Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN

A; Latar Belakang

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma
dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat
menetap dan mengganggu aktiviti bahkan kegiatan harian.
Menurut WHO sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah
penyandang asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap
tahunnya.
Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Di Indonesia,
penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner
ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995
menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua
kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai
20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita
oleh 20 juta penduduk amerika.
Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu
laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa
dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan
terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali
dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi
atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup
37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari
sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan
26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10
milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan
perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asa berat
sangat dibutuhkan.Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan
dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun
zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak
terjadi di masyarakat adalah penyakit asma. (Medlinux, 2008).

1
1
1
1
B; Rumusan Masalah
1; Apa definisi dari asma ?
2; Apa saja klasifikasi dari asma ?
3; Apa etiologic dari asma ?
4; Bagaimana patofisiologi dari asma ?
5; Apa saja manifestasi dari asma ?
6; Apa saja pemeriksaan diagnostic dari asma ?
7; Bagaimana penatalaksanaan dari asma ?
8; Apa komplikasi dari asma ?
9; Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada pasien asma ?
C; Tujuan
1; Untuk mengetahui definisi dari asma
2; Untuk mengetahui klasifikasi dari asma
3; Untuk mengetahui etiologic dari asma
4; Untuk mengetahui pathofisiologi dari asma
5; Untuk mengetahui manifestasi dari asma
6; Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari asma
7; Untuk mengetahui penatalaksanaan dari asma
8; Untuk mengetahui komplikasi dari asma
9; Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada asma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
2
2
2
A; DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu ( Smeltzer, 2002 : 611).
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang berati terengah-engah dan berarti serangan
nafas pendek. Atau asma merupakam suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas
cabang trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan dan keadaan ini bermanifestasi
sebagai penyempitan jalan nafas secara periodik dan reversibel akibat bronkospasme
(Sylvia, Price. 2006:784).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel
inflamasi.Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat,
obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan(mengi dan sesak) (Arif Mansjoer. 2002: 476)
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan
nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ).
Jadi Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang
trakeobronkial terhadap berbagai rangasangan yang akan menimbulkan obstruksi jalan
nafas dan gejala pernafasan(mengi dan sesak).
B; KLASIFIKASI
Asma sering dirincikan sebagai alergik, ideopatik, nonalergi atau gabungan, yaitu :
1; Asma alergik
Disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal ( misal : serbuk sari,
binatang, dan jamur) kebanyakan alergen terdapat diudaran dan musiman. Pasien
dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik dan riwayat
masalalu ekzema atau rhinitis alergik, pejanan terhadap alergen mencetus asma.
2; Asma Idiopatik atau Nonalergi
Asma ideopatik atau nonalergik tidak ada hubungan dengan alergen spesifek faktor-
faktor, seperti comman cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan
lingkungan yang dapat mencetuskan ransangan . Agens farmakologi seperti aspirin
dan agen anti inflamasi non steroid lainnya, pewarna rambut, antagonis beta-
andrenergik dan agen sulfit (pengawet makanan juga menjadi faktor. Serangan asma
idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya
waktu dan dapat berkembang menjadi bronkitis kronis dan empizema.
3; Asma Gabungan
Adalah asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik maupun bentuk idiopatik atau nonalergik (Brunner & Suddarth. 2002: 611)
C; ETIOLOGI
3
3
3
3
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan
asma bronkhial.
1; Faktor predisposisi
a; Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2; Faktor presipitasi
a; Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a; Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polus
b; Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
c; Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
b; Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan,
musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk
bunga dan debu.
c; Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Karena jika stressnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
d; Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
Menurut Nanda etiologinya adalah:

1; Lingkungan
a; Asap
b; Asap rokok
2; Jalan napas
4
4
4
4
a; Spasme Inhalasi asap
b; Perokok pasif
c; Sekresi yang tertahan
d; Sekresi di bronkus (Nanda, 2005: 4-5).

D; PATOFISIOLOGI

Factor antigen yg Mengeluarka


Edema
pencetus : terikat IGE pd n mediator: Permibialit
mukosa,sekresi
Alergen permukaan sel histamine,pla as kapiler
produktif,
mast / basofi telet,bradykin
kontriksi otot
in

Spasme otot polos Konsentrasi O2


sekresi kelenjar dalam darah
5
bronkus menurun 5
5
5
hiperkapn Ansie
Penyempitan/obstruksi ea Hipokse
tas
proksimal dr bronkus pd mia
tahap ekspirasi dan Suplai o2 di
inspirasi Ko
otak ma
- Mucus
berlebih Tekanan partial Suplai darah dan
Gangguan Asidosis
- Batuk oksigen alveoli pertukaran O2 kejantung
- Wheezing gas berkurang
- Sesak
Perfusi Penurunan
Suplai 02 ke cardiac output
jaringan
Ketidak efektifan jaringan
perifer
bersihan jalan nafas Penyempitan
jalan
pernafasan
Penurunan curah Tekanan
jantung darah
menurun

