Vous êtes sur la page 1sur 20

BAGIAN PENYAKIT SARAF LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2017


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RAMSAY HUNT SYNDROME

Oleh:
Muamar Ghiffary

111 2015 2210

Pembimbing Supervisor :
Dr. Dr. Hj. Nadra Maricar, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M
Agama : Islam
Umur : 52 tahun
Alamat : Jl. Baji Dakka No. 34
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Suku : Bugis
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
No. RM : 231067
Tgl. Masuk : 11 Februari 2017

II. ANEMNESIS

A. Keluhan Utama : Lemah pada separuh wajah kanan


B. Anamnesis Terpimpin :
Seorang pasien laki laki berusia 52 tahun di konsul oleh bagian THT
dengan keluhan lemah separuh wajah kanan yang dialami sejak 3 hari yang lalu
setelah pasien masuk rumah sakit. Pasien sulit menutup mata kanan, mulut pasien
sedikit mencong ke kiri. Keluhan disertai dengan telinga terasa nyeri pada sebelah
kanan yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan disertai bintil-bintil berisi cairan yang sudah pecah berwarna putih
jernih, pada sisi telinga kanan tampak kemerahan, telinga kanan terasa panas,
telinga kanan terasa berdengung ada, keluar cairan dari liang telinga kanan
berwarna putih bening encer, berbau tidak ada, telinga terasa gatal, perasaan
pusing berputar tidak ada, sakit kepala tidak ada. Pasien baru pertama kali
merasakan keluhan tersebut. Pasien mengaku sebelum masuk rumah sakit pasien
sudah berobat ke dokter praktek namun tidak ada perubahan. Dari bagian THT
pasien di diagnosis dengan herpes zoster otikus, Demam (-), Batuk (-), Mual (-),
Muntah (-), BAB biasa BAK lancar. Riwayat penyakit terdahulu pasien pernah
sakit cacar air (+) saat kecil, riwayat trauma pada telinga disangkal, riwayat
hipertensi disangkal, riwayat stroke disangkal. Riwayat penyakit dalam keluarga
stroke, hipertensi, diabetes mellitus dan Penyakit Jantung tidak diketahui.
III. PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Gizi : Baik
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36 0C

3.1.1 Kepala dan leher


Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-). Ptosis (+/-)
Hidung : Sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga:
Kanan : Aurikula : Terdapat vesikel eritem yang telah pecah (+),
Krusta (+)
Meatus Akustikus Eksternus : Sempit, Edema (+),
Hiperemis (+), Sekret (+) serous
Kiri : Tidak ditemukan Kelainan
Mulut : Mukosa kering, sianosis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-/-)

3.1.2 Thoraks
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-),iktus kordis tidak
terlihat.
Palpasi : vocal fremitus kiri=kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
Auskultasi : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

3.1.3 Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak
teraba.

3.1.4 Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

3.2 Status Lokalis


Telinga Luar
Telinga Luar Kanan Kiri
Auricula Terdapat vesikel eritem -
- Mikrotia - -
- Efusi Perikondrium - -
- Keloid - -
- Nyeri Tarik Aurikula - -
- Nyeri Tekan Tragus - -
Meatus Akustikus
Eksternus
- Lapang/sempit Sempit Lapang
- Edema + -
- Hiperemis + -
- Pembengkakan - -
- Erosi - -
- Krusta + -
- Sekret +, Serous -
- Perdarahan - -
- Bekuan darah + -

Membran Timpani
Membran Timpani Kanan Kiri
- Perforasi Belum dapat dinilai -
(sentral/perifer/marginal/attic)
(kecil/besar/subtotal/total
- Pulsasi Belum dapat dinilai -
- Sekret Belum dapat dinilai -
(serous/seromukus/mukous/pus
)
- Tulang pendengaran Belum dapat dinilai -
- Kolesteatoma Belum dapat dinilai -
- Polip Belum dapat dinilai -
- Jaringan Granulasi + -
3.3 Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M5V6
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Brudzinski I : (-)
- kernig sign : (-)

