Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Falsafah Keperawatan


Falsafah keperawatan adalah nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman
dalam memberikan asuhan keperawatan, kepada individu, keluarga, kelompok,
maupn masyarakat.
2.1.1 Konsep Falsafah dalam keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari layanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Falsafah Keperawatan kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

Falsafah berdasarkan 4 prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip


falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan mengenali manusia dan sisi
subjektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingi tahu dan rasa menghargai.
Roy berpendapat bahwa seorang individu :
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi kebutuhan
aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsic
4. Berjuang untuk mempertahankan integrasi dan memahami kebutuhan untuk memilih
hubungan dengan orang lain seperti veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud
mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan
veritivity sebagai prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum
keberadaan manusia. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai
berikut ini. Individu dipandang dalam konteks
A. tujuan eksistensi manusia
B. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
C. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
D. Nilai dan arti kehidupanbagian integral dari pelayanan kesehatan.
Keperawatan menganggap klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.

1
2.1.2 Nilai-nilai dalam kepercayaan

Keyakinan Yang Harus Dimiliki Perawat :

Manusia adalah individu yang unik holistik


Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga.
Proses keperawatan
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat
Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus

Yakin dan percaya atau sungguh-sungguh, kepercayaan yang sungguh-sungguh:


A. Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawaatan profesional dan teori
keperawatan.
B. Falsafah praktik keperawatan secara umum mengandung dasar-dasar peemikiran
yang sama untuk mengemban tugas keperawatan.

2.2. Pengertian Paradigma Keperawatan

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.


Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma
memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus
kehidupan manusia.

2.2.1 Konsep Paradigma dalam keperawatan

2
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan .

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan
terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat
perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan
tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial,
spiritual dan kultural.

Paradigma memiliki fungsi antara lain:

1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi


keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan
organisasi profesi.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.

B. Konsep Manusia

a. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya

Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis).

3
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi.

b. Pengertian kebutuhan manusia

Menurut Abraham Maslow, kebutuan dasar manusia dapat di golongkan menjadi


lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan keselamatan dan
keamanan, kebutuhan cinta dan dicintai, dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurutnya,
bahwa kebutuhan ini akan senantiasa muncul, meskipun mungkin tidak secara
berurutan. Artinya, ada sebagian orang karena suatu keyakinan tertentu memiliki
hierarki kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Semakin
tinggi hierarki kebutuhan yang terpuaskan, semakin mudah seseorang mencapai derajat
kemandirian yang optimal.

Pemenuhan kebutuhan tersebut, menurut Maslow didorong oleh adanya dua


kekuatan (motivasi) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan(Hasyim
Muhammad, 2002). Motivasi kekurangan di tunjukkan untuk mengatasi permasalahan,
yaitu ketegangan organistik berupa kekurangan. Sebagai contoh, lapar adalah petunjuk
untuk memenuhi kekurangan nutrisi.

Motivasi pertumbuhan atau perkembanhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia


untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas ini merupakan pembawaan setiap manusia
dan dapat mendorong manusia mencapai tingkat hierarki kebutuhan yang lebih tinggi,
yaitu aktualisasi diri.

Lima kebutuhan berdasarkan hierarki Maslow :

1. Kebutuhan fisiologi
Merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan
hidup manusia guna memelihara homeostatis tubuh. Kebutuhan fisiologi ini mutlak
harus dipenuhi.
2. Kebutuhan keselamatan dan keaamanan
merupakan kebutuhan diri dari bahaya dan fisik. Ancaman terhadap keselamata
seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekasnisme, kimiawi, termal dan

4
bakteriologi. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologi dan
hubungan interpersonal.

Kebutuhan cinta dan dicintai


Merupakan kebutuhan yang dasar yang menggambarkan emosi seseorang.
Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat seseorang berkeinginan menjalin
hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan
terus menekan seseorang sedemikian rupa sehingga ia akan berupaya semaksimal
mungkin untuk mendapatkan perasaan saling mencintai dan memiliki .

2.2.2 Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,


keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan
memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.

Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual dan
kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien
serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.

5
2.2.3 Konsep sehat sakit

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit.
Faktor faktor lingkungan eksternal adalah faktor faktor yang berada diluar individu
yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan
sosial dan ekonomi.

