Vous êtes sur la page 1sur 25

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

GANGGUAN ASMA BRONKIAL

Nama kelompok :
1. Ade Irma Listiani
2. Dea Widianingsih
3. Fitri Arisma Sari
4. M.Zamzani
5. Rizal Qolby .F
6. Yusni Maryati

Prodi : S1 Ilmu Keperawatan /2b

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI MANDALA HUSADA
Jl. Cut Nyak Dien No. 16 Kalisapu Slawi
2014
KATA PENGANTAR

1
Tidak ada kata yang indah dan patut di ucapkan kecuali ucapan
syukur dengan memanjatkan pujian kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang maha pengasih dan maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Makalah ini berjudul asuhan keperawatan klien dengan gangguan Asma
Bronkial . Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga
saya mangharapkan partisipasi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya tidak lepas dari
bimbingan, arahan, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Sri Hidayati M.Kep Ns, Sp. Kep. MB selaku dosen pembimbing dan dosen
Koordinator mata kuliah Keperawatan Dewasa 2
2. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan

Slawi, September 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

2
Halaman
COVER........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan.................................................................. 1
BAB II KONSEP TEORY ....................................................................... 2
A. DEFINISI............................................................................. 2
B. TANDA DAN GEJALA....................................................... 3
C. PATOFISIOLOGI................................................................. 4
D. PATWHAYS......................................................................... 5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................... 6
F. PENATALAKSANAAN ................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................. 10
BAB IV ASKEP TEORI ........................................................................... 11
BAB V PENUTUP .................................................................................. 24
A. Simpulan............................................................................... 25
B. Saran..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas).
(iman somantri, 2008).

3
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana
trakea dan bronchi berspon dalam secaa hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
(Smeltzer, 2005).
Jumlah penderita asma di Indonesia mencapai jutaan jiwa yang 70 persen
berakhir dengan kematian , sehubungan dengan hal tersebut penyusun tertarik
untuk mendokumentasikan asuhan keperawatan asma.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Sebagai pengetahuan bagi mahasiswa tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan klien asma
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pendokumentasian pengkajian
b. Melakukan pendokumentasian diagnosa keperawatan
c. Melakukan pendokumentasian intervensi
d. Melakukan pendokumentasian implementasi
e. Melakukan pendokumentasian evaluasi

BAB II
KONESP TEORI

A. DEFINISI
Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat
mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan
manifestasi berupa serangan asma, adapun kelainan yang didapat antara lain :
Otot bronkus akan mengkerut (terjadi penyempitan), selaput lendir bronkus
edema, produksi lenditr makin banyak, lengket dan kental. Sehingga ketiga

2
hal tersebut menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak
akan batuk bahkan dapat sampai sesak nafas. Serangan demikian dapat hilang
sendiri atau hilang dengan pertolongan obat. (Ngastiyah, 2005).
Asma adalah proses obstruksi reversible yang ditandai dengan
peningkatan responsivitas dan inflamasi jalan napas, terutama jalan napas
bagian bawah. (Wong, Donna L, 2006)
Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten dalam keadaan
dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih
jarang telah disingkirkan (Arief Mansjoer, 2005).
Asma disebut juga sebagai reactive air way (RAD) adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara reversible yang ditandai dengan
bronkospasme, inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap
berbagai stimulant. (Suriadi, 2005)

B. TANDA DAN GEJALA


1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c. Whezing belum ada
d. Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Whezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengan (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest

3
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA PaO2 kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan
kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
(Halim Danukusumo, 2000)

C. PENYEBAB
Faktor Ekstrinsik
Ditemukan pada sejumlah kecil pasien dewasa dan disebabkan oleh
alergen yang diketahui karena kepekaan individu, biasanya protein, dalam
bentuk serbuk sari yang hidup, bulu halus binatang, kain pembalut atau
yang lebih jarang terhadap makanan seperti susu atau coklat, polusi.

Faktor Intrinsik
Faktor ini sering tidak ditemukan faktor-faktor pencetus yang jelas.
Faktor-faktor non spefisik seperti flu biasa, latihan fisik atau emosi dapat
memicu serangan asma. Asma instrinsik ini lebih biasanya karena faktor
keturunan dan juga sering timbul sesudah usia 40 tahun. dengan serangan
yang timbul sesudah infeksi sinus hidung atau pada percabangan
trakeobronchial.

