Vous êtes sur la page 1sur 1

Absorbsi obat melalui kulit

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan epidermis, dermis dan jaringan subkutan (Effendy,1999).

Absorpsi bahan dari luar kulit ke posisi di bawah kulit tercakup masuk kedalam aliran
darah, disebut sebagai absorpsi perkutan (Allen et al., 2005). Tahap penentuan kecepatan
absorpsi perkutan melalui kulit yang utuh adalah difusi/penetrasi melintasi stratum korneum
(Sulaiman dan Kuswahyuning, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan suatu bahan obat dari suatu sediaan ke
dalam kulit (Sulaiman dan Kuswahyuning, 2008).

1) Tipe dan sifat kulit, yaitu keadaan kulit, jenis kulit, lokalisasi nilai pH dan
penanganan kulit secara langsung akan mempengaruhi absorbsi obat melalui
kulit.
2) Sifat dan pengaruh bahan obat, yaitu konsentrasi, kelarutan dalam
dasar/basis, ukuran molekul, kemampuan difusi, kecepatan melarut, daya
disosiasi, distribusi antara fase dari salep, koefisien distribusi salep-kulit,
kelarutan dalam lemak kulit, ikatan pada protein kulit, ukuran partikel dan
distribusi partikel.
3) Sifat dan pengaruh sediaan obat, yaitu sifat pembawa (hidrofil, lipofil, jenis emulsi),
komposisi pembawa, pembasahan kulit oleh pembawa(penambahan tensid), viskositas
pembawa, perubahan pembawa pada kulit (menguap), perubahan kulit melalui pembawa
(hidratasi), dan penyebaran pada kulit (bidang yang dilapisi, tebal lapisan)

Penggunaan obat pada kulit ditujukan untuk memperoleh efek setempat. Pada waktu ini,
sedang dikembangkan bentuk sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan untuk
mendapatkan sistemik. Absorbsi obat melalui kulit sangat tergantung pada kelarutan obat dalam
lemak karena epidermis kulit berfungsi sebagai membran lemak biologis.

Vous aimerez peut-être aussi