maupun warna. Kedua yaitu morfologi mikroskopis yakni pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop karena tidak dapat dilihat
dengan dengan mata telanjang, untuk mengetahui struktur sel bakteri termasuk
misalnya flagella, pili, kapsul maupun spora. Pengamatan morfologi
adalah Pengamata yang dilakukan untuk memperoleh
deskripsi karakter dari suatu mikrobiologi. Deskripsi yang
diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan literatur atau
monograf untuk mengetahui identitas mikrobiologi tersebut.
Hal-hal yang diperhatikan dalam pengamatan makroskopik
khamir adalah warna koloni, tekstur koloni, permukaan koloni,
profil, dan tepi koloni, sedangkan pada pengamatan
mikroskopik khamir bagian-bagian yang diamati adalah bentuk
sel, pertunasan (budding), dan miselium semu
(pseudomiselium). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengamatan makroskopik kapang adalah warna koloni, tekstur
koloni, zonasi, radial furrow, exudate drop, reverse colony,
dan growing zone. Bagian-bagian yang diamati dalam
pengamatan mikroskopik kapang adalah miselium, konidia,
spora, konidiofor, sporangiofor, kolumela, vesikula, metula,
dan fialid (Gardjito dkk, 1981).
Aspergillus niger merupakan fungi dari Ascomycota yang
berfilamen, mempunyai hifa, bercabang-cabang dan bersekat,
berwarna terang dan tidak berwarna, dan ditemukan
melimpah dialam. Fungi diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan
dan udara didalam ruangan. Aspergillus niger tumbuh
optimum pada suhu 35-370C, dengan suhu minimal 6-80C dan
suhu maksimum 45-470C. Proses pertimbuhan fungi ini adalah
aerobik. Aspergillus niger memiliki warna dasar putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora yang tebal, berwarna
coklat gelap. Dalam metabolisme Aspergillus niger dapat
menghasilkan asam sitrat. Aspergillus niger dapat tumbuh
dengan cepat sehingga banyak digunakan secara komersial
dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan
beberapa enzin seperti amilase, pektinase, amiloglukosida dan
selulosa (Inggrid dan Suharto, 2012).
Kerugiannya yaitu A. Niger berpotensiotensi dapat
melakukan serangan terhadap tumbuhan, misalnya pada benih
kacang tanah diperoleh bahwa A. niger sebagai penyebab
patogen, dengan persentase busuk pangkal akar yang cukup
tinggi yaitu 62,96 %. infeksi pada pangkal akar oleh jamur
patogen mampu menghambat perkembangan kecambah.
Jamur patogen menghambat produksi akar rambut, sehingga
mengurangi penyerapan air, dan mengubah permeabilitas sel
akar. Patogen juga mengganggu penyerapan air dan nutrisi
melalui akar-akarnya. Reisolasi jamur dilakukan pada pangkal
kecambah yang terserang busuk dengan gejala serangan,
bagian pangkal akar rusak, dipenuhi oleh koloni A. niger,
bagian daun muda menguning, kecambah layu dan akhirnya
mati (Ayu dkk, 2010).
Bentuk (morfologi) kapang adalah multiseluler, terdiri dari banyak sel
yang bergabung jadi satu. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang
terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai
miselium. Kapang tumbuh dengan cara memperpanjang hifa pada ujungnya,
dikenal sebagai pertumbuhan apikal atau pada bagian tengah hifa yang disebut
pertumbuhan interkalar. Hifa pada beberapa kapang penyekat melintang atau