D. PATOFISIOLOGI

Alergen yang masuk ke dalam tubuh merangsang sel plasma


menghasilkan Ig E yang selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel mast.
Sel mast ini disebut sel mast terensitisasi.Bila alergen serupa masuk ke dalam
tubuh, alergen tersebut akan menempel pada sel mast tersensitiasi yang
kemudian mengalami degranulasi dan mengeluarkan sejumlah mediator seperti

4
histamin, leukotrein, faktor pengaktivasi, platelet, bradikinin, dll. Mediator ini
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga timbul edema,
peningkatan produksi mukus, dan kontraksi otot polos secara langsung atau
melalui persarafan simpatis. (Arief Masjoer, 2005)
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan dan stimulant lain. Dengan adanya
bahan iritasi atau allergen, oto-otot bronchus menjadi spasme dan zat antibody
tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig E) dengan adanya alergi. Ig E
dimunculkan pada resptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamine
dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap; pertama tahap immediate yang ditandai
dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi
dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus menerus 2-5 jam lebih lama, tahap late
yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsi jalan nafas beberapa
minggu atau bulan. Asma juga dapat terjadi factor pencetusnya karena latihan,
kecemasan, dan udara dingin. Selama serangan asma, bronkheolus menjadi
meradang dan peningkatan sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan
nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan
dapat menimbulkan distress pernafasan. Anak yang mengalami asma mudah
untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan
ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan
nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2,
sehingga terjadi penurunan pO2 (hipoksia). Selama serangan asma, CO2
tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan asidosis respiratori dan hiperkapneu. Kemudian system
pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan
(takipneu), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat
menurunkan kadar CO2 dalam darah (hipokapneu). (Suriadi, 2005)

5
E. PATHWAYS
(Suriadi, 2001)

Alergen flu emosi

ASMA

Iritasi Sel plasma lg.E

Zat antobody
Degranulasi

Peradangan bronkheolus Pengeluaran histamin,leukotin

Peningkatan secret mukus Peningkatan kapiler

6
Lumen jalan nafas bengkak Edema

Resistensi pernafasan Peningkatan produksi mukus

Bersihan jalan
nafas tidak
Ansieta Pola nafas efektif
s tidak efektif

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kulit (tuberculin dan alergen)
Tes kulit (+) reaksi lebih hebat, mengidentifikasi alergi yang spesifik.
Rontgen: foto thorax menunjukan hiperinflasi dan pernafasan diafragma.
Pemeriksaan sputum: Dapat jernih atau berbusa (alergi)
o Dapat kental dan putih (non alergi)
o Dapat berserat (non alergi)
Pemeriksaan darah: * Eusinofilia (kenaikan badan eusinofil)
Peningkatan kadar IgE pada asma alergi
AGD hipoxi (serangan akut)

G. PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN MEDIS
1. Abenis (Beta)
Medikasi awal untuk mendilatasi otot-otot polos bronchial,
meningkatkan gerakan siliarism, menurunkan mediator kimiawi
anafilaktik dan menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid.
Contoh: Epinenin, Abuterol, Meraproterenol
2. Methil Santik
Mempunyai efek bronkodilator, merileksasikan otot-otot polos bronkus,
meningkatkan gerakan mukus, dan meningkatkan kontraksi diafragma.

7
Contoh: Aminofilin, Theofilin
3. Anti Cholinergik
Diberikan melalui inhalasi bermanfaat terhadap asmatik yang bukan
kandidat untuk antibodi dan methil santin karena penyakit jantung.
Contoh: Atrofin
4. Kortikosteroid
Diberikan secara IV, oral dan inhalasi. Mekanisme kerjanya untuk
mengurangi inflamasi dan bronkokonstriktor.
Contoh: hidrokortison, prednison dan deksametason
5. Inhibitor Sel Mast
Contoh: natrium bromosin adalah bagian integral dari pengobatan asma
yang berfungsi mencegah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik.

