Vous êtes sur la page 1sur 104

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN

HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA


CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

SKRIPSI

OOM ROHMAWATI
H34076115

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN
HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA
CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

OOM ROHMAWATI
H34076115

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
RINGKASAN

OOM ROHMAWATI. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias


Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara,
Kota Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan EVA YOLYNDA AVINY).

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi


dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan
dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai
penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui
penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan
kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup. Perikanan dan kelautan
Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis
yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk
mengatasi krisis ekonomi.
Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Arifin Fish Farm yang
terletak di Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Usaha ini dimulai
pada bulan Juni tahun 1997 yang bertempat di Bandung, dan pada awal tahun
1998 Arifin Fish Farm berpindah lokasi ke Kota Bogor untuk memudahkan dapat
transportasi. Jenis ikan hias yang diproduksi Arifin Fish Farm antara lain Black
Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius
sutchi). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
cashflow, yaitu dengan NPV, Net B/C dan IRR. Alat analisis yang kedua
menggunakan analisis sensitivitas (switching value).

Tujuan dari penelitian adalah : (1) Menganalisis kelayakan pengembangan


usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dari aspek nonfinansial (aspek teknis,
aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek
pasar). (2)Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin
Fish Farm dari aspek finansial. (3) Menganalisis tingkat kepekaan usaha ikan hias
air tawar pada Arifin Fish Farm terhadap perubahan pada harga penjualan.

Hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukkan bahwa perusahaan


tidak mengalami kesulitan dalam tersediaan bahan baku dalam pengadaan atau
ketersediaan induk ikan hias air tawar. Hal ini dikarenakan perusahaan
memelihara ikan dari benih hasil pemijahan dalam kegiatan produksi. Calon induk
yang dipilih adalah ikan sehat, sirip dan ekor lengkap dan siap mijah (matang
gonad); dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur
organisasi berbentuk garis dan cukup sederhana dan mampu menjalankan tugas
masing-masing sesuai dengan kewajibannya. Aspek Hukum menunjukkan Arifin
Fish Farm dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang
digunakan berasal dari satu orang dan berperan sebagai pemilik perusahaan.
Aspek pasar menunjukkan potensi terhadap ikan hias air tawar memiliki potensi
untuk dikembangkan, oleh sebab itu dilihat dari permintaan. Tingginya
permintaan eksportir dan pedagang pengumpul terhadap ikan hias air tawar pada
Arifin Fish Farm yaitu untuk Black Ghost sebesar 20.000 ekor, dan Ctenopoma
sebesar 159.000 ekor, sedangkan permintaan Patin sebesar 8.260,000 ekor per
tahun. Sehingga permintaan yang terpenuhi oleh perusahaan hanya sebesar 13.545
ekor Black Ghost, 151.900 ekor Ctenopoma, dan 6.693.750 ekor Patin.

Hasil Perhitungan aspek finansial pada usaha ikan hias air tawar rencana
pengembangan dengan lahan 800 m2 menunjukan bahwa perhitungan nilai NPV
yang diperoleh sebesar Rp 2.039.639.749,00, nilai Net B/C diperoleh sebesar
4,08, nilai IRR sebesar 60 persen, payback period sebesar 2,03, nilai manfaat
bersih yang diperoleh sebesar Rp 434.591.902,00.
Hasil perhitungan analisis sensitivitas usaha rencana pekembangan lahan
800 m2 terhadap penuruanan harga penjualan menunjukkan usaha ini masih tetap
layak untuk dilanjutkan. Penurunan harga jual ikan hias sebesar 20 persen per
tahun menghasilkan NPV Rp 1.125.203.260,00 ; Net B/C sebesar 2,43 dan IRR
sebesar 34 persen. sedangkan penurunan sebesar 30 persen, menghasilkan NPV
sebesar 667.985.016,00; Net B/C sebesar 1,79 dan IRR sebesar 24 persen.
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan
Bogor Utara, Kota Bogor.

Nama : Oom Rohmawati

NRP : H34076115

Disetujui,
Pembimbing

Eva Yolynda Aviny, SP. MM


NIP 19710402 200604 2008

Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS


NIP 19580908 198403 1002

Tanggal lulus:
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar,
Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2010

Oom Rohmawati
H34076115
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Oom Rohmawati. Penulis lahir di Kuningan pada


tanggal 22 Oktober 1984 dari pasangan Bapak Eman Suherman dan Ibu Teti
Rohaeti. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara.
Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Cipondok.
Pendidikan tingkat menengah penulis pada tahun 1997 di SLTP Negeri 3
Kuningan. Pendidikan formal yang pernah dilalui adalah SMK Negeri 1 Mundu
Cirebon dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor pada Program Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selepas menempuh program Diploma III, pada
tahun 2007 penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis
Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sehingga penulisan skripsi
dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan
pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm pada bulan November sampai
dengan Desember 2009 dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan
Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan
Bogor Utara, Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha di Arifin
Fish Farm baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial. Namun
demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan
kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak ke arah penyempurnaan skripsi ini
sehingga bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pelaku usaha peternak kambing
perah, pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Bogor, April 2010

Oom Rohmawati
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terimakasih atas


petunjuk, saran dan arahan serta dorongan semangat baik materil maupun non
materil yang diberikan semu pihak yang membantu penulis dalam penyusunan
dan penyelesaian skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung, antara lain
kepada :
1) Eva Yolynda Aviny, SP. MM selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu guna membimbing dan mengarahkan penulis
sehingga mampu menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini.
2) Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen evaluator pada kolokium
proposal penelitian penulis yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan saran demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
3) Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku
dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan
waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4) Anto Bangun kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar hasil
skripsi yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk
penyempurnaan hasil skripsi ini
5) Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.
6) Bapak Arifin selaku pemiliki yang telah memberikan ijin penelitian
kepada penulis dan segenap karyawan Arifin Fish Farm yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi.
7) Ayahanda (Eman Suherman) dan Ibunda (Teti Rohaeti) serta kakak-
kakakku tersayang dan kakak ipar yang selalu memberikan doa,
dukungan moril dan semangat untuk menyelesaikan usulan penelian
ini.
8) Dian A S Sitorus sahabatku yang telah banyak membantu penulis baik
secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
9) Zagar, Dwi Antoro, Ivo dan didu yang setia mendampingi penulis pada
waktu seminar dan sidang.
10) Teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 3 terima kasih atas semangat
dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
11) Teman-teman Manajemen Bisnis Perikanan terima kasih atas
kebersamaannya selama ini dan perjuangannya yang telah kita lalui
semoga rasa kekeluargaan tetap terjaga.
12) Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
terimakasih atas bantuannya.

Bogor, April 2010

Oom Rohmawati
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8


2.1 Budidaya Perikanan ............................................................................... 8
2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar ........................................................... 8
2.1.2 Wadah dan Peralatan Pemeliharaan ............................................... 8
2.1.3 Kolam atau Bak Semen .................................................................. 9
2.1.4 Akuarium ....................................................................................... 9
2.1.5 Peralatan ......................................................................................... 9
2.2 Deskripsi Jenis Ikan Hias Air Tawar ...................................................... 9
2.2.1 Black Ghost (Apterenotus albifrons) ............................................. 9
2.2.2 Ctenopoma acutirostre ................................................................. 10
2.2.3 Patin (Pangasius sutchi) ............................................................... 10
2.3 Input Produksi Ikan Hias Air Tawar ...................................................... 11
2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin ........... 13
2.5 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 14

III KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................... 19


3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................ 19
3.1.1 Studi Kelayakan Proyek ................................................................. 19
3.1.2 Aspek Kelayakan Proyek ............................................................... 20
3.1.2.1 Aspek Pasar ....................................................................... 21
3.1.2.2 Aspek Teknis...................................................................... 21
3.1.2.3 Aspek Manajemen.............................................................. 22
3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan .......................... 22
3 .1 2.5 Aspek Finansial ................................................................. 22
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................... 26

IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 31


4.1 Lokasi dan Waku Penelitian .................................................................. 31
4.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 31
4.3 Metode Analisis Data ............................................................................ 31
4.3.1 Analisis Aspek Pasar ...................................................................... 32
4.3.2 Analisis Aspek Teknis..................................................................... 32
4.3.3 Analisis Aspek Manajemen ............................................................ 32
4.3.4 Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan .......................... 33
4.3.5 Analisis Finansial ............................................................................ 33
4.4 Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi dalam Cashflow ..................... 36
V GAMBARAN UMUM ............................................................................... 39
5.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................... 39
5.2 Lokasi .................................................................................................... 39
5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 40
5.4 Fasilitas Budidaya Ikan Hias ................................................................. 42
5.4.1 Peralatan produksi ........................................................................ 42
5.4.2 Fasilitas Pendukung ....................................................................... 45
5.5 Proses Produksi ..................................................................................... 45

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL ..................................... 52


6.1 Analisis Aspek Pasar ............................................................................. 52
6.1.1 Potensi Pasar ................................................................................ 52
6.1.2 Target Pasar ................................................................................... 52
6.1.3 Pemasaran ..................................................................................... 53
6.1.4 Hasil Analisis Pasar ...................................................................... 54
6.2 Aspek Teknis ......................................................................................... 55
6.2.1 Lokasi Usaha ................................................................................ 55
6.2.2 Hasil Analisis Aspek Teknis ........................................................ 57
6.3 Aspek Manajemen ................................................................................ 57
6.4 Aspek Hukum ...................................................................................... 58
6.4.1 Bentuk Badan Usaha .................................................................... 58
6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan .............................................. 59

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ................................................ 60


7.1 Arus Penerimaan (Inflow) ..................................................................... 60
7.2 Arus Biaya (Outflow) ........................................................................... 62
7.2.1 Biaya Investasi ............................................................................. 62
7.2.2 Biaya Operasional ........................................................................ 64
7.3 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar ................... 68
7.4 Analisis Rugi Laba ................................................................................ 69
7.5 Analisis Sensitivitas ............................................................................... 69

VIII KESIMPULAN ........................................................................................ 71


8.1 Kesimpulan ........................................................................................... 71
8.2 Saran ...................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74

LAMPIRAN ...................................................................................................... 76
DAFTAR TABEL

Nomer Halaman

1. Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari tahun


2004-2008 ................................................................................................... 3
2. Pencapaian Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2004-2008 ..... 4
3. Jumlah Produksi dan Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Tahun
2006-2008 Pada Arifin Fish Farm ............................................................... 5
4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias Yang Dijual Di Indonesia ................... 11
5. Proyeksi Gaji pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm ............. 41
6. Penerimaan Penjualan Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar pada Luas Lahan 800 m2 pada arifin Fish Farm 2009 ................... 61
7. Biaya Investasi Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar
Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2 ) Tahun 2010 ......................................... 63
8. Rincian Biaya Tetap Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar (Lahan 800 m2) Arifin Fish Farm Tahun 2010 ............................... 64
9. Rincian Biaya Variabel Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2)
Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ....................... 67
10. Kriteria Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan Usaha Ikan
Hias Air Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010 ................ 69
11. Nilai Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2
setelah terjadi Penurunan Harga Jual Ikan sebesar 20% dan 30%
Tahun 2010 ................................................................................................. 70
DAFTAR GAMBAR

Nomer Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha


Ikan Hias Air Tawar .................................................................................... 30
2. Struktur Organisasi Arifin Fish Farm Tahun 2009 ....................................... 40
3. Tabung Oksigen (O2) Arifin Fish Farm Tahun 2009 ..................................... 43
4. Genset Arifin Fish Farm Tahun 2009 ............................................................ 43
5. Pakis Tempat bertelur Ikan Black Ghost Arifin Fish Farm Tahun 2009 ...... 44
6. Tempat Pemeliharaan Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun
2009 ................................................................................................................ 46
7. Media Penetasan Artemia sp ......................................................................... 50
8. Proses Pemberian Oksigen pada saat Packing Ikan Hias Air Tawar
Tahun 2009 .................................................................................................... 51
9. Saluran Pemasaran Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm .......................... 54
DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Halaman

1. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun 2008 ......... 76
2. Kuesioner dalam melakukan Penelitian pada Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm ................................................................................. 77
3. Layout Produksi Arifin Fish Farm dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 300 m2) ............................................................................................. 80

4. Pola Tanam Black Ghost pada Usaha Ikan Hias Air Tawar
Arifin Fish Farm.............................................................................................. 81

5. Pola Tanam Ctenopoma pada Usaha Ikan Hias Air Tawar


Arifin Fish Farm ............................................................................................ 83

6. Pola Tanam Patin pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm .......... 85
7. Investasi Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm (Lahan 500 m2) Tahun 2009 ........................................................ 87
8. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Tanpa
Pengembangan pada Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 500 m2)
Tahun 2009 ................................................................................................... 88
9. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Rencana
Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 300 m2) Tahun
2010 ............................................................................................................... 89
10. Analisis Rugi Laba Tanpa Pengembangan (Lahan 500 2) Usaha
Arifin Fish Farm Tahun 2009 ........................................................................ 90
11. Analisis Rugi Laba Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Usaha Arifin Fish Farm Tahun 2010 .................................. 91
12. Cashflow Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Usaha Ikan Hias
Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ...................................................... 92
13. Cashflow Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm
Tahun 2010 ................................................................................................... 94
14. Sensitivitas Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Terhadap
Penurunan Harga sebesar 20 % Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm Tahun 2009 .................................................................................. 96
15. Sensitivitas Tanpa dan DenganRencana Pengembangan
(Lahan 800 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 20 % pada
Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 .......................... 98
Nomer Halaman

16. Sensitivitas Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Terhadap


Penurunan Harga sebesar 30 % Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm Tahun 2009 .................................................................................. 100

17. Sensitivitas Tanpa dan DenganRencana Pengembangan


(Lahan 800 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 20 % pada Usaha Ikan
Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ....................................................... 102
18. Perhitungan Pengembalian Arifin Fish Fram ........................................................... 104

19. Gambar Ikan Hias di Arifin Fish Farm Tahun 2009 ................................................ 107


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi
dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan
dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai
penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui
penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan
1)
kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup . Perikanan dan
kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk
prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan
untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri 2000).
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan keragaman spesies
ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar. Ikan hias air laut sekitar 650
spesies, sudah teridentifikasi 480 spesies dan diperdagangkan sekitar 200 spesies.
Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan sekitar 400
spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh dunia. Ikan hias air tawar
yang dibudidayakan di Indonesia tidak hanya komoditas ikan hias lokal saja tetapi
ikan hias air tawar asal impor seperti Koi (Cyrpinus carpio), Maskoki (Carrasius
auratus), Black Ghost (Apteronotus albifrons), Discus (Symphysodon discus),
Guppy (Poecilia reticulata), dan Kardinal Tetra (Paracheirodon axelrodi) juga
telah dibudidayakan. Jumlah ikan hias yang diperdagangkan Indonesia mencapai
1.600 jenis, dimana 750 jenis diantaranya adalah ikan hias air tawar 2).
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi
komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias
dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias
memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobiis)
dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada usaha ikan
hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam skala besar

1)
http://www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Hias Dunia. Diakses tanggal 15 Mei 2009
2)
http://www.indonesia.go.id. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan Hias. Diakses tanggal 12 Juni
maupun kecil ataupun skala rumah tangga, selain itu perputaran modal pada usaha
ini relatif cepat.
Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia,
sebagaian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya
banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi para penggemar ikan hias di luar
negeri. Ikan hias merupakan ikan untuk dilihat keindahaan akan warna dan corak
yang berbeda dari setiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri, serta ikan untuk
pajangan 3).
Iklim Indonesia yang tropis cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias
dan memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun. Sumberdaya alamnya
juga mendukung yaitu lahan masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami
juga masih banyak ketersediaannya di alam. Pembudidayaannya tidak terlalu sulit
karena didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai. (Lesmana dan Iwan 2006).
Kegiatan ekspor ikan hias memacu perusahaan-perusahaan di sektor ini
untuk memanfaatkan potensi yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan
bersaing dalam bisnis ini. Dalam perdagangan ikan hias global, Indonesia
memiliki pangsa pasar sebesar 7,5% sedangkan Singapura telah mencapai 22,8%.
Padahal 90% dari kebutuhan ikan Singapura tersebut disuplai dari Indonesia.
Negara importir terbesar ikan hias berturut-turut adalah Amerika Serikat (25,3%),
Jepang (11,6%) dan Jerman (9,2%). Diharapkan potensi Indonesia yang sangat
besar ini dapat menjadi potensi ekonomi yang positif bagi kesejahteraan
masyarakat 4).
Daerah penghasil ikan hias air tawar di Indonesia adalah Sumatera Utara,
Jambi, Riau, Sumatera Selatan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya. Jawa Barat
merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias yang cukup besar. Negara tujuan
ekspor Jawa Barat antara lain Jepang, Prancis, Jerman, Denmark, Afrika, Belanda,
Saudi Arabia, Singapura, Belgia, Korea, dan Filipina. Total nilai ekspor ikan hias
air tawar Jawa Barat pada tahun 2006 adalah sebesar US$ 58.318,65. Sedangkan
total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2007 yaitu mencapai
nilai US$ 319.506,58, berarti terjadi peningkatan nilai ekspor pada tahun 2007.
Negara tujuan ekspor terbesar Jawa Barat pada tahun 2007 adalah Jepang dengan

3)
http://www.dkp.go.id/kebijakan ikan hias/2009. Raiser Ikan Hias Cibinong Momentum
Kebangkitan Bisnis Ikan Hias Indonesia. Diakses tanggal 30 Agustus 2009
4)
http://www.indonesia.go.id. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan Hias. Diakses tanggal 12 Juni 2009
total nilai ekspor sebesar US$ 278.323,57 yaitu 87,11 persen dari total nilai
ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat. Kemudian negara Jerman dengan total
nilai ekspor pada tahun 2007 sebesar US$ 26.549,70 yaitu 8,3 persen dari total
nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat5).
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias
air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang diperoleh, produksi
ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni
dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya.
Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah produksi dan
jumlah pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
(2009), produksi ikan hias di Kabupaten Bogor tiap tahun mengalami
peningkatan. Produksi ikan hias mengalami peningkatan dari 78.288 ribu ekor
pada tahun 2007 menjadi 84.517 ribu ekor pada tahun 2008, peningkatan yang
terjadi yaitu sebesar 7,96 persen. Data perkembangan produksi ikan di Kabupaten
Bogor dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 1 6).

Tabel 1. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun


2004-2008.
Ikan Konsumsi Ikan Hias Pembenihan
Jumlah Jumlah
Tahun Jumlah Perubahan Perubahan Perubah
(Ribuan (Ribuan
(Ton) (%) (%) an (%)
Ekor) Ekor)
2004 7.355,97 - 66.152 - 669.580 -
2005 22.906,00 211,39 72.524 9,63 703.098 5,01
2006 23.141,00 1,03 75.382,67 3,94 708.594,00 0,78
2007 23.703,00 2,43 78.288,00 3,85 716.660,00 1,14
2008 25.087,29 5,84 84.517,00 7,96 744.600,00 3,90
Sumber : Data Produksi Perikanan Kabupaten Bogor (2008)

Ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk


dikembangkan karena dilihat dari segi produksi mencapai target sebesar 99,89
persen. Target produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor pada tahun 2008
adalah 84.614 ribu ekor, dengan realisasi produksi pada tahun 2008 sebesar
84.517 ribu ekor. Data Pencapaian produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun
2008, dapat dilihat pada Tabel 2 7).

