Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this research are to identifie the influence of ozone treatment of
kappa carrageenan molecular weight and to define the optimum condition of
ozonation process by using
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh ozonasi terhadap
berat molekul kappa karagenan dan menentukan kondisi optimum proses ozonasi.
Penelitian ini menggunakan model statistika Box-Bhenken Design (BBD) dengan
variabel yang digunakan yaitu waktu ozonasi (5-15 menit), pH (3-11), dan suhue
(20-40oC) dengan respon yang diamati yaitu % depolimerisasi molekul kappa
karagenan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
Kata kunci : depolimerisasi; kappa karagenan; pH; suhu; waktu ozonasi
1. Pendahuluan
Karagenan adalah polisakarida yang diekstraksi dari beberapa spesies rumput laut
atau alga merah (Rhodophyceae). Karagenan adalah galaktan tersulfatasi linear hidrofilik.
Polimer ini merupakan pengulangan unit disakarida galaktan sulfat. Galaktan tersulfatasi
ini diklasifikasi menurut adanya unit 3,6-anhydro galactose (DA) dan posisi gugus sulfat
(Campo, 2009).
Tiga jenis karagenan komersial yang paling penting adalah karagenan iota (i),
kappa () dan lambda () (Glickman, 1983). Jenis karagenan yang berbeda ini diperoleh
dari karagenan komersial yang memiliki berat molekul massa rata-rata antara berkisar
400.000 sampai 600.000 Da (Van de Velde, 2002).
Sejauh ini, metode ozonasi yang telah digunakan untuk mengkaji depolimerisasi
sumber polisakarida jenis lain seperti kitosan, tepung singkong, dan guar gum. Beberapa
variabel yang mempengaruhi terhadap proses ozonasi kappa karagenan adalah waktu
ozonasi, pH, suhu, laju alir, konsentrasi, dan tegangan ozon. Variabel-variabel tersebut
digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap perubahan berat molekul kappa
karagenan.
Menurut Seo (2008) menjelaskan bahwa kitosan memiliki manfaat sebagai
antimikroba dengan berat molekul 104.000 sampai 201.000 Da. Oleh karena itu, penelitian
ini akan mengkaji pengaruh penggunaan ozonasi larutan -karagenan terhadap perubahan
berat molekul pada berbagai variasi waktu ozonasi, pH, dan suhu, serta memperoleh nilai
optimum masing-masing variabel proses ozonasi dengan pencapain berat molekul kappa
karagenan yang bermanfaat sebagai antimikroba.
2. Metode Penelitian
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kappa karegenan refined
karagenan (Kappaphicus alverezii) yang diperoleh dari CV. Karagen Indonesia, Semarang.
Pelarut kappa karagenan yaitu aquadest yang diperoleh dari Laboratorium MER-C. Untuk
proses pengaturan asam dan basa digunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan No Katalog 231-
639-5 dan Natrium Hidroksida (NaOH) dengan No Katalog 215-185-5 dari PT. Merck.
Tbk.
nilai k MH adalah 0.00598 sedangkan bernilai 0.90. Berat molekul (M) dan viskositas
Dimana sp, [], kH, dan C berturut-turut merupakan viskositas spesifik, viskositas intrinsic,
konstanta huggins, dan C konsentrasi larutan. Konstanta huggins dan viskositas spesifik
dianyatakn dalam bilangan tak berdimensi. Nilai kH untuk kappa karagenan yaitu 0,35.
Persentasi penurunan berat molekul kappa karagenan dinyatakan dalam
%depolimerisasi yang dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini
Depolymerization ( %) = (Mi - Mt) / Mi * 100 (3)
Dimana Mi adalah berat molekul awal dan Mt adalah berat molekul setelah ozonasi pada
waktu t menit.
