Vous êtes sur la page 1sur 17

I.

Bersihan jalan napas tidak efektif

PENGERTIAN :
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna
mempertahankan jalan napas yang bersih
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk
menjaga bersihan jalan napas (Nanda, 2005)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
1) infeksi
2) disfungsi neuromuscular
3) hyperplasia dinding bronkus
4) alergi jalan nafas
5) asma
6) trauma
7) Obstruksi jalan nafas
8) spasme jalan nafas
9) sekresi tertahan
10) penumpukan sekret
11) adanya benda asing di jalan nafas
12) adanya jalan nafas buatan
13) sekresi bronkus
14) adanya eksudat di alveolus.
DO: Dispnea
DS:
1) Penurunan suara nafas
2) Orthopneu
3) Cyanosis
4) Kelainan suara nafas (rales/ wheezing)
5) Kesulitan berbicara
6) Produksi sputum
7) Gelisah
8) Perubahan frekuensi dan irama nafas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dengan
Kriteria hasil: mendemonstrasikan batuk efektif, dan suara nafas
bersih, tidak ada sianosis dan dispnea.
Menunjukan jalan nafas yang paten.
Intervensi:
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal: semifowler.
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
4) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
misal ronkhi.
5) Observasi hasil pemeriksaan AGD
6) Anjurkan untuk minum air hangat
7) Bantu klien untuk melakukan latihan batuk efektif bila
memungkinkan Lakukan fifioterapi dada sesuai indikasi : Postural
drainase, perkusi dan vibrasi
8) Motivasi dan berikan minum sesuai dengan kebutuhan cairan (40-50
cc/kg BB/24 jam)
9) PENDIDIKAN KESEHATAN : Jelaskan penggunaanperalatan
pendukung dengan benar (oksigen, pengisapan, spirometer, inhaler,
dan intermitten pressure breathing/IPPB)
10) Instruksikan pada klien dan keluarga kepada rencana perawatan di
rumah (pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural,
tanda dan gejala komplikasi, sumber-sumber di komunitas)
11) TINDAKAN KOLABORASI : Berikan oksigen lembab sesuai program
- Berikan terapi sesuai program

II. Pola napas tidak efektif

PENGERTIAN :
Pola napas tidak efektif adalah Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak
member ventilasi yang adekuat
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan
ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru
(Tarwoto,2003).
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola nafas (Carpenito, 2001).
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan:
1. hiperventilasi
2. hipoventilasi
3. Kelelahan/ penurunan energy
4. kelemahan musculoskeletal
5. kelelahan otot pernafasan
6. nyeri
7. kecemasan
8. disfungsi neuromuskuler
9. obesitas
10. injuri tulang belakang.
DS: Dyspnea, Nafas pendek
DO:
1) Penurunan tekanan inspirasi / ekspirasi
2) Penurunan pertukaran udara per menit
3) Menggunakan otot pernafasan tambahan
4) Orthopnea
5) Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
6) Penurunan kapasitas vital
7) Respirasi: < 11-24 x/ menit.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
menunjukan keefektifan pola nafas , dengan
Kriteria hasil:
1. Suara nafas bersih
2. Tidak ada siaonsis, dispnea
3. Menunjukan jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal).
4. TTV dalam rentang normal
Intervensi:
1. Monitor vital sign
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
6. Pertahankan jalan nafas yang paten
7. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
8. PENDIDIKAN KESEHATAN : Ajarkan pada klien dan keluarga teknik
relaksasi untuk meningkatkan pola napas efektif
Ajarkan cara batuk efektif Diskusikan mengenai rencana perawatan di
rumah
9. TINDAKAN KOLABORASI :
Seting ventilator dan sesuaikan pola ventilator dengan kondisi klien
Observasi konsintrasi O2 (Fi O2) yang diberikan
Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress
pernapasan Catat tekanan dan monitor gelombang tekanan jalan
napas
Jamin kelembapan dan temperature udara inspirasi dan cek secara
berkala
Set dan cek alarm ventilator

