Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OOM ROHMAWATI
H34076115
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN
HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA
CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR
OOM ROHMAWATI
H34076115
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
RINGKASAN
Hasil Perhitungan aspek finansial pada usaha ikan hias air tawar rencana
pengembangan dengan lahan 800 m2 menunjukan bahwa perhitungan nilai NPV
yang diperoleh sebesar Rp 2.039.639.749,00, nilai Net B/C diperoleh sebesar
4,08, nilai IRR sebesar 60 persen, payback period sebesar 2,03, nilai manfaat
bersih yang diperoleh sebesar Rp 434.591.902,00.
Hasil perhitungan analisis sensitivitas usaha rencana pekembangan lahan
800 m2 terhadap penuruanan harga penjualan menunjukkan usaha ini masih tetap
layak untuk dilanjutkan. Penurunan harga jual ikan hias sebesar 20 persen per
tahun menghasilkan NPV Rp 1.125.203.260,00 ; Net B/C sebesar 2,43 dan IRR
sebesar 34 persen. sedangkan penurunan sebesar 30 persen, menghasilkan NPV
sebesar 667.985.016,00; Net B/C sebesar 1,79 dan IRR sebesar 24 persen.
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan
Bogor Utara, Kota Bogor.
NRP : H34076115
Disetujui,
Pembimbing
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Tanggal lulus:
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar,
Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Oom Rohmawati
H34076115
RIWAYAT HIDUP
Oom Rohmawati
UCAPAN TERIMA KASIH
Oom Rohmawati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7
LAMPIRAN ...................................................................................................... 76
DAFTAR TABEL
Nomer Halaman
Nomer Halaman
Nomer Halaman
1. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun 2008 ......... 76
2. Kuesioner dalam melakukan Penelitian pada Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm ................................................................................. 77
3. Layout Produksi Arifin Fish Farm dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 300 m2) ............................................................................................. 80
4. Pola Tanam Black Ghost pada Usaha Ikan Hias Air Tawar
Arifin Fish Farm.............................................................................................. 81
6. Pola Tanam Patin pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm .......... 85
7. Investasi Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm (Lahan 500 m2) Tahun 2009 ........................................................ 87
8. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Tanpa
Pengembangan pada Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 500 m2)
Tahun 2009 ................................................................................................... 88
9. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Rencana
Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 300 m2) Tahun
2010 ............................................................................................................... 89
10. Analisis Rugi Laba Tanpa Pengembangan (Lahan 500 2) Usaha
Arifin Fish Farm Tahun 2009 ........................................................................ 90
11. Analisis Rugi Laba Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Usaha Arifin Fish Farm Tahun 2010 .................................. 91
12. Cashflow Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Usaha Ikan Hias
Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ...................................................... 92
13. Cashflow Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm
Tahun 2010 ................................................................................................... 94
14. Sensitivitas Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Terhadap
Penurunan Harga sebesar 20 % Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm Tahun 2009 .................................................................................. 96
15. Sensitivitas Tanpa dan DenganRencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 20 % pada
Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 .......................... 98
Nomer Halaman
19. Gambar Ikan Hias di Arifin Fish Farm Tahun 2009 ................................................ 107
I. PENDAHULUAN
1)
http://www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Hias Dunia. Diakses tanggal 15 Mei 2009
2)
http://www.indonesia.go.id. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan Hias. Diakses tanggal 12 Juni
maupun kecil ataupun skala rumah tangga, selain itu perputaran modal pada usaha
ini relatif cepat.
Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia,
sebagaian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya
banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi para penggemar ikan hias di luar
negeri. Ikan hias merupakan ikan untuk dilihat keindahaan akan warna dan corak
yang berbeda dari setiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri, serta ikan untuk
pajangan 3).
Iklim Indonesia yang tropis cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias
dan memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun. Sumberdaya alamnya
juga mendukung yaitu lahan masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami
juga masih banyak ketersediaannya di alam. Pembudidayaannya tidak terlalu sulit
karena didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai. (Lesmana dan Iwan 2006).
Kegiatan ekspor ikan hias memacu perusahaan-perusahaan di sektor ini
untuk memanfaatkan potensi yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan
bersaing dalam bisnis ini. Dalam perdagangan ikan hias global, Indonesia
memiliki pangsa pasar sebesar 7,5% sedangkan Singapura telah mencapai 22,8%.
Padahal 90% dari kebutuhan ikan Singapura tersebut disuplai dari Indonesia.
Negara importir terbesar ikan hias berturut-turut adalah Amerika Serikat (25,3%),
Jepang (11,6%) dan Jerman (9,2%). Diharapkan potensi Indonesia yang sangat
besar ini dapat menjadi potensi ekonomi yang positif bagi kesejahteraan
masyarakat 4).
Daerah penghasil ikan hias air tawar di Indonesia adalah Sumatera Utara,
Jambi, Riau, Sumatera Selatan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya. Jawa Barat
merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias yang cukup besar. Negara tujuan
ekspor Jawa Barat antara lain Jepang, Prancis, Jerman, Denmark, Afrika, Belanda,
Saudi Arabia, Singapura, Belgia, Korea, dan Filipina. Total nilai ekspor ikan hias
air tawar Jawa Barat pada tahun 2006 adalah sebesar US$ 58.318,65. Sedangkan
total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2007 yaitu mencapai
nilai US$ 319.506,58, berarti terjadi peningkatan nilai ekspor pada tahun 2007.
