Vous êtes sur la page 1sur 16

Ema Nur Herlindayantri

145020307111029

BAB 4 Rerangka Konseptual-Suatu Model

Tujuan Pelaporan Keuangan

Adapun tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu:

1. Untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna informasi


akuntansi, yang nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan.

2. Untuk memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal


perusahaan untuk membantu para pengguna informasi akuntansi dalam
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.

Pemakai dan Kepentingannya

FASB merinci para pengguna pelaporan keuangan, yaitu:

1. Owners
2. Lenders
3. Suppliers
4. Potential investors & creditors
5. Employees
6. Management
7. Directors
8. Customers
9. Financial analyst & advisors
10. Brokers
11. Underwriters
12. Stock exchange
13. Lawyers
14. Economist
15. Taxing authorities
16. Regulatory authorities
17. Legislators
18. Financial press & reporting agencies
19. Labor unions
20. Trade associations
21. Business researchers
22. Teachers & students
23. The public

Beragam kepentingan dari pelaporan keuangan adalah pertanggungjawaban,


kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan
pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan
pengukuran kinerja entitas.

Karena penentuan tujuan pelaporan keuangn merupakan proses yang kompleks,


maka terdapat dua pendekatan yaitu:

1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai


bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai
kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi)

Dengan pendekatan (1) pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set
data untuk berbagai pemakai dan kepentingan. Pendekatan (2) berasumsi bahwa
kebutuhan informasi dan model pengambilan keputusan para pemakai diketahui
dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statement/laporan khusus untuk
melayani berbagai keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai.

Aspek Sosial Tujuan Pelaporan Keuangan

Bila akuntansi harus berperan dalam hal mencapai tujuan negara, maka tujuan
pelaporan keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan keiatan sosial
atau masyarakat dalam suatu negara.

Bloom dan Elgers (1995) mendeskripsi tiga macam tujuan pelaporan keuangan
yaitu: tujuan fungsional, tujuan bersama dan tujuan kelompok dominan.

Tujuan Fungsional
Adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya.

Tujuan Bersama
Adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan
individual lainnya.
Tujuan Kelompok Dominan
Adalah tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual yang
dapat diidentifikasi.

Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan

Wolk, Tearney, dan Dold (2001) mendeskripsi dan membahas perkembangan tujuan
pelaporan di Amerika mulai dari dokumen yang dihasilkan Komite Eksekutif
American Accounting Association (AAA) berupa A Statement of Basic Accounting
Theory (ASOBAT) sampai dokumen yang dihasilkan FASB berupa Conceptual
Framework.

Tujuan Versi ASOBAT

Membuat keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya alam,


manusia dan finansial yang terbatas.
Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu
organisasi secara efektif.
Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada manajemen.
Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.

Tujuan Versi APB No. 4

o Tujuan Khusus
Tujuannya untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.

o Tujuan Umum
Tujuan umum adalah memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-
sumber ekonpmi, dan kewajiban perusahaan; memberikan informasi yang
terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha
dalam mencari laba; menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; mengungkapkan
informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

o Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif yang dirumusakan APB Statements No. 4 adalah :

Relevance
Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan
dalam proses pengambilan keputusan.
Understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga
harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
Verifiability
Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Timeliness
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila
diserahkan pada saat yang tepat.
Comparability
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artiya akuntansi harus
memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun
perusahaan lain.
Completeness
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan
yang layak dari para pemakai.

Tujuan Versi True Blood Committee

Dalam trueblood committee report dinyatakan bahwa tujuan utama dari laporan
keuanganadalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan.
Tujuan yang sama juga terdapat dalam Conceptual Framework dari FASB, PSAK
dan lainya.

Laporan Komite Trueblood menjelaskan 7 sifat dan kualitas laporan keuangan


sebagai berikut:
1. Relevan dan material (Relevance and Materiality)
2. Formalitas dan Kenyataan (Form and Substance)
3. Tingkat Kepercayaan (Reability)
4. Bebas dari Prasangka (Freedom from bias)
5. Dapat Dibandingkan (Comparability)
6. Konsistensi (Consistency)
7. Dapat Dipahami (Understandability)

Tujuan Pelaporan Keuangan FASB


FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran
yaitu bahwa :
o Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politik
dan sosial tempat akuntansi diterapkan.
o Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi
yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan.
o Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk meghindari terlalu umumnya
informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi
kebutuhan informasinya.

Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan

Tujuan pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan
sosial di Amerika. Lingkungan penerapak akuntansi di Amerika diberi karakteristi
sebagai berikut:

1. Sistem ekonomi pasar yang maju.


2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan
dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor.
4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga
keuangan.
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah; sumber
daya produktif lebih banyak dikelola oleh swasta/pribadi daripada oleh
pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai regulator.
6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan
informasi publik yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan
yang disediakan oleh tiap badan usaha.
7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai
melalui pengauditan oleh auditor independen.