III. 10 Macam penyakit yang dapat muncul masalah keperawatan


bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif
1. Asma
2. Tuberkolusis
3. PPOM ( Pneumonia, Atelektasis, Pneumotoraks)
4. ISPA
5. Bronkitis Kronis
6. Empiema
7. Efusi pleura
8. Bronkiektasis
9. Flu Burung
10. Ca Paru
GANGGUAN PERTUKARAN GAS (DX KEPERAWATAN)

I. PENGERTIAN
Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan dan kekurangan oksigen dan/ atau eliminasi
karbondioksida di membrane kapiler-alveolar. (Zul Dahlan, 2000)
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi
darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat
disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Lackmans, 1997)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru
tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-
sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Doenges,
Marilyn, 2001)

II. PATOFISIOLOGI
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing
masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit
paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk
secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya.
Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan
normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan
ventilator karena kerja pernafasan menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital
adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadi obstruksi
jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang
otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor
otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan
pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode
postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen
menekan pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari
analgetik opiood. Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas
akut.

III. ETIOLOGI
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga
pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan
menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor
pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot
pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan
sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru.
Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma
dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang
mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat
mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks,
pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas.
Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk
memperbaiki patologi yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan
oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma
bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang
menyababkan gagal nafas.
IV. TANDA DAN GEJALA
A. Tanda
Gagal nafas total
Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi
Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gagal nafas parsial
Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
Ada retraksi dada
B. Gejala
Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg Sedang : PaO2 < 60 mmHg Berat : PaO2 < 40 mmHg
Pemeriksaan rontgen dada Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit
yang tidak diketahui Hemodinamik Tipe I : peningkatan PCWP EKG Mungkin
memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan Disritmia VI. PENGKAJIAN
Pengkajian Primer 1. Airway Peningkatan sekresi pernapasan Bunyi nafas krekels, ronki
dan mengi 2. Breathing Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi. Menggunakan otot aksesori pernapasan Kesulitan bernafas :
lapar udara, diaforesis, sianosis 3. Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi,
takikardia Sakit kepala Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk Papiledema Penurunan haluaran urine VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi oksigen Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP Inhalasi
nebuliser Fisioterapi dada Pemantauan hemodinamik/jantung Pengobatan Brokodilator
Steroid Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pola
nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal Adanya
penurunan dispneu Gas-gas darah dalam batas normal Intervensi : Kaji frekuensi,
kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan. Kaji tanda vital dan tingkat
kesasdaran setaiap jam dan prn Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau
PaO2< 60 mmHg Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan
pesanan Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan
PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2 Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi
nafas setiap 1 jam Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30
sampai 45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan Berikan dorongan utnuk batuk dan
napas dalam, bantu pasien untuk mebebat dada selama batuk Instruksikan pasien untuk
melakukan pernapasan diagpragma atau bibir Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO
> 60 mmHg. PaO2 dan PCO2 meningkat dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat
dipertahankan pada 60 mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi
mental atau sekresi menjadi sulit untuk diatasi.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang
adekuat
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
Bunyi paru bersih
Warna kulit normal
Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
Intervensi :
Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn, laporkan perubahan
tinmgkat kesadaran pada dokter.
Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan dalam PaCO2
atau penurunan dalam PaO2
Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP atau PEEP.
Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
Pantau irama jantung
Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid.
Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan kebutuhan oksigen.
3. Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan pasien tidak terjadi kelebihan volume cairan
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan:
TTV normal
Balance cairan dalam batas normal
Tidak terjadi edema
Intervensi :
Timbang BB tiap hari
Monitor input dan output pasien tiap 1 jam
Kaji tanda dan gejala penurunan curah jantung
Kaji tanda-tanda kelebihan volume : edema, BB , CVP
Monitor parameter hemodinamik
Kolaburasi untuk pemberian cairandan elektrolit

4. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu mempertahankan perfusi jaringan.
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan
Status hemodinamik dalam bata normal
TTV normal
Intervensi :
Kaji tingkat kesadaran
Kaji penurunan perfusi jaringan
Kaji status hemodinamik
Kaji irama EKG
Kaji sistem gastrointestinal

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai


dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Asidosis Respiratorik: Penyebab, Gejala, dan


Pengobatannya
Amazine.co - Online Popular Knowledge
Baca juga

Ketahui Jenis, Penyebab, dan Gejala Alkalosis

Alkalosis Pernapasan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Alkalosis Metabolik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Asam dikenal memiliki sifat korosif pada logam.

Bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh asam pada tubuh kita.

Asidosis respiratorik (respiratory acidosis) adalah kondisi yang menyebabkan keseimbangan


asam-basa tubuh terganggu.

Apakah Asidosis Respiratorik?

Asidosis respiratorik adalah kondisi medis dimana paru-paru tidak dapat mengeluarkan
semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh.

Hal ini mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa dan membuat cairan tubuh lebih
asam, terutama darah.

Terdapat dua jenis asidosis respiratorik yaitu:

1. Akut
Kondisi ini mengacu pada kegagalan tiba-tiba pada sistem pernapasan sehingga memicu
asidosis.

Hal ini dipicu oleh depresi sistem pernapasan pusat yang disebabkan berbagai alasan.

2. Kronis

Asidosis kronis mungkin merupakan kondisi sekunder untuk kondisi lain seperti penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).

PPOK akan meliputi penyakit bronchitis dan emphysema, dua penyakit di mana saluran
udara menyempit sehingga menyebabkan kesulitan bernafas.

Jenis asidosis ini juga ditemukan menyertai sindrom hipoventilasi obesitas.

Ini adalah kondisi medis di mana orang begitu gemuk sehingga tidak dapat bernapas normal
atau cukup.

Hal ini akan mewujud pada peningkatan karbon dioksida dan penurunan kadar oksigen.

Penyebab Asidosis Respiratorik

Ada beberapa penyebab asidosis respiratorik, yang meliputi:

Penyakit yang berkaitan dengan saluran napas seperti penyakit paru


obstruktif kronis atau asma.

Masalah yang terkait dengan dada yang menyebabkan melemahnya paru-


paru.

Penyakit yang mempengaruhi saraf dan otot yang bertugas memberi


perintah ke paru-paru untuk berkontraksi.

Obat-obatan yang mempengaruhi pernafasan seperti benzodiazepin,


terutama ketika diiringi dengan konsumsi alkohol.

Obesitas berat sehingga membuat seseorang kesulitan bernapas.

Gejala Asidosis Respiratorik

Sebagian gejala asidosis respiratorik mungkin mirip dengan gejala penyakit lain.

Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas, mengantuk, dan mudah lelah.

Beberapa gejala lain termasuk kulit hangat, hipertensi paru, denyut jantung tidak teratur,
refleks tendon berkurang, batuk, mengi, mudah marah, dll.

Pengobatan Asidosis Respiratorik


Pengobatan masalah ini harus difokuskan pada akar penyebab yang mendasarinya.

Untuk asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru, pengobatan akan mencakup
obat broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun jalan napas.

Saat tingkat oksigen darah turun, pemberian suplai oksigen terbukti membantu.

Merokok secara tidak langsung menyebabkan asidosis respiratorik (respiratory acidosis),


sehingga menghindari rokok akan membuat derajat kesehatan semakin meningkat.[]

sidosis Metabolik: Penyebab, Gejala, dan


Pengobatannya
Amazine.co - Online Popular Knowledge

Baca juga

Amonia: Sifat Kimia, pH, dan Kegunaannya

Ketahui Jenis, Penyebab, dan Gejala Alkalosis

Alkalosis Pernapasan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Asam biasanya diproduksi sebagai produk sampingan dalam sejumlah aktivitas metabolik
termasuk pemecahan lemak.
Dalam tubuh, keseimbangan normal antara asam dan basa dikelola oleh bikarbonat.

Bikarbonat menetralisir asam dan dengan demikian mencegah akumulasi berlebihan dalam
tubuh.

Faktor-faktor yang berkontribusi atas kelebihan produksi asam atau mengganggu produksi
normal bikarbonat bisa menyebabkan asidosis metabolik (metabolic acidosis).

Apakah Asidosis Metabolik?


Asidosis metabolik adalah kondisi dimana keseimbangan asam-basa tubuh terganggu karena
adanya peningkatan produksi asam atau berkurangnya produksi bikarbonat.

