Vous êtes sur la page 1sur 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

E DENGAN
KISTA OVARIUM DI RUANG IRNA KEBIDANAN
RSUP M.DJAMIL PADANG

LAPORAN HASIL UJIAN AKHIR

MEDIAWATI
NIM. 13111843

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN
KISTA OVARIUM DI RUANG IRNA KEBIDANAN
RSUP M.DJAMIL PADANG

LAPORAN HASIL UJIAN AKHIR

MEDIAWATI
NIM. 13111843

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN
KISTA OVARIUM DI RUANG IRNA KEBIDANAN
RSUP M.DJAMIL PADANG

STUDI KASUS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat untuk Menyelesaikan


Program Diploma III Keperawatan

MEDIAWATI
NIM. 13111843
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016
PERSETUJUAN STUDI KASUS

Studi Kasus ini telah di setujui

Pada Tanggal

Program Studi D-III Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Prodi D-III Keperawatan

Ketua Pembimbing

Ns. Nova Fridalni, S. Kep. M. Biomed Mitayani SSIT, M.Biomed


NIDN : 1010117203 NIDN : 1024057301
PENETAPAN PANITIA PENELAAH STUDI KASUS

Studi kasus ini telah diuji dan di nilai oleh panitia penelaah

pada program studi D III Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Pada Tanggal

Panitia Penelaah

1. Widra ( )

2. Mitayani ( )

3. Nova fridalni ( )
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan pada Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan studi kasus

asuhan keperawatan dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan

Kista Ovarium Diruang Irna Kebidanan RSUP M.Djamil Padang Tahun

2016.

Dalam penulisan stdui kasus ini penulis mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat bimbingan dan dorongan berbagai pihak akhirnya

penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ns. Viki Yusri, S.Kep selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

memberikan masukan dan bimbingan serta meluangkan waktunya untuk

memberikan petunjuk dan tuntutan dalam menyelesaikan studi kasus ini.


2. Ibu Widra selaku pembimbing klinik diruang IRNA Kebidanan RSUP

M.djamil Padang
3. Ibu Ns. Nova Fridalni, S. Kep M. Biomed sebagai Ketua Prodi D-III

Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.


4. Ibu Hj. Elmiyasna, K, SKp, MM sebagai ketua STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang.
5. Bapak Jasmarizal, SKp, MARS sebagai Ketua Yayasan

MERCUBAKTIJAYA Padang.
6. RSUP. Dr. M.Djamil Padang sebagai wadah atau tempat kami praktek

lapangan.
7. Staf dosen dan Administrasi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang yang

membantu dalam kelancaran Studi kasus ini.

8. Teristimewa buat orang tua, Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adik-adik

yang selalu memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil

kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita dengan

kesehatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

9. Teman sejawat yang senasib seperjuangan dan sahabat-sahabat yang selalu

memberikan dukungan yang menjadi semangat bagi penulis. Serta semua

pihak yang turut membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu semoga mendapat balasan dari Allah SWT.

Semoga bimbingan, bantuan dan amal kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran dari pembaca

guna kesempurnaan penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis berharap

semoga studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Studi Kasus 4

1. Tujuan Umum 4

2. Tujuan Khusus 4

D. Manfaat 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar 6

1. Pengertian 6

2. Anatomi Fisiologi 7

3. Etiologi 12

4. Klasifikasi 17
5. Patofisiologi 17

6. WOC 21

7. Manifestasi Klinis 22

8. Komplikasi 23

9. Pemeriksaan Diagnostik 23

10. Penatalaksanaan 26

B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian 33

2. Dignosa keperawatan 40

3. Rencana Keperawatan 41

4. Implementasi Keperawatan 45

5. Evaluasi Keperawatan 46

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian 49

B. Diagnosa Keperawatan 63

C. Intervensi 64

D. Implementasi 70

E. Evaluasi 70

BAB IV PEMBAHASAN 106


BAB V PENUTUP 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Keluarga Teoritis 28

Tabel 2. Skoring 39

Tabel 3. Intervensi 40
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Serviks 28


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFENISI

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan pada ovarium yang

membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan pada ovarium yang

membentuk seperti kantong (Lowdermik, dkk, 2005).