Negara tujuan ekspor terbesar Jawa Barat pada tahun 2007 adalah Jepang dengan
3)
http://www.dkp.go.id/kebijakan ikan hias/2009. Raiser Ikan Hias Cibinong Momentum
Kebangkitan Bisnis Ikan Hias Indonesia. Diakses tanggal 30 Agustus 2009
4)
http://www.indonesia.go.id. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan Hias. Diakses tanggal 12 Juni 2009
total nilai ekspor sebesar US$ 278.323,57 yaitu 87,11 persen dari total nilai
ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat. Kemudian negara Jerman dengan total
nilai ekspor pada tahun 2007 sebesar US$ 26.549,70 yaitu 8,3 persen dari total
nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat5).
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias
air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang diperoleh, produksi
ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni
dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya.
Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah produksi dan
jumlah pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
(2009), produksi ikan hias di Kabupaten Bogor tiap tahun mengalami
peningkatan. Produksi ikan hias mengalami peningkatan dari 78.288 ribu ekor
pada tahun 2007 menjadi 84.517 ribu ekor pada tahun 2008, peningkatan yang
terjadi yaitu sebesar 7,96 persen. Data perkembangan produksi ikan di Kabupaten
Bogor dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 1 6).
5)
http://www.deperindag.go.id. Perkembangan Ekspor Nasional. Diakses tanggal 12 Juni 2009
6)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari
Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009
7)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari
Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009
Tabel 2. Pencapaian Produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008.
No Jenis Produksi Target Realisasi Pencapaian
2008 2008 Target (%)
1 Ikan Konsumsi (Ton) 25.075,00 25.087,29 100,05
2 Ikan Hias (Ribu Ekor) 84.614,00 84.517,00 99,89
3 Pembenihan (Ribu Ekor) 753.231,00 744.600,00 98,8
Sumber : Data Produksi Perikanan Kabupaten Bogor (2008)
Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Tahun
2006-2008 pada Arifin Fish Farm.
Produksi (ekor) Permintaan (ekor)
Tahun Black
Black Ghost Ctenopoma Patin Ctenopoma Patin
Ghost
2006 18.360 50.529 2.193.000 26.000 60.000 2.500.000
2007 21.600 58.080 2.580.000 30.000 75.000 2.800.000
2008 24.020 66.100 3.000.400 50.000 90.000 3.800.000
Sumber : Data Produksi Arifin Fish Farm (2009)
2.1.4 Akuarium
Akuarium untuk pemeliharaan ikan hias air tawar jenis Black Ghost
(Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi).
Dengan menggunakan akuarium sangat baik untuk pemeliharaan benih dan induk.
Ini dilihat akuarium mudah dibersihkan dan ikan tidak mudah terbuang atau
terganggu walaupun ukurannya masih kecil bagi benih. Dengan akuarium yang
transparan menyebabkan ikan didalam akuarium mudah dilihat (Lesmana dan
Irwan 2006).
2.1.5 Peralatan
Menurut Lesmana dan Iwan (2006) dalam pemeliharaan ikan Black
Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan ikan Patin diperlukan peralatan seperti serok,
ember, busa spon, baskom, selang untuk sipon, dan selang aerasi untuk
menyalurkan udara dari blower ke akuarium.
2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin
Menurut Lesmana dan Iwan (2006) proses produksi ikan hias Black
Ghost, Ctenopoma, dan Patin antara lain :
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm
adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dan bak semen dengan
ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan wadah antara lain :
a. Pencucian Tempat Pemeliharaan
Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa
kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok
bagian dalam dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih.
b. Pengeringan
Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari
dengan tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis.
c. Pengisian Air
Wadah diisi dengan ketinggian 30 cm dengan pH dan suhu yang sesuai
untuk masing-masing jenis ikan hias air tawar.
d. Pemberian Garam
Setelah akuarium dan bak semen diisi air dengan ketinggian 25 cm
kemudian diberi garam sebanyak tiga sendok makan tujuannya untuk menetralkan
pH air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih.
2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan
Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau
bertelur dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, sarang,
kualitas air, sinar matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian
pakan, dan pemindahaan induk.
3. Pemijahan
Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah
menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon
pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetesan telur,
dan perawatan larva.
4. Penyortiran
Sebaiknya proses penyortiran dilakukan setiap dua minggu sekali untuk
mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih ikan hias.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah ikan hias berumur 1 bulan dengan ukuran 1
inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser atau serokan setelah
air dikurangi dengan menggunakan selang.
Pengembangan Usaha
Layak/Tidak
Rekomendasi
n
(Bt Ct)
NPV =
t =1 (1 + i)
t
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
n = Umur proyek
i = Suku bunga (DR/%)
t = Tahun kegiatan bisnis
Dengan kriteria :
NPV > 0 maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
NPV < 0 maka secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya atau
cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
NPV = 0 maka secara finansial usaha tidak menguntungkan dan juga
tidak rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi
biaya yang dikeluarkan.
2) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunujukan tingkat tambahan
manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai
Net B/C lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut :
t =n
( Bt Ct )
(1 + i )t ( Bt Ct ) > 0
Net B/C = tt==1n -----
(Ct Bt ) ( Bt Ct ) < 0
t =1 (1 + i )
t
Keterangan :
Bt = Penerimaan (benefit) yang disebabkan adanya investasi pada tahun
ke-t
Ct = Biaya tahunan yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga (%)
t = Umur proyek suatu usaha (t = 1,2,3,....., n)
1
= Discount Factor (DF) pada tahun ke-t
(1 + i) t
Dengan kriteria :
Net B/C > 1 maka usaha layak dilaksanakan
Net B/C < 1 maka usaha tidak layak dilaksanakan
3) Incremental Net Benefit
Incremental Net Benefit (manfaat bersih tambahan) adalah manfaat bersih
dengan bisnis (net benefit with business) dikurangi dengan manfaat bersih tanpa
bisnis (net benefit without business). Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor
produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum
termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini memberikan
manfaat/benefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al. 2009).