septa dan adanya septa ini dipergunakan untuk identifikasi. Hifa tersebut
memanjang di atas atau tembus melalui medium dimana kapang itu tumbuh.
Beberapa bagian hifa terlibat dalam pembentukan spora baik secara aseksual
atau proses seksual (Buckle et al, 1985).
Bakteri sangat beragam di alam ini serta terdapat dengan jumlah yang
sangat banyak, untuk dapat tumbuh dan berkembang biak bakteri memiliki
persyaratan tertentu baik dalam kebutuhan gizi dan fisik. Beberapa bakteri
memiliki persyaratan hidup sederhana, sementara yang lain memiliki
persyaratan kehidupan yang kompleks. mikroba patogen yang hidup di saluran
penting pencernaan manusia dan hewan. Bakteri telah dikenal untuk
menunjukkan resistensi terhadap beberapa antibiotik. Hal ini dapat menjadi
sumber penting dari penyebaran resistensi terhadap patogen lain dari manusia
atau hewan. Gen resistensi dari bakteri resisten terhadap antibiotik dapat
ditularkan melalui kotoran manusia atau hewan untuk organisme lain di
lingkungan (Meigy, 2014).
Saccaromyches cerevisiae mempunyai peranan penting dalam industri
makanan. Banya kegiatanya dalam makan memang dikehendaki dan banyak
dimanfaatkan dalam pembuatan bir, anggur, roti dan produk makanan
terfermentasi dan juga merupakan sumber potensial dari protein sel tunggal
untuk fortifikasi makanan ternak. Sejauh ini khamir ini masih dikatakan
sebagai mikroorganisme yang aman dalam penggunaanya sehingga
mikroorganisme ini tidak memiliki kerugin selama penggunaan aplikasi pada
produksi-produksi yang sesuai. Saccaromyches cerevisiae dapat tumbuh dalam
media cair maupun padat dengan cara yang ama seperti bakteri, pembelahan sel
terjadi secara aseksual dengan membentuk tunas suatu proses yang merupakan
sifat khas dari khamir. Saccharomyces cereviciae memiliki
kemampuan untuk memfermentasi gula dengan baik didalam
adonan dan tumbuh dengan cepat. Karbon dioksida yang
dihasilkan selama fermentasi itulah yang membuat adonan
mengembang (Pelczar dan Chan, 1988).
Bentuk morfologi S. cerevisiae sebagai berikut, sel
berbentuk oval, berbau roti dan koloninya agak berlendir.
Pertumbuhannya membutuhkan oksigen, sangat kecil
dipengaruhi oleh perubahan pH, suhu optimum untuk tumbuh
antara 22-300C dan toleran hingga 370C. Dilaporkan bahwa S.
cerevisiae dapat tumbuh baik dalam media mengandung
glukosa dengan konsentrasi 50-100mM. merupakan disakarida
yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Sukrosa sebagai
substrat dihidrolisis oleh S. cerevisiae menggunakan enzim
invertase (-D-fruktofuranosidase). Glukosa dan fruktosa yang
dihasilkan masuk ke dalam sel oleh enzim permease yang
terdapat di dalam membran (Kusmiati dkk, 2010). Menurut
Buckle et. al (1985) khamir adalah mikikroorganisme bersel
tunggal dengan ukuran antara 5-20 mikron, biasanya
berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Bagian-bagian
yeast S. cerevisiae diantaranya membran, periplasma dan dinding sel. peran
membran yang penting berkaitan dengan proses nutrisi khamir, seperti proses
pengambilan karbohidrat, senyawa nitrogen atau ion; serta pengeluaran zat-zat
berbahaya dari dalamsel. Peran lainnya antara lain adalah endo dan