3.3.1 Saraf kranial

KANAN KIRI

N.I (Olfaktorius)
Daya pembau Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.II (Optikus)
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang Pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III(Okulomotorius)
Ptosis - -
Ukuran Pupil 2,5 mm 2,5 mm
Bentuk Pupil Bulat (isokor) Bulat (isokor)
Gerakan Bola Mata
- Atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Medial Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Cahaya
- Direk + +
- Indirek + +
KANAN KIRI

N.IV (Trokhlearis)
Gerakan Mata Ke Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Medial Bawah
N.V(Trigeminus)
Mengunyah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Membuka Mata - -
Sensibilitas Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Refleks Kornea Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
N.VI(Abdusens)

Gerakan Mata Ke lateral - -

KANAN KIRI

N.VII(Fasialis)
Kerutan Kulit Dahi Asimetris (-/+)
Mengangkat Alis Asimetris (-/+)
Mata menutup Asimetris (-/+), Kekuatan (/+)
Meringis Asimetris (-/+)
Lipatan Nasolabialis (-/+) Lateralisaisi ke kiri
Kekuatan udara pipi Asimetris (-/+)
Daya Kecap lidah 2/3 Tidak dilakukan
depan
N.VIII(Vestibulokokhlea
ris)
Tes Bisik Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach Tidak dilakukan
KANAN KIRI
N.IX (Glosofaringeus)
&X (Vagus)
Daya Kecap Lidah 1/3 Tidak dilakukan
Belakang
Uvula Secara Pasif Tidak dilakukantidak dilakukan
Menelan Tidak dilakukanTidak dilakukan
Refleks Muntah Tidak Dilakukan
N.XI(Aksesorius)
Memalingkan Kepala Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mengangkat Bahu Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.XII(Hipoglosus)
Sikap Lidah - -
Atrofi Otot Lidah - -
Fasikulasi Lidah - -

3.3.2 Leher
Tanda-tanda perangsangan selaput otak:
Kaku kuduk : tidak ada
Kernigs sign : tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba
Arteri karotis :
Palpasi :Teraba, kuat angkat
Auskultasi : Bruit (-)
Kelenjar gondok : Tidak teraba
3.3.3 Abdomen
Refleks kulit dinding perut : Ada
1. Kolumna vertebralis:
Inspeksi : Gibbus (-), Skoliosis (-)
Pergerakan : Normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Tidak Dilakukan
3.3.3 Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Motorik
Pergerakan : Normal Normal Normal Normal
Kekuatan : 5 5 5 5
Tonus otot : Normal Normal Normal Normal
Bentuk otot : Normal Normal Normal Normal
Otot yang terganggu: -
Refleks Fisiologis
Biceps : normal/normal
Triceps : normal/normal
Radius : N/N
Ulna : N/N
Klonus
Lutut : tidak ada
Kaki : tidak ada
Refleks Patologi
Hoffman Trommer : -/-
Babinsky : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Schaffer : -/-
Oppenheim : -/-
Sensibilitas Kanan Kiri
Taktil : Normal Normal
Nyeri : Normal Normal
Suhu : Normal Normal
Diskriminan 2 titik : Normal Normal
Lokalis : Normal Normal

3.3.4 Gangguan koordinasi


Tes jari hidung: normal
Tes pronasi-supinasi : normal
Tes tumit : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes pegang jari : Tidak dilakukan pemeriksaan

3.3.5 Gangguan Keseimbangan


Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gait : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan nyeri : Tidak dilakukan pemeriksaan

3.3.6 Pemeriksaan fungsi luhur


Memori : dbn
Fungsi Bahasa : dbn
Visuospasial : dbn
Fungsi Eksekutif : dbn
Fungsi Psikomotor : dbn
Kalkulasi : dbn
Gnosis : dbn

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil Normal
WBC 6,7 x 103/mm3 4,3 10,8
RBC 4,53 x 106/mm3 4,20 6,40
PLT 287 x 103/mm3 150 450
Hb 13,6 g/dl 12 18
MCV 87 80 99
MCH 30,0 27,0 - 31,0
MCHC 34,5 33,0 37,0
Glukosa Sewaktu 179 mg/dl <140
SGOT 17 U/L L : <37 P : <31
SGPT 26 U/L L : <42 P : <32
Ureum 44,5 mg/dl 10 50
Kreatinin 1,2 mg/dl L : 0,7 - 1,3 P : 0,6 - 1,1