Kista ovarium adalah tumor jinak berupan kantong abnormal berisi cairan

atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium (kusuma, 2008).

B. ANATOMI FISIOLOGI

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, dibawah dan dibelakang tuba

fallopi. Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.

Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah buah almond berukuran

besar, saat ovulasi ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara.
Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit

kenyal.

Gambar 1. Anatomi Ovarium

Setelah maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan rupture folikel

yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. 2 fungsi ovarium

adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormone (estrogen dan

progesterone). Saat lahir, ovarium wanita masa usia subur (umumnya setiap

bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga

merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone

dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembangan

dan fungsi wanita normal.

(Syarifuddin, 2008)
C. ETIOLOGI

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberaa factor pemicu :

1. Gaya hidup yang tidak sehat :


a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b) Zat tambahan pada makanan
c) Kurang olahraga
d) Merokok dan mengkonsumsi alcohol
e) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f) Sering stress
g) Zat polutan
2. Factor genetic

D. PATOFISIOLOGI

Kista terdiri atas folikel-folikel proovulasi yangtelah mengalami atresia

(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan

FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal

sepanjang stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari

normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus

menerus menimbulkan pembentukan androsen dan estrogen oleh folikel dan

kelenjer adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista yang

menyebabkan terjadinya ovarium polikistik.

Kista bermetastass dengan muasi langsung struktur yang bedekatan

dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga
peritoneal dan limfatik muncul tanpa gejaja atau tanda spesifik gejala tiak pasti

yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis. Sering

berkemih da disuaria dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh,

mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi,

Pada beberapa perempuan dapat terjadiperdarahan abnormal vaginal

sekunder akibat hyperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen

beberapa tumor menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilisasi (Price

Wilson, 2006)

E. WOC
F. MANIFESTASI KLINIS

Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian

besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau
komplikasi tumor tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak

menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi

dan tidak spesifik.

Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :

a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.

b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.

c. Nyeri saat bersenggama.

d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama,

mungkin lebih pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada

siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

a. Gangguan haid

b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering

berkemih.

c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang

menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.

d. Nyeri saat bersenggma

Pada stadium lanjut :

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga

perut (usus dan hati)

c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,

d. Gangguan buang air besar dan kecil.

e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat

penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat

merasa sesak nafas.

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan

USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin

diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti

Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas

belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai

pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang

tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.

(Kusuma, 2008)

G. KLASIFIKASI

1. Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional)

a) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de

graft yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi.

Kista ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini

terdapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut

setelah 2-3 siklus menstrusi.

b) Kista corpus luteus

Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron

akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,

tendenderness pada ovari, keterlambatan menstuasi dan siklus

menstuasi yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat

mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus

luteum hilang selama 1-2 siklus menstruasi.

c) Sindroma rolisistik ovarium

Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen

yang terlalu tinggi, testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH.

Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di

badan) mens tidak teratur, infertilitas.

d) Kista Theca- luteis


Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang

akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine

(HCG).

2. Kista Ovarium Plastik (Abnormal)

a) Kistadenoma

Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini

juga dapat menyerang ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul

biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti vesika

urinaria sehingga dapat menyebabkan inkontinensia atau retensi. Jarang

terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau

kurang dari 20 tahun.

b) Kista coklat (endometrioma)

Terjadi karena lapisan di dalam rahim tidak terletak di dalam rahim tapi

melekat pada dinding luar indung telur. Akibatnya, setiap kali haid,

lapisan ini akan menghasilkan darah terus menerus yang akan tertimbun di

dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat terjadi pada satu

ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid atau

bersenggama.

c) Kista dermoid

Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik

kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah

keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel
telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri

mendadak diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.

d) Kista endometriosis

Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada

di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan

endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama

saat menstruasi dan infertilitas.

e) Kista hemorhage

Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga

menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.

f) Kista lutein

Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang

sesunguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.

g) Kista polikistik ovarium

Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan

melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.

Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista

polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan

untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan

rasa sakit.

(Wiknjosastro, et.all, 2009)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah

tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor

kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga

perut yang bebas dan yang tidak.

3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam

tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan

bubur barium dalam colon disebut di atas.

4. Parasentesis

Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites.

Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum

peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk

(Wiknjosastro, et.all, 2009)

I. PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor. Akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan pengangkatan tuba

(Salpingo-oovorektomi).

Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang

mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi.

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan keluaran,

rasa sakit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan analgesik biasanya

diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman, perhatian

terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional

Ibu.

Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena

kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap keseimbangan

cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-tanda infeksi saluran

kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus mengajarkan bagaimana

aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan, berkendaraan mobil dianjurkan

setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak boleh mengendarai atau menyetir untuk

3-4 minggu, hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini

dapat menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya

dalam 4-6 minggu setelah operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah

sesuai anjuran.
(Wiknjosastro, et.all, 2009)

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITS

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku,

pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.


b. Riwayat Kesehatan Klien
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien dengan Ca Cerviks ini biasanya klien mempunyai riwayat

perokok, memakai DES (dietstilbestrol) untuk mencegah waktu hamil.

Berhubungan seksual pertama yang dilakukan pada saat usia dini,

berganti-ganti pasangan, gangguan system kekebalan, pemakaian pil

KB, golongan ekonomi rendah, pernah terinfeksi herpes genitalis.


2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan Ca Cerviks ini mengeluhkan keputihan yang

makin lama makin berbau, perdarahan yang terjadi diluar senggama,

perdarahan yang dialami segera setelah senggama, perdarahan spontan

saat defekasi, perdarahan spontan pervaginaananemia akibat

perdarahan berulang, rasa nyeri akibat infiltrasi tumor keserabut saraf.


3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama

dengan klien, penyakit kanker merupakan penyakit keturunan.

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran klien infark miokard biasanya baik atau compos mentis

(CM) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan

perfusi system saraf pusat.


2) Tanda-Tanda vital
a. Tekanan darah
Biasanya dapat normal atau naik/turun, perubahan postural dicatat

dari tidur sampai duduk/berdiri


b. Nadi
Biasanya dapat normal, penuh/tak kuat, atau lemah/kuat
c. Suhu
Biasanya suhu normal/tidak
d. Pernafasan
Biasanya pernafasan normal
3) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
1. Rambut
Biasanya pada klien dengan kista ovarium ini kulit kepalanya

bersih, tidak ada ketombe dan berwarna hitam.


2. Wajah
Biasanya tidak ada oedema/hematom, perlukaan.

3. Mata
Biasanya klien dengan kista ovarium mata simetris kiri dan kanan,

konjungtiva anemis, palpebra tidak oedema, reflek cahaya baik


4. Hidung
Biasanya tidak ada polip, tidak ada perlukaan.
5. Mulut
Biasanya pada mukosa bibir kering,kelengkapan gigi, kondisi gigi

dan kebersihan gigi, biasanya warna lidah pucat.


4) Leher
Biasanya pada klien Ca Cerviks ini tidak ditemukan pembesaran

kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening,jvp dalam batas normal 5,-2

mmH2O
5) Dada atau Thorak
a) Inspeksi: biasanya pergerakan simetris kiri dan kanan
b) Palapasi: biasnya fremitus kiri dan kanan
c) Perkusi: biasanya ditemukan suara sonor
d) Auskultasi: biasanya bunyi paru terdengar vesikuler
6) Jantung
a) Inspeksi: biasanya ictus cordis tidak terlihat
b) Palpasi: biasanya ictus cordis teraba di ICS 5
c) Perkusi: Biasanya batas jantung normal, batas jantung kanan RIC II

linea sternalis dekstra, batas jantung kiri RIC V , I jari media line

Clavikularis sinistra.
d) Auskultasi: biasanya ditemukan bunyi BJ I/BJ II teratur
7) Abdomen
a) Inspeksi: biasanya tidak ada kelainan dan tidak ada pembesaran