eksositosis molekul-molekul kompleks, penghantar sinyal dari luar sel
pada proses respon sel terhadap lingkungan, serta sporulasi.
Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri gram
positif, berbentuk batang, sendiri atau berantai, katalase
negatif, tidak berspora, mikroaerofilik sampai anaerob,
suhu pertumbuhan 25 60 0C, suhu pertumbuhan optimum
40-450C dan pH optimum 6 (Yulistiani, 2009). Menurut Buckle
et. al (1985) secara morfologi bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal
yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop ,
mikroorganisme tersebut akan nampak. Ukuran bakteri berkisar antara panjang
0,5-10 dan lebar 0,5-2,5 tergantung dari jenisnya. ( =1 mikron = 0,001
mm). Tiap sel bakteri terdiri atas lapisan dinding sel bagian luar yang kaku dan
dibawahnya terdapat membran sel, semipermeabel. Didalam membran tersebut
terdapat isi dari sitoplasma termasuk di dalamnya bahan inti dan berbagai
komponen serta enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme dan
pertumbuhannya. Pada sel disebelah luarnya dikelilingi oleh lapisan berlendir
yang dihasilkan oleh sel bakteri itu sendiri bahan ini berfungsi untuk dapat
melekat pada sel atau berdifusi kedalam media. Lapisan luar ini disebut kapsul,
adanya kapsul ini berfungsi agar sel lebih tahan terhadap tekanan
lingkungannya seperti panas dan bahan-bahan kimia serta dapat membantu sel
melekat pada bahan pangan.
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengamatan, morfologi sel Aspergillus niger adalah
terdapat hifa, Kepala Konidia dan Konidiofora, sedangkan
menurut Inggrid dan Suharto (2012), bentuk morfologi
Aspergillus niger fungi dari Ascomycota yang berfilamen,
mempunyai hifa, bercabang-cabang dan bersekat,
berwarna terang dan tidak berwarna.
2. Berdasarkan pengamatan, morfologi sel Saccharomyces sevisiae
adalah terdapat inti sel, sel induk dan sel anakan,
sedangkan menurut Kusmiati dkk (2010), bentuk morfologi
S. cerevisiae sebagai berikut, sel berbentuk oval, berbau
roti dan koloninya agak berlendir.
3. Berdasarkan pengamatan, morfologi sel Lactobacillus bulgaricus
adalah terlihat hanya seperti kumpulan butir-butir kecil
ataupun panjang, sedangkan menurut Yulistiani (2009),
morfologi sel Lactobacillus bulgaricus berbentuk batang,
sendiri atau berantai, katalase negatif, tidak berspora
serta merupakan bakteri gram positif,
4. Pengamatan mikroskopis yakni pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan mikroskop karena tidak dapat dilihat dengan dengan mata
telanjang untuk mengetahui struktur sel mikroorganisme.
5. Keuntungan dari Aspergillus niger berfungsi dalam produksi
asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan beberapa
enzim, sedangkan kerugian dari Aspergillus niger
berpotensiotensi dapat melakukan kerusakan terhadap
tumbuhan.
6. Saccharomyces sevisiae adalah mikroorganisme bersel
tunggal berukuran antara 5-20 mikron dengan sel bentuk
oval, berperan dalam pembuatan roti dan fermentasi
anggur, wiski, brendi, bir dan cuka.
7. Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri gram positif,
berbentuk batang, sendiri atau berantai, katalase
negatif, tidak berspora, mikroaerofilik, anaerob, berperan
pada pembuatan susu fermentasi maupun yoghurt.