Secara matematis Incremental Net Benefit dapat ditulis sebagai berikut :
Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan Manfaat bersih tanpa bisnis
4) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan intern
tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar
dari tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan layak
untuk dijalankan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang
berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPV
IRR = i '+ +
x(i"i ' )
NPV NPV
Keterangan :
i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif
i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV- = NPV pada tingkat bunga i
NPV+ = NPV pada tingkat bunga i
Kriteria yang berlaku :
IRR > i ; maka usaha layak dilanjutkan
IRR < i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan
5) Payback Period (PP)
Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu
(periode) kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan, dihitung
mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan,
sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan dengan
menggunakan aliran kas. Secara matematis payback period dapat dirumuskan
sebagai berikut :
I
PP =
Ab
Keterangan:
PP = Jumlah waktu (tahun/periode) yang diperlukan untuk mengembalikan
modal investasi.
I = Jumlah modal investasi.
Ab = Hasil bersih per tahun/periode atau laba bersih rata-rata per tahun.
6) Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap
ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya
variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa
dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-
variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR,
dan nilai Net B/C (Gittinger 1986).
5.2 Lokasi
Pemilihan lokasi di Kampung Tarikolot, No 001, RT/RW 001/004, Desa
Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor dengan pertimbangan sumber
pasokan air yang memadai, suhu udara yang sesuai untuk budidaya ikan, dekat
dengan eksportir, dekat dengan pusat kota dan fasilitas transportasi yang
mendukung untuk pemasaran ikan hias air tawar. Arifin Fish Farm tergabung
dalam kelompok pembudidaya Batar Mina Sejahtera dan Bapak Arifin
Wangsadiredja selaku ketua kelompok pembudidaya ikan tersebut. Pada tahun
2008 kelompok pembudidaya Batar Mina Sejahtera pendapat juara pertama se-
Jawa Barat dalam katagori kekompakan pembudidaya.
Pimpinan Perusahaan
Tabel 5. Proyeksi Gaji pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Di Arifin Fish Farm
2009.
Harga
Jumlah
No Keterangan Jumlah Satuan
(Rp/Tahun)
(Rp)
1 Gaji Pimpinan 1 3.000.000 36.000.000
2 Bagian Produksi & Pemasaran 1 2.000.000 24.000.000
3 Karyawan 3 1.000.000 24.000.000
Jumlah 84.000.000
Sumber : Data Arifin Fish Farm (2009)
Gam
mbar 4. Gennset
Summber : Arifinn Fish Farm (2009)
5 Pompa Air
5. A
Pomp
pa air digunnakan untuk mengalirkaan air dari daalam sumurr ke tempat
p
penampunga
an air atau disebut
d denggan bak tanddon serta meengalirkan air
a dari bak
p
penampunga
an ke dalam
m akuarium, bbak semen pemeliharaan
p n ikan hias. Pompa air
y
yang digunaakan sebanyyak 3 unit deengan hargaa Rp 250.0000,00 per unnit. Dengan
u
umur ekonom
mis 10 tahun
n
6. Centong
Centong digunakan untuk proses penyortiran ikan hias pada waktu
pengepakan (packing) sebanyak 4 buah, dengan harga per buah sebesar Rp
5.000,00, dan umur ekonomis 2 tahun.
7. Ember
Ember memiliki beberapa fungsi antara lain digunakan untuk wadah
pakan, pemanenan, dan penyortiran dengan harga 17.500,00 per buah. Arifin Fish
Farm memiliki ember sebanyak 5 buah. Umur ekonomis 2 tahun.
8. Serokan
Serokan digunakan untuk menangkap ikan, mengambil kotoran,
mengambil pakan alami, serta menampung sementara ikan hias, harga serokan ini
sebesar Rp 7500,00 per unit dengan ukuran besar, sedangkan ukuran kecil dengan
harga Rp 5000,00 per unit. Umur ekonomis 5 tahun.
9. Pakis
Pakis digunakan untuk tempat telur. Tekstur permukaannya merupakan
tempat yang baik untuk telur balck ghost degan harga Rp 2.000,00 per buah, AFF
memiliki sebanyak 10 buah. Umur ekonomis 2 tahun.
Gambar 6. Tempat Pemeliharaan Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun
2009.
2) Pencucian Wadah
Pencucian wadah dilakukan untuk membersihkan kotoran sisa-sisa pakan
ikan dan membersihkan kuman-kuman penyakit yang menempel pada akuarium
dan bak semen. Dengan cara menggosok bagian dalam akuarium dengan
menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih
3) pH Air (Derajat Keasaman)
Ikan hias Black Ghost dapat hidup dengan air yang memiliki pH 6,5 ikan
hias Ctenopoma memiliki pH 6,5 sampai 7 dan ikan Patin dengan pH 7. Bak
penampung air tersebut berisi air yang diperoleh dari air sumur yang dipompa
dengan jet pump. Air sumur mempunyai pH 6,6, air sumur tidak langsung
dimasukkan dalam akuarium ataupun bak, air sumur diendapkan terlebih dahulu
di bak panampungan dengan tujuan untuk menetralkan pH air. Suhu di lokasi
perusahaan memiliki 28-300 C, hal ini sangat cocok untuk kehidupan ikan hias air
tawar.
4) Pengisian Air
Pengisian air akuarium diisi dengan ketinggian 35 cm dengan pH 6,5 dan
untuk ikan patin dapat hidup pada pH 7, maka cara pengisian akuarium adalah
dengan memasukkan air sumur ke dalam bak kemudian air disirkulasi dengan
pompa untuk memasukakan air ke dalam akuarium dan bak semen. Setelah air
diisikan ke dalam akuarium kemudian diberikan larutan methylene blue (MB).