5)
http://www.deperindag.go.id. Perkembangan Ekspor Nasional. Diakses tanggal 12 Juni 2009
6)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari
Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009
7)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari
Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009
Tabel 2. Pencapaian Produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008.
No Jenis Produksi Target Realisasi Pencapaian
2008 2008 Target (%)
1 Ikan Konsumsi (Ton) 25.075,00 25.087,29 100,05
2 Ikan Hias (Ribu Ekor) 84.614,00 84.517,00 99,89
3 Pembenihan (Ribu Ekor) 753.231,00 744.600,00 98,8
Sumber : Data Produksi Perikanan Kabupaten Bogor (2008)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perternakan dan Perikanan


Kabupaten Bogor, jumlah pengusaha ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor
berjumlah 16 pengusaha. Jika jumlah pengusaha ikan hias air tawar ini semakin
banyak, hal ini menyebabkan akan semakin bertambahnya persaingan untuk
merebut pasar yang sama. Keenam belas pengusaha tersebut mempunyai
keunggulan yang berbeda satu sama lain dalam memproduksi dan memasarkan
komoditasnya. Setiap perusahaan harus memiliki cara bagaimana
membudidayakan ikan hias air tawar semaksimal mungkin, sehingga dapat
bersaing di pasar. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun
2008 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Arifin Fish Farm yang
terletak di Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Usaha ini dimulai
pada bulan Juni tahun 1997 yang bertempat di Bandung, dan pada awal tahun
1998 Arifin Fish Farm berpindah lokasi ke Kota Bogor untuk memudahkan
transportasi, antara jarak perusahaan dengan eksportir sehingga kondisi ikan tetap
hidup dan segar (tidak mengalami stres selam perjalanan) . Jenis ikan hias yang
diproduksi Arifin Fish Farm antara lain Black Ghost (Apteronotus albifrons),
Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi).

1.2 Perumusan Masalah


Budidaya ikan hias air tawar sebagai salah satu cabang usaha perikanan air
tawar, dan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan volume produksi yang
sesuai dengan permintaan ekspor sekarang ini. Dalam menjalankan usaha
diperlukan suatu perencanaan yang matang agar pembudidaya dapat mengetahui
usaha yang dijalankan layak atau tidak untuk dilakukan. Salah satu caranya adalah
dengan menganalisis kelayakan usaha dari usaha tersebut.
Ikan hias air tawar merupakan ikan hias yang memiliki beragam corak dan
warna sehingga setiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini
menyebabkan ikan hias air tawar banyak diminati oleh masyarakat dan mulai
diperdagangkan sebagai komoditas hidup. Arifin Fish Farm merupakan salah satu
pembudidaya ikan hias air tawar yang khusus memproduksi ikan hias jenis Black
Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius
sutchi). Arifin Fish Farm hanya memasarkan produknya pada eksportir dan
distributor. Saat ini ada tiga yang telah menjadi pelanggan tetap Arifin Fish Farm
antara lain Tofan Fish Farm yang berada di Cibinong, Suyono distributor dari
Parung, dan Banban distributor dari Sentul.

Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Tahun
2006-2008 pada Arifin Fish Farm.
Produksi (ekor) Permintaan (ekor)
Tahun Black
Black Ghost Ctenopoma Patin Ctenopoma Patin
Ghost
2006 18.360 50.529 2.193.000 26.000 60.000 2.500.000
2007 21.600 58.080 2.580.000 30.000 75.000 2.800.000
2008 24.020 66.100 3.000.400 50.000 90.000 3.800.000
Sumber : Data Produksi Arifin Fish Farm (2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemilik, bahwa terjadi peningkatan


permintaan dari eksportir setiap tahunnya terhadap ikan hias air tawar yang
diproduksi. Kenaikan permintaan ini dianggap peluang oleh Arifin Fish Farm
dengan meningkatkan jumlah produksi ikan hias setiap tahunnya. Jumlah
produksi dan permintaan ikan hias air tawar dari tahun 2006-2008 pada Arifin
Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 3.
Upaya perluasan skala usaha yang akan dilakukan oleh Arifin Fish Farm
meliputi pengadaan lahan untuk tempat usaha dan pembelian peralatan serta
perlengkapan usaha. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi sudah maksimal
dan lahan yang digunakan tidak dapat ditambahkan, sehingga Arifin Fish Farm
perlu investasi untuk pengembangan usaha yang akan dikembangankan dengan
luas lahan 800 m2. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan layout produksi yaitu
pembuatan mess karyawan, ruang pengepakan, gudang, tempat akuarium,
pembuatan bak penampungan air, dan bak semen untuk pemeliharaan induk dan
benih ikan patin, . Meningkatnya permintaan akan ikan hias air tawar merupakan
peluang bagi perusahaan, sehingga untuk memenuhi peluang tersebut Arifin Fish
Farm berencana akan mengembangkan usaha dengan menambah skala usaha.
Mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk upaya perluasan skala
usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui
apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau tidak, dengan
mengefisiensikan dan mengefektifkan modal yang akan ditanam.
Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha pada Arifin
Fish Farm meliputi aspek non finansial yang meliputi aspek teknis, aspek
manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar.
Kemudian dilakukan analisis finansial untuk mengetahui kelayakan usaha ikan
hias air tawar pada Arifin Fish Farm.
Dalam kegiatan sehari-hari faktor ketidakpastian selalu ada, apalagi dalam
sektor perikanan. Untuk itu diperlukan analisis sensitivitas untuk menilai apa yang
akan terjadi dengan analisis kelayakan usaha Arifin Fish Farm apabila terjadi
perubahaan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Perubahan ini didasarkan
pada kejadian sebelumnya yang pernah terjadi di perusahaan Arifin Fish Farm.
Salah satu komponen utama input yang menunjukkan harga jual ikan hias turun,
hal ini akan mempengaruhi penerimaan sehingga akan mempengaruhi
keuntungan. Hal ini perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah
usaha ini sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi.
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini :
1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Arifin
Fish Farm jika dilihat dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial,
aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar?
2. Bagaimana kelayakan finansial rencana pengembangan usaha ikan hias air
tawar pada Arifin Fish Farm jika dilihat dari aspek finansial?
3. Bagaimana sensitivitas perubahaan dalam harga penjualan kelayakan rencana
pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish
Farm dari aspek non finansial (aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial,
aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar).
2. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish
Farm dari aspek finansial.
3. Menganalisis sensitivitas perubahaan dalam harga penjualan pada usaha ikan
hias air tawar Arifin Fish Farm.

1.4 Kegunaan Penelitian


Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi pengusaha diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya
ikan hias.
3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis
kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Perikanan


2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar
Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongan kedalam dua jenis ikan
hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai jenis yang
beranekaragam dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Tempat
pemeliharaan ikan hias dapat berupa akuarium ataupun bak semen. Tempat ini
praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang dilakukan pada lahan
sempit.
Ikan hias adalah ikan mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas
masing-masing jenisnya, sehingga menciptakan keindahaan tersendiri ketika
melihat gerak-gerakannya dalam akuarium ataupun bak semen yang mendukung
serta dapat memberikan suasana damai dan tentram. Gerakan ikan hias umumnya
lembut dan dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat pendukung lainnya
(aerasi) didalam akuarium akan selalu menarik untuk melihat.
Kegiatan budidaya perikanan, khususnya ikan hias air tawar membutuhkan
modal dan sarana lain yang tidak sedikit nilainya. Oleh karena itu, persiapan yang
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terhindar dari resiko
kegagalan (Daelami 2000).
Secara garis besar, ikan hias dibagi menjadi empat macam dilihat dari
jenisnya, yaitu :
1. Ikan hias air tawar disebut dengan istilah perdagangannya Freshwater
Ornamental Fish.
2. Ikan hias air laut disebut juga dengan Marine Ornamental Fish.
3. Tanaman hias air tawar yang dikenal sebagai Freshwater Ornamental atau
Aquatic Plant.
4. Kerang atau biota laut dikenal juga dengan invertebrata.

2.1.2 Wadah dan Peralatan Pemeliharaan


Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat
disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak
semen, akuarium, atau bak fiberglas. Bahkan ada juga petani yang memelihara
ikan cupang menggunakan botol bekas air mineral. Namun, apa pun jenis
wadahnya, tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak
membahayakan atau meracuni ikan (Lesmana dan Iwan 2006).

2.1.3 Kolam atau Bak Semen


Kolam atau bak semen digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan hias
air tawar. Kolam atau bak semen berukuaran 1 m x 1 m sampai 2 m x 3 m.
Kedalamannnya pun bervariasi dari 25-40 cm. Kedalaman kolam yang relatif
dangkal memiliki keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari dapat
masuk sampai ke dasar kolam serta hemat air.

2.1.4 Akuarium
Akuarium untuk pemeliharaan ikan hias air tawar jenis Black Ghost
(Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi).
Dengan menggunakan akuarium sangat baik untuk pemeliharaan benih dan induk.
Ini dilihat akuarium mudah dibersihkan dan ikan tidak mudah terbuang atau
terganggu walaupun ukurannya masih kecil bagi benih. Dengan akuarium yang
transparan menyebabkan ikan didalam akuarium mudah dilihat (Lesmana dan
Irwan 2006).

2.1.5 Peralatan
Menurut Lesmana dan Iwan (2006) dalam pemeliharaan ikan Black
Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan ikan Patin diperlukan peralatan seperti serok,
ember, busa spon, baskom, selang untuk sipon, dan selang aerasi untuk
menyalurkan udara dari blower ke akuarium.

2.2 Deskripsi Jenis Ikan Hias Air Tawar


2.2.1 Black Ghost (Apterenotus albifrons)
Black Ghost (Apterenotus albifrons) berasal dari negara Amerika Selatan
dan bersifat karnivora. Habitat aslinya bersuhu 25-28C, dengan pH 6,5-7,0.
Bentuk tubuhnya seperti lembaran daun atau pisau dengan warna hitam polos dan
berenang bergetar atau meluncur. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap
atau remang-remang dan akan bersembunyi jika ada lubang, terutama pada siang
hari. Oleh karena itu dalam wadah pemeliharaanya perlu disediakan tempat
persembunyian berupa akar-akar pepohonan atau potongan paralon.
Ikan Black Ghost jantan dan betina dapat dibedakan dari garis
punggungnya. Garis punggung pada jantan sedikit lebih pendek dari betina. Selain
itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari pada jantan.

2.2.2 Ctenopoma acutirostre


Ctenopoma acutirostre berasal dari sungai Congo di Afrika. Ctenopoma
bersifat karnivora namun tidak agresif dan biasanya berkelompok. Pada ikan
jantan terdapat garis punggung di atas badannya. Di Indonesia sering jaga disebut
dengan ikan daun. Habitat aslinya bersuhu 23-28C dengan pH 6,0-7,5. Panjang
tubuh dari ikan ini dapat mencapai 15 cm, tapi biasanya berukuran kecil.

2.2.3 Patin (Pangasius sutchi)


Patin (Pangasius sutchi) berasal dari perairan Indonesia bagian barat
seperti Sumatera dan Kalimantan serta Asia Tenggara seperti Thailand dan
Malaysia. Ikan ini bersifat omnivora dan agak karnivora serta bersuhu 27-30 C
dengan pH 6,5-7,0. Ukurannya dapat mencapai 75 cm atau dengan berat sekitar 8
kg. Tubuhnya hitam dan perutnya keputihan. Ada juga jenis yang albino,
bentuknya seperti ikan hiu, dengan mata putih dan gerakan tubuhnya sangat
lincah.
Menurut Kuncoro (2009) ikan ini lebih terkenal di Indonesia adalah
sebagai ikan hias. Status ikan Patin di Indonesia sebagai ikan konsumsi yang
dipelihara di karamba. Jenis ikan Patin ini yang berwarna putih dijual sebagai ikan
hias dengan harga murah. Kunci atau ukuran pemeliharaannya adalah A3, B2, C3,
D2, E2, F1, G1 dengan 200 liter/ pH 6 sampai 7,5 dengan suhu 25-300C.
Ikan Patin ini sering disebut dengan ikan Pangasius atau Jambal. Di
indonesia terdapat sembilan jenis ikan Patin dan beberapa jenis ikan Patin asing
yang dijual sebagai ikan hias. Tabel 4 jenis ikan Patin sebagai ikan hias yang
berada di Indonesia.
Tabel 4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias yang Dijual di Indonesia
No Nama Ilmiah Nama Lokal Daerah Sebaran Ukuran
Patin
1 Helicophagus waandersii Sumatra, Kaltim 50
muncung
Jawa, Sumatra,
2 Pangasius nieuwenhuisi Lawang 60
Kalimantan
3 Pangasius polyuranodon Juaro Sumatra, Kalimantan 80
4 Pangasius nasutus Patin Jawa, Kalimantan 90
Jawa, Sumatra,
5 Pangasius jambal Jambal, patin >120
Kalimantan
6 Pangasius micronema Wakal Jawa, Kalimantan 60
Rioscaring,
7 Pangasius macronema lancang riu, Kalimantan Barat 20
Rios
8 Pangasius humeralis Patin Kalimantan Barat 40
9 Pangasius lithostoma Patin Kalimantan 25
Sumber : Kuncoro (2009)

2.2 Input Produksi Ikan Hias Air Tawar


Kegiatan budidaya ikan hias air tawar tidak akan bisa terlaksana dengan baik
apabila tidak ada unsur pendukungnya. Beberapa input yang mendukung dalam
menunjang teknik budidaya ikan hias air tawar, diantaranya adalah:
1. Pakan
Pakan yang dapat diberikan pada ikan hias air tawar adalah pakan alami
dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan dalam usaha ikan hias air tawar
jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin
(Pangasius sutchi) antara lain (Lesmana dan Iwan 2006) :
a. Cacing Sutera
Cacing Sutera terkenal mampu memacu pertumbuhan benih ikan (anak
ikan). Bagi induk ikan yang sedang bunting (matang gonad), cacing sutera
memang kurang cocok karena dikhawatirkan dapat menghambat keluarnya telur.
Kandungan lemak cacing ini diduga akan menyumbat telur induk ikan tersebut.
b. Udang Renik
Udang renik yang dikenal dengan sebutan Cladocera. Diantara banyak
udang renik, Cladocera ini paling terkenal. Jenis ini yang sering hidup di kolam
dan perairan umum adalah Moina dan Daphnia.
Selain pakan alami yang diberikan, pakan buatan juga bisa diberikan untuk
pakan induk patin. Pakan biasanya berupa pelet, baik yang tenggelam maupun
terapung. Namun, pakan buatan sangat jarang digunakan petani dalam budidaya
ikan hias karena cepat mengotori air. Cepatnya air menjadi kotor karena wadah
pemeliharaan ikan umumnya relatif sempit dan airnya relatif sedikit. Padahal
sebenarnya dengan kadar dan frekuensi pemberian pakan buatan yang seimbang
akan memberikan hasil yang baik. Ini disebabkan kandungan gizi pakan buatan
biasanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan karena sudah ditambahkan
vitamin. Adanya vitamin akan memperkuat ketahanan tubuh ikan.
Pakan buatan untuk ikan hias dapat berbentuk kering (pelet) maupun basah
(pelet moist). Pakan ini banyak dijual di pasaran dalam berbagai bentuk, ukuran,
dan kualitas. Penggunaan pakan buatan sangat praktis dan dapat disimpan lama.
Namun pemantauan kualitas air sangat perlu. Pemberian pakan buatan sebaiknya
terbatas, cukup untuk kebutuhan ikan. Lebih baik sering memberikan pakan
buatan dengan jumlah sedikit dibanding jumlah banyak sekaligus tanpa
dihabiskan ikan.
2. Obat-obatan
Menurut Lesmana dan Iwan (2006), obat-obatan yang digunakan untuk
proses pembesaran ikan hias air tawar yaitu :
a. Garam
Garam berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan membunuh kutu
yang terdapat pada ikan hias air tawar. Pemberian garam untuk
menanggulangi penyakit ikan pada saat pembersihan akuarium dengan tujuan
agar kuman yang menempel pada akuarium mati dan mentralkan kondisi air.
b. Tawas (CuSO4)
Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Cyophaga
columnaris dan Flexibacter columnaris. Dosisnya sebanyak 1 ml tawas untuk
2 liter air.
c. Antibiotik Tetrasiklin
Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas sp. dan Aeromonas sp. Dosinya adalah 20-30 mg untuk 1 liter
air.
d. Malachit Green Oxalat (MGO)
Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh cendawan
Saprolegnia sp. Dosisnya adalah 0,3 mg per liter air.
3. Induk ikan hias
Kondisi induk harus diperhatikan agar diperoleh jumlah dan mutu benih
atau anakan yang baik. Kondisi induk dilihat dari umur atau ukuran, kesehatan,
dan asal-usul keturunan.
4. Benih ikan hias
Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi.
Benih tersebut sudah harus cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah
memenuhi syarat, sehat, dan persentase kematiannya rendah (Rahardi et al, 2005).

2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin
Menurut Lesmana dan Iwan (2006) proses produksi ikan hias Black
Ghost, Ctenopoma, dan Patin antara lain :
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm
adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dan bak semen dengan
ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan wadah antara lain :
a. Pencucian Tempat Pemeliharaan
Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa
kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok
bagian dalam dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih.
b. Pengeringan
Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari
dengan tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis.
c. Pengisian Air
Wadah diisi dengan ketinggian 30 cm dengan pH dan suhu yang sesuai
untuk masing-masing jenis ikan hias air tawar.
d. Pemberian Garam
Setelah akuarium dan bak semen diisi air dengan ketinggian 25 cm
kemudian diberi garam sebanyak tiga sendok makan tujuannya untuk menetralkan
pH air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih.
2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan
Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau
bertelur dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, sarang,
kualitas air, sinar matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian
pakan, dan pemindahaan induk.
3. Pemijahan
Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah
menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon
pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetesan telur,
dan perawatan larva.
4. Penyortiran
Sebaiknya proses penyortiran dilakukan setiap dua minggu sekali untuk
mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih ikan hias.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah ikan hias berumur 1 bulan dengan ukuran 1
inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser atau serokan setelah
air dikurangi dengan menggunakan selang.