pada hepar
b) Auskultasi: biasanya bising usus normal 15 kali/menit
c) Palpasi:Biasanya hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.
d) perkusi:biasanyanya bunyi abdomen tympani
8) Genitourinaria
Biasanya genetalianya lengkap , terpasang kateter, terdapat perdarahan,

warna darah lebih gelap


9) Ekstremitas :
a. Atas
biasanya simetris kiri dan kanan, klien dapat melawan tahanan,

biasanya tidak ada edema, dan tidak ada lesi


b. Bawah
Biasanya simetris kiri dan kanan, klien dapat melawan tahanan,

biasanya tidak ada edema, dan tidak ada lesi


5555 5555
5555 5555
10) Sistem integument
Biasanya tidak ditemukan perlukaan, turgor kulit baik.

a. Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Pola aktifitas Sehat Sakit


1. a. Makan Biasanya porsi 1 Biasanya porsi 1

piring habis, lauk piring tidak habis,

pauk, sayuran dan lauk pauk, sayuran,

makanan lainnya dan nasi yang

diberikan RS, porsi

tidak habis karena

Biasanya klien berkurangnya nafsu

b. Minum minum 8-10 gelas makan.


Diit pada klien MCI
Frekuensi perhari, berupa air
rendah lemak dan
putih serta tambahan
rendah kalori.
minuman yang lain

Biasanya klien

minum 7-8 gelas

sehari
2. Eliminasi

a. BAB Biasanya klien BAB Biasanya klien BAB1

1-2 kali sehari, warna kali sehari, warna kuning,

kuning, konsistensi konsistensi lembek

lembek

b. BAK Biasanya klien BAK

4-6 kali sehari, bau

khas, volume 1000 Biasanya klien


cc BAK 3-5 kali

sehari, bau khas,

volume 900 cc

3. Istirahat dan Biasanya klien tidur Biasanya klien

tidur di siang hari 2 tidur siang 2-3

jam/hari, sedangkan jam/hari,

di malam hari 6-7 sedangkan saat

jam/hari. malam hari klien

tidur 7-8 jam/hari.


Biasanya pada

pasien yang

mengalami Ca

Cerviks

mengalami

gangguan istirahat

dan tidur karena

gangguan nyeri.
4. Aktivitas Biasanya klien mandi Biasanya aktivitas

sehari-hari dan 2 kali sehari, gosok klien terbatas

perawatan diri gigi 2 kali sehari, karena sering

cuci rambut serta merasakan nyeri

berpakaian dengan di bagian dada.

rapi
b. Data psikologis
Biasanya klien dan keluarga ditemui rasa takut, cemas, marah, dan apatis

yang ditandai dengan klien terlihat gelisah dengan keterbatasan gerak

kemungkinan penderita tidak bisa melakukan perannya didalam

keluarganya dan dalam masyarakat, klien mengalami emosi yang tidak

stabil (doengoes, 2000)


c. Data Sosial dan Ekonomi
Biasanya klien dan keluarga mengeluh bahwa terjadi perubahan dalam

penghasilan keluarga sehingga menimbulkan masalah keuangan dalam

keluarga (Betz Cecily, 2010).


d. Data spiritual
Pada umumnya klien yang menjalani perawatan akan mengalami

keterbatasan dalam aktifitas begitu pula dalam kegiatan beribadah, perlu

dikaji keyakinan klien terhadap keadaan sakit dan motivasi untuk

kesembuhannya (brunner & suddart, 2001).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan


b. Resiko infeksi berhubungan dengan infasi kuman patogen pada luka
c. Gangguan konstipasi berhubungan dengan efek anestesi
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi
f. Kurang perwatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas
g. Ansietas
h. Resiko cidera