V. PEMERIKSAAN RADIOLOGI DAN PEMERIKSAAN LAIN-LAIN


Tidak Ada
VI. DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Parese Nervus Fasialis (VII) Dextra
Topis : Nervus Fasialis tipe Perifer
Etiologi : Ramsay Hunt Sindrom (Herpes Zooster Otikus)

VII. DIAGNOSA BANDNG


Bells Palsy

VIII. TERAPI
IVFD RL 28 tpm
Mecobalamin 1 amp/24j/IM
Pulvis 2 x 1 caps (Amitriptilin 1/3 tab, Gabapentin 150 mg)
Sucralfat Syrup 3 x 1 cth
Ranitidin 1 amp/12j/iv
Cendolyters 2 x 1 grt
Acyclovir 5 x 800 mg (Bag. Kulit)
Fusycream (Bag. Kulit)
Cefotaxime 1 gr/12j/iv (Bag. THT)
Ketorolac 1 amp/8j/iv (Bag. THT)
Dexametason 1 amp/8j/iv (Bag. THT)

IX. RESUME
Seorang pasien laki laki berusia 52 tahun di konsul oleh bagian THT
dengan keluhan lemah separuh wajah kanan yang dialami sejak 3 hari yang lalu
setelah pasien masuk rumah sakit. Pasien sulit menutup mata kanan, mulut pasien
sedikit mencong ke kiri. Keluhan disertai dengan telinga terasa nyeri pada sebelah
kanan yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan disertai bintil-bintil berisi cairan yang sudah pecah berwarna putih
jernih, pada sisi telinga kanan tampak kemerahan, telinga kanan terasa panas,
telinga kanan terasa berdengung ada, keluar cairan dari liang telinga kanan
berwarna putih bening encer, berbau tidak ada, telinga terasa gatal, perasaan
pusing berputar tidak ada, sakit kepala tidak ada. Pasien baru pertama kali
merasakan keluhan tersebut. Pasien mengaku sebelum masuk rumah sakit pasien
sudah berobat ke dokter praktek namun tidak ada perubahan. Dari bagian THT
pasien di diagnosis dengan herpes zoster otikus, Demam (-), Batuk (-), Mual (-),
Muntah (-), BAB biasa BAK lancar. Riwayat penyakit terdahulu pasien pernah
sakit cacar air (+).
Dari pemeriksaan fisis didapatkan tanda vital TD: 130/70 mmHg, Nadi: 88
x/menit, Pernapasaan: 22 x/menit, Suhu: 36 0C, kesadaran Compos Mentis
(E4M6V5).
Pada pemeriksaan telinga luar ditemukan pada aurikula terdapat vesikel
eritema yang sudah pecah, hiperemis ada, dan terdapat krusta. Pada pemeriksaan
meatus akustikus eksternus di temukan mukosa hipermis, edema ada, hiperemis
ada, sekret ada warna putih bening, dan terdapat krusta. Pada pemeriksaan
membran timpani ditemukan jaringan yang mengalami granulasi.
Pada pemeriksaan neurologi di temukan adanya kelainan pada nervus
fasialis dimana terdapat kelemahan pada daerah wajah sebelah kanan, dimana
kerutan pada dahi, mengangkat alis, menutup mata, sudah tidak simetris kiri dan
kanan, pasien tampak meringis, dan lipatan nasolabialis lateralisasi ke kiri.