2.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan,
diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor oleh Agustika
(2009). Dari hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persiapan pengadaan ikan hias dari
petani maupun dalam proses produksinya; dari aspek manajemen menunjukan
perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sederhana akan tetapi mampu
menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya; aspek sosial
melihat sejauh mana keluhan dari masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap
kegiatan perusahaan. Aspek pasar menunjukan peluang yang masih terbuka lebar
untuk bisnis ikan hias ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Hasil dari perhitungan aspek finansial menunjukan bahwa perhitungan
niali NPV yang diperoleh sebesar Rp 483.160.979,00 berarti bahwa investasi yang
ditanam pada 10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih
sebesar Rp 483.160.979,00; Net B/C sebesar 2,70 artinya setiap Rp. 1,00 investasi
bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan memberikan keuntungan bersih
sebesar Rp 2,70,00; dengan IRR sebesar 66% menunjukan bahwa usaha ini layak
dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 66% per tahun.
Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai tersebut maka usaha ini
layak untuk dijalankan, sebaliknya jika suku bunga pinjaman bank yang berlaku
lebih besar dari 66% per tahun berarti usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
Dharmika (2009), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Bunga
Potong Krisan di Pris Farm Cinagara, Cirejuk, Kabupaten Bogor. Pada penelitian
ini diperoleh hasil bahwa Pris Farm salah satu perusahaan yang memproduksi
bunga potong kristan yang sangat digemari dan banyak diproduksi. Pris Farm
merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kapasitas
produksi dengan penambahan green house pada lahan yang ada. Hal ini
merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil utnuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memproduksi yang masih kurang
untuk memenuhi permintaan konsumen.
Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek
sumberdaya perusahaan, aspek manajemen, dan aspek sosial, usaha ini layak
untuk diusahakan dan dikembangkan. Sehingga permintaan konsumen akan
terpenuhi oleh produksi kebun Pris Farm.
Penilaian rencana pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario.
Hasil dari perhitungan cashflow didapatkan nilai NPV untuk skenario I yaitu
sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; skenario II sebesar Rp 473.396.179,8,00 ; dan
skenario III sebesar Rp 1.018.640.378,00 yang berarti bahwa pendapatan bersih
yang diperoleh selama umur proyek ini dijalankan akan memperoleh laba bersih
sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; Rp 473.396.179,8,00 ; dan Rp 1.018.640.378,00
dengan memperhitungkan nilai waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau
selama umur proyek berjalan.
Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan
Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari,
Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni (2006) bertujuan
menganalisis Keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang
ditanamkan dan menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga faktor
produksi, dalam hal ini adalah pakan. Kelayakan usaha dan sensitivitas dinilai
berdasarkan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net B/C, dan IRR.
Hasil analisis yang diperoleh bahwa niali NPV sebesar Rp
225.116.401,83,00 nilai B/C diperoleh sebesar 19,38 dan niali IRR sebesar 707%.
Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value diperoleh bahwa usaha
masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas
kenaikan sebesar 800,91%, karena nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama
dengan 1, sedangkan IRR sama dengan tingkat suku bunga.
Sirkis Nugroho (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial
Ikan Hias Air Tawar pada Usaha Heru Fish Farm di Desa Kotabatu, Kecamatan
Ciomas, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian menunjukan Heru
Fish Farm merupakan salah satu dari banyak pembudidaya yang masuk dalam
anggota pembudidaya ikan hias air tawar Mina Tangkar pada tahun 2006
mendapatkan gelar juara pertama se-Kabupaten dan juara II tingkat Propisi Jawa
Barat.
Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Heru Fish Farm terdiri dari atas
tenaga kerja tetap. Heru Fish Farm dikelola oleh empat orang yang terdiri atas
satu orang pemimpin Heru Fish Farm, satu orang Manajer dan dua orang
karyawan produksi. Alur kegiatan usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm
dengan melakukan pemijahan, pendederan, pembesaran. Hasil analisis dari
usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm setelah dilakukan pengembangan
(perluasan lahan). Nilai R/C diperoleh sebesar 4,64, payback period sebesar 0,44
tahun, BEP nilai produksi tercapai pada saat hasil produksi sebesar Rp
83.608.057,90,00 serta ROI sebesar 228,05%. Total biaya, penerimaan dan
keuntungan yang diperoleh Heru Fish Farm yaitu sebesar Rp 122.712.850,37,00,
penerimaan yang diperoleh Rp. 569.600.000,00 sehingga besarnya keuntungan
yang diperoleh adalah Rp 446.887.149,63,00. Tambahan biaya sebesar Rp
74.750.000,00 diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank.
Analisis kriteria investasi Heru Fish Farm dilakukan dengan dua skenario,
dimana skenario pertama modal yang digunakan adalah modal sendiri dan
skenario kedua modal berasal dari pinjaman bank sebesar Rp. 74.750.000,00
dengan tingkat suku bunga sebesar 10,8% per tahun.
Wijayanto (2005) penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan
Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish
Farm, Kabupaten Subang. Dari penelitian ini menunjukan hasil perhitungan
diperoleh bahwa usaha pembesaran ikan mas air deras MN Fish Farm layak pada
tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri. Hasil yang didapat adalah NPV
sebesar Rp. 823.606.812,00 dengan Net B/C sebesar 3,06 dan IRR sebesar 26
persen serta pengembalian modal (MPI) selama 4 tahun 6 bulan. Proyek ini
menghasilkan keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp
1,00 menghasilkan manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian internal
dari proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan
skenario satu, ini dilakukan analisis dengan perubahan skenario yaitu dengan
modal sebagian berasal dari pinjaman bank (Skenario II). Pada Skenario II tingkat
diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang diperoleh dengan
suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net B/C 4,41
dengan IRR sebesar 32 persen dan PMI 5 tahun 1 bulan. Usaha ini masih layak
untuk dilaksanakan dengan Skenario II pada tingkat suku bunga sebrsar 6 persen,
pelaksanaan usaha dengan modal pinjaman dari bank lebih layak untuk
dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal
dari pinjaman bank hasil yang diperoleh adalah NPV sebesar Rp 324.433.731,00,
Net B/C sebesar 2,62 dengan sebesar IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan.
Nilai NPV positif dan Net B/C lebih besar dari pengeluaran, sedangkan nilai IRR
sebesar 22 persen menunjukan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan
pinjaman beserta bungunya karena pengembalian internal usaha tersebut lebih
besar dari suku bunga kredit yang berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas
dilakukan pada penurunan harga output sebesar 5,65, 11,11 dan 16,67 persen,
serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen dan harga input pakan
sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi kenaikan harga benih
sebesar 30,4 persen, kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga
output sebesar 5,56 persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen.
Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam
analisis kelayakan pengembangan usaha mengangkat permasalahan meningkatkan
volume permintaan dari eksportir yang semakin meningkat dan mengingat
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perluasan skala usaha, maka perlu
dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan
dikembangkan ini layak atau tidak untuk dilakukan dengan melihat suku bunga
(discount rate) yang berlaku.
Perbedaan penelitian ini adalah tempat perusahaan dan komoditas yang
diproduksi. Dari penelitian terdahulu memberikan masukan bagi penulis
mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengenai analisis finansial dan
analisis non finansial. Hal ini memeberikan gambaran bagi penulis dengan topik
pengembangan usaha. Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis
kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, dan aspek sosial ekonomi, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis
untuk mengembangkan usaha dari kegiatan produksi ikan hias air tawar di Arifin
Fish Farm.
III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis


3.1.1 Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu
proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada
yang menafsirkan dalam pengertian yang lebih terbatas, dan ada juga yang
mengertikan dalam artian yang lebih luas (Husnan dan Muhammad 2000). Dalam
arti terbatas dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat
ekonomis suatu investasi. Sedangkan pihak pemerintah, atau lembaga non profit,
dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang bisa penyerapan tenaga
kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa atau
penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah.
Hal-hal yang mendasari menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika
suatu pihak atau seseorang dengan melihat suatu kesempatan usaha, apakah
kesempatan usaha tesebut bisa bermanfaat secara ekonomis serta apakah bisa
mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang layak dari usaha tersebut. Semakin
luas skala proyek maka dampak yang dihasilkan baik secara ekonomi maupu
sosial semakin luas. Oleh karena itu, studi kelayakan dilengkapi dengan analiss
yang disebut dengan analisa manfaat (cost and benefit analysis), dan analisa
pengorbanan sosial (social cost and social benefit).
Pada suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek (Husnan
dan Muhammad 2000) yaitu :
1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat
finansial. Artinya apakah proyek itu panjang dan menguntukan apabila
dengan risiko proyek.
2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu
dilaksanakan atau manfaat ekonomi nasional, yang menunjukan manfaat
proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek.
Proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka tujuan dalam melakukan
studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal
cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil
dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi
dalam jumlah besar. Banyaknya sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata
menjadi tidak menguntukan (gagal) antara lain adalah : (1) kesalahan
perencanaan, (2) kesalahan dalam penaksirkan pasar yang tersedia, (3) kesalahan
dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam
memperkirakan kontinyuitas bahan baku, dan kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5)
pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan, sehingga biaya pembangunan
proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda.
Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan
investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal
itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas
mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari
perspektif yang lebih luas, maka tujuannya adalah memaksimumkan net present
value dari semua social and benefit.

3.1.2 Aspek Kelayakan Proyek


Menurut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa untuk
melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa
yang akan dipelajari. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah aspek pasar,
aspek teknis, aspek keuangan, aspek manajemen dan aspek hukum. Menurut
Kadariah et al (1999) menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasikan dari enam
aspek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi,
aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi.
3.1.2.1 Aspek Pasar
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) peranan analisa aspek pasar
dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek merupakan
variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan
pemasaran.
Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis
konsumen, perusahaan besar pemakai. Sehingga diperlukan proyeksi permintaan.
Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun dari luar negeri (impor),
dan bagaimana perkembangan di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang
akan datang. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi penawaran, seperti jenis
barang yang bisa menyaingi, dan perlindungan dari pemerintah. Harga, dilakukan
dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran
pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P
yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)
(Kotler 1997).

3.1.2.2 Aspek Teknis


Husnan dan Muhammad (2000) mengatakan bahwa aspek teknis
merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan proyek secara
teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi
termasuk biaya eksploitasinya.
Analisis secara teknis berhubungan dengan proyek (penyediaan) dan
output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting,
dan kerangka kerja proyek harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis
dapat dilakukan dengan teliti (Gittinger 1986). Aspek-aspek lain dari analisa
proyek hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan,
walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan proyek mungkin sekali
perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terpelinci.
3.1.2.3 Aspek Manajemen
Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam proyek dan
manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk
merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek
yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada
waktunya (Husnan dan Muhammad 2000).
Pelaksanaan pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai
ide proyek itu, umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapapun yang
akan melaksanakan proyek tersebut, perusahaan yang mempunyai ide membuat
proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara
komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan
pengelolaan proyek operasional.

3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya
memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh
perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi
penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan
perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu,
oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup
berarti (Husnan dan Muhammad 2000).

3.1.2.5 Aspek Finansial


1. Teori Biaya dan Manfaat
Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek.
Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan
revenue earning proyek. apakah proyek itu terjamin dengan dana yang diperlukan.
Apakah proyek akan mampu membayar kembali dan tersebut dan apakah proyek
akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah et al,
1999).
Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat
penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya
proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi
manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang
diharapkan akan berguna bagi individu, lembaga, ataupun masyarakat yang
merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya
dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung.
Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan
dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu
proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan
manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan utama dan tujuan
utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis
proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung.
Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek terdiri dari biaya modal, biaya
operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya
modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka
panjang, dengan contoh tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin-
mesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, serta biaya-biaya lainnya adalah
penelitian.
2. Laba Rugi
Menurut Gittinger (1986) laporan rugi laba adalah suatu laporan keuangan
yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode
akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut.
Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkannya pengeluaran-
pengeluaran yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa dari penerimaan
yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain,
pendapatan (laba) merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran.
Penerimaan netto timbul dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan
potongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran
tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk
memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
Pengurangan biaya langsung untuk memproduksi suatu barang dengan total
penerimaan bersih akan menghasilkan pendapatan bruto.
Komponen lain dalam laporan rugi laba adalah adanya biaya penjualan,
biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut
tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan.
Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses
alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang
menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan
penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum
penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.
Komponen selanjutnya dalam laporan rugi laba adalah komponen
pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang
dibayar, subsidi dan cukai. Penambahan pendapatan diluar operasi dan
pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak.
Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan
menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembaliam
kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk
diinvestasikan kembali.
3. Analisis Kriteria Investasi
Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh
dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukan hasil
operasi perusahaan selama periode operasi. Menurut Husnan dan Muhammad
(2000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relavan terhadap
kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan
membayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan
finansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (Cashflow).
Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran
menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap
kriteria investasi menggunakan Present Value (pv) yang telah di-discount dari
arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al 1999).
Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan
antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang
dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan.
Analisis kelayakan usaha adalah penelitian tentang pengevaluasian apakah
suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari
sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu
usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut mendatangkan keuntungan
(Kadariah et al 1999).
Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan
jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada (Kadariah et al 1999).
Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
(1) Net Present Value (manfaat sekarang neto) adalah nilai kini dari keuntungan
bersih yang ada diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih
kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya.
(2) Net Benefit-Cost Ratio (ratio manfaat dan biaya) adalah perbandingan antara
jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tuhan dimana keuntungan
bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif.
(3) Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat
bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari
penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas
investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang
diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan cost (Ct) yang bernilai
positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek.
(4) Payback Period (masa pembayaran kembali) digunakan untuk mengetahui
berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi investasi yang
ditanamkan. Metode Payback Period merupakan metode yang menghitung
seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali, karena itu hasil
perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan
(Husnan dan Muhammad 2000).
4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap
ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya
variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa
dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-
variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR,
dan nilai Net B/C (Gittinger 1986).
Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan, karena dalam analisis kelayakan suatu
usaha ataupun bisnis perlunya perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-
proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu
yang akan datang. Analisis ini juga merupakan analisis pasca kriteria investasi
yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan
hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidakpastian dalam perhitungan
biaya atau manfaat (Kadariah et al 1999).
Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau
usaha umumnya dikarenakan oleh :
a. Harga
b. Keterlambatan pelaksanaan (contoh ; mundurnya waktu implementasi)
c. Kenaikan dalam biaya (Cos Over Run)
d. Hasil produksi.
Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan
suatu aktivitas usaha atau proyek. oleh karena itu, diperlukan analisis dan
identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang
sesuai dengan usaha yang dijalankan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional


Usaha di bidang perikanan sangat berpotensi dan diperkirakan akan
semakin berkembang, hal ini tercermin pada jumlah data perkembangan produksi
ikan hias di Kota Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan
adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya.
Peningkatan jumlah produksi ini menggambarkan bahwa permintaan ikan hias air
tawar semakin meningkat. Hal ini dilihat dari data permintaan ikan hias air tawar
terhadap Arifin Fish Farm.
Afirin Fish Farm adalah salah satu usaha budidaya ikan hias yang bergerak
di bidang perikanan. Berdasarkan atas kondisi permintaan terhadap ikan hias air
tawar semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga terjadi ketidak seimbangan
antara permintaan dengan produksi ikan hias air tawar. Untuk itu perlu dilakukan
perkembangan usaha agar permintaan tersebut dapat dipenuhi dan Arifin Fish
Farm dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
Teknis budidaya ikan hias air tawar yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm
mudah untuk dibudidayakan. Selain itu, ikan hias air tawar yang diproduksi tahan
terhadap hama dan penyakit, hal ini terlihat dari mortalitas yang rendah dari ikan
hias yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm. Arifin Fish Farm dalam tergabung
dengan kelompok budidaya dan mendapat penghargaan juara 1 terbaik se Jawa
Barat, hal ini terlihat dari cara pengelolaan ikan hias.
Pengembangan usaha yang akan direncanakan oleh Arifin Fish Farm
dengan pembelian lahan seluas 300 m2 untuk menambah kapasitas produksi,
sehingga perusahaan akan memenuhi permintaan untuk ikan Black Ghost 68
persen, ikan Ctenopoma 95 persen sedangkan untuk ikan Patin akan terpenuhi 81
persen. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi perusahaan sudah maksimal
dan lahan yang digunakan tidak bisa untuk menambahkan kapasitas. Kebutuhan
lahan 300 m2 digunakan untuk bangunan, mess karyawan seluas 3 m x 4 m, ruang
pengepakan seluas 2 m x 2 m, gudang 2 m x 2 m, pembuatan bak penampungan
air dengan luas 6 m2, bak semen pemeliharaan larva seluas 10 m x 5 m, bak semen
untuk pemeliharaan induk seluas 3 m x 2 m, ruang akuarium seluas 8,5 m x 5,5 m.
Pengembangan lahan 300 m2 dilakukan berdasarkan alasan keterbatasan modal
yang dimiliki perusahaan. Selain itu manajerial perusahaan hanya mampu
melakukan pengembangan seluas 300 m2.
Berdasarkan hal tersebut, maka Arifin Fish Farm ingin melakukan
perkembangan usaha, agar dapat meningkatkan keuntungan. Namun sebelumnya
diperlukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui usaha layak atau tidak
untuk dijalankan, dengan dilakukan pembahasan tentang analisis non finansial dan
non finansial. Analisis non finansial termasuk aspek-aspek yang berkaitan dengan
aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan, serta aspek finansial.
Kriteria kelayakan yang digunakan untuk aspek pasar yaitu bahwa produk
ikan hias yang dihasilkan mempunyai peluang pasar. Kriteria kelayakan pada
aspek teknis ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi dan pemeliharaan
yang intensif seperti pemberian pakan teratur dan perawatan media budidaya,
sehingga produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas dan mengurangi resiko
kematian ikan hias. Aspek sosial agar respon masyarakat sekitar yang tidak
mempunyai keluhan apapun terhadap Arifin Fish Farm selama usaha berjalan,
sedangkan dilihat dari aspek manajemen menggunakan kriteria kelayakan supaya
pengelolaan dan pemeliharaan manajemen yang baik dan benar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Aspek finansial menggunakan kriteria kelayakan NPV > 0, Net B/C > 1,
sedangkan IRR > tingkat discount rate yang ditetapkan. Jika NPV > 0, maka
proyek dinyatakan layak atau bermanfaat karena dapat menghasilkan laba lebih
besar dari modal opportunity cost faktor produksi modal. Apabila NPV= 0, berarti
proyek menghasilkan sebesar opportunity cost faktor produksi modal, dalam
kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. Jika nilai NPV< 0, maka proyek
tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang digunakan sehingga menunjukan
bahwa proyek tersebut tidak layak dijalankan.
Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis finansial untuk
melihat nilai NPV, IRR, Net B/C, Incremental Net B/C dan Payback Period.
Menurut Kadariah et al (1978). NPV merupakan selisih antara present value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang. Untuk menentukan nilai sekarang diperlukan tingkat suku
bunga yang relevan. Aspek finansial menggunakan analisis cashflow melalui
perhitungan NPV, Net B/C dan IRR.
Nilai Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap
tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk dijalankan
apabila nilai nilai Net B/C ratio menunjukan angka lebih dari satu, sebaliknya
apabila Net B/C rationya menunjukan angka kurang dari satu angka maka proyek
dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Incremental Net benefit dihitung menggunakan manfaat bersih dengan
bisnis dan dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis. Hal ini dikarenakan ada
faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai
ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini
memberikan manfaat/benefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et
al 2009). Untuk mengetahui periode pengembalian modal dapat menggunakan
payback period.
Analisis sensitivitas digunakan dalam penelitian ini untuk melihat dari
suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap kelayakan investasi hasil dari analisis
ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
tentang rencana perluasan skala usaha yang akan dilakukan. Apabila dari hasil
evaluasi analisis kelayakan usaha menunjukan bahwa usaha ikan hias air tawar
yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan
akan melakukan pengembangan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Jika
hasil dari evaluasi analisis kelayakan yang dilakukan menunjukan bahwa usaha
ikan hias air tawar tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan
sebaiknya mengadakan perbaikan-perbaikan dilihat dari aspek pasar yaitu bahwa
produk ikan hias yang dihasilkan harus memenuhi permintaan perusahaan
melakukan segmen pasar. Secara sederhana, penjelasan di atas digambarkan
dalam bentuk diagram kerangka pemikiran operasional seperti disajikan pada
Gambar 1.
Prospek Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm:
Permintaan ikan hias air tawar yang terus meningkat
Kemudahan teknis budidaya ikan hias air tawar jenis black ghost,
ctenopoma, dan patin.
Tergabung dalam kelompok budidaya terbaik se Jawa Barat
Ikan Hias yang dihasilkan tahan terhadap gangguan hama dan penyakit

Pengembangan Usaha

Penambahan lahan seluas 300 m2 dan


kapasitas produksi

Aspek Nonfinansial Aspek Finansial


Aspek Pasar Analisis NPV
Aspek Teknis Analisis IRR
Aspek Manajemen Analisis Net B/C
Aspek Sosial Incremental Net Benefit
Aspek Ekonomi Analisis Payback Period
Aspek Lingkungan Analisis Sensitivitas

Layak/Tidak

Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka Permikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha


Ikan Hias Air Tawar.
IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Arifin Fish Farm yang terletak di Desa
Ciluar, Kampung Tarikolot RT/RW 01/04 No 1 Kecamatan Bogor Utara, Kota
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara,
Kota Bogor. Arifin Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak di Usaha
Budidaya Ikan hias air tawar yang prospektif permintaan yang tinggi terhadap
ikan hias, perluasan lahan untuk pengembangan usaha, serta perolehan informasi
tentang data perusahaan yang terbuka membagi informasinya, sehingga penulis
dengan mudah untuk melaksanakan penelitian. Penelitian dilakukan selama dua
bulan yaitu pada bulan November sampai dengan Desember 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di
perusahaan serta wawancara dengan pemilik perusahaan. Data primer tersebut
antara lain adalah karakteristik penggunaan input dan output usaha ikan hias air
tawar, teknik budidaya, luas lahan, dan aspek-aspek yang terkait dengan usaha
ikan hias air tawar. Data sekunder sebagai data pelengkap dan penunjang
diperoleh dari dokumen tertulis perusahaan yang berkaitan dengan penelitian,
literatur yang diperoleh dari perpustakaan LSI IPB, Dinas Perikanan Kabupaten
Bogor dan internet.