3. Intervensi

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Nyeri 1. Pain level Pain management
2. Pain control 1. Lakukan
3. Comfort level pengkajian nyeri
2. Observasi reaksi
Kriteria Hasil : non verbal dari
1. Mampu ketidaknyamanan
mengontrol 3. Gunakan tekhnik
nyeri, mampu komunikasi
menggunakan teraupetik
tekhnik non 4. Kaji kultur yang
farmakologik mempengaruhi
untuk respon nyeri
mengurangi 5. Evaluasi
nyeri pengalaman nyeri
2. Melaporkan 6. Control lingkungan
bahwa nyeri yang daoat
berkurang mempengaruhi
dengan nyeri
menggunakan 7. Kurangi factor
manajemen presipitasi nyeri
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri
4. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
2 Intoleransi aktifitas 1. energi conservatioN Activity terapi

b.d 2. activity tolerancE 1. kolaborasi dengan

kelemahan,ketidak 3. self care:ADLS tenaga rehabilitas

seimbangan suplai medic dalam


dan kebutuhan Kriteria hasil merencanakan

oksigen 1. berpartisipasi program terapi

Defenisi: ketidak dalam aktifitas yang tepat


2. bantu klien untuk
cukupan energi fisisk tanpa
mengidentifikasi
psikologis atau disertai
aktifitas
pisiologis untuk peningkatan 3. bantu untuk

menlanjutkan atau tekanan mengidentifikasi

menyelesaikan darah,nadi,pernap dan mendapatkan

aktifitas kehidupan asan sumber untuk


2. mampu
sehari-hari yang harus aktifitas yang
melakukan
atau yang ingin diinginkan
aktifitas sehari- 4. bantu klien untuk
dilakukn
hari secara membut jadwal

mandiri latihan
Batasan karakteristik: 3. tanda-tanda vital 5. bantu pasien atau

-respon tekanan darah normal keluarga untuk


4. energi psikomotor
abnormal tehadap mengidentifikasi

aktifitas kekurangan

-respon frekuensi dalam beraktifitas


6. bantu pasien
jantung abnormal
untuk
terhadap aktifitas
mengembangkan
-perubahan EKG yang
motivasi diri
mencermin kan 7. monitor respon

aritmia fisik,emosi,social
-ketidak nyaman dan spritual

setelah aktifitas

-dipsnea setelah

beraktifitas

-menyatakan merasa

letih

Menayatakan merasa

lemah

Faktor yang

berhubungan

-tirah baring atau

imobilisasi

-kelemahan umum

-ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan

oksigen

-imobilitas

-gaya hidup monoton

4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan

keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan dan membangkitkan

minat keluarga untuk mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat.


Guna membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat,

maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan

keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :


a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara:


1) Memberikan informasi yang tepat.
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan.
3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

yaitu dengan cara:


1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
2) Mengdentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
keluarga.
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara:


1) Mendemonstrasikan cara perawatan.
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang

dapat meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara:


1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin
3) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

di sekitarnya dengan cara:


a) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan

keluarga.
b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi (Padila, 2012)


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian

dilakukan untuk keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil maka perlu

disusun rencana baru yang sesuai. Kunjungan dapat dilaksanakan secara

bertahap sesuia dengan waktu dan kesediaan keluarga.


Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang

diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai berikut:


1) Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana

keluarga mengatasi masalah tersebut.


2) Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.
3) Tentukan kriteria dan standar evaluasi.
4) Tentukan metode dan teknik evaluasi.
5) Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan

standar untuk evaluasi.


6) Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal.
7) Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan

alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau

kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Evaluasi di susun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga secara subjektif setelah dilakukan


intervensi keperawatan
O : Hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi

Macam-macam Evaluasi

Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu :

a. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan,

atau kegiatan yang telah dikerjakan.


b. Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada

salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Nn. E
No MR : 94 16 40
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pasaman Barat
Tanggal masuk : 27 03 - 2016
Diagnose medis : Kista Ovarium
Cara masuk : Rujukan dari RSUD Pasaman Barat
Penanggung jawab : Ny. T (Ibu)
Riwayat alergi : Tidak ada memiliki riwayat alergi

