Vous êtes sur la page 1sur 3

LESI MENISKUS, MEDIAL DAN LATERAL

Gol Penyakit SKDI : 3A

1. DEFINISI
Lesi meniskus adalah cedera umum yang mengenai sendi lutut khususnya
meniskus medial dan atau meniskus lateral. Meniskus adalah bangunan fibrocartilago
yang memisahkan antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Berdasarkan
letak anatominya, meniscus pada sendi lutut dibagi menjadi dua yaitu medial
meniscus (letaknya berada didalam) dan lateral meniscus (letaknya diluar). Bentuk
dari meniskus ini sangat unik yaitu seperti ginjal dengan posisi yang terjepit. Fungsi
utama dari meniskus adalah sebagai peredam getaran/shock absorber dimana tekanan
yang dihasilkan disaat kita jalan, berlari dan melompat sangat berbeda. Jadi meniskus
membantu meredam tekanan yg dihasilkan saat kita beraktivitas sehingga kerusakan
pada permukaan sendi dapat diminimalisir. Jumlah tekanan yang dihasilkan saat
beraktivitas meningkat tajam dari kita berjalan, berlari dan melompat, disini meniskus
berusaha meredam tekanan dan menyebarkannya sehingga tekanan yang dihasilkan
pada sendi tidak terjadi pada satu titik saja, akibatnya permukaan sendi lutut tidak
rusak dengan mudah.

2. EPIDEMIOLOGI
Menurut Englund (2008) lesi meniskus adalah diagnosis ortopedi yang sering
terjadi dan meniskektomi parsial adalah prosedur bedah yang paling sering dilakukan
oleh ahli bedah ortopedi di Amerika Serikat dengan lebih dari 50% dari prosedur yang
dilakukan pada pasien 45 tahun dan lebih tua. Lokasi lesi dalam banyak kasus
biasanya terjadi pada bagian posterior meniskus medial sejalan dengan tekanan
puncak pada fleksi lutut.

3. FAKTOR RISIKO
Lesi meniskus dapat terjadi dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan cedera
ligamen. Meniskus di lutut biasanya rusak oleh putaran yang terjadi pada lutut sedikit
menekuk. Lesi sebagian atau seluruh meniskus dapat terjadi ketika seseorang
menggerakkan tungkai atas secara cepat sementara kaki masih menyentuh lantai.
Lesi meniskus bisa bersifat lesi degeneratif atau trauma. Lesi degeneratif dapat
terjadi akibat penggunanan sendi lutut secara progresif atau sebagai akibat dari
kebiasaan berjongkok dalam waktu yang lama. Pada orang dewasa yang lebih tua, lesi
mungkin terjadi karena degenerasi alami seiring peningkatan usia. Lesi yang akibat
trauma lebih sering terjadi dalam dunia olahraga. Meniskus medial lebih sering
terkena dibandingkan dengan meniskus lateral, sementara lesi yang terjadi di kedua
meniskus secara bersamaan jarang didapatkan.

4. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri biasanya dialami saat meniskus yang terluka, terutama ketika mencoba
untuk meluruskan, membungkukkan atau memutar lutut. Jika lesi kecil, meniskus
tetap terhubung ke bagian depan dan belakang lutut. Namun, jika lesi besar, hanya
sebagian kecil meniskus yang masih utuh. Nyeri tajam bersifat intermiten mungkin
terjadi dan terlokalisasi ke sisi sendi.
Pembengkakan dapat terjadi segera setelah cedera atau beberapa jam kemudian
sebagai akibat dari peradangan. Keluhan berupa clicking, popping atau locking juga
dapat mengikuti cedera meniskus. Pada beberapa kasus, setelah pembengkakan awal
dan nyeri, keluhan pada sendi sedikit mereda dan aktivitas normal dapat kembali
dilakukan. Hal tersebut mungkin terjadi karena robekan pada meniskus kecil sehingga
tidak mempengaruhi mekanika sendi.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi seperti X-Ray dan MRI mungkin disarankan untuk
mengkonfirmasi diagnosis. Sebuah Artroskopi juga dapat digunakan untuk membantu
mendiagnosa dan mengobati lesi meniskus.

6. PENATALAKSANAAN
Tindakan penatalaksanaan terhadap lesi pada meniskus berupa tatalaksana awal
dan tatalaksana lanjutan (surgical).
Tindakan penanganan awal pada semua cedera jaringan lunak terdiri dari
protokol RICER, yaitu rest, ice, compression, elevation dan referral. Protokol RICER
harus diikuti selama 48-72 jam. Tujuan dari protokol tersebut adalah untuk
mengurangi perdarahan dan kerusakan di dalam sendi. Lutut harus diistirahat dengan
kaki berada pada posisi elevasi sambil diberikan kompres es selama 20 menit setiap
dua jam (tidak dianjurkan menggunakan es langsung ke kulit). Untuk membatasi
pembengkakan dan pendarahan pada sendi dapat digunakan perban dengan ukuran
yang sesuai.
Pada penanganan awal ini, protokol NO HARM juga harus diterapkan, yaitu no
heat, no alcohol, no running or activity dan no massage. Ini akan memastikan
penurunan pembengkakan dan perdarahan di daerah luka.

7. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI


Cedera meniskus yang tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan
kerusakan kartilago di tulang tibia, tulang femur dan pada patella mengalami
kerusakan akibat gesekan dan beban yang berlebih yang akan mengakibatkan risiko
terjadinya osteoartritis.

DAFTAR PUSTAKA

Englund, M. Roos, E. M. Roos, H. P. Lohmander, L. S., 2001. Patient Relevant


Outcomes Fourteen Years After Meniscectomy: Influence of Type of
Meniscal Tear and Size of Resection. Rheumatology, 40(6), pp. 631-639.

Fox, M. G., 2007. MR Imaging of the Meniscus: Review, Current Trends, and Clinical
Implications. Radiologic Clinics of North America, [online], pp. 1033-1053.
Available at
http://www.med.nyu.edu/pmr/residency/resources/Radiology/Rads
%20clinics_MRI%20knee%20meniscus.pdf [Diakses pada tanggal 13 April
2013].

Sport Medicine Australia, 2010. Meniscus Injury: A Guide to Prevention and


Management. [online] Available at http://sma.org.au/wp-
content/uploads/2011/01/719-SMA-InjuryBrochure-Meniscus_web.pdf
[Diakses pada tanggal 13 April 2013].

Vous aimerez peut-être aussi