4.3 Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang
dikaji dalam analisis kelayakan usaha pembesaran ikan hias air tawar Arifin Fish
Farm yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha
pembesaran ikan hias air tawar Arifin Fish Farm berdasarkan dengan kriteria
kelayakan investasi. Data kuantitatif dikumpulkan, kemudian diolah dengan
menggunakan komputer software microsoft excel yang akan ditampilkan dalam
bentuk tabulasi sehingga dapat dijelaskan secara deskriptif.

4.3.1 Analisis Aspek Pasar


Analisis aspek pasar dikaji dengan cara deskriptif untuk mengetahui
berapa besar potensi pasar untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini
perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang
akan datang. Dan berapa bagian dari keseluruhan potensi pasar yang dapat diserap
oleh perusahaan Arifin Fish Farm serta strategi pemasaran yang digunakan untuk
mencapai market share yang telah diterapkan.

4.3.2 Analisis Aspek Teknis


Analisis aspek teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis berpengaruh
terhadap kelancaran usaha terutama kelancara proses produksi. Analisis ini dikaji
secara kualitatif untuk mengetahui gambaran pengenai lokasi usaha pembesaran
ikan hias air tawar, besarnya skala operasi atau luas produksi, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi yang dilakukan
dalam usaha pembesaran ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm.

4.3.3 Analisis Aspek Manajemen


Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui sumberdaya
manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha pembesaran ikan
hias air tawar di Arifin Fish Farm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aspek
tersebut diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur
organisasi yang berguna dalam menentukan garis kerja untuk mengatur
pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan
oleh pihak manajemen.
4.3.4 Analisis Aspek sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji secara deskriptif
untuk mengetahui yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha pembesaran ikan
hias air tawar di Arifin Fish Farm terhadap kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat sekitarnya maupun manfaat-manfaat yang timbul secara
menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
tersebut berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang
disebabkan bau tidak sedap yang keluar dari usaha ini.

4.3.5 Analisis Finansial


Analisis finansial dikaji dengan kuantitatif melalui analisis biaya dan
manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi net present
value (NPV), internal rate return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), payback
pariod (PP), dan analisis sensitifitas. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang
diterima selama proyek dijalanakan. Dari hasil analisis biaya dan manfaat diolah
sehingga dapat menghasilkan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan
pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan
penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria
investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Sehingga
untuk menilai suatu kegiatan investasi usaha sensitif atau tidak terhadap
perubahan yang akan terjadi.
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Nilai NPV dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

n
(Bt Ct)
NPV =
t =1 (1 + i)
t
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
n = Umur proyek
i = Suku bunga (DR/%)
t = Tahun kegiatan bisnis
Dengan kriteria :
NPV > 0 maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
NPV < 0 maka secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya atau
cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
NPV = 0 maka secara finansial usaha tidak menguntungkan dan juga
tidak rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi
biaya yang dikeluarkan.
2) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunujukan tingkat tambahan
manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai
Net B/C lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut :
t =n
( Bt Ct )
(1 + i )t ( Bt Ct ) > 0
Net B/C = tt==1n -----
(Ct Bt ) ( Bt Ct ) < 0
t =1 (1 + i )
t

Keterangan :
Bt = Penerimaan (benefit) yang disebabkan adanya investasi pada tahun
ke-t
Ct = Biaya tahunan yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga (%)
t = Umur proyek suatu usaha (t = 1,2,3,....., n)
1
= Discount Factor (DF) pada tahun ke-t
(1 + i) t
Dengan kriteria :
Net B/C > 1 maka usaha layak dilaksanakan
Net B/C < 1 maka usaha tidak layak dilaksanakan
3) Incremental Net Benefit
Incremental Net Benefit (manfaat bersih tambahan) adalah manfaat bersih
dengan bisnis (net benefit with business) dikurangi dengan manfaat bersih tanpa
bisnis (net benefit without business). Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor
produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum
termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini memberikan
manfaat/benefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al. 2009).
Secara matematis Incremental Net Benefit dapat ditulis sebagai berikut :
Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan Manfaat bersih tanpa bisnis
4) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan intern
tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar
dari tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan layak
untuk dijalankan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang
berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPV
IRR = i '+ +
x(i"i ' )
NPV NPV
Keterangan :
i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif
i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV- = NPV pada tingkat bunga i
NPV+ = NPV pada tingkat bunga i
Kriteria yang berlaku :
IRR > i ; maka usaha layak dilanjutkan
IRR < i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan
5) Payback Period (PP)
Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu
(periode) kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan, dihitung
mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan,
sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan dengan
menggunakan aliran kas. Secara matematis payback period dapat dirumuskan
sebagai berikut :
I
PP =
Ab
Keterangan:
PP = Jumlah waktu (tahun/periode) yang diperlukan untuk mengembalikan
modal investasi.
I = Jumlah modal investasi.
Ab = Hasil bersih per tahun/periode atau laba bersih rata-rata per tahun.
6) Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap
ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya
variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa
dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-
variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR,
dan nilai Net B/C (Gittinger 1986).

4.4 Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi dalam Cashflow


1) Lahan yang digunakan usaha Arifin Fish Farm tanpa pengembangan seluas
500 m2 tahun 2009.
2) Lahan yang digunakan untuk rencana pengembangan usaha dengan
penambahan lahan seluas 300 m2 dan penambahan kapasitas produksi pada
tahun 2010.
3) Modal yang digunakan pada usaha Arifin Fish Farm tanpa pengembangan
adalah modal sendiri.
4) Sumber modal yang digunakan oleh Arifin Fish Farm untuk rencana
pengembangan usaha adalah pinjaman dari Bank BRI sebesar 50 persen
sebesar Rp 250.000.000,00 dengan angsuran pinjaman selama lima tahun.
5) Tingkat suku bunga (diskonto) yang digunakan dalam lahan 800 m2 adalah
10,25%, ini merupakan rata-rat bunga pinjaman Bank BRI sebesar 14%
dengan suku bunga deposito sebesar 6,5%.
6) Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional.
Biaya investasi dan oprasional dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya
investasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur
ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan variabel. Yang
termasuk biaya tetap adalah abodemen telepon dan listrik, gaji, THR,
pimpinan dan karyawan, serta pembelian pakan induk ikan hias. Sedangkan
yang termasuk biaya variabel yaitu pembelian ovaprim, isi gas oksigen,
pembelian plastik, karet, tali rapia, garam, obat-obatan, pakan artemia, pakan
cacing untuk benih ikan hias, pembayaran listrik dan telpon, serta pembelian
bensin dan solar.
7) Wadah pemelihara yang digunakan adalah akuarium dan bak semen serta
dilengkapi dengan aerasi, aerasi berfungsi untuk saluran udara.
8) Lamanya pemeliharaan ikan hias sampai siap dijual, untuk Black Ghost lama
pemeliharaan tiga minggu dengan ukuran 1 inci, Ctenopoma lama
pemeliharaan empat dengan ukuran 1 inci, dan Patin lamanya pemeliharaan
tiga minggu dengan ukuran 1 inci.
9) SR untuk ikan jenis Black Ghost sebesar 70%, Ctenopoma acutirostre
sebesar 70%, sedangkan Patin sebesar 75%.
10) HR untuk ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre dan Patin sebesar 70%.
11) Survival Rate (SR) merupakan tingkat kemampuan hidup ikan.
12) Hatching Rate (HR) merupakan derajat penetasan telur pada ikan.
13) Hasil produksi per tahun yang diperoleh Arifin Fish Farm tanpa
pengembangan adalah Black Ghost sebesar 9.975 ekor, Ctenopoma sebesar
98.000 ekor, dan Patin sebesar 4.284.000 ekor.
14) Hasil produksi per tahun yang diperoleh Arifin Fish Farm rencana
pengembangan adalah Black Ghost sebesar 3.570 ekor, Ctenopoma sebesar
53.900 ekor, dan Patin sebesar 2.409.750 ekor.
15) Harga jual ikan berlaku saat ini adalah untuk Black Ghost dengan harga Rp
1.500 per ekor, Ctenopoma dengan harga Rp 800 per ekor dan Patin dengan
harga Rp 80 per ekor.
16) Penerimaan yang diperoleh pada usaha tanpa pengembangan adalah berasal
dari hasil penjualan Black Ghost sebesar Rp 14.962.500,00, Ctenopoma
sebesar Rp 78.400.000,00 dan Patin Rp 342.720.000,00. Total penerimaan
yang diperoleh adalah Rp 436.082.500,00
17) Penerimaan yang diperoleh pada usaha tanpa pengembangan adalah berasal
dari hasil penjualan Black Ghost sebesar Rp 5.355.000,00, Ctenopoma
sebesar Rp 43.120.000,00 dan Patin Rp 192.780.000,00. Total penerimaan
yang diperoleh adalah Rp 241.255.000,00.
18) Pajak yang digunakan sebesar 28% per tahun berdasarkan UU No 38 tahun
2009 tentang tarif umum pph wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap.
19) Umur proyek ditentukan sepuluh tahun hal ini berdasarkan dengan umur
ekonomis yang paling lama yaitu bangunan akuarium dan bak semen.
20) Nilai sisa pada akhir proyek diperoleh dari barang investasi yang masih
tersisa pada umur usaha telah habis (tidak terpakai).
21) Cashflow adalah arus manfaat tambahan yang diperoleh selama usaha
berjalan, dengan mengurangi biaya-biaya tambahan kedalam total penerimaan
tambahan setiap tahun proyek, dinyatakan dalam rupiah.
22) Analisis Sensitivitas yang digunakan penurunan harga jual ikan sebesar 20%
dan 30%.
23) Penurunan harga ikan hias sebesar 20% dan 30% merupakan persentase
penurunan harga jual yang masih bisa ditolelir oleh Arifin Fish Farm pada
kondisi layak. Artinya apabila terjadi penurunan harga yang persentasenya
lebih kecil dari nilia tersebut, maka jadi tidak layak.
V. GAMBARAN UMUM

5.1 Sejarah Perusahaan


Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar
khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius
sutchi). Usaha yang telah berjalan sekitar sebelas tahun ini merupakan usaha
perorangan yang dimiliki oleh Bapak Arifin sebagai pemilik sekaligus kepala
perusahaan di Arifin Fish Farm.
Pada awalnya Arifin Fish Farm berlokasi di Bandung dengan spesialisasi
pada pembesaran ikan Patin (Pangasius sutchi). Usaha ini dimulai pada bulan Juni
tahun 1997 dengan modal kerja sebesar Rp 3.000.000,00 untuk menjalankan
usaha dan dana cadangan sebesar Rp 4.000.000,00 yang digunakan untuk
mengantisipasi kegagalan usaha. Fasilitas usaha yang dimiliki saat itu berupa bak
semen untuk pembesaran dengan ukuran 3 m x 1,5 m x 0,25 m yang berjumlah
enam unit.
Pengembangan usaha dilakukan pada awal tahun 1998 dengan melalukan
pemindahan lokasi usaha ke Kota Bogor serta investasi yang dikeluarkan sebesar
Rp 12.000.000,00. Pada tahun 1999 Arifin Fish Farm melakukan diversifikasi
usahanya dengan bangunan seluas 500 m2 termasuk rumah tinggal merangkap
kantor (160 m2) ; mess karyawan (30 m2) ; ruang pengepakan (30 m2) ; gudang
(30 m2) ; sumur (3,14 m2 x 60 mc2 x 1.000 cm2) ; 7 unit bak penampungan air (6
m x 6 m x 6 m) ; tempat pemeliharaan ikan dengan luas lahan 250 m2 termasuk
didalamnya 24 bak semen yang digunakan untuk pembesaran ikan patin (180 cm
x 100 cm x 45 cm) ; 116 rak dan akuarium digunakan untuk ikan blak ghoad dan
ctenopoma (100 cm x 50 cm x 35 cm).

5.2 Lokasi
Pemilihan lokasi di Kampung Tarikolot, No 001, RT/RW 001/004, Desa
Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor dengan pertimbangan sumber
pasokan air yang memadai, suhu udara yang sesuai untuk budidaya ikan, dekat
dengan eksportir, dekat dengan pusat kota dan fasilitas transportasi yang
mendukung untuk pemasaran ikan hias air tawar. Arifin Fish Farm tergabung
dalam kelompok pembudidaya Batar Mina Sejahtera dan Bapak Arifin
Wangsadiredja selaku ketua kelompok pembudidaya ikan tersebut. Pada tahun
2008 kelompok pembudidaya Batar Mina Sejahtera pendapat juara pertama se-
Jawa Barat dalam katagori kekompakan pembudidaya.

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Arifin Fish Farm menggunakan struktur organisasi berbentuk garis dan
cukup sederhana. Bapak Arifin Wangsadiredja sebagai pemilik dan juga sebagai
pimpinan serta manajer perusahaan yang membawahi bagian produksi dan
pemasaran. Keuangan dipegang langsung oleh pemimpin perusahaan. Bagian
produksi dan pemasaran dipegang oleh satu orang, yaitu Ibu Sri Handayani yang
merupakan istri dari Bapak Arifn Wangsadiredja. Bagian produksi I, produksi II,
dan produksi III berkewajiban untuk merencanakan, menjalankan, mengawasi dan
melaporkan proses produksi.
Arifin Fish Farm memiliki lima orang pegawai termasuk satu pimpinan
dan pemiliki perusahaan. Pegawai Arifin Fish Farm terdiri dari dua pegawai
perempuan dan tiga pegawai laki-laki. Struktur organisasi Arifin Fish Farm dapat
dilihat pada Gambar 2.

Pimpinan Perusahaan

Kepala Produksi dan Pemasaran

Produksi I Produksi II Produksi III


Ctenopoma Black Ghost Patin

Gambar 2. Struktur Organisasi Arifin Fish Farm


Sumber Arifin Fish Farm (2009)

Struktur organisasi garis memiliki keuntungan; yaitu memudahkan


pengendalian kegiatan-kegiatan perusahaan dan mempermudahkan sistem
pengupahaan, motivasi dan pengendalian yang sederhana dan informal.
Sedangkan kekurang dari struktur organisasi ini adalah sangat tergantung pada
pimpinan perusahaan, sehingga pimpinan menanggung beban pekerjaan yang
cukup besar dan kegiatan-kegiatan lebih terpusat pada operasi harian.
Arifin Fish Farm dalam kegiatan pengeluaran dan penerimaan tidak
melakukan pencatatan baik terhadap penerimaan maupun pengeluaran, sehingga
tidak ketahui secara pasti penurunan atau peningkatan produksi tiap tahunnya.
Biaya yang dikeluarkan, jumlah ikan hias yang dijual dan keuntungan yang
diperoleh dari proses produksi juga tidak dilakukan pencatatan, sehingga
perusahaan sulit untuk melakukan analisis tingkat keuntungan dari masing-masing
jenis ikan hias yang diproduksi.
Waktu kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja Arifin Fish Farm adalah dari
pukul 07.00-16.00 WIB dengan satu jam waktu istirahat, dari pukul 12.00 WIB
sampai pukul 13.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari antara lain
pada pukul 07.00 WIB, pukul 12.00 WIB, dan pukul 16.00 WIB. Masing-masing
karyawan mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, pukul
07.00-12.00 WIB waktu yang digunakan untuk membersihkan akuarium dan bak
dari kotoran ikan dan sisa-sisa pakan, kemudian pergantian air, pemberian pakan,
pemberian obat jika ada ikan yang terserang penyakit, menyediakan sarana untuk
persiapan pemijahaan dan mengontrol keadaan ikan, setelah jam istirahat
karyawan memberian pakan ke dua, serta menyiapkan ikan kedalam akuarium
khusus untuk ikan pesanan yang akan dikirim ke eksportir maupun ke pedagang
pengumpul dan pukul 16.00 WIB pemberian pakan ke tiga untuk ikan hias.
Jika ada pemesanan ikan untuk dikirim, satu orang karyawan yang
mengerjakannya untuk pengepakan walaupun karyawan tersebut punya tanggung
jawab untuk membersihkan akuarium dan pemberian pakan itu bisa digantikan
dengan karyawan lain setelah karyawan tersebut telah selesai mengerjakan
pekerjaannya dan bisa membagi waktunya. Namun jika ada permintaan yang
banyak maka jam kerja dapat ditambah, walaupun pada malam hari. Perusahaan
tidak memberikan upah lembur , hal ini dikarenakan sudah dianggap sebagai
kewajiban karyawan. Karyawan tidak mendapatkan hari libur kecuali hari raya
atau meminta cuti.
Gaji yang diberikan pada pimpinan perusahaan adalah sebesar Rp
3.000.000,00/bulan. Gaji yang diberikan pada bagian produksi dan pemasaran
adalah sebesar Rp 2.000.000,00/bulan. Sedangkan gaji karyawan yang diberikan
adalah sebesar Rp 1.000.000,00/bulan. Proyeksi gaji pada usaha ikan hias air
tawar di Arifin Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Proyeksi Gaji pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Di Arifin Fish Farm
2009.
Harga
Jumlah
No Keterangan Jumlah Satuan
(Rp/Tahun)
(Rp)
1 Gaji Pimpinan 1 3.000.000 36.000.000
2 Bagian Produksi & Pemasaran 1 2.000.000 24.000.000
3 Karyawan 3 1.000.000 24.000.000
Jumlah 84.000.000
Sumber : Data Arifin Fish Farm (2009)

5.4 Fasilitas Budidaya Ikan Hias


Fasilitas merupakan fasilitas yang penting dalam kegiatan produksi.
Fasilitas produksi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias air tawar pada
Arifin Fish Farm antara lain : bak semen, akuarium, bak pengampungan air, dan
Wadah Penetesan artemia.