Sakit adalah seseorang menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan

kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun

seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak

terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.

a. Ciri-ciri Sakit

Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan mental (jiwa)
mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan


emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni
Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.

4. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang


lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran
dan menghargai.

6
5. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam
arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang
belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan
sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang
berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna
bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa,
dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia
lanjut.

b. Aspek-aspek pendukung kesehatan

Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada
gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat.
Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui
setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja
ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.

Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ
di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan
tersebut berlangsung seterusnya adalah:

1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang

2. Istirahat yang cukup

3. Olah Raga yang teratur

4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang

5. Lingkungan yang bersih

c. Rentang sehat sakit


Suatu skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan
seseorang.

Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual.

Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan
kematian pada titik yang lain.

7
1 . Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role)

Penerimaan terhadap sakit

Individu mencari kepastian sakitnya keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit.

Mencari pertolongan dari profesi kesehatan, yang lain mengobati sendiri, mengikuti
nasehat teman/keluarga.

Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
baik. Invidu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.

2. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.

Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.

3 tipe informasi

validasi keadaan sakit

Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti

Keyakinan bahwa mereka akan baik

Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada gejala
kembali pada profesi kesehatan.

3. Tahap ketergantungan

Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakuit : menjadi


pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan.Setiap orang mempunyai tingkat
ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

4. Tahap penyembuhan

Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sakit dan fungi
sebelum sakit.

Kesiapan untuk fungsi social.

8
d. Sakit dan Perilaku Sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,


perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien
dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu
berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang
sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

e. Ciri-ciri Sakit

1. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat /
merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
- secara fisik : nyeri, panas tinggi.
- Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
- Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.

2. Asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).Penerimaan terhadap sakit.

f. Tahap-tahap Perilaku Sakit

Tahap I (Mengalami Gejala)

o Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ada sesuatu yang salah

o Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum


menduga adanya diagnosa tertentu.

o Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap


perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang

9
terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala
penyakit; (c) respon emosional.

o Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat
mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)

o Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat

o Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang


terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus
diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.

o Menimbulkan perubahan emosional spt : menarik diri/depresi, dan juga


perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau
sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan
perkiraan lama sakit.

o Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan


kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan
akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan
segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah
menjadi seorang klien.

Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)

o Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang
ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab
penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan
datang

o Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita


suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang
bisa mengancam kehidupannya. klien bisa menerima atau menyangkal
diagnosa tersebut.

o Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan


yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan

10
mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan
beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka menemukan
orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai
mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.

o Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan,
mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh
diagnosa yang diinginkan

o Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang


mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain
untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam.
Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan
mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa
yang sebenarnya.

Tahap IV (Peran Klien Dependen)

o Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung
pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang
ada.

o Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai


tuntutan dan stress hidupnya.

o Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas
normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas.

o Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal
sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia
bekerja, rumah maupun masyarakat.

Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)

o Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba,
misalnya penurunan demam.

11
o Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh
perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada
penyakit kronis.

Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien
melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap
tahapan perilaku sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-
perubahan perilaku sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan
yang efektif

g. Dampak Sakit

Apabila seseor berbagai yang mengalami sakit atau menderita suatu penyakit akan
mengalami berbagai perubahan atau masalah pada kehidupanya, seperti :

1. Terjadi perubahan peran keluarga

2. Terjadi gangguan psikologis

3. Masalah keuangan

4. Kesepian akibat perpisahan

5. Terjadinya perubahan kebiasaan sosial

6. Terganggunya privasi seseorang

7. Otonomi

8. Terjadinya perubahan gaya hidup.

Berbagai perubahan perilaku ketika seseorang mengalami sakit :

a. Adanya perasaan takut

b. Menarik diri

c. Egosentris

d. Sensitif terhadap persoalan kecil

e. Reaksi emosional tinggi

f. Perubahan persepsi

12
g. Berkurangnya minat

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah
satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu
tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan
asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.

3.2 Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah
membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam
perkembangan ilmu.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-
dan-paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
Budiono, Konsep dasar keperawatan.2015,bumi Merdeka.Jakarta

13
14

Vous aimerez peut-être aussi