Vous êtes sur la page 1sur 4

Kereta Api GUMARANG merupakan kereta api ekspres yang beroperasi di

DAOP I Jakarta, Kereta api milik PT. Kereta Api Indonesia ini mengangkut rata-rata

3.325 penumpang per hari. Kereta ini melewati jalur utara dengan jurusan Jakarta

Pasar Senen Surabaya Pasar Turi.

Kereta api Gumarang mulai dioperasikan pada tanggal 20 Mei 2001 melayani

koridor dengan jarak sejauh kurang lebih 725 Km ditempuh dalam waktu sekitar 11

jam. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api kelas campuran Eksekutif,

Bisnis dan Ekonomi dari jakarta yang diberangkatkan dari stasiun Pasar Senen.

Rangkaian kereta ini seringkali bertukar kereta dengan KA Sembrani.

Pada tanggal 12 Agustus 2007 3 gerbong dari 12 gerbong kereta api ini

mengalami anjlok 4 kilometer dari stasiun Gubug, Grobogan, Jawa Tengah pada

pukul 22.30 WIB. Anjloknya kereta menyebabkan penumpang mengalami luka-luka

ringan dan langsung dilarikan ke puskesmas terdekat.

PENYEBAB KECELAKAAN

Kereta Api bisnis jurusan Surabaya Jakarta ini anjlok karena relnya

sepanjang 5 meter digergaji dan dicuri. Hal ini diketahui dari penyelidikan aparat

kepolisian setempat. Rel dirusak dengan cara digergaji dan dicuri sepanjang 5

meter, adanya serbuk bekas gergaji di lokasi kejadian menjadi bukti adanya

pengrusakan. Menurut penyelidikan, penggergajian rel itu dilakukan 2 jam sebelum

KA. Gumarang Anjlok, karena 2 jam sebelumnya KA. Eksekutif Rajawali jurusan

Surabaya Semarang dan KA Ekonomi Kertajaya Jurusan Pasar Turi Surabaya

masih dapat melintasi jalur lokasi anjolk KA Gumarang dengan lancar.


Setelah terguling, 2 gerbong KA Gumarang terseet cukup jauh sampai

akhirnya berhenti. Akibat gerbong tersebut terseret dan tergesek rel kereta, asap

berbau tidak sedap pun memenuhi gerbong. Banyak pula penumpang yang

terbentur besi saat gerbong terguling karena tidak siap. Terjebak 30 Menit di

Gerbong, penumpang pecahkan kaca para penumpang KA Gumarang yang berada

di dua gerbong yang terguling terjebak hingga 30 menit. Namun, akhirnya mereka

bisa keluar dari gerbong setelah memecahkan kaca jendela.

Kesaksian M Hanif, mahasiswa ITS yang berada di dalam gerbong 2 yang ikut

terguling, petugas PT KA sepertinya tidak sigap melakukan evakuasi kepada para

penumpang di gerbong yang terguling. Sampai sekitar 30 menit kecelakaan terjadi,

para penumpang masih di dalam gerbong kereta.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Masalah kondisi keselamatan transportasi Indonesia tidak bisa dipungkiri

sangatlah buruk, dan seakan-akan diabaikan atau tidak ditangani secara profesional.

Kecelakaan lalu lintas yang terus terjadi dengan korban meninggal, luka berat

maupun luka ringan yang terus meningkat merupakan bukti akan buruknya

manajemen keselamatan. Walau harus diakui buruknya kondisi tersebut juga

diakibatkan infrastruktur yang tidak memadai serta perilaku pengguna transportasi

yang tidak disiplin.

Jenis kecelakaan kereta api terbanyak disebabkan oleh anjlokan. Dari data

Direktorat Jenderal Keselamatan Kereta Api yang dirilis pada tahun 2012
menempatkan kasus anjlokan pada tempat pertama dengan total kasus sebanyak

366 kasus sepanjang tahun 2006-2011.

Sebuah kereta api dikatakan anjlok jika kereta tersebut keluar dari rel.

Meskipun kebanyakan insiden kereta anjlok bersifat minor, dampaknya bisa

menyebabkan gangguan sementara dalam pengoperasian kereta api, dan bahkan

berpotensi membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia.

Salah satu penyebab anjlokan adalah pengrusakan rel kereta api. Hal ini

sangat memungkinkan terjadi karena prasarana rel kereta api terletak bebas dari

penjagaan dan pengawasan pihak pengelola KA. Banyaknya jumlah rel yang tidak

diberi pembatas pagar pengaman menjadi penyebab utama tindak pencurian rel

kereta dengan cara dipotong ataupun dengan cara lain.

Maraknya kecelakaan kereta api perlu mendapat perhatian dan penanganan

khusus agar tidak terjadi lagi. Perhatian dan penanganan khusus memerlukan

dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, manajemen Kereta Api, masinis,

penjaga perlintasan/stasiun kereta, karyawan KAI yang lain, maupun masyarakat

sekitar rel dan pengguna kereta api. Sosialisasi keselamatan kereta perlu

digencarkan, khususnya kepada masyarakat yang tinggal di sekitar jalur kereta agar

dapat bersama-sama menjaga dan mengawasi prasarana kereta api berupa rel.

Upaya penggunaan sistem elektrik untuk pengecekan rel kereta sebaiknya

dioptimalkan sehingga apabila ada yang tidak beres terhadap jalur kereta, alarm

akan berbunyi sehingga kasus yang terjadi bisa segera diketahui.

Pembuatan pagar pembatas juga perlu segera dilakukan, untuk

mengantisipasi jalur-jalur rel kereta yang dapat dengan mudah dilintasi oleh
masyarakat sekitar. Selain itu penugasan patroli rel perlu dimaksimalkan dan

ditambah jadwalnya untuk melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap rel kereta,

sehingga apabila ada kerusakan dapat segera ditangani.

Vous aimerez peut-être aussi