Tujuan dari pemberian methylene blue adalah untuk membutuh bakteri dan kuman
yang ada dalam air.
5) Pemijahan
Pemijahan dengan cara set atau pasangan dilakukan di akuarium, dapat
diisi 7 ekor induk black ghoast dengan 3:4 (perbandingan 3 ekor induk jantan dan
4 ekor induk). Pemijahan ikan Patin dan Ctenopoma
Perangsangan ovulasi merupakan kegiatan perangsangan yang dilakukan
pada induk ikan yang sudah siap untuk dipijahkan. Tujuannya agar keluar telur
dari kantung telur kemudian masukkan ke dalam saluran telur ke lubang
urogenital dengan cara dirangsang dengan menggunakan hormon merk Ovaprim
yang dilakukan dengan kawin suntik.
Sebelum ikan induk betina disuntik sehari sebelumnya dilakukan seleksi
induk dan tidak diberi pakan. Induk yang sudah diseleksi kemudian diberok
selama satu hari. Tujuan dari pemberokan adalah untuk mengosongkan lambung
ikan sehingga ikan akan mudah pada saat ovulasi karena tidak tertahan oleh lemak
dan juga untuk mengurangi penurunan kualitas air pada media pemijahan. Setelah
induk diberok selama satu hari, maka selanjutnya dilakukan penyuntikan.
Pemijahan ikan ctenopoma 24 kali per tahun dalam penyuntikan sebanyak
0,2 ml per ekor untuk betina dan untuk jantan sebanyak 0,1, dengan jumlah ikan
sebanyak 15 ekor betina dan 15 ekor jantan. Penggunaan Ovaprim dalam 1 tahun
sebanyak 72 ml untuk penyuntikan induk betina, sehingga jumlah Ovaprim dalam
tahun ke 1adalah 7,2 botol Ovaprim. Penggunaan Ovaprim untuk induk jantan 36
ml per tahun dengan jumlah 3,6 botol. Dalam 1 botol Ovaprim seberat 10 ml
dengan harga Rp 200.000,00 Jadi jumlah keseluruhan penggunaan Ovaprim
sebanyak 10,8 botol dengan harga Rp 2160.000,00.
Jumlah induk patin sebanyak 6 ekor betina dan 3 ekor jantan. Pemijahan
ikan patin dilakukan sebanyak 28 kali per tahun. Penyuntikan betina 2,1 per ekor
(ml) dan penyuntikan jantan 1,5 per ekor (ml) dengan penggunaan Ovaprim untuk
betina sebanyak 352,8 ml per tahun, untuk jantan sebanyak 126 ml per tahun.
Jumlah Ovaprim untuk induk betina tahun ke 1 adalah 35,28 botol, sedangkan
jumlah Ovaprim untuk jantan sebanyak 12,6 botol dengan jumlah keseluruhan
yaitu 47,88 botol seharga Rp 9.576.000,00 per tahun. Dapat dilihat pada Lampiran
10 dan 11 Pemakaian Ovaprim untuk ikan Ctenopoma dan Patin.
6) Pemindahan Induk ikan
Setelah kegiatan pemijahan dilakukan induk ikan di pindahkan ke
akuarium dan bak pemeliharaan induk. Akuarium pemeliharaan induk sebanyak 5
buah, 4 buah akuarium untuk pemeliharaan induk Black Ghost dan 1 buah
akuarium untuk pemeliharaan induk Ctenopoma, sedangkan 1 buah bak
pemeliharaan induk patin dengan ukuran bak 3 m x 2 m.
Persiapan penetesan telur ikan black ghost dan ikan ctenopoma pada
akuarium yang berukuran 100 cm x 45 cm x 40 cm dibersihkan terlebih dahulu
dan dilakukan pengisian air setinggi 30 cm, serta diaerasi selama sehari,
sedangkan untuk menetasan ikan patin dilakukan pada bak semen dengan ukuran
2 m x 2 m dengan tinggi air 60 cm. Pemanenan telur dilakukan dua jam setelah
pemijahan dengan cara diserok dari akuarium pemijahan dan ditampung di
baskom besar. Telur ditebar ke akuarium penetesan dan dilakukan sampling untuk
mengetahui derajat pembuahan dan jumlah telur yang dihasilkan. Padat benih ikan
sebanyak 200-500 benih per akuarium dan akan menetas 3-4 hari.
7) Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan saat larva ctenopoma berumur 3 s/d 5 hari
berupa pakan Artemia 1 gram/akuarium frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari
pada pukul 07.00 pagi, pukul 12.00 siang, dan pukul 18.00, dan larva umur 6 hari
s/d 8 hari pemberian pakan Artemia menjadi 1,5 gram per akuarium. Pada larva
umur 9 hari s/d 11 pemberian pakan berupa cacing sutera 2 gram per akuarium,
pada umur 12 hari s/d 14 ditambah dengan berat pakan 3 gram per akuarium dan
pada umur 15 hari s/d 18 menjadi 4 gram per akuarium.
Untuk pemberian pakan ikan umur 18 s/d 21 hari 5 gram per akuarium,
umur 22 s/d 25 hari menjadi 6 gram per akuarium dan umur 26 s/d 30 hari
diberikan 7 gram cacing sutera. Meningkatnya pemberian pakan terjadi karena
pertumbuhan ikan. Pemeliharaan ikan ctenopoma selama empat minggu dengan
ukuran 1 inci.