2.4 Analisis Data
2.4.1 Metode Respon Permukaan
Desain eksperimen menggunakan Box Bhenken Design (BBD) yang terdiri dari 3
faktor, 1 blok, dan 15 run. Tabel 1 menunjukkan variabel proses dan dan rangenya yang
digunakan pada penelitian
Range
Variabel Symbol
-1 0 +1
Waktu (Menit) X1 2 3 4
pH X2 5 10 15
Suhu (oC) X3 3 7 11
k k1 k k
Y = 0 + i X i + ij X i X j+ ii X 2i
i=1 i=1 j=2 i=1 (5)
i< j
(6)
3. Pembahasan
3.1 Model dan Analisis ANOVA
Parameter-parameter yang terdapat pada persamaan 5 dicari dengan pendekatan
statistika menggunakan metode respon permukaan berdasarkan data eksperimen yang
diperoleh sesuai table 2.
Tabel 2. Experimental Design dan Respon
Kode Faktor Depolimerisasi (%)
Run Waktu
X1 X2 X3 pH Suhu (oC) Eksperimen Prediksi
(Menit)
1 -1 -1 0 5.00 3.00 30.00 63.47 62.36
2 1 -1 0 15.00 3.00 30.00 91.51 86.44
3 -1 1 0 5.00 11.00 30.00 14.02 19.10
4 1 1 0 15.00 11.00 30.00 59.04 60.15
5 -1 0 -1 5.00 7.00 20.00 52.03 50.05
6 1 0 -1 15.00 7.00 20.00 79.70 81.69
7 -1 0 1 5.00 7.00 40.00 33.58 31.60
8 1 0 1 15.00 7.00 40.00 63.10 65.08
9 0 -1 -1 10.00 3.00 20.00 77.86 80.95
10 0 1 -1 10.00 11.00 20.00 48.34 45.25
11 0 -1 1 10.00 3.00 40.00 59.41 62.50
12 0 1 1 10.00 11.00 40.00 31.73 28.64
13 0 0 0 10.00 7.00 30.00 67.53 67.53
14 0 0 0 10.00 7.00 30.00 67.53 67.53
15 0 0 0 10.00 7.00 30.00 67.53 67.53
Koefisien determinasi (R2) merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk
menilai sejauh mana keakuratan model untuk menjelaskan data-data eksperimen. Nilai R 2
menunjukkan kesesuaian antara data eksperimen dan yang diprediksi melalui model. Data-
data eksperimen yang diperoleh di susun kedalam bentuk persamaan polynomial untuk
mengukur sejauh mana pengaruh kurvatur terhadap model matematis. Persamaan
polynomial dibatasi pada orde 2, dengan kata lain, pengaruh kubik dihilangkan dalam
model. Dengan menggunakan model statistika, model dapat dinyatakan sangat signifikan
apabila mempunyai nilai probabilitas (<0.05). Keakuratan model juga dapat diukur dengan
menggunakan lack of fit F-Tests. Lack of fit F-test secara statistic tidak signifikan apabila
P-values lebih besar dari 0.05
Persamaan polynomial orde 2 untuk menjelaskan hubungan antara data-data
eksperimen antara variabel independen dan respon disusun menggunakan persamaan 5 dan
menggunakan data statistik yang disajikan pada table 3. Persamaan model yang disusun
dapat dilihat pada persamaan 6. Model matematis yang disusun dari koefisien regresi pada
tabel 3 menunjukkan nilai prediksi yang hampir sesuai dengan data eksperimen yang
diperoleh.