Karakteristik dan Keterbatasan Informasi

Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan


melalui mekanisma pelaporan keuangan:
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada denga
industri ekonomi secara keseluruhan
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada
hasil perhitungan yang pasti
3. Sebagai besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh
mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan cost sehingga
pertimbangan cost manfaar dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.

Fokus atau Cakupan Informasi

Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan


keuangan umum diuraikan berikut ini:

1) Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang


tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh
informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada
informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2) Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa
kemampuanperusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan
meupakan fokus atau kepeningan umum bersama dari berbagai pemakai informasi.
3) Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk
melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat
dituangkan dalam bentuk statement keuangan.

Isi Tujuan Pelaporan

Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB:

1) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi hang bermanfaat bagi


para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potemsial, dalam
membuat keputusan-keputusan investasi, kredit dan semacamnya yang rasional.
Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempuyai pengentahuan yang
memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk
mempelajari informasi dengan cukup.
2) Pelapora keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
pemakai, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan
ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bungan dan
pemerolehan kas mendatang dari penjualan , penebusan atau jatuh temponya
sekuritas.
3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomi suatu badan usaha, klaim terhadap sumber sumber tersebut (kewajiban
badan usaha untuk mentransfer sumber data skonomik ke entias lain dan ekuitas
pemilik).

Karakteristik Kualitatif Informasi

Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan
masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan
bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan Merupakan suatu karakteristik
yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan
keputusan, pemakai, dan keuakinan oemakai terhadap informasi. Oleh karena itu,
kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif atau kualitas informasi
akuntansi.

Proses Pertimbangan penentuan kebijakan akuntansi


Nilai Informasi

Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja
dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan
mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut :
1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa
lalu, sekarang, atau masa datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya
suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Kualitas yang dinyatakan pada gambar dibawah ini adalah kualitas yang
menjadikan informasi mempunyai nilai atau manfaat. Berikut ini kriteria dan unsur-
unsur pembentuk kualitas informasi :
Elemen Statemen Keuangan

Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi semantik yang


dikandung statemen keuangan. Informasi semantik terdiri atas elemen (object),
ukuran (size), dan hubungan ( relationship ). Jadi, elemen-elemen statemen
keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang ingin disampaikan
dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan keuangan
menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan akhirnya menentukan
banyaknya elemen stateemen keuangan.

Pelaporan dan Statemen Keuangan

Telah sering disinggung bahwa walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan


(financial reporting) harus dibedakan dengan statemen keuangan (financial
statements). FASB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama
atau ciri central pelaporan keuangan (a central feature of financial reporting).

Tujuan penyampaian informasi oleh manajemen atau badan usaha tidak dibatasi
pada apa yang dapat dituangkan dalam statemen keuangan. Pelaporan keuangan
meliputi penyampaian informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela
(voluntary). Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan
yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan (wajib secara
sempit atau spesifik).

Seperangkat Statemen Keuangan

Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan


menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh
statement keuangan (a full set of financial statements). FASB menyatakan bahwa
seperangkat penuh statemen keuangan untuk suatu perioda harus menunjukkan
informasi :

1. Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut

2. Laba untuk perioda tersebut

3. Laba komprehensif untuk perioda tersebut

4. Aliran kas selama perioda tersebut

5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut

Sebagai satu kesatuan seperangkat statemen yang terdiri atas beberapa statemen
di atas secara individual maupun kolektif mempunyai kontribusi dalam memenuhi
tujuan laporan keuangan.

Bab 5 Konsep Dasar

Sumber Konsep Dasar


Konsep dasar secara implisit melekat pada tiap penalaran dalam merekayasa
akuntansi. Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan akuntansi. Konsep dasar bersifat asumsi yang validitasnya tidak selalu
dapat diuji tetapi sebagai basis penalaran. Sumber konsep dasar:

1. IAI/IASC
2. Paul Grady
3. Accounting Principles Board (APB)
4. Wolk, Tearney, dan Dodd
5. Anthony, Hawkins, dan Merchant
6. Paton dan Littleton
7. Sumber lain (buku-buku akuntansi keuangan pada umumnya termasuk buku-
buku teori akuntansi)

Konsep Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dipandang sebagai badan atau orang
yang:

1. berdiri sendiri,

2. bertindak atas namanya sendiri, dan

3. terpisah dari pemilik.

Implikasi Konsep Kesatuan Usaha

1. Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan


2. Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga
perlu adanya pertanggungjelasan
3. Ekuitas bermakna sebagai utang perusahaan kepada pemilik
4. Pendapatan merupakan kenaikan aset
5. Biaya merupakan penurunan aset
6. Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
7. Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
8. Statemen keuangan berartikulasi

Kontinuitas Usaha

Kesatuan usaha akan berlangsung terus bila tidak ada gejala atau rencana untuk
membubarkannya.

Dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan.

Lawan/pasangan konsep likuidasi.