2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak ada menderita sakit yang lain, tidak ada

memiliki riwayat penyakit degenerative seperti seperti diabetes

mellitus, hipertensi, dll


b) Riwayat kesehatan Sekarang
Saat melakukan pengkajian tanggal 29 Maret 2016 klien mengatakan

perut bagian bawah terasa bengkak sejak 1 bulan yang lalu, keluar

darah dari vagina , klien terakhir haid pertengahan Februari, klien juga

mengatakan nafsu makan menurun dan mengatakan takut terhadap

tindakan operasi
c) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang

menderita penyakit yang sama dengan diderita oleh klien

3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
b) Nadi : 77 x/i
c) Pernafasan : 22 x/i
d) Suhu : 37 oC

4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum

1) Tingkat kesadaran : CMC

2) Berat badan : 76 kg

3) Tinggi badan : 159 cm

b) Kepala
1) Rambut
kulit kepalanya bersih, tidak ada ketombe dan berwarna hitam dan

tipis

2) Wajah

tidak ada oedema/hematom, perlukaan.


3) Mata
mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, palpebra tidak

oedema, reflek cahaya baik


4) Hidung
tidak ada polip, tidak ada perlukaan.
5) Mulut
pada mukosa bibir lembab ,kelengkapan gigi, kondisi gigi dan

kebersihan gigi, warna lidah pucat.


6) Leher
tidak ditemukan pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah

bening,jvp dalam batas normal 5,-2 mmH2O


7) Dada atau Thorak
1) Inspeksi : pergerakan simetris kiri dan kanan
2) Palapasi : fremitus kiri dan kanan
3) Perkusi : ditemukan suara sonor
4) Auskultasi : bunyi paru terdengar vesikuler

8) Jantung
1) Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
2) Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5
3) Perkusi : batas jantung normal, batas jantung kanan RIC II

linea sternalis dekstra, batas jantung kiri RIC V ,

I jari media line Clavikularis sinistra.


4) Auskultasi : ditemukan bunyi BJ I/BJ II teratur
9) Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada kelainan dan tidak ada pembesaran pada

hepar
2) Auskultasi : bising usus normal 15 kali/menit
3) Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.

Tinggi fundus 2 jari diatas simphis pubhis


4) Perkusi : bunyi abdomen tympani
10) Genitourinaria
Tidak terpasang kateter, terdapat perdarahan, jumlah perdarahan 2

kali ganti pembalut/ hari, warna darah lebih gelap, perineum baik

dan bersih tidak mengalami haemoroid


11) Ekstremitas :
1) Atas
simetris kiri dan kanan, klien dapat melawan tahanan, tidak

terdapat edema, dan tidak ada lesi.

2) Bawah

simetris kiri dan kanan, klien dapat melawan tahanan, terdapat

edema, dan tidak ada lesi


kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
12) Sistem integument
tidak ditemukan perlukaan, turgor kulit baik.

POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

N Pola aktifitas Sehat Sakit

o
1. Makan porsi 1 piring porsi 1 piring tidak

habis, lauk pauk, habis, lauk pauk,

sayuran dan sayuran, dan nasi yang

makanan lainnya diberikan RS, porsi


tidak habis karena

berkurangnya nafsu

makan. Dan mual dan

muntah setelah makan


klien minum Diit pada klien yaitu
Minum
8-10 gelas TKTP.
Frekuensi
perhari, berupa

air putih serta klien minum 7-8

tambahan gelas sehari

minuman yang

lain

2. Eliminasi

1. BAB klien BAB 1-2 klien BAB1 kali sehari,

kali sehari, warna warna kuning, konsistensi

kuning, lembek

konsistensi

lembek
2. BAK
Biasanya klien BAK

Biasanya klien 3-5 kali sehari, bau

BAK 4-6 kali khas, volume 900 cc

sehari, bau khas, biasanya klien

volume 1000 cc mengalami konstipasi


3. Istirahat dan klien tidur di klien tidur siang 2-3

tidur siang hari 2 jam/hari, sedangkan

jam/hari, saat malam hari

sedangkan di klien tidur 7-8

malam hari 6-7 jam/hari.


klien mengalami
jam/hari.
gangguan istirahat

dan tidur karena

gangguan nyeri.