YBM = 16.94 + 4.59X1 - 1.00X2 + 2.88X3 + 0.21X1X2 + 0.01X1X3 + 0.01X2X3 - 0.15X12 -
0.42X22 -.0.07X32 (6)
Koefisien SS dF MS F p
X0 16.94
X1 4.59 2120.90 1 2120.90 98.30 0.00018
X12 -0.15 55.43 1 55.43 2.57 0.16987
X2 -1.00 2419.10 1 2419.10 112.12 0.00013
X22 -0.42 162.89 1 162.89 7.55 0.04042
X3 2.88 614.44 1 614.44 28.48 0.00310
X32 -0.07 158.40 1 158.40 7.34 0.04230
X1X2 0.21 72.03 1 72.03 3.34 0.12723
X1X3 0.01 0.85 1 0.85 0.04 0.85039
X2X3 0.01 0.85 1 0.85 0.04 0.85039
Error 107.88
Total SS 5666.50 R2 0.98
MS Residual 21.55 Adj R2 0.95
Tabel 3. Analysis Of Variance dan Koefisien
Berdasarkan analisis varian data eksperimen, menunjukkan bahwa nilai R2 yaitu
0.98. Hal ini menunjukkan bahwa 98% kesesuaian antara data eksperimen dan prediksi
melalui model matematis yang dikembangkan. MS Residual menyatakan selisih antara
nilai eksperimen dan nilai prediksi yang diperoloeh dari model. Pada penelitian ini, nilai
MS residual ang diperoleh adalah 21.55, dengan demikian, model yang disusun cukup
akurat untuk menjelaskan kedekatan antara hasil eksperimen dan model.
Ucapan Terima Kasih: Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada bu Aji
Prasetyaningrum, ST,M.Si selaku dosen pembimbing penelitian ini dan kepada pihak-pihak
yang membantu pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Campo, V. K. S. J. D. I. C. I., 2009. Carrageenans: Biological Properties, Chemical
Modifications and Structural Analysis. In: Carbohydrate Polymers. s.l.:s.n., pp. 167-
180.
Chan, H. T., Bhat, R. & Karim, A. A., 2009. Physicochemical and Functional Properties.
Agriculture and Food Chemistry, pp. 5965-5970.
Glickman, 1983. Food Hydrocolloid, Florida: CRC Press Inc Boca Ration.
Kaba'nova, N. N., Murinov, K. Y. & I.R, M., 2000. Oxidative Destruction of Chitosan
Under the Effect of.
Klein, B., Vanier, N. L., Khalid, M. & Pinto, V. Z., 2014. Ozone oxidation of cassava
starch in aqueous solution at different pH. Food Chemistry, pp. 167-173.
Omar, W. N. N. W. & Amin, N. A. S., 2016. Multi response optimization of oil palm frond
pretreatment by. Industrial Crops and Product, pp. 389-402.
Quero-Pastor, M., Garido-Perez, M. & Quiroga, J., 2013. Ozonation of Ibuprofen :
Degradation and Toxicity Study. Science of The Total Environment, pp. 967-964.
Salimy, Nuryanti & H, D., 2008. Metode Pemukaan Respon dan Aplikasinya Pada
Optimasi Eksperimen Kimia. pp. 373-391.
Seung-Wook, Seo., 2008. Depolymerization and Decolorization of Chitosan By Ozonation
Treatment. Seoul: Chung-Ang University.
Susmita, Mandavgane & M.KN. Yenkie. 2011. Effect of pH of The Medium On
Degredation of Aqueous Ozone. Journal RJC Report.
Van de Velde, .. S. U. A. R. H. a. C. =. A., 2002. 1H and 13 C High Resolution NMR
Spectoscopy of Carrageenans:Aplication in Research and Industry. In: Trend in Food
Science and Technology. s.l.:s.n., pp. 73-92.
Wang, Y., Hollingsworth, R. I. & Kasper, D. L., 1999. Ozonolytic depolymerization of
polysaccharides in. Carbohydrate Research, pp. 141-147.
Wu, S. J., 2012. Degradation of Kappa Karagenan by Hydrolisis With Commercial Alpha
Amylase. Carbohydrate Polymer, pp. 394-396.
Yue, W., He, R., Jia, P. & Wei, Y., 2009. Ultraviolet radiation-induced accelerated
degradation of chitosan by ozonation. Carbohydrate Polymer, pp. 639-642.