Kelemahan
Peningkatan kerja hiperventil Kebutuhan O2
dan keletihan
otot pernafasan asi menungkat

Retensi Asidosis Intoleransi


respiratoric aktivitas

Nafsu makan Ketidak


menurun efektifan
menyebababkan pola nafas
ketidak
seimbangan

E; MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi. dan sesak napas.
Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma
alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai

6
6
6
6
sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang
mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Gejala asma antara lain :
a; Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop
b; Batuk produktif, sering pada malam hari
c; Sesak nafas (Arif Mansjoer. 2001:477).
d; Nafas berat yang berbunyi ngik-ngik
e; Nafas pendek tersengal-sengal
f; mata Susah berbicara dan berkosentrasi saat serangan terjadi
g; Napas menjadi dangkal dan cepat atau lambat dibanding biasanya
h; Lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan napas
i; Daerah leher dan diantara ataua dibawah tulang rusuk melesak kedalam, bersama
tarikan napas.
Tanda asma antara lain :
a; Perubahan dalam pola pernapasan
b; Bersin-bersin
c; Perubahan suasana hati
d; Hidung mampat atau hidung ngocor
e; Batuk
f; Gatal-gatal pada tenggorokan
g; Merasa capek
h; Lingkaran hitam di bawah mata
i; Susah tidur
j; Turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga.
F; PEMERIKSAAN PENUNJANG

Adapun pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa adalah :

1; Spirometri
Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosis asma adalah
melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi respon yang kurang dari 20 %
tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada pasien yang sudah normal
atau mendekati normal.
2; Uji provokasi bronkus
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus.
Uji provokasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.
Pemeriksaan sputum

7
7
7
7
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan
pada bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden
yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral
yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini
penting untuk melihat adanya miselium Aspergillus fumigatus.
3; Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat
membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.
4; Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk menyokong adanya atopi.
5; Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran napas
dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti
pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002).
6; Uji gas darah
Hanya dilakukan pada pasien yang mengalami asma berat. Terjadi hipoksemia dan
hiperkapnia (PaCO2 < 35/45 mmHg)
G; PENATALAKSANAAN
1; Penatalaksanaan Perawat
a; Edukasi
Edukasi yang baik akan menurunkan morbidity dan mortality.edukasi tidak hanya
di tujukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain yang membutuhkan
seperti pemegang keputusan, pembuat perencanaan bidang kesehatan atau asma.
b; Menilai dan memonitor berat asma secara berkala
Penilaian klinis berkala antara 1 6 bulan dan memonitor asma oleh penderita
sendiri mutlak di lakukan pada penatalaksanaan asma .Hal tersebut di sebabkan
berbagai factor antara lain :
Gejala dan berat asma berubah ,sehingga membutuhkan perubahan terapi
Daya ingat ,dan motivasi penderita yang perlu di review , sehingga
membantu penanganan asma terutama asma mandiri
c; Identifikasi dan mengendalikan factor pencetus

2. Penatalaksanaan Medis

Faktor pencetus sedapat mungkin dihilangkan.


Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20
menit sampai 3 kali.
8
8
8
8
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini(per oral):
Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
; Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
; Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
; Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam
Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor,
hipertensi dan insomnia, . Intervensi keperawatan jelaskan pada orang tua
tentang efek samping obat dan monitor efek samping obat.

Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan


meningkatkan bersihan jalan nafas.
; Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
; Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam

Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit. Efek samping
tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem saraf
pusat;gejala toxic;sering.

Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison


: 0,5 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat)
H; KOMPLIKASI
a; Pneumotorak
b; Pneumonediatinum
c; Gagal napas
d; Bronkitis
e; Atelektasis (Arif Mansjoer. 2002: 477

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A; PENGKAJIAN

Anamnesa

1; Biodata
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
9
9
9
9
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan hubungan dengan klien.
2; Keluhan Utama
Keluhan utama dapat berupa sesak nafas
3; Riwayat Kesehatan
a; Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya berupa sesak nafas, batuk, demam ,nafas tersengal
sengal .
b; Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya.
c; Riwayat Kesehatan Keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular


khususnya berkaitan dengan penyakit pernafasan.

4; Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Perawat juga perlu mengkaji tentang kesadarn klien, kecemasan, kegelisahan,
kelemahan suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernafasan yang meningkat,
penggunaan otot-otot bantu pernafasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan
posisi istirahat klien.