Dasar validitas konsep:

1. Masa datang tidak pasti


2. Kelangsungan hidup merupakan harapan umum
3. Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning
power)
4. Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka
panjang sehingga bersifat tentatif
5. Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial
6. Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa
harus masuk dalam statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)
7. Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai
perusahaan
8. Dengan berjalannya waktu, makin ke kanan sumber ekonomik kesatuan
usaha akan semakin besar.
9. Aliran masuk pendapatan dan biaya tentunya juga makin besar.
10. Karena neraca menunjukkan sisa potensi jasa pada suatu saat, pengukuran
pos-pos nya berbasis kos historis.

Penghargaan Kesepakatan

Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau
pertukaran merupakan pengukur dan bahan olah akuntansi yang paling objektif.

Dasar validitas konsep:

1. Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran


2. Kesepakatan dua pihak independen menjamin objektivitas dan keterandalan
pengukuran.

Kos Sebagai Data Dasar/Bahan Olah

1. Sepakatan dapat diartikan sebagai terukur atau diukur oleh dua pihak yang
independen.
2. Penghargaan sepakatan disebut juga dengan agregat-harga (price-
aggregate).
3. Penghargaan sepakatan atau agregat-harga netral terhadap pihak yang
bertransaksi.
4. Istilah cost dapat mengganti measured consideration atau price-aggregate
asalkan dimaknai secara luas (in a broad sense).
5. Cost dalam arti luas dapat diserap menjadi kos dan menjadi data dasar
akuntansi dalam penyediaan informasi semantik
6. Kos tidak sama maknanya dengan biaya (expense).

Kos Melekat

Kos melekat pada objek yang direpresentasinya. Gabungan berbagai objek untuk
membentuk objek baru hanya memerlukan gabungan kos yang melekat pada tiap
objek pembentuk.

Dasar validitas konsep:

1. Tujuan penelusuran kos adalah untuk merunut upaya


2. Kos dapat dipecah dan digabung seakan-akan
3. mempunyai daya saling mengikat
4. Dilandasi kos terkandung (embodied cost)

Implikasi Kos Melekat

1. Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.


2. Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan
pembebanan.
3. Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas
objek yang diikuti.
4. Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya
Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan
produk.
5. Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan
dengan produk.

Upaya dan Hasil


Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil atau capaian berupa
pendapatan. Jadi, biaya (penyerahan barang dan jasa) menimbulkan pendapatan
bukan sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.

Dasar validitas konsep:

1. Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.


2. Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya
3. membuahkan hasil.
4. Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban,
5. siksaan, atau cobaan.
6. Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.

Implikasi Upaya dan Hasil

1. Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.


2. Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya yang
ideal.
3. Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.
4. Hanya kos aktual yang ditandingkan.
5. Dianutnya asas akrual.
6. Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
7. Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.

Bukti Terverifikasi dan Objektif

Kebermanfaatan informasi akan tinggi kalau informasi didukung dengan bukti yang
objektif dan dapat diuji kebenarannya.

Terverifikasi: memungkinkan orang untuk meyakinkan kebenaran akan sesuatu.

Objektif: penentuan kebenaran didasarkan atas fakta bukan subjektivitas.

Akuntansi mendasarkan diri pada objektivitas relatif sesuai dengan keadaan yang
melingkupi.

Implikasi Bukti Terverifikasi dan Objektif

1. Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.


2. Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
3. Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.
4. Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif atau
bertingkat (terbaik diperoleh) bukannya mutlak.

Asumsi
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi-asumsi
tertentu.

1. Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan konsep kontinuitas


usaha.
2. Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau panjang.
3. Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang bertindak rasional.
4. Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan pada asumsi bahwa
mata uang stabil.
5. Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada asumsi bahwa tujuan
umum perusahaan adalah mencari laba.

Konsep Dasar Penting Lain

1. Pengakuan hak milik pribadi


2. Keanekaragaman antarentitas
3. Konservatisma
4. Pengendalian internal menjamin keterandalan data

Daftar Pustaka

Suwardjono, Teori Akuntansi. "Perekayasaan Pelaporan Keuangan." Yogyakarta:


BPFE (2005).

Most, Kenneth S. "Accounting theory." Grid, 1977.

Bloom, Robert, and Pieter T. Elgers. Foundations of accounting theory and policy: a
reader. 1995.

Wolk, H., M. Tearney, and J. Dodd. "A Conceptual and intestinal Approach:
Accounting Theory." South-Western College Publishing, 2001.
Ijiri, Yuji. Theory of accounting measurement. No. 10. American Accounting
Association, 1975.

Anthony, Robert Newton, et al. Accounting: text and cases. Irwin/MrGraw-Hill, 1999.

Paton, William Andrew, and Ananias Charles Littleton. An introduction to corporate


accounting standards. No. 3. American Accounting Association, 1970.

Sudibyo, Bambang. Telaah epistemologis standar evidential matter serta


implikasinya pada kualitas audit dan integritas pelaporan keuangan di Indonesia.
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti, 2006.

Mautz, R. K., and H. A. Sharaf. "The philosophy of auditing (American Accounting


Association. Sarasota)." 1964.

Gore, Pelham. The FASB Conceptual Framework Project, 1973-1985: An Analysis.


Manchester University Press, 1992.

Vous aimerez peut-être aussi