Pemberian pakan untuk larva black ghost langsung diberikan pakan cacing
sutera frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari pada pukul 07.00 pagi, pukul 12.00
siang, dan pukul 18.00. Larva umur 4 hari s/d 10 diberikan 4 gram per akuarium
dan larva umur 11 s/d 15 hari menjadi 6 gram sedangkan pada umur 16 s/d 21
diberikan 9 gram. Lamanya pemeliharaan ikan black ghost tiga minggu dengan
ukuran 1 inci.
Pemberian pakan dilakukan saat larva patin umur 3 s/d 6 hari berupa
Artemia dengan berat pakan 3 gram per akuarium, setelah larva umur 7 hari s/d 10
pakan yang diberikan berupa cacing sutera dengan berat pemberian 4 gram per
akuarium, umur 11 hari s/d 14 menjadi 5 gram per akuarium. Pada larva umur 14
s/d 17 diberikan 6 garm cacing sutera dan 18 s/d 21 ditambah menjadi 7 gram.
Lamanya pemeliharaan patin adalah tiga minggu dengan ukuran 1 inci.
8) Penyediaan Pakan Alami
Pakan alami yang digunakan Arifin Fish Farm adalah cacing sutera dan
artemia sp, yaitu jenis pakan alami berupa zooplankton atau udang-udangan
tingkat rendah yang hidup di air asin. Cacing sutera yang digunakan yaitu cacing
sutera segar (hidup) dan cacing beku. Artemia yang dibutuhkan dalam usaha
budidaya terutama dalam pembenihan ikan dan udang memiliki nutrisi alami yang
sangat baik. Keunggulan lain dari artemia sebagai pakan yaitu dapat disediakan
dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan melalui telur
dorman atau kista yang dapat diawaetkan. Artemia sp diperlukan karena larva ikan
hias air tawar memiliki bukaan mulut yang kecil, memiliki kandungan nutrisi dan
gizi yang cukup serta mudah dalam penyediaanya.
Media penetasan artemia sangat praktis, yaitu hanya dengan menetaskan
telurnya ke dalam air asin dan diberikan aerasi. Air asin bisa berasal dari air laut
maupun larutan garam dapur. Selanjutnya air asin berisi telur tersebut diberi aerasi
selama 24 48 jam hingga menetas untuk dijadikan pakan larva ikan hias air
tawar. Media penetasan artemia sp dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Media Penetasan Artemia sp
Sumber Arifin Fish Farm (2009)
Pengangkutan ikan hias ini dilakukan pada pagi hari, karena pada saat pagi
hari suhu relatif rendah sehingga dapat mengurangi stres pada ikan akibat
fluktuasi suhu. Plastik yang telah berisi ikan kemudian diangkut ke eksportir
Tofan Fish Farm yang berjarak 2 km dari perusahaan. Sistem pengangkutan yang
dilakukan Arifin Fish Farm yaitu dengan menggunakan sepeda motor untuk
pengangkutan jarak dekat dan mobil untuk pengangkutan jarak jauh.
VI.ANALISISASPEKASPEKNONFINANSIAL
Arifin Fish Farm untuk melakukan target pasar adalah eksportir yang
berada di Bogor, pedagang pengumpul yang di Parung dan pedagang pengumpul
yang berada di Sentul. Perusahaan melakukan promosi dengan mengikuti pameran
ikan hias yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor.
6.1.3 Pemasaran
(a) Produk
Produk yang dihasilkan oleh Arifin Fish Farm adalah ikan hias air tawar
yang terdiri dari tiga jenis dan ukuran yaitu Black Ghost dengan ukuran 1 inci,
Ctenopoma ukuran 1 inci, dan Patin 1 inci. Dalam penjualan ikan hias air tawar
ini, yang paling diutamakan oleh eksportir dan pedagang pengumpul adalah ikan
tidak terserang penyakit, corak dan warna tubuh ikan.
(b) Harga
Perusahaan akan mengetahui pendapatan yang diterima dengan melakukan
penetapan harga jual. Arifin Fish Farm menetapkan harga jual untuk Black Ghost
ukuran 1 inci dengan harga Rp 1.500,00, Ctenopoma ukuran 1 inci dengan
harga Rp 800,00 dan Patin ukuran 1 inci Rp 80,00. Penetapan harga yang
dilakukan oleh Arifin Fish Farm merupakan harga yang relatif murah
dibandingkan dengan perusahaan lain dengan kualitas yang sama yaitu untuk ikan
Black Ghost Rp 1.750,00, Ctenopoma Rp 1.500,00 dan Patin Rp 95,00.
(c) Promosi
Promosi yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm adalah mengikuti pameran
yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor. Dengan mengikuti
pameran, para eksportir atau pedagang pengumpul datang langsung dan
mengetahui langsung kualitas produk dari Arifin Fish Farm.
(d) Saluran
Sejauh ini Arifin Fish Farm menjual hasil produksinya kepada eksportir
dan pedagang pengumpul ikan hias. Distribusi dari perusahaan ke eksportir
(Tofan Fish Farm) akan di ekspor ke beberapa negara dan melakukan penjualan
kepada pedagang pengumpul yang berada di dalam negeri. Sedangkan untuk
bapak Banban dan bapak Suyono akan menjualnya langsung kepada pengecer dan
konsumen akhir yang berada di daerah Parung dan Sentul. Distribusi dari
perusahaan ke eksportir dilakukan sendiri oleh perusahaan dan pengumpul datang
langsung ke perusahaan sendiri. Jadwal pengiriman ke eksportir dilakukan setiap
hari walaupun pengiriman malam hari, dikarenakan jarak yang dekat antara
perusahaan dan lokasi eksportir. Ikan hias yang telah dipanen terlebih dahulu
disortir sesusai dengan ukuran dikemas dalam plastik dan diberi air serta oksigen
lalu diikat dengan penggunakan karet gelang, kemudian dikirim ke eksportir dan
pedagang pengumpulyaitu Tofan Fish Farm (Ciluar), bapak Banban (Sentul), dan
bapak Suyono (Parung). Berikut adalah saluran pemasaran ikan hias air tawar
yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm.