; B1 (Breathing)
Inspeksi
Pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan,
serta penggunaan otot bantu pernafasan. Inspeksi dada terutama untuk
melihat postur bentuk dan kesimetrisan, adanya peningkatan diameter
anteroposterior, retraksi otot-otot interkostalis, sifat dan irama pernafasan
dan frekuensi pernafsan.
Palpasi
Pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil fremitus normal.
Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragma menjadi datar dan rendah.
Auskultasi

10
10
10
10
Terdapat suara vesikuler yang meningkatkan disertai dengan ekspirasi lebih
dari 4 detik atau lebih dari 3 kali inspirasi, dengan bunyi nafas tambahan
utama wheezing pada akhir ekspirasi.
; B2 (Blood)
Perawat perlu memonotori dampak asma pada status kardiovaskuler meliputi
keadaan hemodinamik seperti nadi,tekanan darah, dan CRT.
; B3(Brain)
Pada saat inspeksi,tingkat kesadarn perlu dikaji. Di samping itu, diperlukan
pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran klien apakah
compos mentis,somnolen, atau koma.
; B4(Bladder)
Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan dengan
intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonotor ada tidaknya
oligouria, karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
; B5(Bowel)
Dikaji adanya edema ekstremitas, tremor dan tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas karena dapat merangsang serangan asma. Pengkaji tentang status
nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan kesulitan-kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya. Pada klien dengan sesak nafas,sangat potensial
terjadi kekurangan pemenuhan kebutuhan nutrisi,hal ini karena terjadi
dipnea saat makan, laju metabolisme, serta kecemasan yang dialami klien.
; B6(Bone)
Dikaji adanya edema ekstremitas,tremor dan tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas karena dapat merangsang serangan asma. Pada integumen perlu
dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor
kulit,kelembapan,mengelupas atau bersisik, pendarahan, pruritus,eksim,dan
adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis. Pada rambut, dikaji warna
rambut, kelembapan, dan kusam. Perlu dikaji pula tentang bagaimana tidur
dan istirahat klien yang meliputi berapa lama(Muttaqin,2008)
B; DIAGNOSA KEPERAWATAN
1; Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. d mucus dalam jumlah berlebih
,peningkatan produksi mucus,eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
2; Ketidak efektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding
dada
3; Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbondioksida

11
11
11
11
C; INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Ketidakefektifan ; Respiratory status : Pastikan kebutuhan oral
bersihan jalan nafas b. d Ventilation / tracheal suctioning.
mucus dalam jumlah
; Respiratory status : Airway Anjurkan pasien untuk
berlebih ,peningkatan
patency istirahat dan napas
produksi mucus,eksudat
dalam
dalam alveoli dan ; Aspiration Control
bronkospasme . Posisikan pasien untuk
kriteria hasil :
Batasan karakteristik : memaksimalkan
Suara nafas ; Mendemonstrasikan batuk ventilasi
tambahan efektif dan suara nafas yang
Perubahan Lakukan fisioterapi
bersih, tidak ada sianosis
frekuensi nafas dada jika perlu
dan dyspneu (mampu
Perubahan irama
mengeluarkan sputum, Keluarkan sekret
nafas
Siaonisis bernafas dengan mudah, dengan batuk atau
sputum dalam
12
12
12
12
jumlah yang tidak ada pursed lips) suction
berlebih
kesulitan ; Menunjukkan jalan nafas yang Auskultasi suara nafas,

berbicara atau paten (klien tidak merasa catat adanya suara

mengeluarkan tercekik, irama nafas, tambahan

suara frekuensi pernafasan dalam


Monitor status
gelisah rentang normal, tidak ada
batuk yang tidak hemodinamik
suara nafas abnormal)
efektif
Berikan pelembab udara
; Mampu mengidentifikasikan
Kassa basah NaCl
dan mencegah faktor yang
Lembab
penyebab.
Atur intake untuk cairan
; Saturasi O2 dalam batas
mengoptimalkan
normal
keseimbangan.
; Foto thorak dalam batas normal
Monitor respirasi dan
status O2

Pertahankan hidrasi
yang adekuat untuk
mengencerkan secret

Jelaskan pada pasien


dan keluarga tentang
penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.