PENGOBATAN NONFARMAKOLOGI
Waktu serangan:
o pemberian oksigen, bila ada tanda-tanda hipoksemia, baik atas
dasar gejala klinik maupun hasil analisa gas darah.
o pemberian cairan, terutama pada serangan asma yang berat dan
yang berlangsung lama ada kecenderungan terjadi dehidrasi.
Dengan menangani dehidrasi, viskositas mukus juga berkurang
dan dengan demikian memudahkan ekspektorasi.
o drainase postural atau chest physioterapi, untuk membantu
pengeluaran dahak supaya tidak timbul penyumbatan.
o menghindari paparan alergen.

Diluar serangan
Pendidikan/penyuluhan.
Penderita perlu mengetahui apa itu asma, apa penyebabnya,
apa pengobatannya, apa efek samping macam-macam obat,
dan bagaimana dapat menghindari timbulnya serangan.

8
Menghindari paparan alergen. Imti dari prevensi adalah
menghindari paparan terhadap alergen.
Imunoterapi/desensitisasi.
Penentuan jenis alergen dilakukan dengan uji kulit atau
provokasi bronkial. Setelah diketahui jenis alergen, kemudian
dilakukan desensitisasi.
Relaksasi/kontrol emosi.
untuk mencapai ini perlu disiplin yang keras. Relaksasi fisik
dapat dibantu dengan latihan napas.

STUDY KASUS

Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit Tn.E masih beraktivitas seperti
biasanya meskipun terkadang dia mengeluh kesakitan karena sulit untuk bernafas
apabila bekerja terlalu lelah, sakitnya sering kambuh dimalam hari . Hal ini
membuat Tn. E kesulitan untuk beristirahat dengan baik . Sakit yang dialami Tn.E
berawal dari kelelahan dan faktor debu didepan rumahnya . semakin hari Tn.E
semakin mengeluh kesulitan untuk bernafas lega pada akhirnya keluarga
membawa Tn.E kerumah sakit Harapan Anda Tegal pada tanggal 10 september
2014 . Pada saat masuk rumah sakit Tn. E diberikan oksigenasi untuk membantu
jalan pernafasnnya dilakukan pengkajian terlihat Tn.E terus menerus mengelus
dadanya untuk mengambil nafas ,

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.E DENGAN GANGGUAN


ASMATIKUS DI RUANG melati 234
RUMAH SAKIT HARAPAN ANDA TEGAL

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn.E
b. Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 8 Januari 1967
c. Pendidikan terakhir : SMP
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Tinggi Badan / Berat Badan : 160 cm /50 kg
g. Penampilan umum : Berkumis tipis dan berkulit
sawo matang
h. Ciri ciri tubuh : badan semampai , berambut
keriting dan berkulit sawo matang
i. Alamat : Kulon progo
j. Orang terdekat yang mudah dihubungi: Nn .A
k. Hubungan dengan klien : Istri
l. Tanggal masuk RS : 10 September 2014
m. Diagnosa medis : Asma bronkialis
n. No. RM : 503
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh sakit setiap kali bernapas karena ada sisa sekret yang
tertahan

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

10
Tn.E mengeluh sejak tiga malam yang lalu batuk terus menerus
disertai dahak yang begitu kental dan sulit untuk dikeluarkan sehingga
Tn. E tidak bisa tidur nyenyak bahkan tadi malam Tn. E hampir tiap
jam terbangun karena batuk. Tn. E juga mengatakan dadanya sesak
untuk bernafas, nafas menggeh menggeh dan bunyi ngik-ngik.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Tn.E pernah masuk rumah sakit dengan kasus yang sama karena sesak
pada saat bernapas, penyakit Tn.E kambuh jika terkena debu, dan Tn.E
terlalu banyak pikiran. Tn.E mempunyai kebiasaan minum kopi setiap
pagi hari sebelum pergi kesawah.

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tn.E mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami asma.