Eksportir Importir/Konsumen
Tofan Fish Farm Luar Negeri
Pedagang
Pengumpul
Pedagang
Pengumpul (Parung)
Gambar 9. Saluran Pemasaran Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm
Sumber : Arifin Fish Farm (2009).
Arifin Fish Farm akan melakukan perluasan lahan produksi dan pembelian
peralatan bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya untuk menjalankan proses
produksi. Perluasan lahan dan pembelian peralatan untuk memenuhi permintaan
ikan hias air tawar ini memerlukan perhitungan analisis kelayakan finansial.
Analisis finansial dilakukan dengan melakukan kriteria-kriteria penilaian investasi
yang terdiri dari; NPV, IRR, Net B/C rasio, dan Payback period. Untuk
menganalisis empat kritera tersebut, digunakan arus kas untuk mengetahui
besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh Arifin Fish
Farm selama umur proyek yaitu 10 tahun. Penentuan umur proyek tersebut
berdasarkan umur ekonomis dari bak semen, akuarium, tabung oksigen, genset,
blower dan pompa air, karena merupakan aset yang paling penting untuk usaha
pengembangan ikan hias air tawar.
Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Fram dengan luas lahan 800 m2 adalah sebesar Rp 881.887.500,00.
Keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi ini berasal
dari modal sendiri dan pinjaman.
Berdasarkan pada Tabel 7. Dapat dilihat bahwa biaya investasi terbesar
yang ditanam oleh Arifin Fish Farm adalah pada pembelian lahan seluas 800 m2
sebesar Rp 360.000.000,00. Hal ini disebabkan untuk kegiatan produksi.
Tabel 8. Rincian Biaya Tetap Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010.
Tahun 1
N Jumlah Harga Satuan Jumlah Jumlah
Jenis
o (Buah/unit) (Rp) (Rp/Bulan) (Rp/Tahun)
1 Abodemen Telepon 2 29.000 58.000 696.000
2 Abodemen Listrik 2 49.000 98.000 1.176.000
3 Gaji Pimpinan 2 3.000.000 6.000.000 72.000.000
4 Gaji Kepala Produksi 2 2.000.000 4.000.000 48.000.000
5 Gaji Karyawan Produksi 5 1.000.000 5.000.000 60.000.000
6 THR Pimpinan 2 3.000.000 6.000.000 6.000.000
7 THR Kepala Produksi 2 2.000.000 4.000.000 4.000.000
8 THR Karyawan 5 1.000.000 5.000.000 5.000.000
9 Pakan Induk Black Ghost 10,08 15.000 151.200 1.814.400
10 Pakan Induk Ctenopoma 1,8 15.000 143.100 324.000
11 Pakan Induk Patin (Pelet) 9,54 6.000 572.400 686.880
Total 199.697.280
Sumber : Data Primer (diolah).
Berdasarkan Tabel 8. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh Arifin Fish
Fram dengan luas lahan 800 m2 adalah sebesar Rp 199.697.280,00. Pengeluaran
biaya tetap terbesar adalah biaya untuk gaji tenaga kerja sebesar Rp
180.000.000,00. Sedangkan biaya pengeluaran untuk tunjangan hari raya (THR)
sebesar Rp 15.000.000,00, dan untuk pembelian pakan induk ikan sebesar Rp
2.825.280,00, abodemen telepon dan listrik sebesar Rp 1.872.000,00.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah suatu yang harus dikeluarkan seiring dengan
bertambah atau berkurangnya produksi. Biaya variabel akan mengalami
perubahan jika volume produksi berubah, beberapa biaya variabel yang sangat
berpengaruh adalah ovaprim, artemia, pakan, dan bensin. Besarnya biaya variabel
untuk usaha ikan hias air tawar selama satu tahun adalah Rp 114.400.387,00
dimana biaya-biaya tersebut terdiri dari :
a. Ovaprim
Ovaprim digunakan untuk merangsang ikan untuk memijah, dimana
jumlah yang digunakan untuk ikan Ctenopoma sebanyak 48,60 botol dikali
dengan Rp 200.000,00, maka biaya untuk pembelian ovaprim dalam satu tahun
untuk ikan Ctenopoma sebesar Rp 9.720.000,00. Sedangkan ovaprim untuk ikan
Patin sebanyak 176,13 botol dikali Rp 200.000,00, maka biaya pembelian
ovaprim sebesar Rp 35.226.000,00 per tahun.
b. Artemia
Artemia adalah pakan alami yang diberikan ke larva Ctenopoma pada
umur 3 hari sampai 8 hari dan larva patin pada umur 3 hari sampai 6 hari.
Kebutuhan artemia untuk larva Ctenopoma sebanyak 22,96 kg dengan harga per
kaleng Rp 190.000,00. dalam satu kaleng artemia dengan berat 500 gram atau
kg. Sehingga biaya yang diperlukan sebesar Rp 4.363.065,00 per tahun.