5.4.1 Peralatan Produksi


1. Blower
Blower digunakan untuk memberikan oksigen atau aerasi pada air
akuarium. Gelembung-gelembung udara dalam akuarium ini dihasilkan oleh
blower. Blower yang digunakan oleh Arifin Fish Farm yaitu dua jenis dengan
ukuruan 275 watt, dengan harga Rp 1.200.000,00 per unit. Umur ekonomis 10
tahun.
2. Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk menyimpan oksigen yang akan
digunakan untuk proses pengepakan pada saat ikan dikirim ke pembeli, harga
tabung oksigen dengan harga Rp 1.500.000,00 per unit. Dengan umur ekonomis
10 tahun.
Gambar 3.
3 Tabung Oksigen
O (O2)
Sumber : Arifin Fish Farm (2009))
3 Freezer
3.
Freezzer digunakkan untuk m
menyimpan pakan alam
mi berupa caacing yang
s
sudah dibek
kukan, harga freezer sebeesar Rp 10.0000.000,00 pper unit. Dengan umur
e
ekonomis 10
0 tahun.
4 Generatoor Set
4.
Geneerator set beerfungsi sebaagai cadangan energi listrik ketika listrik dari
P
PLN mati. Sumber
S enerrgi utama yaang digunakaan untuk akttivitas produ
uksi adalah
e
energi listrikk dari PLN.. Energi listtrik tersebut digunakan untuk kegiaatan proses
p
produksi, meliputi
m peengoperasiann pompa, blower, daan sekaligu
us sebagai
p
penerangan, harga dari genset
g ini seebesar Rp 2.000.000,00 pper unit. Deengan umur
e
ekonomis 10
0 tahun.

Gam
mbar 4. Gennset
Summber : Arifinn Fish Farm (2009)

5 Pompa Air
5. A
Pomp
pa air digunnakan untuk mengalirkaan air dari daalam sumurr ke tempat
p
penampunga
an air atau disebut
d denggan bak tanddon serta meengalirkan air
a dari bak
p
penampunga
an ke dalam
m akuarium, bbak semen pemeliharaan
p n ikan hias. Pompa air
y
yang digunaakan sebanyyak 3 unit deengan hargaa Rp 250.0000,00 per unnit. Dengan
u
umur ekonom
mis 10 tahun
n
6. Centong
Centong digunakan untuk proses penyortiran ikan hias pada waktu
pengepakan (packing) sebanyak 4 buah, dengan harga per buah sebesar Rp
5.000,00, dan umur ekonomis 2 tahun.
7. Ember
Ember memiliki beberapa fungsi antara lain digunakan untuk wadah
pakan, pemanenan, dan penyortiran dengan harga 17.500,00 per buah. Arifin Fish
Farm memiliki ember sebanyak 5 buah. Umur ekonomis 2 tahun.
8. Serokan
Serokan digunakan untuk menangkap ikan, mengambil kotoran,
mengambil pakan alami, serta menampung sementara ikan hias, harga serokan ini
sebesar Rp 7500,00 per unit dengan ukuran besar, sedangkan ukuran kecil dengan
harga Rp 5000,00 per unit. Umur ekonomis 5 tahun.
9. Pakis
Pakis digunakan untuk tempat telur. Tekstur permukaannya merupakan
tempat yang baik untuk telur balck ghost degan harga Rp 2.000,00 per buah, AFF
memiliki sebanyak 10 buah. Umur ekonomis 2 tahun.

Gambar 5. Pakis Tempat Bertelur Ikan Black Ghost.


Sumber : Arifin Fish Farm (2009).

10. Selang Aerasi


Selang aerasi berfungsi untuk menyalurkan udara dari paralon ke
akuarium atau bak. Selang aerasi dan selang air yang digunakan pada usaha ini
adalah sebanyak 3 rol m dengan harga Rp 125.000 per rol. Umur ekonomis 5
tahun.
11. Selang Air
Selang air digunakan untuk mengisi air apabila akuarium baru dibersihkan
dan airnya diganti, selain itu juga selang ini berfungsi untuk menyifon akuarium
dan bak. Selang yang digunakan pada usaha AFF ini sebanyak 3 rol, dengan harga
Rp 52.500 per rol. Umur ekonomis 5 tahun.
12. Paralon
Paralon digunakan untuk mengaliskan udara dari blower dan menarik air
dari dalam sumur. Paralon yang digunakan sebanyak 60 m dengan ukuran inci.
Harga paralon ini Rp 12.000,00 per m, usaha ini memliki 60 meter. Umur
ekonomis 5 tahun.
13. Sendok Plastik/ Sendok Bebek
Sendok plastik digunakan untuk menyotir ikan pada saat ikan akan
dimasukkan ke dalam plastik (packing) Sendok plastik sebanyak 1 lusin dengan
harga Rp 15.000,00 per lusin. Umur ekonomis 2 tahun.
14. Lampu
Lampu digunakan sebagai penerangan ruang, jika kegiatan produksi
dilakukan pada malam hari. Lampu yang digunakan sebanyak 4 buah dengan
harga Rp 23.000,00 per buah. Umur ekonomis 2 tahun.

5.4.2 Fasilitas Pendukung


Fasilitas pendukung yang terdapat di Arifin Fish Farm antara lain : banguan,
bak semen, mess karyawan, gudang tempat pakan, kamar mandi, dapur dan
sumur.

5.5 Proses Produksi


Proses produksi ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm melalui
beberapa tahap mulai dari persiapan wadah sampai panen. Berikut adalah tahapan
proses produksi ikan hias air tawar.
1) Persiapan Wadah
Pemijahan adalah suatu proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi
dalam media pemijahan. Kegiatan pemijahan meliputi persiapan wadah pemijahan
yang terdiri dari pencucian wadah, pengisian air, pemasangan selang aerasi, serta
untuk tempat bertelur berupa pakis. Wadah yang digunakan untuk pemijahan
adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 45 cm x 40 cm sebanyak tujuh
akuarium pada tahun pertama dan untuk wadah yang digunakan pemijahaan ikan
patin serta pemeliharaan larva ikan patin penggunakan bak semen dengan ukuran
2 m x 2 m sebanyak tiga buah bak semen pada tahun pertama. Pembersihan
wadah dilakukan terlebih dahulu sebelum digunakan dan langsung diisi air yang
berasal dari bak penampungan dengan menggunakan pompa hingga tinggi air
mencapai 60 cm, serta diberi aerasi. Wadah pemeliharaan bisa dilihat pada
Gambar 6.

a) Akuarium b) Bak Semen

Gambar 6. Tempat Pemeliharaan Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun
2009.

2) Pencucian Wadah
Pencucian wadah dilakukan untuk membersihkan kotoran sisa-sisa pakan
ikan dan membersihkan kuman-kuman penyakit yang menempel pada akuarium
dan bak semen. Dengan cara menggosok bagian dalam akuarium dengan
menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih
3) pH Air (Derajat Keasaman)
Ikan hias Black Ghost dapat hidup dengan air yang memiliki pH 6,5 ikan
hias Ctenopoma memiliki pH 6,5 sampai 7 dan ikan Patin dengan pH 7. Bak
penampung air tersebut berisi air yang diperoleh dari air sumur yang dipompa
dengan jet pump. Air sumur mempunyai pH 6,6, air sumur tidak langsung
dimasukkan dalam akuarium ataupun bak, air sumur diendapkan terlebih dahulu
di bak panampungan dengan tujuan untuk menetralkan pH air. Suhu di lokasi
perusahaan memiliki 28-300 C, hal ini sangat cocok untuk kehidupan ikan hias air
tawar.
4) Pengisian Air
Pengisian air akuarium diisi dengan ketinggian 35 cm dengan pH 6,5 dan
untuk ikan patin dapat hidup pada pH 7, maka cara pengisian akuarium adalah
dengan memasukkan air sumur ke dalam bak kemudian air disirkulasi dengan
pompa untuk memasukakan air ke dalam akuarium dan bak semen. Setelah air
diisikan ke dalam akuarium kemudian diberikan larutan methylene blue (MB).
Tujuan dari pemberian methylene blue adalah untuk membutuh bakteri dan kuman
yang ada dalam air.
5) Pemijahan
Pemijahan dengan cara set atau pasangan dilakukan di akuarium, dapat
diisi 7 ekor induk black ghoast dengan 3:4 (perbandingan 3 ekor induk jantan dan
4 ekor induk). Pemijahan ikan Patin dan Ctenopoma
Perangsangan ovulasi merupakan kegiatan perangsangan yang dilakukan
pada induk ikan yang sudah siap untuk dipijahkan. Tujuannya agar keluar telur
dari kantung telur kemudian masukkan ke dalam saluran telur ke lubang
urogenital dengan cara dirangsang dengan menggunakan hormon merk Ovaprim
yang dilakukan dengan kawin suntik.
Sebelum ikan induk betina disuntik sehari sebelumnya dilakukan seleksi
induk dan tidak diberi pakan. Induk yang sudah diseleksi kemudian diberok
selama satu hari. Tujuan dari pemberokan adalah untuk mengosongkan lambung
ikan sehingga ikan akan mudah pada saat ovulasi karena tidak tertahan oleh lemak
dan juga untuk mengurangi penurunan kualitas air pada media pemijahan. Setelah
induk diberok selama satu hari, maka selanjutnya dilakukan penyuntikan.
Pemijahan ikan ctenopoma 24 kali per tahun dalam penyuntikan sebanyak
0,2 ml per ekor untuk betina dan untuk jantan sebanyak 0,1, dengan jumlah ikan
sebanyak 15 ekor betina dan 15 ekor jantan. Penggunaan Ovaprim dalam 1 tahun
sebanyak 72 ml untuk penyuntikan induk betina, sehingga jumlah Ovaprim dalam
tahun ke 1adalah 7,2 botol Ovaprim. Penggunaan Ovaprim untuk induk jantan 36
ml per tahun dengan jumlah 3,6 botol. Dalam 1 botol Ovaprim seberat 10 ml
dengan harga Rp 200.000,00 Jadi jumlah keseluruhan penggunaan Ovaprim
sebanyak 10,8 botol dengan harga Rp 2160.000,00.
Jumlah induk patin sebanyak 6 ekor betina dan 3 ekor jantan. Pemijahan
ikan patin dilakukan sebanyak 28 kali per tahun. Penyuntikan betina 2,1 per ekor
(ml) dan penyuntikan jantan 1,5 per ekor (ml) dengan penggunaan Ovaprim untuk
betina sebanyak 352,8 ml per tahun, untuk jantan sebanyak 126 ml per tahun.
Jumlah Ovaprim untuk induk betina tahun ke 1 adalah 35,28 botol, sedangkan
jumlah Ovaprim untuk jantan sebanyak 12,6 botol dengan jumlah keseluruhan
yaitu 47,88 botol seharga Rp 9.576.000,00 per tahun. Dapat dilihat pada Lampiran
10 dan 11 Pemakaian Ovaprim untuk ikan Ctenopoma dan Patin.
6) Pemindahan Induk ikan
Setelah kegiatan pemijahan dilakukan induk ikan di pindahkan ke
akuarium dan bak pemeliharaan induk. Akuarium pemeliharaan induk sebanyak 5
buah, 4 buah akuarium untuk pemeliharaan induk Black Ghost dan 1 buah
akuarium untuk pemeliharaan induk Ctenopoma, sedangkan 1 buah bak
pemeliharaan induk patin dengan ukuran bak 3 m x 2 m.
Persiapan penetesan telur ikan black ghost dan ikan ctenopoma pada
akuarium yang berukuran 100 cm x 45 cm x 40 cm dibersihkan terlebih dahulu
dan dilakukan pengisian air setinggi 30 cm, serta diaerasi selama sehari,
sedangkan untuk menetasan ikan patin dilakukan pada bak semen dengan ukuran
2 m x 2 m dengan tinggi air 60 cm. Pemanenan telur dilakukan dua jam setelah
pemijahan dengan cara diserok dari akuarium pemijahan dan ditampung di
baskom besar. Telur ditebar ke akuarium penetesan dan dilakukan sampling untuk
mengetahui derajat pembuahan dan jumlah telur yang dihasilkan. Padat benih ikan
sebanyak 200-500 benih per akuarium dan akan menetas 3-4 hari.
7) Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan saat larva ctenopoma berumur 3 s/d 5 hari
berupa pakan Artemia 1 gram/akuarium frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari
pada pukul 07.00 pagi, pukul 12.00 siang, dan pukul 18.00, dan larva umur 6 hari
s/d 8 hari pemberian pakan Artemia menjadi 1,5 gram per akuarium. Pada larva
umur 9 hari s/d 11 pemberian pakan berupa cacing sutera 2 gram per akuarium,
pada umur 12 hari s/d 14 ditambah dengan berat pakan 3 gram per akuarium dan
pada umur 15 hari s/d 18 menjadi 4 gram per akuarium.
Untuk pemberian pakan ikan umur 18 s/d 21 hari 5 gram per akuarium,
umur 22 s/d 25 hari menjadi 6 gram per akuarium dan umur 26 s/d 30 hari
diberikan 7 gram cacing sutera. Meningkatnya pemberian pakan terjadi karena
pertumbuhan ikan. Pemeliharaan ikan ctenopoma selama empat minggu dengan
ukuran 1 inci.
Pemberian pakan untuk larva black ghost langsung diberikan pakan cacing
sutera frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari pada pukul 07.00 pagi, pukul 12.00
siang, dan pukul 18.00. Larva umur 4 hari s/d 10 diberikan 4 gram per akuarium
dan larva umur 11 s/d 15 hari menjadi 6 gram sedangkan pada umur 16 s/d 21
diberikan 9 gram. Lamanya pemeliharaan ikan black ghost tiga minggu dengan
ukuran 1 inci.
Pemberian pakan dilakukan saat larva patin umur 3 s/d 6 hari berupa
Artemia dengan berat pakan 3 gram per akuarium, setelah larva umur 7 hari s/d 10
pakan yang diberikan berupa cacing sutera dengan berat pemberian 4 gram per
akuarium, umur 11 hari s/d 14 menjadi 5 gram per akuarium. Pada larva umur 14
s/d 17 diberikan 6 garm cacing sutera dan 18 s/d 21 ditambah menjadi 7 gram.
Lamanya pemeliharaan patin adalah tiga minggu dengan ukuran 1 inci.
8) Penyediaan Pakan Alami
Pakan alami yang digunakan Arifin Fish Farm adalah cacing sutera dan
artemia sp, yaitu jenis pakan alami berupa zooplankton atau udang-udangan
tingkat rendah yang hidup di air asin. Cacing sutera yang digunakan yaitu cacing
sutera segar (hidup) dan cacing beku. Artemia yang dibutuhkan dalam usaha
budidaya terutama dalam pembenihan ikan dan udang memiliki nutrisi alami yang
sangat baik. Keunggulan lain dari artemia sebagai pakan yaitu dapat disediakan
dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan melalui telur
dorman atau kista yang dapat diawaetkan. Artemia sp diperlukan karena larva ikan
hias air tawar memiliki bukaan mulut yang kecil, memiliki kandungan nutrisi dan
gizi yang cukup serta mudah dalam penyediaanya.
Media penetasan artemia sangat praktis, yaitu hanya dengan menetaskan
telurnya ke dalam air asin dan diberikan aerasi. Air asin bisa berasal dari air laut
maupun larutan garam dapur. Selanjutnya air asin berisi telur tersebut diberi aerasi
selama 24 48 jam hingga menetas untuk dijadikan pakan larva ikan hias air
tawar. Media penetasan artemia sp dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Media Penetasan Artemia sp
Sumber Arifin Fish Farm (2009)

9) Pemanenan Ikan Hias Air Tawar


Arifin Fish Farm dalam kegiatan budidaya ikan hias air tawar produk yang
dihasilkan adalah ikan Black Ghost ukuran 1 inci dan patin ukuran 1 inci
berumur tiga minggu sedangkan ikan Ctenopoma ukuran 1 inci berumur empat
minggu. Ikan hias air tawar sudah siap dipanen karena tergantung dengan
permintaan pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara membuang air sebanyak 80
persen dari volume awal, dengan tujuan untuk memudahkan penyerokan ikan.
Selanjutnya ikan diserok dengan menggunakan serokan ukuran sedang, dan
diletakkan dalam baskom yang telah diisi air, diatas baskom diberi kain kasa.
Pemanenan dilakukan pada saat ikan akan dikirim ke eksportir dan pengumpul,
sebelum dilakukan pengepakan ikan hias disortir kembali dengan menggunakan
centong dilihat kelengkapan tubuh ikan dan sekaligus ukuran ikan. Adapun
kriteria ikan yang dipasarkan adalah berukuran seragam, sehat, kelengkapan tubuh
ikan dan warna ikan cerah.
10) Pengepakan dan Transportasi
Pengepakan dan transportasi ikan di Arifin Fish Farm merupakan kegiatan
akhir yang dilakukan. Ikan yang telah dipanen kemudian dimasukkan ke dalam
baskom besar untuk dihitung. Cara penghitungan ikan yaitu dengan
mempersiapkan baskom yang telah berisi ikan, kemudian ikan dihitung sebanyak
100 ekor selanjutnya dimasukan ke dalam plastik packing berukuran 40 cm x 60
cm diberi oksigen, serta diikat dengan karet. Proses pemberian oksigen pada saat
packing ikan hias air tawar, dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Proses Pemberian Oksigen pada saat Packing Ikan
Hias Air Tawar
Sumber Arifin Fish Farm (2009).

Pengangkutan ikan hias ini dilakukan pada pagi hari, karena pada saat pagi
hari suhu relatif rendah sehingga dapat mengurangi stres pada ikan akibat
fluktuasi suhu. Plastik yang telah berisi ikan kemudian diangkut ke eksportir
Tofan Fish Farm yang berjarak 2 km dari perusahaan. Sistem pengangkutan yang
dilakukan Arifin Fish Farm yaitu dengan menggunakan sepeda motor untuk
pengangkutan jarak dekat dan mobil untuk pengangkutan jarak jauh.
VI.ANALISISASPEKASPEKNONFINANSIAL

6.1 Analsis Aspek Pasar


Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar ikan hias air tawar
dan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran pemasaran.

6.1.1 Potensi Pasar


Potensi terhadap ikan hias air tawar memiliki potensi untuk
dikembangkan, oleh sebab itu dilihat dari segi permintaan. Tingginya permintaan
ekspor dan pedagang pengumpul terhadap ikan hias air tawar pada Arifin Fish
Farm yaitu untuk Black Ghost sebesar 20.000 ekor, dan Ctenopoma sebesar
159.000 ekor, sedangkan permintaan Patin sebesar 8.260.000 ekor per tahun.
Sehingga permintaan yang terpenuhi oleh perusahaan hanya sebesar 13.545 ekor
Black Ghost, 151.900 ekor Ctenopoma, dan 6.693.750 ekor Patin. Sementara itu,
permintaan terhadap ikan hias air tawar pada perusahaan tidak sebanding dengan
tingkat permintaan yang ada, permintaan lebih tinggi daripada penawaran.
Kenyataan ini dapat dilihat dari jumlah penawaran yang tidak sebanding dengan
jumlah permintaan akan ikan hias air tawar. Hal ini peluang bagi perusahaan
meningkatkan jumlah produksinya. Peningkatan permintaan dari ekspor dan
pedagang pengumpul terhadap perusahaan mendorong perusahaan untuk
memperbesarkan skala usahanya dengan memperluas lahan dan peningkatkan
produksi dan peralatan.
Upaya untuk memperluas skala usaha yang akan dilakukan perusahaan
meliputi pengadaan lahan untuk tempat usaha dan pembelian peralatan produksi.
Meningkatnya permintaan terhadap ikan hias air tawar merupakan peluang bagi
perusahaan. Sehingga untuk memenuhi peluang tersebut perusahaan berencana
akan mengembangkan usaha dengan menambah kapasitas produksi dan
memperluas lahan.

