Vous êtes sur la page 1sur 2

Perdarahan saluran cerna bagian atas

Pemeriksaan fisik
a. Penilaiaian hemodinamik (keadaan sirkulasi)
b. Perlu dilakukan evaluasi jumlah perdarahan
c. Pemeriksaan fisik lainnya yaitu mencari stigmata penyakit hati kronis (ikterus, spider
nevi,asites,splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai), massa abdomen, nyeri
abdomen, rangsangan peritoneum, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit rematik,
dll.
d. Rectal toucher, warna feses ini mempunyai nilai prognostik.
e. Dalam prosedur diagnosis ini penting melihat aspirat dari nasogastric tube (NGT).
Aspirat berwarna putih keruh menandakan perdarahan tidak aktif, aspirat berwarna
merah marun menandakan perdarahan masif sangat mungkin perdarahan arteri.
Seperti halnya warna feses maka warna aspirat pun dapat memprediksi mortalitas
pasien. Walaupun demikian pada sekitar 30% pasien dengan perdarahan tukak
duodeni ditemukan adanya aspirat yang jernih pada NGT.

Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah lengkap, faal hemostasis, faal hati, faal ginjal, gula darah,
elektrolit, golongan darah, petanda hepatitis B dan C.
b. Rontgen dada dan elektrokardiografi
c. Dalam prosedur dan diagnosis ini pemeriksaan endoskopi merupakan gold standard.
Tindakan endoskopi selain untuk diganostik dapat dipakai untuk terapi.
d. Pada beberapa keadaan dimana pemeriksaan endoskopi tidak dapat dilakukan,
pemeriksan dengan kontras barium (OMD) dengan angiogradi atau skintigrafi
mungkin dapat membantu.

Perdarahan saluran cerna bagian bawah


Pemeriksaan fisik
1. Dapat ditemukan adanya nyeri abdomen, terabanya massa diabdomen (mengarah pada
neoplasma), fissura ani, pada rectal toucher : adanya darah pada saat pemeriksaan,
adanya massa berupa hemoroid , tumor rectum.
2. Segera nilai tanda vital, terutama ada tidaknya renjatan atau hipotensi postural (Tilt
test). Pemeriksaan fisik abdomen untuk menilai ada tidaknya rasa nyeri tekan
(iskemia mesenterial), rangsang peritoneal (divertikulitis), massa intraabdomen
(tumor kolon, amuboma, penyakit crohn). Pemeriksaan sistemik lainnya : adanya
artritis (inflammatory bowel disease), demam (kolitis infeksi), gizi buruk (kanker),
penyakit jantung koroner (kolitis iskemia).
3. Pada perdarahan samar karena defisiensi besi yang serius biasanya muncul berupa
pucat, takikardia, hipotensi postural, dan aktivitas jantung yang hiperdinamik akibat
tingginya curah jantung.
4. Temuan lain yang jarang diantaranya papil, edema, tuli, parese, nervus kranial,
perdarahan retina, koilonetia, glositis, dan kilosis.
5. Limfadenopati masa hepatosplenomegali atau ikterus merupakan petunjuk ke arah
keganasan. Sedangkan nyeri epigastrium ditemukan pada penyakit asam lambung.
Splenomegali, ikterus atau spider nevi meningkatkan kemungkinan kehilangan darah
akibat gastropati hipertensi portal. Beberapa kelainan kulit seperti telangiektasia
merupakan petunjuk kemungkinan telangiektasia hemoragik yang herediter.

Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah perifer lengkap, hemostasis lengkap, tes darah samar, pemeriksaan
defisiensi besi.
b. Kolonoskopi
c. Scintigraphy dan angiografi
d. Pemeriksaan radiografi lainnya : barium enema.

Sumber : permenkes nomor 5 tahun 2014.

Vous aimerez peut-être aussi