X. FOLLOW UP
FOLLOW UP (17 Februari2017)
Subjective Objective Assesment Planning
Lemah Kesadaran : Ramsay Hunt - Mecobalamin 1
wajah Compos Mentis Sindrom amp/12j/IM
- Ranitidin
kanan, GCS: E4M6V5
1amp/12jam/IV
sejak 3 hari TTV :
- Sucralfat Syrup
yang lalu, TD=130/70 mmHg
3 x 1 Cth
Nadi = 88x/m,
gatal dan - Pulvis 2 x 1 caps
reguler - Cendolyters 2
kemerahan
Suhu = 36 0C
dd 1 gtt
telinga Napas =
- Kompres air
kanan, 22x/m,reguler
hangat diwajah
berdengung S.Neurologis:
kanan
- RM:- - Terapi lain
- Kaku Kuduk : (-) sesuai TS THT
- Kernig Sign : (-) dan kulit
b. Nn.Cranial : Kelamin
- Pupil bulat
diameter 2,5 mm,
isokor, Reflek
Cahaya (+/+)
- parese n. Facialis
(VII) dextra tipe
perifer
c. Motorik :
P n n
n n
K 5 5
5 5
T n n
n n
RF n n
n n
RP - -
- -
d. Sensorik : dbn
e. Otonom :
BAB (+), BAK (+)

FOLLOW UP (18 Februari 2017)


Subjective Objective Assesment Planning
Lemah Kesadaran : Ramsay - Mecobalamin
wajah Compos Mentis Hunt 1 amp/12j/IM
- Ranitidin
kanan, GCS: E4M6V5 Sindrom
1amp/12jam/I
sejak 3 TTV :
V
hari yang TD=120/70
- Sucralfat
lalu, gatal mmHg
Syrup 3 x 1
Nadi = 80x/m,
dan
Cth
kemeraha reguler - Cendolyters 2
Suhu = 36 0C
n telinga dd 1 gtt
Napas =
- Pulvis 2 x 1
kanan,
20x/m,reguler
caps
berdengu
S.Neurologis: - Kompres air
ng
- RM:- hangat
- Kaku Kuduk : (-) diwajah kanan
- Terapi lain
- Kernig Sign :
sesuai TS THT
(-)
dan kulit
b. Nn.Cranial :
Kelamin
- Pupil bulat
diameter 2,5
mm, isokor,
Reflek Cahaya
(+/+)
- parese n.
Facialis (VII)
dextra tipe
perifer
c. Motorik :
P n n
n n
K 5 5
5 5
T n n
n n
RF n n
n n
RP - -
- -
d. Sensorik : dbn
e. Otonom :
BAB (+), BAK (+)

FOLLOW UP (19 Februari 2017)


Subjective Objective Assesment Planning
Lemah Kesadaran : Ramsay - Mecobalamin
wajah Compos Mentis Hunt 1 amp/12j/IM
- Ranitidin
kanan, GCS: E4M6V5 Sindrom
1amp/12jam/I
sejak 3 TTV :
V
hari yang TD=120/70
- Sucralfat
lalu, gatal mmHg
Syrup 3 x 1
Nadi = 80x/m,
dan
Cth
reguler
kemeraha - Cendolyters 2
Suhu = 36 0C
n telinga Napas = dd 1 gtt
- Pulvis 2 x 1
kanan, 20x/m,reguler
caps
berdengu S.Neurologis:
- Kompres air
ng - RM:-
hangat
- Kaku Kuduk : (-)
diwajah kanan
- Kernig Sign : - Terapi lain
(-) sesuai TS THT
b. Nn.Cranial : dan kulit
- Pupil bulat Kelamin
diameter 2,5
mm, isokor,
Reflek Cahaya
(+/+)
- parese n.
Facialis (VII)
dextra tipe
perifer
c. Motorik :
P n n
n n
K 5 5
5 5
T n n
n n
RF n n
n n
RP - -
- -
d. Sensorik : dbn
e. Otonom :
BAB (+), BAK (+)
FOLLOW UP (20 Februari 2017
Subjective Objective Assesment Planning
Lemah Kesadaran : Ramsay - Mecobalamin
wajah Compos Mentis Hunt 1 amp/12j/IM
- Ranitidin
kanan, GCS: E4M6V5 Sindrom
1amp/12jam/I
sejak 3 TTV :
V
hari yang TD=120/70
- Sucralfat
lalu, gatal mmHg
Syrup 3 x 1
Nadi = 80x/m,
dan
Cth
reguler
kemeraha - Pulvis 3 x 1
Suhu = 36 0C
n telinga Napas = caps
- Kompres air
kanan, 20x/m,reguler
hangat
berdengu S.Neurologis:
diwajah kanan
ng - RM:-
- Terapi lain
- Kaku Kuduk : (-)
sesuai TS THT
- Kernig Sign :
dan kulit
(-)
Kelamin
b. Nn.Cranial :
- Pupil bulat
diameter 2,5
mm, isokor,
Reflek Cahaya
(+/+)
- parese n.
Facialis (VII)
dextra tipe
perifer
c. Motorik :
P n n
n n
K 5 5
5 5
T n n
n n
RF n n
n n
RP - -
- -
d. Sensorik : dbn
e. Otonom :
BAB (+), BAK (+)