6. RIWAYAT LINGKUNGAN
Tn.E tinggal di daerah pesawahan akan tetapi pola hidup yang tidak
bersih menyebabkan banyak debu dilingkungan rumahnya

7. POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Tn.E menganggap nafas sesak yang awalnya dia rasakan tidak
terlalu membahayakan kesehatan . Kesadaran tentang pola hidup
sehat masih rendah
b. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit Tn. E masih bisa melakukan aktifitas seperti biasa,
bertani dan dilakuan setiap hari. Setelah sakit klien tidak dapat
melakukakan aktivitasnya, karena apabila bekerja terlalu keras
sesak napas klien kambuh.

c. Pola nutrisi dan metabolik


Sebelum dan selama sakit klien mengatakan makan 3x sehari
dengan porsi dewasa normal. dengan berat badan normal. Tapi
selama sakit klien makan dibantu oleh keluarga dengan intensitas
3x sehari dengan porsi dewasa normal.
d. Pola eliminasi

11
Sebelum dan selama sakit klien mengatakan BAB lancar dan
fesesnya berwarna kuning padat dengan intensitas 1x/hari. Sebelum
sakit frekuensi berkemih 5-6x sehari, jumlah urin klien 250cc/hari,
berbau khas, warna kuning jernih. Setelah sakit klien tidak
mempunyai masalah dengan urin.
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidak ada masalah dengan aktivitas tetapi
setelah sakit aktivitas tidur klien tertanggu karena batuk terus
menerus disertai dahak yang yang begitu kental dan sulit
dikeluarkan sehingga bpk.E tidak bisa tidur nyenyak dan hampir
tiap jam terbangun karena batuk.
f. Pola kognitif persepsi
Pendengaran klien juga normal, penciuman klien juga normal
sensasi taktil klien normal dan pengecapan klien juga normal.
g. Pola sensori visual
Sebelum dan selama sakit klien dapat melihat dengan jarak yang
normal,
h. Pola toleransi dan koping terhadap stress
i. Persepsi diri / konsep diri
Klien mengatakan asma yang dialaminya karena faktor lingkungan
j. Pola seksual dan reproduksi
Klien dapat merasakan kenikmatan seksual dengan lawan jenis
k. Pola nilai dan keyakinan
Tn.E berkeyakinan islam sehingga klien menganggap penyakit
yang terjadi pada dirinya semua karena kehendak yang kuasa
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Survey umum
Keadaan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Komposmetis
Tanda tanda vital
- TD : 130/90 mmHg
- HR : 98 x/menit
- RR : 30 x/menit
- Suhu : 37 C
Antropometri
- TB : 160 mmHg
- BB : 50 kg
b. Kulit, rambut dan kuku
Kulit : Tn.E berkulit sawo matang
Rambut : Berambut keriting

12
Kuku : Normal
c. Kepala dan leher
Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat
benjolan yang terdapat dikepala, bentuk tengkorak simetris dan
bagian prontal menghadap kedepan dan bagian pariental
menghadap kebelakang. Kulit kepala tidak mengalami
peradangan, tumor, maupun bekas luka
Mata
Mata klien masih berfungsi normal
Telinga
Pendengaran klien masih berfungsi dengan baik
Hidung
Tn.E sebelum dan sesudah sakit tidak mengalami gangguan
Mulut
Tn.E tidak mengalami gangguan pada mulut
Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi dan teknik gerakan leher
klien dapat melakukan gerakan leher secara terkoordinasi.
d. Toraks dan paru-paru
Toraks
Bentuk torak simetris
Jantung
- I : dada klien terlihat kembang kempis
- P : getaran pada dinding dada klien seimbang
- P : terdengar suara sonor pada jantung klien
- A : terdengar usara nafas tambahan dari ekspirasi
Paru paru
- I : terlihat kembang kempis dada klien
- P : pulsasi pada dada klien seimbang
- P : terdengar suara sonor
- A : ada suara tambahan pada auskultasi paru klien
e. Abdomen
- I : abdomen klien simetris
- A : terdengan suara bising usus normal
- P : tidak ada nyeri tekan
- P : terdengan suara tympani pada abdomen klien
f. Genetalia
sebelum dan selama sakit klien tida ada masalah pada genetalia,
genetalia klien normal.
g. Rektum dan anus
Rektum klien normal

13
h. Ekstremitas
Tidak ada gangguan pada ekstremitas klien

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Tidak pernah
b. Pemeriksaan diagnostic
Tidak pernah
10. TERAPI

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/dPengumpulansekret dalam
mukus
2. Gangguan pola tidur dan AnsietaS b/d Suhu dan kelembapan lingkungan
3. Ketidakefektifan Pola napas b/d Hiperventilasi