DAFTAR PUSTAKA

Adzima, Vhodzan. Faisal Jamin dan Mahdi Abrar. 2013. Isolasi dan Identifikasi
Kapang Penyebab Dermatofitosis pada Anjing Di Kecamatan Syiah
Kuala Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria. Vol 7, No 1 (46-48).
Ali, Akbar., Aamir Shehzad., Moazzam Rafiq Khan., Muhammad
Asim Shabbir dan Muhammad Rizwan Amjid. 2012. Yeast,
its types and role in fermentation during bread making
process-A Review. Pakistan Journals Food Scl. ISSN: 2226-
5899. Vol: 22 No: 3 (171-179).
Al-Qurashi, Abdul Rahman., Naeem Akhtar., Saleh Al-Jabre., Omar
AL-Akloby dan Mohammad Akram Randhawa. 2007. Anti-
Fungal Activity of Thymoquinone and Amphotericine B
Against Aspergillus Niger. Scientific Journal of King Faisal
University (Basic and Applied Sciences) Vol. 8 No. 1 (144-
148).
Ayu , Arifda. Dwi Suryanto dan Isnaini Nurwahyuni. 2010. Potensi Bakteri
Kitinolitik dalam Pengendalian Aspergillus Niger Penyebab Penyakit
Busuk Pangkal Akar pada Tanaman Kacang Tanah. Departemen Biologi
Universitas Sumatra Utara. Padang.
Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet dan M. Wooton. Ilmu
Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Cosansu, Serap, Suhendan Mol, Didem Ucok Alakavuk, S.
Yasemin Tosun. 2010. Effects Of Pediococcus Spp. on the
Quality of Vacuum-Packed Horse Mackerel During Cold
Storage. University Engineering Faculty Department of
Food Engineering. Journal of Agricultural Sciences. (59-
66).
Gardjito, murdijati. Sri Naruki. Agnes Murdiati dan sardjono. 1981.
Ilmu Pangan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadioetomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi dasar dalam Praktek.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hurst, William C., James A. Christian and George A. Schuler. 1996.
What are Bacteria, Yeasts and Molds?. Issued in
furtherance of Cooperative Extension work (1-6).
Inggrid, Maria dan Suharto. 2012. Fermentasi Glukosa oleh
Aspergillus Niger Menjadi Asam Glukonat. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol 4, No 3 (22p).
Kusmiati. Ahmad Thontowi dan Sukma Nuswantara. 2010. Efek
Sumber Karbon terhadap Produksi a-Glukan oleh
Saccharomyces Cerevisiae pada Fermentor Air Lift. Jurnal
Natur Indonesia. Vol: 13 No: 2, (138-146).
Machmud, Nur Afni. Yuliana Retnowati dan Wirnangsi D. Uno.
2008. Aktivitas Lactobacillus Bulgaricus pada Fermentasi
Susu Jagung (Zea Mays ) dengan Penambahan Sukrosa
dan Laktosa. Jurnal Biologi FMIPA UNG, Vol 3 No 4 (1-7).
Meigy Nelce Mailoa1, Meta Mahendradatta, Amran Laga and Natsir Djide. 2014.
Effectiveness of tannins extract from leaf guava (Psidium guajava L) on the
growth and damage of cell morphology Escherichia coli. International Journal
of Advanced Research (2014), Volume 2, Issue 1, 908-914. ISSN 2320-5407.
Misniawati, A., Tutik Kuswinanti., Risco B Gobel dan Risnawaty R. 2013.
Indikasi Cendawan Terbawa pada Benih Padi Lokal Aromatik Pulu
Mandoti, Pulu Pinjan dan Pare Lambau Asal Kabupaten Enrekang
Sulawesi Selatan. Jurnal Manasir Vol : 1, No: 1 (51-59).
Namho, Dac Hai dan Cris Powel. 2014. The Effect Temperature on
the Growth Characteristics of Ethanol Producing Yeast
Strains. International Journal of Renewable Energy and
Environmental Engineering ISSN 2348-0157, Vol. 02, No.
01 (1-6).
Navi, S. S., R Bandyopadhyay, A J Hall dan Paula J. Bramel-Cox.
1999. A Pictorial Guide for the Identification og Mold Fungi
on Shorgum Grain. Information Bulletin No. 59.
Pelczar Jr, Michael J dan F.C.S Chan. 1988. Dasar-Dasar
Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sundar, Rinku. Liji.T. Rajila C. Dan P.Suganyadevi. 2012. Amylase
Production by Aspergillus Niger Under Submerged
Fermentation Using Ipomea Batatas. International Journal
of Aplied biology and Pharmaceitical Technology. Vol 3, No
2 (175-182).
Wardani, Agustin Krisna dan Fenty Nutyastuti Eka Pertiwi. 2013.
Produksi Etanol dari Tetes Tebu oleh Saccharomyces
Cerevisiae Pembentuk Flok (NRRL_Y 265). Jurnal Agritech,
Vol 33, No 2 (131-137).
Yulistiani, Ratna. 2009. Produksi Starter Yoghurt yang Resisten
Terhadap Residu Antibiotika Penicillin pada Susu dan
Aplikasinya pada Pembuatan Yoghurt. Jurnal Penelitian
Ilmu Teknik Vol 9, No 1 (1-10).
LAMPIRAN GAMBAR

Pengamatan pada kapang


(Aspergillus niger)
Pengamatan pada yeast atau
khamir (Saccharomyces
cerevisiae)

Pengamatan pada bakteri


(Lactobacillus bulgaricus)

Vous aimerez peut-être aussi