Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 424 desa dan
21 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan
bertambahnya waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, baik yang
diharapkan maupun yang tidak sehingga perubahan terjadi pada semua sektor.
Sebagai Kabupaten yang areal wilayahnya yang cukup luas tentu mempunyai
banyak permasalahan intern dan ekstern dalam penyelenggaraan
pemerintahannya. Dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada, Pemerintah Kabupaten Garut dengan penerapan arah kebijakan
pembangunan dan strategi yang tepat, bertekad untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat
656'49 - 7 45'00 Lintang Selatan dan 10725'8 - 1087'30 Bujur Timur.
Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha
(3.065,19 km) dengan batas-batas sebagai berikut:
Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa
udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim
kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari
arah Australia yang terletak di tenggara.
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen
bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal
kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang
mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G.
Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah
selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah
timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir
pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.
Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan
melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:
GEOMORFOLOGI
Ibukota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh
Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung
Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi
dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar
permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat
labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara
wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah
tertinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500100 m dpl
terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada
ketinggian 1001500 m dpl terdapat di
kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang
terletak pada ketinggian 100500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong,
Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan
rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong
dan Pameungpeuk.
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran
sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara
menunjukan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai
Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang
anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara
individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda
yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem
dari DAS Cimanuk.
GEOLOGI
Struktur Geologi
Dari peta geologi yang disusun oleh Alzwar dkk, (1989) struktur geologi yang
dijumpai di daerah pemataan adalah lipatan, sesar dan kekar. Lipatan yang
terbentuk berarah sumbu barat baratlaut-timur tenggara pada Formasi Bentang
dan utara baratlaut-selatan tenggara pada Formasi jampang. Perbedaan arah
sumbu ini disebabkan oleh perbedaan tahapan dan intensitas tektonika pada
kedua satuan tersebut. Sesar yang dijumpai adalah sesar normal dan sesar
geser, berarah jurus umumnya baratdaya-timurlaut. Sesar ini melibatkan batuan-
batuan Tersier dan Kuarter, sehingga disebutkan bahwa sesar tersebut sesar
muda. Dari pola arahnya diperkirakan bahwa gaya tektoniknya berasal dari
sebaran selatan-utara dan diduga terjadi paling tidak Oligosen Akhir-Miosen Awal
(Sukendar, 1974 dikutip oleh Alzwar, 1989). Maka dapat diduga bahwa mungkin
sebagian sesar tersebut merupakan pengaktifan sesar lama terjadi sebelumnya.
Kekar, umumnya terjadi pada batuan yang berumur lebih tua, seperti contohnya
pada batuan Formasi Jampang dan diorit kuarsa.
Tektonik yang terjadi di daerah pemetaan pada Zaman Tersier sangat
dipengaruhi oleh penunjaman Lempeng Samudera Hindia ke bawah Lempeng
Asia Tenggara. Penunjaman yang terjadi pada Oligosen Akhir-Miosen Awal/Tengah
menghasilkan kegiatan gunung api bersusunan andesit, dibarengi dengan
sedimentasi karbonat di laut dangkal. Sedimentasi terjadi pada lereng di bawah
laut, kegiatan magmatik diakhiri dengan penerobosan diorite kuarsa pada akhir
Miosen Tengah mengakibatkan pemropilitan pada Formasi Jampang. Setelah
terjadi perlipatan, pengangkatan dan erosi, maka terjadi kegiatan magmatik
yang menghasilkan kegunung apian.
Pada Plio Plistosen kegiatan gunung api kembali terjadi dan disusul oleh
serangkaian kegiatan gunung api Kuarter Awal sekarang yang tersebar luas di
bagian tengah dan utara daerah pemetaan.
PENGGUNAAN LAHAN
WACANA PEMEKARAN
Kabupaten Garut Selatan meliputi bagian selatan wilayah Garut, sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia; sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Cianjur, sebelah timur dengan Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah
utara dengan Kabupaten Bandung dan Kota Garut. Nama lain untuk Kabupaten
Garut Selatan bisa saja Kabupaten Pameungpeuk.
Terdapat tujuh kecamatan yang memiliki kawasan pantai memanjang dari barat
ke timur berturut-turut Caringin, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Cikelet,
Pameungpeuk dan Cibalong. Dilengkapi dengan 15 kecamatan lain yaitu
Cikajang, Banjarwangi, Cisewu, Talegong, Pamulihan, Cisompet, Peundeuy,
Singajaya, Cihurip, Cisurupan, Cigedug, Cilawu, Bayongbong, Sukaresmi dan
Pasirwangi akan membentuk daerah otonomi seluas 2.248,83 km2 atau sekitar
73,37 persen dari luas Kabupaten Garut saat ini. Kabupaten Garut Selatan yang
meliputi 22 kecamatan dihuni penduduk sebanyak 1.171.846 jiwa (Sensus
Penduduk 2010) atau sekitar 43 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Garut
saat ini. Tingkat kepadatan penduduk daerah ini 521 jiwa per km2.