C. ANALISA DATA
No. Hari/Tanggal/ Data Problem Etiologi
Jam

14
1 Rabu, 10 sept Ds: Ketidakefektifan Pengumpulan
2014 /08.00 Tn.E mengatakan bersihan jalan sekret dalam
batuk terus napas(00031) mukus
menerus
Tn.E mengatakan
batuknya muncul
paling sering
malam hari
Tn.E mengatakan
batuknya berlendir
Tn.E mengatakan
dadanya sesak
untuk bernapas

Do :
Saat auskultasi

2 terdengar suara
nafas tambahan
pada paru klien .
Klien terlihat lemas
Klien terlihat sulit
untuk bernafas

Ds:
Tn.E mengatakan
Gangguan pola Suhu dan
tidak bisa tidur tidur dan kelembapan
Tn.E mengatakan
Ansietas(00198) lingkungan
dadanya sesak jika
posisi berbaring
Tn.E mengatakan
dia bisa tidur jika
posisinya duduk
Tn.E mengatakan

15
sebelum masuk RS
tidur hanya 3 jam
Do :
Ekspresi wajah
pucat
3 Sering menguap
disiang hari
Klien terlihat
mudah sekali lelah
Mata sayu
Katup mata hitam
Nafas ( 33 x/menit )

Ds:
Ketidakefektifan
Istri Tn.E
Pola napas(00032)
mengatakan
suaminya sesak
nafas jika terkena
debu
Tn.E mengatakan
sesak nafas jika
terlalu banyak
beban fikiran Hiperventilasi
Tn.E mengatakan
sesak nafas muncul
paling sering siang
hari
Tn.E mengatakan
sesak akan
berkurang jika
istirahat
Tn.E mengatakan
sesak akan

16
berkurang jika
istirahat selama 2-3
jam

Do:
suara napas
whezing saat
ekspirasi(+)
suara nafas
whezzing
terdengar jelas
disiang hari
klien tampak sukar
untuk bernafas
TD : 130/90 mmHg
N : 98x/menit
S : 370 C
RR : 33 x/menit

D. NURSING CARE PLAN (INTERVENSI)


No Tujuan Kriteria Intervensi Rasional TTD
Umum Hasil
.dx
1 Setelah kriteria hasil: 1. Bantu klien Mempermudah Adhee
dilakukan 1. Mempunyai jalan membuka jalan
dalam bernafas
asuhan napas yang paten napas dengan Membantu
2. Mengeluarkan klien
keperawatan menggunakan
sekresi secara mengeluarkan
1 x 24 jam chin lift/ teknik
efektif scret dalam
diharapkan menganggkat
3. Mempunyai
ketidak dagu. tubuh
irama dan Mengetahui
efektifan 2. Bantu klien
frekuensi frekuensi
jalan nafas memberikan

17
dapat teratasi (25x/menit) nasopharyngel pernafasan
4. Pernapasan dalam
aerway. klien
rentang yang Mengeluarkan
3. Monitor setatus
normal. secret secara
respirasi dan
oksigen mandiri

4. Ajarkan cara
batuk secara
obyektif
2 Setelah Kriteria hasil : 1. bantu pasien Membantu
dilakukan 1. Tingkat untuk klien
tindakan kecemasan ( mengidentifikasi melakukan
keperawatan situasi yang koping
selama 3 x 24 mampu membuat terhadap stress
2. tidak sulit untuk
jam maka cemas itu datang.
tidur 2. control faktor
ansietas
3. Raut wajahnya cemas yang
dapat teratasi
kembali normal dibutuhkan oleh
klien
3. Indentifikasi
apabila tingkat
kecemasan
berubah

3 Setelah kriteria hasil: 1. Pantau adanya Melihat


dilakukan 1. Klien tidak pucat atau perubahan
tindakan hiperventilasi sianosis kesehatan
2. Pantau efek obat
keperawatan 2. Membutuhkan klien
pada status Mengetahui
kepada klien alat bantu
respirasi efek
selama 2x24 pernapasan pada
3. Informasikan
jam maka saat-saat tertentu. penggunaan
kepada klien atau
pola napas 3. Napas pendek.(-) obat
keluarga, tidak Menjaga

