Vous êtes sur la page 1sur 6

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI JAWA

1.Upacara Ruwatan

Upacara ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan


dengan tujuan untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari
segala kesialan, nasib buruk, dan memberikan keselamatan dalam
menjalani hidup. Contoh upacara ruwatan misalnya yang dilakukan di
dataran Tinggi Dieng. Anak-anak berambut gimbal yang dianggap
sebagai keturunan buto atau raksasa harus dapat segera diruwat
agar terbebas dari segala marabahaya.
2.Upacara Perkawinan Tradisional Jawa

Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara


perkawinan yang sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus
dilalui dalam upacara adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman,
siraman, upacara ngerik, midodareni, srah-srahan atau peningsetan,
nyantri, upacara panggih atau temu penganten, balangan suruh,
ritual wiji dadi, ritual kacar kucur atau tampa kaya, ritual dhahar
klimah atau dhahar kembul, upacara sungkeman dan lain
sebagainya.
3.Upacara Kebo Keboan
Masyarakat Jawa yang mayoritas bekerja sebagai petani juga
memiliki ritual upacara tersendiri. Kebo-keboan begitu namanya,
merupakan upacara adat Jawa yang dilakukan untuk menolak segala
bala dan musibah pada tanaman yang mereka tanam, sehingga
tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan
panen yang memuaskan. Dalam upacara ini, 30 orang yang
didandani menyerupai kerbau akan diarak keliling kampung. Mereka
akan didandani dan berjalan seperti halnya kerbau yang tengah
membajak sawah.
4. Upacara Larung Sesaji

Upacara larung sesaji adalah upacara yang digelar orang Jawa


yang hidup di pesisir pantai utara dan Selatan Jawa. Upacara ini
digelar sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil tangkapan ikan
selama mereka melaut dan sebagai permohonan agar mereka selalu
diberi keselamatan ketika dalam usaha. Berbagai bahan pangan dan
hewan yang telah disembelih akan dilarung atau dihanyutkan ke laut
setiap tanggal 1 Muharam dalam upacara adat Jawa yang satu ini.

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI SUNDA

1.Upacara Nurunkeun
Upacara Nurunkeun ialah upacara pertama kali bayi dibawa ke
halaman rumah, maksudnya mengenal lingkungan dan sebagai
pemberitahuan kepada tetangga bahwa bayi itu sudah dapat
digendong dibawa berjalan-jalan di halaman rumah. Upacara Nurun
keun dilaksanakan setelah tujuh hari upacara Puput Puseur. Pada
pelaksanaannya biasa diadakan pengajian untuk keselamatan dan
sebagai hiburannya diadakan pohon tebu atau pohon pisang yang
digantungi aneka makanan, permainan anak-anak yang diletakan di
ruang tamu. Untuyk diperebutkan oleh para tamu terutama oleh
anak-anak.
2.Upacara Nenjrag Bumi

Upacara Nenjrag Bumi ialah upacara memukulkan alu ke bumi


sebanyak tujuh kali di dekat bayi, atau cara lain yaitu bayi
dibaringkan di atas pelupuh (lantai dari bambo yang dibelah-belah ),
kemudian indung beurang menghentakkan kakinya ke pelupuh di
dekat bayi. Maksud dan tujuan dari upacara ini ialah agar bayi kelak
menjadi anak yang tidak lekas terkejut atau takut jika mendengar
bunyi yang tiba-tiba dan menakutkan.

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI MELAYU


1.Melenggang perut
Adat ini juga dipanggil Kirim Perut oleh masyarakat Melayu di
bagian utara Semenanjung Malaysia dan di setengah tempat dikenal
sebagai Mandi Tian. Upacara ini dilakukan pada wanita yang
mengandung anak sulung ketika kandungan berusia sekitar tujuh
atau delapan bulan. Itu dilakukan oleh seorang bidan untuk
membuang geruh atau kecelakaan yang mungkin menimpa wanita
hamil yang bakal bersalin dan untuk memperbaiki posisi bayi di
dalam perut.
2.Membelah mulut

Adat ini memiliki pengaruh budaya Hindu, namun demikian


juga ada dalam agama Islam yang menghukum sunat untuk
melakukannya. Upacara dimulai dengan membacakan surah Al-
Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Ini diikuti dengan langkah mencecap atau
merasakan sedikit air madu atau kurma dan ada juga yang
menggunakan emas yang dicelupkan ke dalam air pinang pada
mulut bayi yang baru lahir tersebut. Sewaktu menjalankan upacara
ini, mantra mantra dibacakan. Namun demikian, adat ini sudah tidak
dilakukan lagi oleh masyarakat Melayu hari ini.

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI MINANG

1.Turun mandi
upacara turun mandi adalah upacara yang sangat mendarah
daging di Ranah Minang sampai saat ini . upacara turun mandi adaah
upacara ucapan rasa syukur kepada Allah SWT . Upacara turun
mandi adalah ritual untuk mensyukuri nikmat Allah berupa bayi yang
baru lahir. Upacara ini merupakan sunnah Rasul dan
memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan
baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Dalam upacara ini
harus memperhatikan syarat-syarat yang telah kental di masyarakat
Minangkabau.

2.Batagak pangulu

Batagak penghulu adalah upacara pengangkatan penghulu.


Sebelum acara peresmian calon penghulu harus menjalani syarat-
syaratnya yaitu Baniah, Dituah Cilakoi, Panyarahan Baniah, Manakok
hari. Upacara pengangkatan Penghulu dilakukan dengan cara adat.
Upacara ini diberi nama Malewakan Gala. Di hari pertama adalah
berpidato, lalu penghulu tertua memasangkan deta dan menyisipkan
sebilak keris sebagai tanda serah terima jabatan, akhirnya penghulu
baru diambil sumpahnya.

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI BUGIS


1.Tradisi Perayaan 10 Muharram (Asyura)
bubur dengan telur dadar warna-warni
Tradisi ini ditandai dengan ramainya masyarakat Bugis Makassar
di daerah-daerah pedalaman membuat bubur yang disebut jepe
syura. Bubur tersebut dihiasi dengan berbagai macam potongan-
potongan panjang telur dadar warna-warni, tumpi-tumpi kecil, udang,
dan lain-lain.
2.Tradisi Maleppe (Lebaran)

Tradisi ini dilaksanakan saat perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul
Adha. Tradisi ini dikenal secara umum dengan istilah lebaran atau
Maleppe. Tradisi ini dilaksanakan seusai melaksanakan sholat ied.
Masyarakat berbondong-bondong saling mengunjungi satu sama lain
sesama kerabat handai taulan. Kegiatan saling mengunjungi ini
disebut assiara (silaturahmi).

TRADISI DAN ADAT ISLAMI DI MADURA


1.Kebudayaan Macopat (Mamaca)

Vous aimerez peut-être aussi