2. Ketidak efektifan pola ; Respiratory status : Posisikan pasien untuk


nafas b.d keletihan otot Ventilation memaksimalkan
pernafasan dan ventilasi
; Respiratory status : Airway
deformitas dinding dada.
patency Pasang mayo bila perl
Batasan karakteristik :
Perubahan Lakukan fisioterapi
13
13
13
13
kedalaman ; Vital sign Status dada jika perlu
pernafasan
Perubahan eskursi Keluarkan sekret

dada dengan batuk atau


kriteria hasil:
Penurunan suction
tekananan ; Mendemonstrasikan batuk
Auskultasi suara nafas,
ekspirasi efektif dan suara nafas yang
penurunan catat adanya suara
bersih, tidak ada sianosis dan
ventilasi semenit tambahan
dyspneu (mampu
penurunan
mengeluarkan sputum, Berikan pelembab
kapasitas vital
perrnafasan mampu bernafas dg mudah, udara Kassa basah
cuping hidung tidakada pursed lips) NaCl Lembab

; Menunjukkan jalan nafas Atur intake untuk


yang paten (klien tidak cairan mengoptimalkan
merasa tercekik, irama nafas, keseimbangan.
frekuensi pernafasan dalam
Monitor respirasi dan
rentang normal, tidak ada
status O2
suara nafas abnormal)
Bersihkan mulut,
; Tanda Tanda vital dalam
hidung dan secret
rentang normal (tekanan
trakea
darah, nadi, pernafasan)
Pertahankan jalan nafas
yang paten

Observasi adanya tanda


tanda hipoventilasi

Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenas

Monitor vital sign

Informasikan pada
14
14
14
14
pasien dan keluarga
tentang tehnik relaksasi
untuk memperbaiki
pola nafas.

Ajarkan bagaimana
batuk efektif

Monitor pola nafas

3. Gangguan pertukaran gas; Respiratory Status : Gas Posisikan pasien untuk


b.d retensi exchange memaksimalkan
karbondioksida ventilasi
; Keseimbangan asam Basa,
Batasan karakteristik :
Elektrolit Pasang mayo bila perlu
Ph darah arteri
abnormal ; Respiratory Status : ventilation Lakukan fisioterapi
Ph arteri
dada jika perlu
; Vital Sign Status
abnormal
Pernafasan Keluarkan sekret
Kriteria hasil :
abnormal dengan batuk atau
Warna kulit
; Mendemonstrasikan suction
abnormal peningkatan ventilasi dan
Penurunan Auskultasi suara nafas,
oksigenasi yang adekuat
karbondioksida catat adanya suara
; Memelihara kebersihan paru tambahan
paru dan bebas dari tanda
Barikan pelembab
tanda distress pernafasan
udara
; Mendemonstrasikan batuk
Atur intake untuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis cairan mengoptimalkan

dan dyspneu (mampu keseimbangan.

mengeluarkan sputum, Monitor respirasi dan


mampu bernafas dengan status O2
mudah, tidak ada pursed
lips) Catat pergerakan
15
15
15
15
; Tanda tanda vital dalam dada,amati
rentang normal kesimetrisan,
penggunaan otot
; AGD dalam batas normal
tambahan, retraksi otot
; Status neurologis dalam batas supraclavicular dan
normal intercostal

Monitor suara nafas,


seperti dengkur

Monitor pola nafas :


bradipena, takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi, cheyne
stokes, biot

Auskultasi suara nafas,


catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan

Monitor TTV, AGD,


elektrolit dan ststus
mental

Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa

Jelaskan pada pasien


dan keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)

16
16
16
16
Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung

D; IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
2006, dalam Potter & Perry, 2006).
E; EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tinjdakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. (Ferry, 2009).

BAB III
PENUTUP
A; KESIMPULAN
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana
trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu
( Smeltzer, 2002 : 611).
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang berati terengah-engah dan berarti serangan
nafas pendek. Atau asma merupakam suatu penyakit yang ditandai oleh
hipersensitivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan dan keadaan ini

17
17
17
17
bermanifestasi sebagai penyempitan jalan nafas secara periodik dan reversibel akibat
bronkospasme (Sylvia, Price. 2006:784).
Jadi Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang
trakeobronkial terhadap berbagai rangasangan yang akan menimbulkan obstruksi jalan
nafas dan gejala pernafasan(mengi dan sesak).
B; SARAN
Semoga dengan memahami askep asma ini, Kita bisa menerapkan dan membagi
ilmu dalam menyelesaikan masalah gangguan tidak nyaman ini dalan kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran


Price,Sylvia. 2006. Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses Proses penyakit ,
alih bahasa Peter Anugrah, edisi 4 . Jakarta :EGC

Brunner & Suddart. 2002. Buku ajar keperawatan medikel bedah. Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. 2001. Ilmu penyakit dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Nanda.2007. buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kreteria
hasil NOC, Ed 7. Jakarta: EGC
18
18
18
18
19
19
19
19

Vous aimerez peut-être aussi