6.1.2 Target Pasar

Arifin Fish Farm untuk melakukan target pasar adalah eksportir yang
berada di Bogor, pedagang pengumpul yang di Parung dan pedagang pengumpul
yang berada di Sentul. Perusahaan melakukan promosi dengan mengikuti pameran
ikan hias yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor.

6.1.3 Pemasaran
(a) Produk
Produk yang dihasilkan oleh Arifin Fish Farm adalah ikan hias air tawar
yang terdiri dari tiga jenis dan ukuran yaitu Black Ghost dengan ukuran 1 inci,
Ctenopoma ukuran 1 inci, dan Patin 1 inci. Dalam penjualan ikan hias air tawar
ini, yang paling diutamakan oleh eksportir dan pedagang pengumpul adalah ikan
tidak terserang penyakit, corak dan warna tubuh ikan.
(b) Harga
Perusahaan akan mengetahui pendapatan yang diterima dengan melakukan
penetapan harga jual. Arifin Fish Farm menetapkan harga jual untuk Black Ghost
ukuran 1 inci dengan harga Rp 1.500,00, Ctenopoma ukuran 1 inci dengan
harga Rp 800,00 dan Patin ukuran 1 inci Rp 80,00. Penetapan harga yang
dilakukan oleh Arifin Fish Farm merupakan harga yang relatif murah
dibandingkan dengan perusahaan lain dengan kualitas yang sama yaitu untuk ikan
Black Ghost Rp 1.750,00, Ctenopoma Rp 1.500,00 dan Patin Rp 95,00.
(c) Promosi
Promosi yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm adalah mengikuti pameran
yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor. Dengan mengikuti
pameran, para eksportir atau pedagang pengumpul datang langsung dan
mengetahui langsung kualitas produk dari Arifin Fish Farm.
(d) Saluran
Sejauh ini Arifin Fish Farm menjual hasil produksinya kepada eksportir
dan pedagang pengumpul ikan hias. Distribusi dari perusahaan ke eksportir
(Tofan Fish Farm) akan di ekspor ke beberapa negara dan melakukan penjualan
kepada pedagang pengumpul yang berada di dalam negeri. Sedangkan untuk
bapak Banban dan bapak Suyono akan menjualnya langsung kepada pengecer dan
konsumen akhir yang berada di daerah Parung dan Sentul. Distribusi dari
perusahaan ke eksportir dilakukan sendiri oleh perusahaan dan pengumpul datang
langsung ke perusahaan sendiri. Jadwal pengiriman ke eksportir dilakukan setiap
hari walaupun pengiriman malam hari, dikarenakan jarak yang dekat antara
perusahaan dan lokasi eksportir. Ikan hias yang telah dipanen terlebih dahulu
disortir sesusai dengan ukuran dikemas dalam plastik dan diberi air serta oksigen
lalu diikat dengan penggunakan karet gelang, kemudian dikirim ke eksportir dan
pedagang pengumpulyaitu Tofan Fish Farm (Ciluar), bapak Banban (Sentul), dan
bapak Suyono (Parung). Berikut adalah saluran pemasaran ikan hias air tawar
yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm.

Eksportir Importir/Konsumen
Tofan Fish Farm Luar Negeri

Pedagang
Pengumpul

Arifin Fish Farm Pedagang Konsumen


Pengecer
Pengumpul (Sentul) Dalam Negeri

Pedagang
Pengumpul (Parung)

Gambar 9. Saluran Pemasaran Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm
Sumber : Arifin Fish Farm (2009).

6.1.4 Hasil Analisis Pasar


Berdasarkan dari analisis potensi pasar jumlah permintaan tidak sebanding
dengan jumlah penawaran terhadap ikan hias air tawar dan pemasaran. Dapat
disimpulkan bahwa peruasahaan ikan hias air tawar ini layak untuk diusahakan.
Hal ini dikarenakan besarnya permintaan ekspor terhadap ikan hias air tawar dan
mengetahui pasar yang dituju. Besarnya jumlah permintaan pada pengusahaan
yang tidak seimbang, sehingga perusahaan akan meningkatkan produksi dengan
melakukan perluasan lahan dan pembelian peralatan.
6.2 Aspek Teknis
Analisis dalam aspek teknis mencakup lokasi perusahaan, besarnya skala
perusahaan, jenis pemilihan mesin, proses produksi, dan ketepatan teknologi yang
digunakan. Berikut adalah hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis.

6.2.1 Lokasi Usaha


Lokasi Usaha Arifin Fish Farm terletak di Kp Tarikolot No. 1 RT/RW
01/04 Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Beberapa
pertimbangan dalam pemilih lokasi produksi adalah :
1. Ketersediaan Induk Ikan Hias
Arifin Fish Farm tidak mengalami kesulitan dalam pengadaan atau
ketersediaan induk ikan hias air tawar. Hal ini dikarenakan perusahaan
memelihara ikan dari benih hasil pemijahan dalam kegiatan produksi.
Calon induk yang dipilih adalah induk harus sehat, sirip dan ekor lengkap
serta siap berpijah (matang gonad). Di samping itu perusahaan melakukan
perawatan calon induk dengan memperhatikan kualitas air dengan
penyipon dan pergantian air dari sisa-sisa pakan atau kotoran ikan serta
pemberian pakan 3 x sehari dengan cacing beku maupun pelet.
2. Ketersediaan Bahan Baku
Arifin Fish Farm dalam melakukan pengadaan sarana produksinya
diperoleh dari Bandung Jawa Barat. Pengadaan saran produksi yang
berasal dari Bogor merupakan saran yang bersifat mendukung seperti
pengadaan pakan ikan hias, selang, air, serok, bensin, pakis, ember, pipa
paralon dan obat-obatan. Sedangkan pengadaan sarana produksi utama dan
penunjang seperti akuarium, pompa air, genset, dan blower.
3. Letak pasar yang dituju
Arifin Fish Farm menjual ikan hias air tawarnya kepada eksportir yang
bernama TFF (Tofan Fish Farm) dan pedagang pengumpul yang bernama
Banban (Sentul), serta Suyono (Parung). Hal ini tidak dilakukan untuk
menjual langsung kepada pedagang eceran, disebabkan untuk menghindari
konflik adanya perbedaan harga jual antara eksportir dan pedagang
pengumpul dengan pedagang eceran. Untuk penetapan harga ikan hias
dengan komoditas yang sama dan ukuran sama telah disepakati oleh
semua pihak kelompok budidaya ikan hias yang ada di Bogor Utara. Arifin
Fish Farm menjual ikan Black Ghost ukuran 1 inci dengan harga Rp
1.500,00, ikan Ctenopoma ukuran 1 inci dengan harga Rp 800,00
sedangkan untuk ikan Patin ukuran 1 inci dengan harga Rp 80,00.
4. Tenaga Listrik dan Air
Tenaga listrik sudah menjangkau ke daerah lokasi usaha. Sehingga untuk
penggunaan listrik, dalam hal ini tidak ada masalah. Sementara itu, air
sangat cukup untuk kebutuhan budidaya ataupun tidak mengalami
kesulitan di daerah lokasi usaha. Saat ini Arifin Fish Farm menggunakan
air yang berasal dari sumur untuk keperluan usahanya. Hal ini sangat
membantu perusahaan dalam masalah kertersedian air. Tenaga listrik
untuk usaha ini berasal dari PLN dan untuk mengantisipasi ketika listrik
mati digunakan genset. Dengan menggunakan air sumur, maka Arifin Fish
Farm tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penggunaan air dan untuk
menggunaan listrik lebih banyak. Sehingga, Arifin Fish Farm untuk
pembayaran listrik sebesar Rp 1,200.000,00 per bulan.
5. Suplai Tenaga Kerja
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga
kerja. Suplai tenaga kerja dapat diperoleh dari warga sekitar lokasi usaha.
Tenaga kerja sangat dibutuhkan terutama pada saat pembuatan bak semen
untuk ikan patin. Sementera itu, tenaga kerja dalam mengelola kegiatan
usaha berasal dari istri pemilik perusahaan dan warga sekitar. Kebutuhan
tenaga kerja sebanyak tiga orang tenaga kerja tetap yang direkrut dari
warga sekitar lokasi usaha.
6. Fasilitas Transportasi
Lokasi usaha yang terletak di perkampungan telah memiliki fasilitas jalan
aspal untuk mempermudah jalannya transportasi. Alat transportasi yang
dimiliki oleh peruahaan adalah motor dan mobil. Alat tersebut digunakan
untuk mengangkut, baik untuk pengangkutan input maupun hasil output
(ikan hias).
7. Iklim dan Keadaan Tanah.
Kondisi iklim daerah Bogor Utara cukup mendukung untuk dilakukan
usaha ikan hias air tawar. Rentang perbedaan suhu siang dan malam yang
tidak terlalu jauh, sangat baik untuk pertumbuhan ikan hias air tawar. Suhu
di lokasi perusahaan sekitar 28-300 C dan derajat keasaman atau pH 7.
8. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat sangat terbuka dan mendukung adanya usaha ikan hias
air tawar ini. Hal ini disebabkan, untuk mengurangi pengangguran di
sekitar perusahaan serta pembuangan air sisa kegiatan produksi tidak
mencemari lokasi. Sehingga masyarakat tidak merasa bau dengan adanya
pembuangan air dari perusahaan.

6.2.3 Hasil Analisis Aspek Teknis


Hasil analisis aspek teknis usaha budidaya ikan hias air tawar Arifin Fish
Farm adalah layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan ketersediaan induk ikan,
ketersedian air yang tidak kesulitan, tenaga kerja merekrut dari warga sekitar
lokasi, lokasi usaha dekat dengan pasar, suhu dan pH di lokasi usaha yang
mendukung untuk pertumbuhan ikan, memiliki alat transportasi, serta sikap
masyarakat yang mendukung dengan kegiatan usaha budidaya ikan hias air tawar.

6.3 Aspek Manajemen


(a) Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat penting diciptakan untuk
menjalankan tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam perusahaan. Deskripsi
pekerjaan Arifin Fish Farm adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan, memiliki tugas dan wewenang dalam mengambil keputusan dan
memberikan arahan kepada setiap pekerjaan mengenai tugas-tugas yang harus
dilakukan.
2. Bagian produksi dan pemasaran bertanggungjawab dalam merencanakan,
mengawasi semua kegiatan produksi dan memberikan prediksi panen. Tugas
dalam pemasaran yaitu merencanakan pemasaran dan berkoordinasi kepada
pimpinan untuk melaporkan hasil pemasaran untuk melakukan perbaikan
terhadap usaha.
3. Bagian produksi I, II dan III bertanggungjawab menjalakan, mengawasi
proses produksi dan melaporkan hasil produksi setiap komoditas yang
dipegang.
(b) Kebutuhan Tenaga Kerja
Berikut ini jumalah tenaga kerja dalam pengembangan usaha seluas 300
2
m yang dibutuhkan Arifin Fish Farm untuk menangani tiga komoditas ikan hias
air tawar adalah sebagai berikut :
1. Bagian produksi dan pemasaran : 1 orang
2. Bagian produksi Black Ghost : 1 orang
3. Bagian produksi Ctenopoma : 1 orang
4. Bagian produksi Patin : 1 orang
Jumlah tenaga kerja pada tahun ke 1 sampai tahun ke 8 sebanyak 3 orang,
tenaga kerja tersebut di rekrut dari penduduk sekitar lokasi perusahaan.sebelum
melakukan pengembangan usaha, Arifin Fish Farm memperkerjakan 3 orang
untuk kegiatan produksi dan 1 orang pemimpin sekaligus pemilik perusahaan.
Pada tahun ke 9 ada penambahan tenaga kerja, hal ini disebabkan karena adanya
penambahan kapasitas produksi.

6.4 Aspek Hukum


Pada aspek hukum, hal yang perlu dianalisis adalah bentuk badan hukum
usaha yang dijalankan serta izin usaha yang diperoleh perusahaan.

6.4.1 Bentuk Badan Hukum Usaha


Perusahaan budidaya Arifin Fish Farm belum menentukan bentuk badan
hukum usaha. Selain karena skala usaha yang masih sederhana, hampir seluruh
modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha budidaya ikan hias air
tawar ini berasal dari pemiliki perusahaan. Berbeda dengan perusahaan yang telah
berbentuk CV ataupun Firma. Pada CV atau Firma, jumlah pemilik modal
biasanya beberapa orang yang sepakat untuk menjalankan usaha bersama.
Perbedaan yang paling menonjol antara CV dan Firma adalah tanggung jawab
antar pemilik modal. Jika pada CV terdapat sekutu aktif yaitu orang yang
memberikan modalnya serta terlibat kedalam pelaksanaan kegiatan usaha dan
sekutu pasif yaitu hanya memberikan modal tanpa ikut serta dalam pelaksanaan
kegiatan usaha. Sedangkan pada Firma, tidak terdapat sekutu aktif dan sekutu
pasif semua pemilik modal ikut terlibat dalam pelaksanaan kagiatan usaha.
Arifin Fish Farm dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena
modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang dan berperan sebagai pemelik
perusahaan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik perusahaan dapat
memiliki seluruh keuntungan yang diperoleh dari perusahaan. Sedangkan
kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban perusahaan harus
ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan.

6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan


Usaha budidaya ikan hias hias air tawar pada Arifin Fish Farm yang
berlokasi di Kampung Tarikolot, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota
Bogor ini keberadanya tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar. Hal ini karena buangan atau limbah dari kegiatan usaha ini
hanya berupa air bekas pemeliharaan dan pemijahaan ikan hias, air tersebut tidak
mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. Usaha budidaya
ikan hias memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar karena usaha
tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan dan
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Penyerapan tenaga kerja Arifin Fish Farm tidak mempermasalahkan
tingkat pendidikan akan tetapi kemauan dari pekerja untuk belajar dan jujur
terhadap perusahaan.
VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Arifin Fish Farm akan melakukan perluasan lahan produksi dan pembelian
peralatan bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya untuk menjalankan proses
produksi. Perluasan lahan dan pembelian peralatan untuk memenuhi permintaan
ikan hias air tawar ini memerlukan perhitungan analisis kelayakan finansial.
Analisis finansial dilakukan dengan melakukan kriteria-kriteria penilaian investasi
yang terdiri dari; NPV, IRR, Net B/C rasio, dan Payback period. Untuk
menganalisis empat kritera tersebut, digunakan arus kas untuk mengetahui
besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh Arifin Fish
Farm selama umur proyek yaitu 10 tahun. Penentuan umur proyek tersebut
berdasarkan umur ekonomis dari bak semen, akuarium, tabung oksigen, genset,
blower dan pompa air, karena merupakan aset yang paling penting untuk usaha
pengembangan ikan hias air tawar.

7.1 Arus Penerimaan (Inflow)


1. Pendapatan Penjualan
a. Ikan Black Ghost
Kegiatan usaha ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Arifin Fish farm
dalam penerimaan yang dihasilkan dari jumlah penjualan untuk ikan Black Ghost
dengan ukuran 1 inci harga jual Rp 1.500,00 per ekor. Jumlah telur per set
induk sebanyak 400 butir, dimana jumlah set 1 set yaitu 7 ekor terdiri tiga ekor
benita dan empat ekor jantan dengan menghasilkan jumlah telur yang menetas
280 ekor. Derajat penetasan (Hatching Rate/HR) 70 persen yang akan
menghasilkan larva 280 ekor yang terbuahi dari 400 telur. Benih yang hidup
memiliki tingkat kemampuan hidup (Survival Rate/SR) sebesar 75 persen, jumlah
benih per panen sebesar 210 ekor dengan jumlah panen dalam satu tahun
sebanyak 129 panen. Total produksi sebesar 13.545 ekor, sehingga total
penerimaan sebesar Rp 20.317.500,00 per tahun.
Jumlah induk yang dipijahkan per tahun sebanyak empat set/pasang yang
terdiri dari induk benita 24 ekor dan jantan 32 ekor, sehingga jumlah induk Black
Ghots yang dipijahkan sebanyak 58 ekor.
b. Ikan Ctenopoma
Penjualan untuk ikan Ctenopoma dengan ukuran 1 inci harga jual Rp
800,00 per ekor. Jumlah telur sebanyak 2.000 untuk 1 set/pasang, dalam 1 pasang
ikan Ctenopoma satu ekor betina dan satu ekor jantan. Dari 5 set/pasang ikan
Ctenopoma menghasilkan telur yang menetas 7.000 ekor. Derajat penetasan
(Hatching Rate/HR) 70 persen yang akan menghasilkan larva hidup sebesar 4.900
ekor. Benih memiliki tingkat kemampuan hidup (Survival Rate/SR) 70 persen,
dengan jumlah benih per panen sebesar 4.900 ekor dengan jumlah panen dalam
satu tahun sebanyak 62 panen, dengan total produksi 151.900 ekor sehingga
penerimaan sebesar Rp 121.520.000,00 per tahun.
c. Ikan Patin
Ikan patin dijual dengan ukuran 1 inci dengan harga Rp 80,00 per ekor.
Telur yang dihasilkan pemijahaan sebanyak 340.000 telur dari 1 set/pasang yang
terdiri dari dua induk benita dan satu induk jantan. Hatching Rate/HR (derajat
penetasan) sebesar 70 persen yang akan menghasilkan larva yang hidup sebanyak
238.000 ekor. Benih ikan Patin memiliki tingkat kemampuan hidup (Survival
Rate/SR) 75 persen, jumlah benih per panen 178.500 ekor, jumlah panen dalam
satu tahun 75 panen dengan total produksi 6.693.750. Sehingga total penerimaan
ikan patin sebesar Rp 535.500.000,00. Penerimaan penjualan tanpa dan dengan
pengembangan (800m2) usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm dapat
dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penerimaan Penjualan Tanpa dan dengan Pengembangan Usaha Ikan


Hias Air Tawar pada Luas Lahan 800 m2 pada Arifin Fish Farm 2010.
Tahun 1
Jenis Ikan Hias Black Ghost Ctenopoma Patin
Jumlah Telur per Set Induk (Butir 400 2.000 340.000
Jumlah Set Induk (Set) 2 10 2
HR (%) 75% 70% 70%
Jumlah Benih yang Menetas (Ekor) 280 7.000 238.000
SR (%) 70% 70% 75%
Jumlah Benih per Panen (Ekor) 210 4.900 178.500
Jumlah Panen (Kali) 129 62 75
Total Produksi (Ekor) 13.545 151.900 6.693.750
Harga Ikan (Ekor) 1.500 800 80
Penerimaan 20.317.500 121.520.000 535.500.000
Total Penerimaan Rp 677.337.500
Sumber : Data Primer (diolah).
2. Nilai Sisa
Nilai sisa yang terdapat dalam usaha ikan hias air tawar tersebut menjadi
tambahan manfaat bagi proyek. Nilai sisa yang terdapat dalam usaha ikan hias,
terdiri dari nilai lahan sama dengan nilai beli sebesar Rp 360.000.000,00,
bangunan mess, kantor, kamara mandi dan gudang sebesar Rp 45.500.000,00,
motor sebesar Rp 26.000.000,00, mobil kijang sebesar Rp 80.000.000,00, induk
Black Ghost sebesar Rp 336.000,00, induk Ctenopoma sebesar Rp 245.000,00,
induk Patin sebesar Rp 1.440.000,00. Total nilai sisa dari usaha ikan hias air tawar
pada AFF sebesar Rp 513.521.000,00. Nilai Sisa dari investasi usaha ikan hias air
tawar pada Arifin Fish Farm dapat dilihat pada Lampiran 9.