XI. PROGNOSIS
Qua Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Qua Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam

XII. DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Ramsay Hunt
Syndrome. Ramsay Hunt Syndrome merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari
neuralgia radikuler, otalgia, erupsi vesikuler yang mengenai sebagian telinga luar
dan kanalis akustikus eksternus disertai kelumpuhan nervus VII perifer.1,2,3
The Center of Disease Control memperkirakan 32 % penduduk Amerika
akan mengalami herpes zoster sepanjang hidupnya . Faktor resiko yang penting
adalah pertambahan usia. SRH memiliki insiden yang lebih rendah, hanya
[9]
terdapat 0,2% dari semua kasus herpes zoster. Angka kejadian Sindrom
Ramsay Hunt (SRH) dari seluruh kejadian paresis fasialis akut adalah 10-15 %.
Pada dewasa terdapat angka kejadian sekitar 18%, anak-anak 16% dan jarang
terjadi pada anak dibawah umur kurang dari 6 tahun. Perbandingan insiden antara
laki-laki dan wanita 1:14
Diagnosis Ramsay Hunt Syndrome dibuat berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.Dari dalam anamnesis riwayat penyakit dahulu bisa didapatkan
ada riwayat terkena penyakit cacar air.Penyakit ini didahului dengan gejala
prodromal berupa nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan
muntah.Lesi terdapat di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel
berkelompok di atas daerah yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti
terbakar pada telinga dan kulit sekitarnya (nyeri radikuler). 2 Pemeriksaan fungsi
nervus VII diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan dan
evaluasi pengobatan. Tes yang dapat dilakukan adalah tes topografi untuk
menentukan letak lesi saraf fasialis dengan tes Schirmer, reflek stapedius dan tes
gustometri. Derajat kelumpuhan saraf fasialis dapat dinilai secara subjektif dengan
menggunakan sistim House-Brackmann, metode ini juga dapat digunakan untuk
evaluasi pengobatan.5,6,7,8,9,10,11

Diagnosis banding untuk SRH, antarala lain adalah Bells Palsy, miringitis
bulosa, otitis eksterna, dan trigeminal neuralgia.12,13,14,15

Obat yang paling direkomendasikan untuk tatalaksana SRH adalah


kombinasi acyclovir dan prednisone. Berdasarkan penelitian yang tealh
dilaksanakan dari 80 pasien SRH dengan berbagai tingkat keparahan diobati
dengan acyclovir dan predniosen menunjukkan hasil kesembuhan total, tetapi
masih ada 52% yang menujukkan gejala sisa berupa kelumpuhan wajah dengan
grade I menurut House-Backman. Oleh sebab itu pemberian terapi dalam waktu 3
hari setelah ruam muncul menjadi penting untuk mencapai prognosis yang lebih
baik bagi kelumpuhan wajah parsial dan kehilangan pendengaran.Jika obat
diberikan lebh dari 7 hari onset ruam maka kesempatan bagi pasien yang
dinyatakan dalam grade 1 House backman memiliki kesempatan 30% untuk
sembuh.16,17,18
Lamanya pengobatan antivirus dalam studi telah bervariasi dari 7-21
hari.Terapi pada individu normal dapat diberikan asiklovir 5x800mg sehari
selama 7 hari10,18,19,23
Steroid ini hanya boleh diberikan bersamaan dengan antiviral dan lamanya
penggunaan steroid tidak boleh melampaui masa terapi antivirus. Menurut Gupta
J dkk, penggunaankortikosteroid 3-5 hari dengan regimen tapperring.
Kortikosteroid dapat diberikan selama 10-14 hari dengan dosis 40-60mg/hari atau
1mg/KgBB/hari dengan regimen tappering.19,20
Prognosis SRH dipengaruhi oleh umur, diabetes mellitus, hipertensi dan
pemberian terapi yang cepat. Yeo dkk menyatakan bahwa Herpes Zoster Oticus
(HZO) memiliki prognosis yang buruk daripada Bells Palsy. Hasil pemulihan
akan lebih baik jika perawatan dimulai pada hari ke tiga setelah gejala timbul.
Kesembuhan yang sempurna akan tercapai pada 70% kasus jika pengobatan
dimulai pada saat ini. Namun, jika pengobatan tertunda lebih dari 3 hari,
kesempatan untuk mencapai kesembuhan sempurna akan turun sekitar 50%.19,20
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasmussen, E.R., Ramsay Hunt Syndrome Revisited-Emphasis on Ramsay