Sedangkan kebutuhan artemia untuk larva Patin sebanyak 18,65 kg, harga satuan
per kaleng Rp 190.000,00, biaya yang diperlukan sebesar Rp 3.543.120,00 per
tahun.
c. Pakan Benih Ikan Hias
Pakan yang diberikan dalam pemeriharaan adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan pertumbuhan ikan. Kebutuhan pakan cacing sutera untuk ikan
Black Ghost per tahun sebanyak 179,26 kg, harga satuan sebesar Rp 6.000,00 per
kg. Dengan total biaya sebesar Rp 1.075.536,00. Kebutuhan pakan ikan
Ctenopoma dalam satu tahun sebanyak 168,40 kg dengan total biaya sebesar Rp
1.010.394,00. Sedangkan kebutuhan ikan Patin dalam satu tahun sebanyak 121,21
kg dengan total biaya sebesar Rp 727.272,00.
d. Pemakaian Listrik, Telpon, Solar, Bensin
Sumber tenaga listrik yang digunakan dalam kegiatan usaha ikan hias
berasal dari PLN, sumber energi tersebut digunakan untuk penerangan ruangan,
pompa air dan blower. Pengeluaran biaya listrik per tahun sebesar Rp
28.800.000,00 dan biaya telpon per tahun Rp 2.400.000,00. Biaya untuk
pembelian bensin sebesar Rp 5.517.000,00 per tahun yang digunakan untuk
transportasi, dan pembelian solar sebesar Rp 2.160.000,00 per tahun yang
digunakan untuk menjalankan genset ketika listrik dari PLN mati atau ada
gangguan.
e. Gas Oksigen
Gas oksigen digunakan untuk menyalurkan oksigen ke dalam kantong
plastik dengan perbandingan air dalam oksigen 1:2. Kebutuhan oksigen per tahun
sebanyak 51 tabung dengan harga isi ulang Rp 70.000,00 per tabung, sehingga
kebutuhan biaya sebesar Rp 3.570.000,00 per tahun.
f. Obat-obatan dan Garam
Obat-obatan digunakan pada saat ikan hias terserang penyakit dalam
pemeliharaan. Obat yang digunakan ada tiga jenis yaitu Methylene Blue (MB)
berfungsi mengobati bintik putih pada tubuh ikan yang disebabkan oleh pakan
alami; Toxytetrasiklin berfungsi untuk mengobati infeksi pada kulit kepala ikan
dan sirip; Metronidasol berfungsi mengobati parasit yang menempel pada tubuh
ikan dan sering terserang pada induk ikan. Kebutuhan Methylene Blue (MB)
sebanyak 52 ons per tahun, harga per ons Rp 40.000,00 dengan total biaya sebesar
Rp 2.080.000,00, kebutuhan Toxytetrasiklin 52 ons per tahun, harga per ons Rp
45.000,00 per ons dengan total biaya sebesar Rp 2.340.000,00, sedangkan
kebutuhan Metronidasol sebanyak 52 ons per tahun, harga per ons Rp 45.000,00
dengan total biaya sebesar Rp 2.340.000,00.
Garam berfungsi sebagai antiseptik yang digunakan pada akuarium
pemeliharaan. Kebutuhan garam per tahun 15 karung, harga per karung Rp
60.000,00 dengan total biaya sebesar Rp 900.000,00.
g. Biaya Kantong Plastik, Karet dan Tali Rapia
Kantong plastik digunakan untuk pengiriman secara tertutup, dimana ikan
hias dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak 100 ekor kemudian diberikan
oksigen. Harga satu kg plastik Rp 18.000 dengan ukuran 60 cm x 40 cm.
Kebutuhan plastik untuk pengepakan ikan hias sebanyak 460 kg plastik dengan
total biaya adalah Rp 8.280.000,00 per tahun. Karet digunakan untuk mengikat
palstik yang telah diisi oksigen, kebutuhan karet per tahun sebanyak 30 kg dengan
harga per kg Rp 6.000,00 sehingga kebutuhan biaya untuk pembelian karet per
tahun adalah sebesar Rp 180.000,00.
Tali rafia berfungsi untuk mengikat plastik, kebutuhan tali rafia sebanyak
28 rol per tahun dengan harga Rp 6.000,00 per rol, sehingga kebutuhan biaya per
tahun sebesar Rp 168.000,00. Biaya variabel dalam usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 10. Kriteria Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias
Air Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010.
No Kriteria investasi Nilai
1 NPV Rp 2.039.639.749
2 Net B/C 4,08
3 IRR 60%
4 Payback Period 2,03 tahun
Sumber : Data Primer (diolah).
Tabel 11. Nilai Investasi tanpa dan Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2)
Setelah Terjadi Penurunan Harga Jual Ikan sebesar 20 % dan sebesar
30% Tahun 2010.
Harga Jual Ikan Turun Harga Jual Ikan Turun
Kriteria Investasi Dasar
20% Per tahun 30% Per tahun
NPV (Rp) 2.039.639.749 1.125.203.260 667.985.016
Net B/C 4,08 2,43 1,79
IRR (%) 60 34 24
PP (tahun) 2,03 3,15 4,34
Sumber : Data Primer (diolah).
Berdasarkan Tabel 11, bahwa dengan penurunan harga jual ikan hias
sebesar 20 persen dan 30 persen per tahun. Nilai NPV dengan penurunan harga
sebesar 20 persen sebesar Rp 1.125.203.260,00 yang berarti bahwa pada tingkat
suku bunga 10,25 persen, nilai saat ini dari keuntungan (Net B/C) yang diperoleh
selama umur proyek 10 tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp
1.125.203.260,00, nilai B/C sebesar. Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh
sebesar 60 persen sebelum terjadi penurunan harga. Nilai tersebut menurun
sebesar 26 persen setelah terjadi penurunan harga jual 20 persen, dengan demikian
diperoleh nilai IRR sebesar 34 persen. Sedangkan penurunan harga jual ikan hias
sebesar 30 persen per tahun nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp
667.985.016,00 dengan Net B/C sebesar 1,79 berarti nilai tersebut lebih besar dari
satu dan nilai IRR sebesar 24 persen. Sehingga pada kedua penurunan harga
tersebut usaha yang akan dikembangkann oleh Arifin Fish Farm masih layak
untuk dijalankan.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kelayakan usaha ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan aspek pasar, teknis, aspek sosial dan manajemen,
pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm layak
dijalankan.