7.2 Arus Biaya (Outflow)


Arus pengeluran (outflow) pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm
terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Arus biaya atau pengeluaran
mencerminkan pengeluaran-pengeluaran yang akan terjadi selama proyek atau
selama usaha berjalan.

7.2.1 Biaya Investasi


Biaya investasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama
usaha atau proyek. Biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ikan hias air
tawar di Arifin Fish Farm secara keseluruhan. Umur ekonomi dari usaha ikan hias
air tawar pada Arifin Fish Farm adalah 10 tahun, hal ini dilihat dari bangunan
dari akuarium dan bak semen, akuarium, sumur, bak pemeliharaan dan peralatan
yang memiliki ketahanan 10 tahun. Rincian biaya-biaya investasi yang
dikeluarkan pada usaha ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Biaya Investasi Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar
Arifin Fish Farm (Lahan 800 m) Tahun 2010.
Umur Harga
Total Harga
No Investasi Jumlah Satuan Ekonomis Satuan
(Rp)
(Tahun) (Rp)
1 Lahan 800 m - 450.000 360.000.000
Bangunan Mess, Kamar Mandi
2 70 m - 500.000 45.000.000
dan Gudang
Bangunan Akuarium dan Bak
3 558 m 10 500.000 279.000.000
Semen
4 Sumur 4 m 10 2.000.000 8.000.000
5 Bak Penampungan Air 72 m 10 150.000 10.800.000
6 Bak Semen untuk Benih Patin 11 unit 10 1.000.000 11.000.000
7 Bak Semen untuk Induk Patin 2 unit 10 1.500.000 3.000.000
Akurarium
8 180 unit 10 150.000 27.000.000
(100cmx50cmx35cm)& Rak
9 Blower 4 unit 10 1.200.000 4.800.000
10 Pompa Air 4 unit 10 250.000 1.000.000
11 Tabung Oksigen 3 unit 10 1.500.000 4.500.000
12 Genset 3 unit 10 2.000.000 6.000.000
13 Freezer 2 unit 10 1.000.000 2.000.000
14 Lampu 10 buah 2 23.000 230.000
15 Selang Air 8 rol 5 52.500 420.000
16 Selang Aerator 8 rol 5 125.000 1.000.000
17 Paralon 160 m 5 12.000 1.920.000
18 Serokan Besar 7 buah 5 7.500 52.500
19 Serokan Kecil 9 buah 5 5.000 45.000
20 Ember 20 buah 2 17.500 350.000
21 Sendok Plastik/Sendok Bebek 2 lusin 2 15.000 30.000
22 Motor 2 unit - 13.000.000 26.000.000
23 Mobil Kijang 2 unit - 40.000.000 80.000.000
24 Telepon 2 unit 10 1.800.000 3.600.000
25 Perlengkapan Kantor 1 unit 10 2.000.000 2.000.000
26 Pakis 30 buah 2 2.000 60.000
27 Induk Ikan Black Ghost 48 ekor 5 20.000 960.000
28 Induk Ikan Ctenopoma 35 ekor 5 20.000 700.000
29 Induk Ikan Patin 32 ekor 5 60.000 1.920.000
Total 881.887.500
Sumber : Data Primer (diolah).

Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Fram dengan luas lahan 800 m2 adalah sebesar Rp 881.887.500,00.
Keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi ini berasal
dari modal sendiri dan pinjaman.
Berdasarkan pada Tabel 7. Dapat dilihat bahwa biaya investasi terbesar
yang ditanam oleh Arifin Fish Farm adalah pada pembelian lahan seluas 800 m2
sebesar Rp 360.000.000,00. Hal ini disebabkan untuk kegiatan produksi.

7.2.2 Biaya Operasional


Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan
dengan kegiatan produksi dari usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm.
Biaya tersebut dikeluarkan secara berkala selama usaha tersebut berjalan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan selama satu
tahun dengan ada atau tidak adanya produksi. Biaya tetap tidak berubah walaupun
volume produksi berubah. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha ikan hias air
tawar pada Arifin Fish Farm terdiri dari abodemen telepon, abodemen listrik, gaji
tenaga kerja, dan biaya pakan induk ikan hias.

Tabel 8. Rincian Biaya Tetap Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010.
Tahun 1
N Jumlah Harga Satuan Jumlah Jumlah
Jenis
o (Buah/unit) (Rp) (Rp/Bulan) (Rp/Tahun)
1 Abodemen Telepon 2 29.000 58.000 696.000
2 Abodemen Listrik 2 49.000 98.000 1.176.000
3 Gaji Pimpinan 2 3.000.000 6.000.000 72.000.000
4 Gaji Kepala Produksi 2 2.000.000 4.000.000 48.000.000
5 Gaji Karyawan Produksi 5 1.000.000 5.000.000 60.000.000
6 THR Pimpinan 2 3.000.000 6.000.000 6.000.000
7 THR Kepala Produksi 2 2.000.000 4.000.000 4.000.000
8 THR Karyawan 5 1.000.000 5.000.000 5.000.000
9 Pakan Induk Black Ghost 10,08 15.000 151.200 1.814.400
10 Pakan Induk Ctenopoma 1,8 15.000 143.100 324.000
11 Pakan Induk Patin (Pelet) 9,54 6.000 572.400 686.880
Total 199.697.280
Sumber : Data Primer (diolah).

Berdasarkan Tabel 8. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh Arifin Fish
Fram dengan luas lahan 800 m2 adalah sebesar Rp 199.697.280,00. Pengeluaran
biaya tetap terbesar adalah biaya untuk gaji tenaga kerja sebesar Rp
180.000.000,00. Sedangkan biaya pengeluaran untuk tunjangan hari raya (THR)
sebesar Rp 15.000.000,00, dan untuk pembelian pakan induk ikan sebesar Rp
2.825.280,00, abodemen telepon dan listrik sebesar Rp 1.872.000,00.

2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah suatu yang harus dikeluarkan seiring dengan
bertambah atau berkurangnya produksi. Biaya variabel akan mengalami
perubahan jika volume produksi berubah, beberapa biaya variabel yang sangat
berpengaruh adalah ovaprim, artemia, pakan, dan bensin. Besarnya biaya variabel
untuk usaha ikan hias air tawar selama satu tahun adalah Rp 114.400.387,00
dimana biaya-biaya tersebut terdiri dari :
a. Ovaprim
Ovaprim digunakan untuk merangsang ikan untuk memijah, dimana
jumlah yang digunakan untuk ikan Ctenopoma sebanyak 48,60 botol dikali
dengan Rp 200.000,00, maka biaya untuk pembelian ovaprim dalam satu tahun
untuk ikan Ctenopoma sebesar Rp 9.720.000,00. Sedangkan ovaprim untuk ikan
Patin sebanyak 176,13 botol dikali Rp 200.000,00, maka biaya pembelian
ovaprim sebesar Rp 35.226.000,00 per tahun.
b. Artemia
Artemia adalah pakan alami yang diberikan ke larva Ctenopoma pada
umur 3 hari sampai 8 hari dan larva patin pada umur 3 hari sampai 6 hari.
Kebutuhan artemia untuk larva Ctenopoma sebanyak 22,96 kg dengan harga per
kaleng Rp 190.000,00. dalam satu kaleng artemia dengan berat 500 gram atau
kg. Sehingga biaya yang diperlukan sebesar Rp 4.363.065,00 per tahun.
Sedangkan kebutuhan artemia untuk larva Patin sebanyak 18,65 kg, harga satuan
per kaleng Rp 190.000,00, biaya yang diperlukan sebesar Rp 3.543.120,00 per
tahun.
c. Pakan Benih Ikan Hias
Pakan yang diberikan dalam pemeriharaan adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan pertumbuhan ikan. Kebutuhan pakan cacing sutera untuk ikan
Black Ghost per tahun sebanyak 179,26 kg, harga satuan sebesar Rp 6.000,00 per
kg. Dengan total biaya sebesar Rp 1.075.536,00. Kebutuhan pakan ikan
Ctenopoma dalam satu tahun sebanyak 168,40 kg dengan total biaya sebesar Rp
1.010.394,00. Sedangkan kebutuhan ikan Patin dalam satu tahun sebanyak 121,21
kg dengan total biaya sebesar Rp 727.272,00.
d. Pemakaian Listrik, Telpon, Solar, Bensin
Sumber tenaga listrik yang digunakan dalam kegiatan usaha ikan hias
berasal dari PLN, sumber energi tersebut digunakan untuk penerangan ruangan,
pompa air dan blower. Pengeluaran biaya listrik per tahun sebesar Rp
28.800.000,00 dan biaya telpon per tahun Rp 2.400.000,00. Biaya untuk
pembelian bensin sebesar Rp 5.517.000,00 per tahun yang digunakan untuk
transportasi, dan pembelian solar sebesar Rp 2.160.000,00 per tahun yang
digunakan untuk menjalankan genset ketika listrik dari PLN mati atau ada
gangguan.
e. Gas Oksigen
Gas oksigen digunakan untuk menyalurkan oksigen ke dalam kantong
plastik dengan perbandingan air dalam oksigen 1:2. Kebutuhan oksigen per tahun
sebanyak 51 tabung dengan harga isi ulang Rp 70.000,00 per tabung, sehingga
kebutuhan biaya sebesar Rp 3.570.000,00 per tahun.
f. Obat-obatan dan Garam
Obat-obatan digunakan pada saat ikan hias terserang penyakit dalam
pemeliharaan. Obat yang digunakan ada tiga jenis yaitu Methylene Blue (MB)
berfungsi mengobati bintik putih pada tubuh ikan yang disebabkan oleh pakan
alami; Toxytetrasiklin berfungsi untuk mengobati infeksi pada kulit kepala ikan
dan sirip; Metronidasol berfungsi mengobati parasit yang menempel pada tubuh
ikan dan sering terserang pada induk ikan. Kebutuhan Methylene Blue (MB)
sebanyak 52 ons per tahun, harga per ons Rp 40.000,00 dengan total biaya sebesar
Rp 2.080.000,00, kebutuhan Toxytetrasiklin 52 ons per tahun, harga per ons Rp
45.000,00 per ons dengan total biaya sebesar Rp 2.340.000,00, sedangkan
kebutuhan Metronidasol sebanyak 52 ons per tahun, harga per ons Rp 45.000,00
dengan total biaya sebesar Rp 2.340.000,00.
Garam berfungsi sebagai antiseptik yang digunakan pada akuarium
pemeliharaan. Kebutuhan garam per tahun 15 karung, harga per karung Rp
60.000,00 dengan total biaya sebesar Rp 900.000,00.
g. Biaya Kantong Plastik, Karet dan Tali Rapia
Kantong plastik digunakan untuk pengiriman secara tertutup, dimana ikan
hias dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak 100 ekor kemudian diberikan
oksigen. Harga satu kg plastik Rp 18.000 dengan ukuran 60 cm x 40 cm.
Kebutuhan plastik untuk pengepakan ikan hias sebanyak 460 kg plastik dengan
total biaya adalah Rp 8.280.000,00 per tahun. Karet digunakan untuk mengikat
palstik yang telah diisi oksigen, kebutuhan karet per tahun sebanyak 30 kg dengan
harga per kg Rp 6.000,00 sehingga kebutuhan biaya untuk pembelian karet per
tahun adalah sebesar Rp 180.000,00.
Tali rafia berfungsi untuk mengikat plastik, kebutuhan tali rafia sebanyak
28 rol per tahun dengan harga Rp 6.000,00 per rol, sehingga kebutuhan biaya per
tahun sebesar Rp 168.000,00. Biaya variabel dalam usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rincian Biaya Variabel Rencana Pengembangan (Lahan 8002) Usaha


Ikan Hias Air Tawar Arifin FishFarm 2010.
Tahun 1
No Jumlah (Dengan Harga Jumlah
Keterangan Satuan
Pengembangan) (Rp/Satuan) (Rp/Tahun)
1 Ovaprim Ctenopoma botol 48,60 200.000 9.720.000
2 Ovaprim Patin botol 176,13 200.000 35.226.000
3 Isi Gas Oksigen tabung 51 70.000 3.570.000
4 Plastik Packing (60 x 40 cm) kg 460 18.000 8.280.000
5 Karet kg 30 6.000 180.000
6 Tali Rapia rol 28 6.000 168.000
7 Garam karung 15 60.000 900.000
8 Obat Methylene Blue (MB) ons 52 40000 2.080.000
9 Obat Toxytetrasiklin ons 52 45000 2.340.000
10 Obat Metronidasol ons 52 45000 2.340.000
11 Pakan Artemia larva Ctenopoma kg 22,96 190.000 4.363.065
12 Pakan Artemia larva Patin kg 18,65 190.000 3.543.120
Pakan Cacing Sutera Benih
13 kg 179,26 6.000 1.075.536
Black Ghosh
Pakan Cacing Sutera Benih
14 kg 168,40 6.000 1.010.394
Ctenopoma
Pakan Cacing Sutera Benih
15 kg 121,21 6.000 727.272
Patin
16 Listrik Rp 24 1.200.000 28.800.000
17 Telpon Rp 24 100.000 2.400.000
18 Bensin Liter 1226 4.500 5.517.000
19 Solar Liter 480 4.500 2.160.000
Total 114.400.387
Sumber : Data Primer (diolah).
7.3 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar
Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan
suatu usaha dijalakan. Metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan usaha
ikan hias air tawar adalah metode penilaian investasi yang meliputi Net Present
Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),
Incremental Net Benefit dan Payback Period (PP).
Perhitungan kelayakan pengembangan usaha ikan hias menggunakan
manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) yaitu manfaat bersih dengan
bisnis/pengembangan (Net benefit with business) dikurangi dengan manfaat
bersih tanpa bisnis/pengembangan (Net benefit without business) yang diperoleh
dari selislih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya dengan dikurangi pajak
berdasarkan tarif pajak yang ditentukan dalam peraturan undang-undang No 38
tahun 2009 tentang tarif umum pph wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap sebesar 28 persen dan dibuat dalam bentuk rugi laba.
Hasil analisis finansial diperoleh dengan nilai NPV sebesar Rp
2.039.639.749,00, artinya usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm memberikan
manfaat yang positif pada tingkat suku bunga kredit 10,25 persen, hal ini
merupakan rata-rata bunga pinjaman 14 persen dengan suku bunga deposito 6,5
persen. Usaha ini jika dijalankan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp
2.039.639.749,00. Sedangkan nilai Net B/C sebesar 4,08 lebih besar dari satu
yang artinya, dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan selama umur proyek
mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar 4,08 rupiah dan usaha ini layak
untuk dijalankan.
Nilai IRR sebesar 60 persen lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman
sebesar 10,25 persen. Artinya investasi di usaha ini menguntungkan. Berdasarkan
kriteria IRR, usaha ini layak untuk dijalankan.
Payback Period yang diperleh adalah selama 2,03 tahun, yang artinya
perusahaan dapat mengembalikan modal dalam jangka dua tahun tiga hari atau
tingkat pengembalian modal lebih kecil dari pada umur proyek. Artinya
perusahaan dilihat dari Payback Period usaha ini layak karena pengembalian
modal tercapai sebelum proyek berakhir. Kriteria-kriteria investasi dengan
pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dapat dilihat pada
Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias
Air Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010.
No Kriteria investasi Nilai
1 NPV Rp 2.039.639.749
2 Net B/C 4,08
3 IRR 60%
4 Payback Period 2,03 tahun
Sumber : Data Primer (diolah).

7.4 Analisis Rugi Laba


Analisis rugi laba digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha
setiap tahunnya. Komponen rugi laba terdiri dari penerimaan hasil penjualan, total
biaya tetap, total biaya variabel, biaya penyusutan, biaya bunga, serta biaya
pembayaran pajak. Laba diperoleh secara stabil tiap tahunnya. Hal ini disebabkan
penerimaan yang diterima perusahaan tiap tahunnya tidak mengalami kerugian.
Penjelasan laporan rugi laba tanpa dan dengan pengembangan (lahan 800 m2)
dapat dilihat pada Lampiran 11.

7.5 Analisis Sensitivitas


Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah sensitivitas
terhadap penurunan harga jual sebesar 20 persen dan 30 persen. Hal ini yang
pernah mengalami oleh perusahaan. Berdasarkan perhitungan sensitivitas terhadap
penurunan harga ikan. Hasil kelayakan finansial menunjukan bahwa usaha
pemasok ikan hias Arifin Fish Farm layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria
investasi. Analisis sensitivitas dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh
mana usaha ikan hias air tawar jika terjadi perubahan-perubahan dalam arus
manfaat dan biaya. Perubahan yang diamati adalah bagaimana nilai NPV, Net
B/C, IRR dan Payback Period, jika terjadi perubahan harga yang sensitif maka
tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Berdasarkan perhitungan sensitivitas yang terjadi penurunan harga jual
ikan sebesar 20 persen per tahun dan sebesar 30 persen per tahun. Dengan kondisi
seperti ini, usaha masih layak untuk dikembangkan. Nilai kriteria investasi tanpa
dan dengan rencana pengembangan usaha ikan hias air tawar terjadinya
penurunan harga jual 20 persen dan 30 persen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Investasi tanpa dan Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2)
Setelah Terjadi Penurunan Harga Jual Ikan sebesar 20 % dan sebesar
30% Tahun 2010.
Harga Jual Ikan Turun Harga Jual Ikan Turun
Kriteria Investasi Dasar
20% Per tahun 30% Per tahun
NPV (Rp) 2.039.639.749 1.125.203.260 667.985.016
Net B/C 4,08 2,43 1,79
IRR (%) 60 34 24
PP (tahun) 2,03 3,15 4,34
Sumber : Data Primer (diolah).

Berdasarkan Tabel 11, bahwa dengan penurunan harga jual ikan hias
sebesar 20 persen dan 30 persen per tahun. Nilai NPV dengan penurunan harga
sebesar 20 persen sebesar Rp 1.125.203.260,00 yang berarti bahwa pada tingkat
suku bunga 10,25 persen, nilai saat ini dari keuntungan (Net B/C) yang diperoleh
selama umur proyek 10 tahun di masa yang akan datang adalah sebesar Rp
1.125.203.260,00, nilai B/C sebesar. Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh
sebesar 60 persen sebelum terjadi penurunan harga. Nilai tersebut menurun
sebesar 26 persen setelah terjadi penurunan harga jual 20 persen, dengan demikian
diperoleh nilai IRR sebesar 34 persen. Sedangkan penurunan harga jual ikan hias
sebesar 30 persen per tahun nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp
667.985.016,00 dengan Net B/C sebesar 1,79 berarti nilai tersebut lebih besar dari
satu dan nilai IRR sebesar 24 persen. Sehingga pada kedua penurunan harga
tersebut usaha yang akan dikembangkann oleh Arifin Fish Farm masih layak
untuk dijalankan.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kelayakan usaha ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan aspek pasar, teknis, aspek sosial dan manajemen,
pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm layak
dijalankan.
2. Berdasarkan aspek finansial pengembangan usaha ikan hias air tawar
Arifin Fish Farm layak dijalankan dengan nilai NPV yang diperoleh
sebesar Rp 2.039.639.749,00 berarti bahwa investasi yang ditanam pada
10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar
Rp 2.039.639.749,00 ; Net B/C yang diperoleh sebesar 4,08 artinya setiap
Rp 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan
memberikan keuntungan sebesar Rp 4,08 ; dengan IRR sebesar 60%
menunjukan bahwa rencana pengembangan ini layak dan mampu untuk
mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 10,25% serta Payback
Period sebesar 2,03 tahun
3. Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap perubahan harga jual ikan
sebesar 20% dan 30% pada rencana pengembangan usahadengan lahan
800 m2. Hasil penurunan harga dari 20% usaha ini masih layak untuk
dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 1.125.203.260,00 ; Net B/C
sebesar 2,43 ; IRR sebesar 34% dan Payback Period sebesar 3,15 tahun.
Sedangkan dari hasil penurunan harga jual sebesar 30%, nilai NPV sebesar
Rp 667.985.016 ; Net B/C 1,79 ; IRR 24% dan Payback Period sebesar
4,34 tahun.