18
klien kembali 4. Klien mudah boleh merokok lingkungan
efektif dalam bernapas. diruangan. sehat bagi
4. Pantau pola
klien dan
pernapasan
keluarga
(beradipnea, Mengecek
takipnea, status
hiperfentilasi) pernafasan
klien

E. CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Tn.E TANGGAL : 13 september 2014
JAM : 09.00
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Dx 1 S:
Data : 1. Klien mengatakan saat
Ds: bernafas masih berbunyi
- sejak dua malam bpk.E batuk terus menerus mendengkur
2. Mengatakan pernapasanya
disertai dahak yang begitu kental serta susah
belum stabil.
dikeluarkan.
3. Klien mengatakan
- Tn.E mengatakan dadanya sesak untuk
nafasnya cepat
bernapas
Do :
O:
- terdengar suara napas tambahan.
1. Klien masih terlihat sulit
Dx 2
untuk bernafas
Data :
2. Saat di auskultasi terdengar
Ds:
suara mendengkur dari
- Tn.E tidak bisa tidur nyenyak , sebelum
paru klien
masuk RS Tn E tidur hanya 3 jam 3. Klien terlihat sedikit pucat

19
- Do :
A:
- Ekspresi wajah pucat
- Mata terlihat sayu 1. Secret dalam tubuh (+)
- Nafas cepat 2. Nafas (26 x menit )
3. Nafas cepat belum
Dx 3
teratasi
Data :
Ds: P:
- istri Tn.E mengatakan sejak dulu Tn.E 1. Menganjurkan klien
memiliki sesak napas dan kambuh minum air hangat untuk
kambuh jika udara dingin atau ada debu merangsang pengeluaran
serta bila Tn.E terlalu banyak pikiran secret
Do: 2. Menganjurkan klien
- terdapat suara napas whezing saat untuk meninggikan
ekspirasi kepala dari jantung
- TD : 130/90 mmHg 3. Menganjurkan klien
- N : 98x/menit untuk relaksasi
- S : 370C
- RR : 26x/menit

Diagnosa
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d
sekret yang tertahan / sisa sekret
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d RTL :
gangguan pola tidur 1. Melatih batuk efektif
3. Ketidak bersihan pola napas b.d suhu dan 2. Memberikan air hangat
kelembapan pada klien
3. Meninggikan kepala
klien lebih tinggi dari
TINDAKAN : badannya
Dx 1
- Membantu klien membuka jalan napas
dengan menggunakan chin lift/ teknik
menganggkat dagu.
- Melatih batuk efektif

20
Dx 2
- Membantu klien memberikan
nasopharyngel aerway
- Menganjurkan klien meninggikan kepala
dari anggota tubuhnya
Dx 3
- Memonitor status respirasi dan oksigen

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas
sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus
dengan manifestasi berupa serangan asma, adapun kelainan yang didapat
antara lain : Otot bronkus akan mengkerut (terjadi penyempitan), selaput
lendir bronkus edema, produksi lenditr makin banyak, lengket dan kental.
Sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lubang bronkus
menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat sampai sesak nafas.
Serangan demikian dapat hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan
obat. (Ngastiyah - 2005).
Tanda dan gejala
Batuk dengan dahak
o Timbul sesak
o napas
o Sianosis
o melemah bahkan tak terdengan
o Suara nafas
o Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

B. SARAN
- Untuk mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan asma
sebaiknya perhatikan lebih detail lagi gejala yang timbul agar
tindakan yang dilakukan sesuai dengan gejala yang dirasakan klien
- Untuk penderita asma
Sebaiknya perhatikan hal hal yang dapat memicu asma itu terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarths.2005 Text Book Medical Surgical Nursing. Buku I.


Philadelphia: JB Lippincott Company,

22
Doengoes Marilyn.2005 Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC,

Lewis. 2004 Medical Surgical Nursing. Volume II Edisi 5. Mosby


Philadelphia
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Edisi
Pertama. Jakarta : Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Kesatu.
Jakarta. Media Aesculapius.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi Kedua. Jakarta : Buku


Kedokteran.

Noer, Sjaifoellah. 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Kesatu. Jakarta
: Balai FKUI.

23

Vous aimerez peut-être aussi