Hunt Syndrome with Multiple Cranial Nerve Involvement. Virology
Discovery, Herbert Open Access Journal, 2014: p. 1-2.
2. Coulson, S., Prognostic Factors in Herpes Zoster Oticus (Ramsay HUnt
Syndrome). Otology and Neurotology, 2011. 32: p. 01.
3. Kim, D., Ramsay Hunt Syndrome Presenting as Simple Otitis Exerna
Departement of, 2008. 3: p. 248.
4. Munilson, J., Diagnosis dan Penatalaksanaan Sindrom Ramsay Hunt.
Bagian Telinga HIdung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas 2009: p. 1.
5. JM, G., Seventh Cranial Neuropathy. Guideline, Feb 2009. 29: p. 5-13.
6. Sjarifudin, B., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga dan Tenggorok, Kepala
dan Leher. 6 ed. Kelumpuhan nervus fasialis perifer. 2007, Jakarta:
Fakultas Kedokteran Indonesia.
7. Anne Agur, A.D., Cranial nerves, in Grant's Atlas of Anatomy, J. Christ,
Editor. 2009, Lippincott William: U.S.A.
8. Gilden, S., Ramsay Hunt Syndrome. Nosological entities, 2001. 71: p. 149-
154.
9. worme, M., An unexpected case of Ramsay HUnt Syndrome: case report
and literature review. BioMed Central, 2013. 6: p. 2.
10. Uscatgui, T., Antiviral therapy for ramsay hunt syndrome (herpes zoster
oticus with facial palsy) in adults. The Cochrane Collaboration, 2009. 2: p.
1.
11. Costa, A., Ramsay Hunt Syndrome in the Differential Diagnosis of Stroke.
Images in Infection Disease, 3012: p. 663.
12. Chodkiewicz, H.M., Ramsay hunt syndrome revisited. Cutis, 2013. 91: p.
181-182.
13. Pieter. Ramsay HUnt Syndrome. What are the symptomps of ramsay hunt
syndrome 2014 [cited 2014 26 Sept].
14. Ho, C.-W., The Intervention of Rehabilitation Therapy on the Treatment of
Ramsay Hunt Syndrome. J-Med Science, 2004: p. 37-40.
15. Cummings, C., Bells Palsy: Spontaneus Idiopatic of Facial Paralysis, in
Cummings Otolaringology, Cumming, Editor. 2013, Elsevier Mosby.
16. Probst, R., Overview: Differential Diagnosis of Infalammatory Changes in
the External Ear, in Basic Otorhino-laryngology, G. Grevers, Editor. 2006,
Georg Thieme Verlag: NewYork.
17. Janniger, C., Herpes Zoster, in Medscape emedicine, D. Elston, Editor.
2014, http://www.emedicine-medscape.com. p. 2.
18. Miravalle, A. Ramsay Hunt Syndrome. 2012 6 Feb 2012 [cited 2014 25
Sep ].
19. JAn, A.M., Unilateral Facial Swelling Caused by Ramsay Hunt Syndrome
Resembles Odontogenic Infection. Practique Clinique, 2006. 72: p. 829.
20. Menner, A., Ramsay Hunt Syndrome, in A Pocket Guide to the Ear,
Elmira, Editor. 2003, Stuttgart: New york.

Vous aimerez peut-être aussi