4. Aktivitas sehari- klien mandi 2 aktivitas klien

hari dan kali sehari, gosok terbatas karena

perawatan diri gigi 2 kali sehari, sering merasakan

cuci rambut serta nyeri di bagian

berpakaian perut.

dengan rapi

13) Pemeriksaan Penunjang

NO PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN


1 Hb 9,8 gr/ dL Pria : 14-18 dg / dL
Wanita : 12-16 gr/

dL
2 Leukosit 17.700/ mm3 5000-10000/ mm3
3 Trombosit 539.000
4 Hematokrit 32 % Pria : 40-48 %
Wanita : 37-43 %
5 Albumin 3,3

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETILOGI


1 Ds :

1. Klien mengatakan

nafsu makan Ketidakseimbangan Intake yang tidak

menurun nutrisi kurang dari adekuat

2. Klien mengatakan kebutuhan tubuh

tidak pernah

mengahabiskan

makanannya

3. Klien mengatakan

penurunan

frekuensi BAB

Do :

1. Klien tampak

menghabiskan

bagian porsi

makanan
2. Terjadi penurunan

BB 38 kg menjadi

30 kg

3. Klien tampak pucat

dan lemas

4. Hb klien : 9,8 gr/

dL
2 Ds :

1. Klien mengatakan

HPHT bulan Kekurangan volume Kehilangan cairan

februari banyak cairan aktif

mengeluarkan darah

seperti haid

sebelumnya

2. Klien mengatakan

keluar darah dari

vagina

3. Klien mengatakan

BAB konstipasi dan

sering berdarah

4. Klien mengatakan

mengganti

pembalut 2x sehari

Do :
1. Klien tampak pucat

2. Hb klien : 9,8 gr/dL

3. Intake klien : 5-6

gelas perhari

4. Klien juga

mengalami mual

dan muntah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TGL PARAF TGL PARAF


O DITEMUKA TERATASI
N
1 Ketidakseimbanga
30 maret 2016
n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d Intake

yang tidak adekuat

2 Kekurangan
30 maret 2016
volume cairan b.d

kehilangan cairan

aktif
3 Nyeri b.d patologis 30 Maret 2016
penyakit
4 ansietas 30 Maret 2016

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Ketidakseimbangan 1. Nutritional status : Nutrition

nutrisi kurang dari food and fluid intake management

kebutuhan tubuh 2. Nutrional status : food 1. Kaji adanya

Defenisi : asupan intake alergi makanan

nutrisi tidak cukup 3. Weight control 2. Kolaborasi

untuk memenuhi Kriteria hasil : dengan ahli gizi

kebutuhan metabolik 1. Adanya peningkatan untuk

Batasan berat badan sesuai menentukan

karakteristik : dengan tujuan kalori dan nutrisi

1. Kram abdomen 2. Berat badan ideal yang dibutuhkan

2. Nyeri abdomen sesuai dengan tinggi pasien

3. Menghindari badan 3. Anjurkan pasien

makanan 3. Mampu untuk

4. Berat badan 20% mengidentifikasi meningkatkan

atau lebih kebutuhan nutrisi protein dan

dibawah berat 4. Tidak ada tanda vitamin C

badan ideal malnutrisi 4. Anjurkan pasien


5. Kerapuhan 5. Menunjukkan untuk

kapiler peningkatan fungsi meningkatkan FE

6. Kehilangan pengecapan 5. Berikan substansi

rambut 6. Tidak terjadi gula

berlebihan penurunan berat badan 6. Yakinkan diet

7. Bising usus yang berarti yang dimakan

hiperaktif mengandung

8. Kurang makan tinggi serat untuk

9. Kurang informasi mencegah

10. Tonus otot konstipasi

menurun 7. Berikan makanan

yang terpilih

8. Monitor jumlah

nutrisi dan kalori

9. Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition

monitoring

1. BB pasien dalam

batas normal
2. Monitor adanya

penurunan berat

badan

3. Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

4. Monitor

lingkungan

selama makan

5. Monitor turgor

kulit

6. Monitor pucat,

kemerahan dan

kekeringan cairan

7. Monitor

pertumbuhan dan

perkembangan

8. Monitor kalori

dan intake nutrisi

9. Catat jika warna

lidah bewarna

magenta scariet
2 Kekurangan volume 1. Fluid balance Fluid Management
2. Hydration
cairan b.d 3. Nutrional Status : 1. Perhatikan