Kondisi ini akhirnya menyebabkan asidemia atau keasaman darah, dimana pH arteri turun
hingga di bawah 7,35.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan koma
dan bahkan kematian.

Penyebab
Asidosis metabolik disebabkan oleh peningkatan produksi asam atau mengkonsumsi
makanan atau zat yang dapat dikonversi menjadi asam.

Kondisi ini juga disebabkan oleh hilangnya bikarbonat seperti dalam kasus diare dan asidosis
tubulus ginjal.

Faktor lain, akumulasi asam laktat merupakan alasan lain di balik asidosis metabolik.

Akumulasi asam laktat terjadi karena tidak tersedianya cukup oksigen untuk melakukan
metabolisme karbohidrat, seperti dalam kasus gagal jantung dan syok.

Malaria juga bertanggung jawab pada munculnya kondisi ini kerena menghancurkan sel
darah merah dan dengan demikian mengurangi tingkat oksigen dalam tubuh.

Kondisi ini pada gilirannya mengakibatkan akumulasi asam laktat yang dikenal sebagai
asidosis laktik.

Kelainan metabolik juga dapat menyebabkan asidosis. Penggunaan lemak, alih-alih


karbohidrat, untuk menciptakan energi seperti dalam kasus diabetes mellitus, dapat
mengakibatkan produksi asam berlebihan.

Asidosis metabolik bisa terjadi pula saat ginjal gagal mengeluarkan asam melalui urine yang
merupakan gejala dari gagal ginjal.

Gejala
Asidosis metabolik biasanya ditandai dengan pernapasan yang cepat.
Gejala-gejala asidosis metabolik tidak selalu spesifik tergantung dari penyebab yang
mendasarinya.

Nyeri dada, sakit kepala, jantung berdebar, otot dan nyeri tulang, kelemahan otot, dan sakit
perut adalah beberapa gejala umum.

Asidosis laktik kadang-kadang ditandai dengan tekanan darah rendah dan anemia.

Karena kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, penderita mungkin mengalami
kecemasan dan kantuk progresif.

Mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala
lainnya.

Dalam kondisi ekstrim, dapat menimbulkan komplikasi berat seperti stupor, koma, dan
kejang.

Pengobatan
Dokter biasanya melakukan tes darah seperti gas darah arteri dan analisis jumlah sel darah
untuk mendiagnosa kondisi ini.

Pengobatan asidosis metabolik akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Jika pH darah turun hingga di bawah 7,1, pemberian bikarbonat secara intravena mungkin
diperlukan untuk menetralisir asam.

Pada kasus yang berat, dialisis diperlukan untuk mengobati asidosis metabolik.

Ventilasi mekanis juga bisa digunakan untuk meringankan masalah pernapasan.

Memantau dan mengendalikan faktor yang menyebabkan asidosis metabolik adalah cara
terbaik mencegah memburuknya kondisi.

Seperti misalnya, mengendalikan penyebab seperti diabetes dapat membantu mengontrol


asidosis metabolik pada pasien diabetes.

Asidosis metabolik (metabolic acidosis) sering merupakan gejala dari beberapa penyakit
serius seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan diabetes.[]

Terkait

Ketahui Tingkat pH Darah, Mulut & Bagian Tubuh Lain

10 Tanda & Gejala HIV/AIDS Paling Umum

Apa itu Asam Laktat? Karakteristik & Proses Pembentukannya


7 Manfaat Kesehatan Minum Air Beroksigen (Oxygenated Water)

Gejala, Penyebab & Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Definisi, Gejala & Penyebab Gagal Hati Akut

Apa itu Hipokapnia? Penyebab, Gejala & Pengobatannya

Penyebab, Gejala & Pengobatan Ketidakseimbangan Elektrolit

Hipertensi: Akupunktur untuk Mengobati Tekanan Darah Tinggi

Penyebab, Gejala & Pengobatan Keracunan Air (Hiponatremia)

ASIDOSIS & ALKALOSIS


oleh : Irfan Supriatman

ASIDOSIS

Asidosis tubulus renalis (ATR) atau Renal tubular acidosis (RTA) adalah suatu penyakit
ginjal (rhenal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya. Menurut sejumlah literatur ilmiah
bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong penyakit langka, dengan manifestasi
klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis sering terlambat.

Dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah dan
membuangnya ke dalam urin. Pada penderita penyakit ini, bagian dari ginjal yang bernama
tubulus renalis tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga hanya sedikit asam
yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan asam dalam darah, yang
mengakibatkan terjadinya asidosis, yakni tingkat keasamannya menjadi di atas ambang
normal.

Menurut sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong
penyakit yang jarang terjadi, dengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis
sering terlambat. Namun menurut Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A (K), dokter spesialis
gizi dan metabolik anak pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak di RSCM Jakarta, pasien penyakit
ATR yang dia ditangani semakin hari semakin banyak. Pada tahun 2005 saja, pasien ATR
yang dia tangani ada sekitar 20-an orang anak. Dan setiap tahun angka prevalensinya
senantiasa bertambah.

Penyakit asidosis jika dibiarkan bisa menimbulkan dampak berikut:

* Rendahnya kadar kalium dalam darah. Jika kadar kalium darah rendah, maka terjadi
kelainan neurologis seperti kelemahan otot, penurunan refleks dan bahkan kelumpuhan.
* Pengendapan kalsium di dalam ginjal yang dapat mengakibatkan pembentukan batu ginjal.
Jika itu terjadi maka bisa bisa terjadi kerusakan pada sel-sel ginjal dan gagal ginjal kronis.
* Kecenderungan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan)
* Pelunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri (osteomalasia atau
rakitis).
* Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utama yang sering ditemukan,
sehingga anak mengalami keterlambatan untuk dapat duduk, merangkak, dan berjalan.
* Kecenderungan gangguan pencernaan, karena kelebihan asam dalam lambung dan usus,
sehingga pasien mengalami gangguan penyerapan zat gizi dari usus ke dalam darah. Akibat
selanjutnya pasien mengalami keterlambatan tumbuh kembang (delayed development) dan
berat badan kurang.

Biasanya dokter tidak dapat memastikan penyebab ATR. Namun diduga penyakit ini
disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau
penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau sindroma Sjgren).

Sejauh ini dunia kedokteran belum menemukan obat atau terapi untuk menyembuhkannya,
karena penyakit ini tergolong sebagai kerusakan organ tubuh, seperti penyakit diabetes
mellitus (akibat kerusakan kelenjar insulin).

Sementara ini penanganan ATR baru sebatas terapi untuk mengontrol tingkat keasaman
darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat bersifat basa (alkalin) secara
berkala (periodik), sehingga tercapai tingkat keasaman netral, seperti pada orang normal. Zat
basa ini mengandung bahan aktif natrium bikarbonat (bicnat).

Dilihat dari bentuknya, sedikitnya ada tiga jenis bicnat di pasaran Indonesia: tablet, bubuk,
dan cairan.

Jika pasiennya anak-anak, maka kalau menggunakan obat dalam bentuk tablet, tablet tersebut
harus digerus terlebih dulu sebelum digunakan. Setelah itu dicampur dengan air matang, lalu
diberikan kepada pasien. Sedangkan jika menggunakan bentuk bubuk dan cairan, tinggal
dicampur air matang lalu diberikan kepada pasien, sesuai dengan dosis yang ditentukan
dokter.

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,
darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam
dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga
berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma.

PENYEBAB

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan
asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.

# Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal


# Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
# Ketoasidosis diabetikum
# Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
# Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
# Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi
atau kolostomi.

GEJALA
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,
rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.

DIAGNOSA
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).
Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan


bikarbonat dalam darah.

Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.


Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi
disebabkan oleh keracunan atau overdosis.

Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air
kemih.

PENGOBATAN
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang
berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.


Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat
hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

ALKALOSIS

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
PENYEBAB
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.

# Penyebab utama akalosis metabolik: Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam


etakrinat)
# Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
# Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

GEJALA
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.

Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang)
otot yang berkepanjangan (tetani).

DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

PENGOBATAN
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) .

Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

Vous aimerez peut-être aussi