8.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat
diberikan pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm diantaranya :
1. Untuk manajemen keuangan perusahaan, penjualan, biaya dan keuntungan
yang didapatkan oleh perusahaan sebaiknya dilakukan perhitungan secara
terperinci sehingga perusahaan dapat memprediksi sudah sejauh mana
usaha ini mengalami perkembangan ataukah sebaliknya mengalami
kerugian.
2. Perusahaan sebaiknya memperbanyak jenis ikan hias sehingga tidak
mengandalkan dari tiga jenis ikan hias saja dan melakukan upaya
pencarian jenis-jenis ikan hias yang memiliki potensi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Agustika D. 2009. Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor [Skripsi].
Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Daelami D .2000. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Dahuri R. 2000. Prospek Bisnis Perikanan dan Kelautan Indonesia. Agrimedia : 6


(1): 26-29.

Dharmika I Putu D. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan pada
Pris Farm, Cinagara, Cijeruk, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta : UI Press.

Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : Unit


Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Irianni R. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan


Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa
Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta [Skripsi].
Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Kadariah, Kalina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : UI Press.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu. Jakarta, PT Prenhallindo.

Kuncoro EB. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Hias Air Tawar. Yogyakarta : Lily
Publisher.

Lesmana DS dan Dermawan I. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Nugroho S. 2008. Analisis Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar Heru Fish Farm
di Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
[Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Unit Penerbit


Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor

Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.


Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Rahardi F, Nazaruddin dan Kristiawati R. 2005. Agribisnis Perikanan. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Rivia A. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening)


Pada PT Zagrotech Dafa Internasional (ZDI), Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

Sari Afnita W. 2009. Analisis Kelayakan Pengusahaan Bunga Potong Krisan Loka
Farm, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Wijayanto E. 2005. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas


Kolam air Deras Kasus MN Fish Farm Kabupaten subang. [Skripsi].
Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun
20089)
Kapasitas
No Nama Pembudidaya Alamat Produksi
(ekor/thn)
Lingkungan 03 Citatah RT/RW
1 Yap Kiat Bun (CV. Maju Aquarium) 500.000.000
01/09, Cibinong
Sumarjo Wongso (PT. Sunny Jl. Bina Citra RT/RW 4/5 Kel.
2 3.500.000
Indopramita) Tengah Cibinong
Budianto Tasma (CV. Terraria Kp. Curug RT/RW 02/04
3 325.000
Indonesia) Gunung Sindur

4 Johanes Wijaya (Ciseeng Aquarium) Desa Cogreg, Parung 450.000.000

Desa Kadumangu -Babakan


5 Edi Raharja (Arwana) -
Madang
Desa Warung Menteng
6 Ir. Sugiarto Wijaya (Taufan Fish Farm) 120.000.000
Cijeruk
Desa Cijayanti -Babakan
7 Hendro Pranoto (CV. Aquatic Indonesia) 240.000.000
Madang
8 Pang Lesmana Kel. Pabuaran - Cibinong 500.000
9 Drs. Setiadi Darmadi Ds. Puspanegara - Citeureup 2.000.000
10 Edi Abdul Hakim Ds. Parigi Mekar - Parung 10.000.000
11 Yatsin Suwiryo Ds. Waru Parung 5.000.000
12 Hari Lesmana Ds. Cibitung Ciampea 120.000
13 Tri Santoso Indrawijaya Setusari Cibinong 180.000
14 Arip Ds. Karehkel - Leuwliang 275.000
15 Yuliyanto Kel. Karadenan - Cibinong -
Kp. Nyalindung, Sukamantri
16 Jaya Sumpena 70.000
Ciomas

9)
http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Pembudidaya Ikan Hias Air Tawar Tahun 2008. Diakses
tanggal 12 Juni 2009
Lampiran 2. Kuesioner dalam Melakukan Penelitian pada Usaha Ikan Hias Air
Tawar Arifin Fish Farm.
A. Gambaran Umum Perusahaan
No Uraian Keterangan
1 Sejarah Perusahaan
2 Lokasi Perusahaan
3 Tujuan Perusahaan
Visi :
Misi :
4 Kegiatan Bisnis Arifin Fish Farm

B. Aspek Kelayakan Usaha


No KRITERIA ASPEK KELAYAKAN URAIAN
1 Aspek Pasar :
Pasar Potensial
Pangsa Pasar
Permintaan dan Penawaran
Komoditas :
- Jenis
- Ukuran
Harga :
- Jenis
- Ukuran
Saluran Distribusi/ Pemasaran
Strategi Perusahaan/Promosi
Pesaing/Persaingan Perusahaan
Rencana/proyek Penjualan
2 Aspek Teknis :
Lokasi Proyek
Fasilitas Transportasi
Ketersediaan Bahan Mentah (ada biaya
pengangkutan/tidak)
Luas Lahan Arifin Fish Farm
Tenaga Listrik
Tenaga Air
Supply Tenaga Kerja
Skala Produksi (Jumlah/Bulan)
Kapasitas Akuarium
Kapasitas Bak Semen
Luas Bak Semen
Jumlah Akuarium
Mesin/alat yang digunakan
(peralatan&perlengkapan)
Proses Produksi (awal-panen)
Layout Lahan Lokasi Proyek, Lahan Bak
Semen & Fasilitas-fasilitas lainnya
3 Aspek Manajemen
Manajemen Pembangunan Proyek :
Kapan Proyek Dimulai
Perkiraan Waktu Proyek Selesai
Pengawasan
Manajemen Dalam Operasi :
Bentuk Badan Usaha (SIUP)
Jenis-jenis Pekerjaan (Job Description)
Syarat-syarat yang diperlukan untuk
menjalankan pekerjaan tersebut
Struktur Organisasi
Penyediaan Tenaga kerja
Sistem Pembagian Kerja
Sistem Kompensasi
4 Aspek Sosial
Dampak Usaha Pada Arifin Fish Farm
Dampak Usaha Terhadap Masyarakat
Dampak Usaha Terhadap Lingkungan
5 Aspek Finansial
Sumber Modal
Harga Tanah per M2/sewa Tanah
Pinjaman
Produksi Total
Biaya Peralatan
Biaya Perlengkapan
Biaya Tenaga Kerja
C. Biaya Investasi Usaha Ikan Hias Iar Tawar pada Arifin Fish Farm
Umur Harga/U Total
No Urain Jumlah
Ekonomi nit (Rp) (Rp)
Biaya Pembuatan Bak Semen dan
1
Akuraium
2 Biaya Pembuatan Kantor
3 Biaya Pembuatan Gudang Pakan
Biaya Pembelian Peralatan (Serok,
4
Selang, Oksigen, Busa Spon)
5 Biaya Pembelian Kendaraan
6 Biaya Instalasi Air
7 Biaya Instalasi Listrik/kapasitas listrik
8 Biaya Instalasi Telephone
9 Biaya Perizinan Usaha

D. Biaya Tetap Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm
Harga/S
Total
No Uraian Jumlah Satuan atuan
(Rp)
(Rp)
1 Gaji Karyawan
2 Telephone
3 Listrik
4 Air
5 ATK (Alat Tulis Kantor)
6 PBB (Pajak Bumi & Bangunan)
7 Asuransi
Total Biaya

E. Biaya Variabel Usaha Ikan Hias Iar Tawar pada Arifin Fish Farm
Harga/S
Total
No Uraian Jumlah Satuan atuan
(Rp)
(Rp)
1 Induk Ikan Hias
2 Benih Ikan Hias
Pakan Ikan :
3 - Pakan Alami
- Pakan Buatan (Pelet)
4 Obat-obatan
5 Oksigen
6 Plastik
7 Karet Gelang
Total Biaya

F. Nilai Penyusutan Barang pada Arifin Fish Farm


Nilai Total
Nilai Beli Umur
No Uraian Sisa Penyusutan
(Rp) Ekonomis
(Rp) (Rp)
1 Lahan
2 Bangunan
3 Akuarium
4 Rak Besi
5 Instalasi Air
6 Instalasi Listrik
7 Instalasi Telephone
Total Biaya
Lampiran 3. Layout Produksi Arifin Fish Farm dengan Rencana Pengembangan (Lahan 300m2)

2mx2m 2mx2m 2mx2m 2mx2m 2mx2m




BakPenampunganAir BakIndukPatin
3mx2m
6x6m
2mx2m 2mx2m 2mx2m 2mx2m 2mx2m



Akuariu 100cmx5
m 0

Pengepakan Gudang
Akuariu 100cmx5 2mX2m 2mX2m
m 0

KamarMandi
2mx2m


Akuariu 100cmx5 MessKaryawan
m 0
3mx4m

Ket : Panjang : 20,5m2 ; Luas : 14,5m2 ; Akuarium 2 tingkat


Lampiran 7. Investasi Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin
Fish Farm (Lahan 500 m2) Tahun 2009.
Umur Harga
Total Harga
No Investasi Jumlah Satuan Ekonomis Satuan
(Rp)
(Tahun) (Rp)
1 Lahan 500 m - 450.000 225.000.000
2 Bangunan Kantor dan Gudang 70 m - 500.000 35.000.000
Bangunan Akuarium & Bak
3 279 m 10 500.000 139.500.000
Semen
4 Sumur 3 unit 10 2.000.000 6.000.000
5 Bak Penampungan Air 36 m 10 150.000 5.400.000
6 Bak Semen untuk Benih Patin 5 unit 10 1.000.000 5.000.000
7 Bak Semen untuk Induk Patin 1 unit 10 1.500.000 1.500.000
Akurarium
8 150 unit 10 150.000 22.500.000
(100cmx50cmx35cm) & Rak
9 Blower 2 unit 10 1.200.000 2.400.000
10 Pompa Air 2 unit 10 250.000 500.000
11 Tabung Oksigen 2 unit 10 1.500.000 3.000.000
12 Genset 2 unit 10 2.000.000 4.000.000
13 Freezer 1 unit 10 1.000.000 1.000.000
14 Lampu 6 buah 2 23.000 138.000
15 Selang Air 5 rol 5 52.500 262.500
16 Selang Aerator 5 rol 5 125.000 625.000
17 Paralon 100 m 5 12.000 1.200.000
18 Serokan Besar 5 buah 5 7.500 37.500
19 Serokan Kecil 5 buah 5 5.000 25.000
20 Ember 15 buah 2 17.500 262.500
21 Sendok Plastik/Sendok Bebek 1 lusin 2 15.000 15.000
22 Motor 1 unit - 13.000.000 13.000.000
23 Mobil Kijang 1 unit - 40.000.000 40.000.000
24 Telepon 1 unit 10 1.800.000 1.800.000
25 Perlengkapan Kantor 1 unit 10 2.000.000 2.000.000
26 Pakis 20 buah 2 2.000 40.000
27 Induk Ikan Black Ghost 20 ekor 5 20.000 400.000
28 Induk Ikan Ctenopoma 20 ekor 5 20.000 400.000
29 Induk Ikan Patin 20 ekor 5 60.000 1.200.000
Total 512.205.500
Sumber : Data Primer (diolah) 2009
Lampiran 8. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Tanpa
Pengembangan pada Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 500 m2)
Tahun 2009.
Umur Harga
Total Penyusutan Nilai Sisa
No Investasi Ekonomis Satuan
Harga (Rp) (Rp) (Rp)
(Tahun) (Rp)
1 Lahan - 450.000 225.000.000 - 225.000.000
Bangunan Kantor dan
2 - 500.000 35.000.000 - 35.000.000
Gudang
Bangunan Akuarium
3 10 500.000 139.500.000 13.950.000
dan Bak Semen
4 Sumur 10 2.000.000 6.000.000 600.000 -
Bak Penampungan
5 10 150.000 5.400.000 540.000 -
Air
Bak Semen untuk
6 10 1.000.000 5.000.000 500.000 -
Benih Patin
Bak Semen untuk
7 10 1.500.000 1.500.000 150.000 -
Induk Patin
Akurarium
8 (100cmx50cmx35cm) 10 150.000 22.500.000 2.250.000 -
&Rak
9 Blower 10 1.200.000 2.400.000 240.000 -
10 Pompa Air 10 250.000 500.000 50.000 -
11 Tabung Oksigen 10 1.500.000 3.000.000 300.000 -
12 Genset 10 2.000.000 4.000.000 400.000 -
13 Freezer 10 1.000.000 1.000.000 100.000 -
14 Lampu 2 23.000 138.000 69.000 -
15 Selang Air 5 52.500 262.500 52.500 -
16 Selang Aerator 5 125.000 625.000 125.000 -
17 Paralon 5 12.000 1.200.000 240.000 -
18 Serokan Besar 5 7.500 37.500 7.500 -
19 Serokan Kecil 5 5.000 25.000 5.000 -
20 Ember 2 17.500 262.500 131.250 -
Sendok
21 2 15.000 15.000 7.500 -
Plastik/Sendok Bebek
22 Motor - 13.000.000 13.000.000 - 13.000.000
23 Mobil Kijang - 40.000.000 40.000.000 - 40.000.000
24 Telepon 10 1.800.000 1.800.000 180.000 -
25 Perlengkapan Kantor 10 2.000.000 2.000.000 200.000 -
26 Pakis 2 2.000 40.000 20.000 -
Induk Ikan Black
27 5 20.000 400.000 80.000 140.000
Ghost
Induk Ikan
28 5 20.000 400.000 80.000 140.000
Ctenopoma
29 Induk Ikan Patin 5 60.000 1.200.000 240.000 900.000
Total 512.205.500 20.517.750 314.180.000
Sumber : Data Primer (diolah) 2009
Lampiran 9. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Tanpa
Pengembangan pada Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 800 m2)
Tahun 2010.
Umur Harga
Total Harga Penyusutan Nilai Sisa
No Investasi Ekonomis Satuan
(Rp) (Rp) (Rp)
(Tahun) (Rp)
1 Lahan - 450.000 360.000.000 - 360.000.000
Bangunan Kantor dan
2 - 500.000 45.500.000 - 45.500.000
Gudang
Bangunan Akuarium
3 10 500.000 279.000.000 27.900.000
dan Bak Semen
4 Sumur 10 2.000.000 8.000.000 800.000 -
Bak Penampungan
5 10 150.000 10.800.000 1.080.000 -
Air
Bak Semen untuk
6 10 1.000.000 11.000.000 1.100.000 -
Benih Patin
Bak Semen untuk
7 10 1.500.000 3.000.000 300.000 -
Induk Patin
Akurarium
8 (100cmx50cmx35cm) 10 150.000 27.000.000 2.700.000 -
&Rak
9 Blower 10 1.200.000 4.800.000 480.000 -
10 Pompa Air 10 250.000 1.000.000 100.000 -
11 Tabung Oksigen 10 1.500.000 4.500.000 450.000 -
12 Genset 10 2.000.000 6.000.000 600.000 -
13 Freezer 10 1.000.000 2.000.000 200.000 -
14 Lampu 2 23.000 230.000 115.000 -
15 Selang Air 5 52.500 420.000 84.000 -
16 Selang Aerator 5 125.000 1.000.000 200.000 -
17 Paralon 5 12.000 1.920.000 384.000 -
18 Serokan Besar 5 7.500 52.500 10.500 -
19 Serokan Kecil 5 5.000 45.000 9.000 -
20 Ember 2 17.500 350.000 175.000 -
Sendok
21 2 15.000 30.000 15.000 -
Plastik/Sendok Bebek
22 Motor - 13.000.000 26.000.000 - 26.000.000
23 Mobil Kijang - 40.000.000 80.000.000 - 80.000.000
24 Telepon 10 1.800.000 3.600.000 360.000 -
25 Perlengkapan Kantor 10 2.000.000 2.000.000 200.000 -
26 Pakis 2 2.000 60.000 30.000 -
Induk Ikan Black
27 5 20.000 960.000 192.000 336.000
Ghost
Induk Ikan
28 5 20.000 700.000 140.000 245.000
Ctenopoma
29 Induk Ikan Patin 5 60.000 1.920.000 384.000 1.440.000
Total 881.887.500 38.008.500 513.521.000
Sumber : Data Primer (diolah) 2009
Lampiran 18. Perhitungan Pengembalian Arifin Fish Fram.

No Keterangan Nilai
1 Jumlah Pinjaman 250.000.000
2 Suku bunga falt per bulan (%) 1,17%
3 Pokok pengembalian per bulan (Rp) 4.166.667
4 Bunga per bulan (Rp) 29.167
5 Jumlah pengembalian per bulan (Rp) 4.195.833
6 Pengembalian per tahun (Rp) 50.350.000
Sumber : Data Primer (diolah) 2009

Tahun 1
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 245.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 241.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 237.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 233.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 229.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 225.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 220.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 216.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 212.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 208.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 204.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 200.000.000
Jumlah 50.350.000
Lanjutan Lampiran 18.
Tahun 2
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 195.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 191.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 187.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 183.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 179.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 175.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 170.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 166.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 162.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 158.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 154.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 150.000.000
Jumlah 50.350.000

Tahun 3
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 145.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 141.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 137.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 133.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 129.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 125.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 120.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 116.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 112.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 108.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 104.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 100.000.000
Jumlah 50.350.000
Lanjutan Lampiran 18.
Tahun 4
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 95.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 91.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 87.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 83.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 79.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 75.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 70.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 66.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 62.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 58.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 54.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 50.000.000
Jumlah 50.350.000

Tahun 5
Pokok Bunga Jumlah
Bulan Sisa Angsuran
Pengembalian (1,17) Pengembalian
1 4.166.667 29.167 4.195.833 45.833.333
2 4.166.667 29.167 4.195.833 41.666.667
3 4.166.667 29.167 4.195.833 37.500.000
4 4.166.667 29.167 4.195.833 33.333.333
5 4.166.667 29.167 4.195.833 29.166.667
6 4.166.667 29.167 4.195.833 25.000.000
7 4.166.667 29.167 4.195.833 20.833.333
8 4.166.667 29.167 4.195.833 16.666.667
9 4.166.667 29.167 4.195.833 12.500.000
10 4.166.667 29.167 4.195.833 8.333.333
11 4.166.667 29.167 4.195.833 4.166.667
12 4.166.667 29.167 4.195.833 0
Jumlah 50.350.000
Lampiran 19. Komoditas Arifin Fish Farm Tahun 2009.

1. Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)

2. Patin (Pangasius sutchi)

3 Ctenopoma acutirostre

Vous aimerez peut-être aussi