kehilangan cairan Food and fluid intake catatan intake


yang berlebihan Kriteria Hasil : dan output yang

1. Mempertahankan urin akurat


2. Monitor status
output sesuai dengan
hidrasi
usia dan BB, BJ urin 3. Monitor vital

normal, HT normal sign


2. Tekanan darah, nadi, 4. Monitor

suhu tubuh dalam masukan

batas normal makanan / cairan


3. Tidak ada tanda-tanda
dan hitung intake
dehidrasi, elastisitas
kalori harian
turgor baik, membran 5. Monitor status

mukosa lembab, tidak nutrisi


6. Kolaborasi
ada rasa haus yang
dengan dokter
berlebihan 7. Berikan cairan

IV pada suhu

ruangan
8. Tawarkan snack

(jus buah, buah

segar)
4 Nyeri b.d proses 1. Pain level Pain management

inflamasi sekunder 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian

3. Comfort level nyeri

2. Observasi reaksi non

Kriteria Hasil : verbal dari

1. Mampu mengontrol ketidaknyamanan


nyeri, mampu3. Gunakan tekhnik

menggunakan tekhnik komunikasi

non farmakologik teraupetik

untuk mengurangi4. Kaji kultur yang

nyeri mempengaruhi

2. Melaporkan bahwa respon nyeri

nyeri berkurang5. Evaluasi

dengan menggunakan pengalaman nyeri

manajemen nyeri 6. Control lingkungan

3. Mampu mengenali yang dapat

nyeri mempengaruhi

4. Menyatakan rasa nyeri

nyaman setelah nyeri7. Kurangi factor

berkurang presipitasi nyeri


4 Ansietas 1. anxiety self control Anxiety reduction
2. anxiety level
3. coping 1. Lakukan

Kriteria Hasil : pendekatan yang


1. Klien mampu
mneyenangkan
mengidentifikasi 2. Ciptakan

dan mengunkapkan hubungan saling

cemas percaya
2. Mengidentifikasi 3. Identifikasi

mengungkapkan tingkat

tekhnik mengontrol kecemasan klien


4. Meberi motivasi
cemas
3. Vital sign DBN untuk
4. Postur, ekspresi
mengurangi
wajah
tingkat
menunjukkan
kecemasan
kecemasan 5. Identifikasi

berkurang tingat-tingkat

perubahan

kecemasan
6. Dukung pasien

menggunakan

mekanisme

pertahanan tubuh

D. CATATAN PERKEMBANGAN
N DIAGNOSA HARI IMPLEMENTAS EVALUASI PARA

O / I F
TGL
1 Ketidakseimbang 30-3- 1. Melakukan S : klien
pengkajian
an nutrisi kurang 16 mengatakan
alergi makanan
dari kebutuhan nafsu makan
2. Yakinkan diit
tubuh b.d intake yang dimakan masih
mengandung
yang tidak menurun
tinggi serat
adekuat O : klien
untuk
mencegah tampak
konstipasi
menghabiska
3. Memonitor
n porsi
jumlah nutrisi
dan kandungan makan
kalori
A : masalah
4. Memberikan
belum
informasi
tentang teratasi
kebutuhan
P : intervensi
nutrisi
dilanjutkan
5. Berkolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
kline
2 Reiko kekurangan 30 1. mempertahanka S : klien

volume cairan -03-16 n cairan intake mengatakan

dan output masih terjadi

2. memonitor perdarahan

status hidrasi di genitalia

3. memonitor vital O : klien

sign tampak ganti

4. memonitor pembalut 2
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mansjoer ,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta : EGC

Marylynn. E.Doengus. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit


buku kedokteran, Jakarta.

NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Prawirohardjo, Sarwono.(2010).Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Wiknojosastro, Hanifa. Editor. Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi.


2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Vous aimerez peut-être aussi