2. Berdasarkan aspek finansial pengembangan usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Farm layak dijalankan dengan nilai NPV yang diperoleh
sebesar Rp 2.039.639.749,00 berarti bahwa investasi yang ditanam pada
10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar
Rp 2.039.639.749,00 ; Net B/C yang diperoleh sebesar 4,08 artinya setiap
Rp 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan
memberikan keuntungan sebesar Rp 4,08 ; dengan IRR sebesar 60%
menunjukan bahwa rencana pengembangan ini layak dan mampu untuk
mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 10,25% serta Payback
Period sebesar 2,03 tahun
3. Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap perubahan harga jual ikan
sebesar 20% dan 30% pada rencana pengembangan usahadengan lahan
800 m2. Hasil penurunan harga dari 20% usaha ini masih layak untuk
dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 1.125.203.260,00 ; Net B/C
sebesar 2,43 ; IRR sebesar 34% dan Payback Period sebesar 3,15 tahun.
Sedangkan dari hasil penurunan harga jual sebesar 30%, nilai NPV sebesar
Rp 667.985.016 ; Net B/C 1,79 ; IRR 24% dan Payback Period sebesar
4,34 tahun.
8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat
diberikan pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm diantaranya :
1. Untuk manajemen keuangan perusahaan, penjualan, biaya dan keuntungan
yang didapatkan oleh perusahaan sebaiknya dilakukan perhitungan secara
terperinci sehingga perusahaan dapat memprediksi sudah sejauh mana
usaha ini mengalami perkembangan ataukah sebaliknya mengalami
kerugian.
2. Perusahaan sebaiknya memperbanyak jenis ikan hias sehingga tidak
mengandalkan dari tiga jenis ikan hias saja dan melakukan upaya
pencarian jenis-jenis ikan hias yang memiliki potensi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustika D. 2009. Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor [Skripsi].
Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Daelami D .2000. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Dharmika I Putu D. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan pada
Pris Farm, Cinagara, Cijeruk, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Kuncoro EB. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Hias Air Tawar. Yogyakarta : Lily
Publisher.
Lesmana DS dan Dermawan I. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Nugroho S. 2008. Analisis Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar Heru Fish Farm
di Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
[Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Sari Afnita W. 2009. Analisis Kelayakan Pengusahaan Bunga Potong Krisan Loka
Farm, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
9)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Pembudidaya Ikan Hias Air Tawar Tahun 2008. Diakses
tanggal 12 Juni 2009
Lampiran 2. Kuesioner dalam Melakukan Penelitian pada Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm.
A. Gambaran Umum Perusahaan
No Uraian Keterangan
1 Sejarah Perusahaan
2 Lokasi Perusahaan
3 Tujuan Perusahaan
Visi :
Misi :
4 Kegiatan Bisnis Arifin Fish Farm
D. Biaya Tetap Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm
Harga/S
Total
No Uraian Jumlah Satuan atuan
(Rp)
(Rp)
1 Gaji Karyawan
2 Telephone
3 Listrik
4 Air
5 ATK (Alat Tulis Kantor)
6 PBB (Pajak Bumi & Bangunan)
7 Asuransi
Total Biaya
E. Biaya Variabel Usaha Ikan Hias Iar Tawar pada Arifin Fish Farm
Harga/S
Total
No Uraian Jumlah Satuan atuan
(Rp)
(Rp)
1 Induk Ikan Hias
2 Benih Ikan Hias
Pakan Ikan :
3 - Pakan Alami
- Pakan Buatan (Pelet)
4 Obat-obatan
5 Oksigen
6 Plastik
7 Karet Gelang
Total Biaya
Pengepakan Gudang
Akuariu 100cmx5 2mX2m 2mX2m
m 0
KamarMandi
2mx2m
Akuariu 100cmx5 MessKaryawan
m 0
3mx4m
No Keterangan Nilai
1 Jumlah Pinjaman 250.000.000
2 Suku bunga falt per bulan (%) 1,17%
3 Pokok pengembalian per bulan (Rp) 4.166.667
4 Bunga per bulan (Rp) 29.167
5 Jumlah pengembalian per bulan (Rp) 4.195.833
6 Pengembalian per tahun (Rp) 50.350.000
Sumber : Data Primer (diolah) 2009
Tahun 1
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 245.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 241.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 237.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 233.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 229.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 225.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 220.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 216.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 212.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 208.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 204.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 200.000.000
Jumlah 50.350.000
Lanjutan Lampiran 18.
Tahun 2
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 195.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 191.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 187.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 183.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 179.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 175.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 170.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 166.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 162.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 158.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 154.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 150.000.000
Jumlah 50.350.000
Tahun 3
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 145.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 141.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 137.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 133.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 129.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 125.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 120.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 116.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 112.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 108.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 104.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 100.000.000
Jumlah 50.350.000
Lanjutan Lampiran 18.
Tahun 4
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 95.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 91.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 87.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 83.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 79.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 75.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 70.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 66.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 62.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 58.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 54.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 50.000.000
Jumlah 50.350.000
Tahun 5
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 45.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 41.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 37.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 33.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 29.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 25.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 20.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 16.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 12.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 8.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 4.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 0
Jumlah 50.350.000
Lampiran 19. Komoditas Arifin Fish Farm Tahun 2009.
3 Ctenopoma acutirostre