Vous êtes sur la page 1sur 8

OSTEOARTHRITIS

Gol Penyakit SKDI : 3A

Definisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan
menipisnya rawan sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru
pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi
sendi (osteofit).

Insidensi
Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 tahun ke atas
dengan angka kejadian pada wanita lebih banyak daripada pria. Di seluruh dunia,
diperkirakan 9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 tahun keatas, terkena OA.
Insidens OA pada umur kurang dari 20 tahun sekitar 10% dan meningkat lebih dari
80% pada umur lebih dari 55 tahun. Angka kejadian OA di Indonesia cukup besar.
Karena itulah, OA mempunyai pengaruh yang besar pada bidang sosial dan ekonomi.
Diperkirakan, sekitar satu hingga dua juta penduduk Indonesia mengalami disabilitas
karena OA tersebut. Oleh karena itu, sangat pentinglah bagi kita semua untuk
mengetahui bagaimana gejala,upaya pencegahan serta pengobatan OA sehingga
penyakit degeneratif ini dapat dihindari sedini mungkin.

Patogenesis
1. Tulang rawan sendi
Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan dengan
peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi
makromolekul matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi
kolagen tipe II tidak berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan konsentrasi
aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun.
Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks. Ketika
kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit berespon dengan
meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat
menggantikan jaringan yang rusak, mempertahankan jaringan, atau meningkatkan
volume kartilago. Respon ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk
menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan
sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab penurunan
respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada
jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi respon kondrosit terhadap
sitokin anabolik.
2. Perubahan Tulang.
Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan sendi
meliputi peningkatan densitas tulang subchondral, pembentukan rongga-rongga yang
menyerupai kista yang mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau kartilago. Respon
ini muncul paling sering pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan
yang berbentuk bulan sabit (crescent).Peningkatan densitas tulang merupakan akibat
dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya merupakan tanda awal
dari penyakit degenerasi sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi
rongga rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas tulang secara keseluruhan.
Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga
tulang subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang
denuded dari sendi lawan. Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang
sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan
ketidakstabilan tungkai yang terlibat.
Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan
perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal. Permukaan
yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di tepi-tepi sendi. Osteofit
marginal biasanya muncul pada permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di
sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler). Tonjolan tulang intraartikuler yang
menonjol dari permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut osteofit sentral.
Sebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai
tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari permukaan
sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi
ruang gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola karakter
yang khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya
membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur. Penonjolan
osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os humerus biasanya terjadi
pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral. Osteofit merupakan
respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan remodelling tulang
sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan
pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.
3. Jaringan Periartikuler.
Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari
synovium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang terlibat.
Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan dapat
berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.Semakin lama ligamen, kapsul dan
otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM
mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan
sendi dan kelemahan tungkai.
Gambaran Klinis
Manifestasi klinis osteoarthritis adalah rasa nyeri, kaku, dan gangguan
fungsional. Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oeh inflamasi sinova,peregangan
kapsula dan ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat
pertumbuhan osteofit, mikrofraktur, trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis,
tendonitis, dan spasme otot. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika
sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan struktural
dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi penyokong berat
badan ( panggul, lutut, servikal, dan tulag belakang), sendi tengah dan ujung jari juga
sering terkena. Mungkin terdapat nodus tulang yang khas, pada inspeksi dan palpasi,
temuan ini biasanya tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi.
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologi :
a. Foto konvensional lutut posisi AP
Pada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah
cukup memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong
diagnosis OA adalah:
- Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago
- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.
- Kista tulang
- Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal.
- Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan.
Kemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu:
- Meningkatnya gambaran taji (spur).
- Adanya tanda destruksi kartilago.
- Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi.
- Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi.
- Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting
dari tulang.
b. Foto sendi interfalangeal proksimal dan distal
Tampak gambaran Nodus Heberden pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal,
sedangkan nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan wanita
dengan osteoarthriis primer. Nodus Heberden kadang-kandang tanpa rasa nyeri dan
kekakuan sendi jari-jari tangan. Pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke
lateral.
c. Foto Vertebra Servikal dan Torakal-Lumbal
Tampak adanya penyempitan ruangan intervertebralis serta adanya osteofit.
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laju endap darah normal
b. Serum kolesterol sedikit meninggi
c. Pemeriksaan faktor reumatoid negatif
Diagnosis
Sindrom klinis osteoartritis muncul akibat degenerasi sendi synovial; berupa
kerusakan keseluruhan yang progresif dari tulang rawan sendi diikuti oleh perbaikan,
remodelling, dan sklerosis dari tulang subchondral, dan pada banyak kasus terjadi
kista subchondral dan osteofit submarginal. Selain perubahan sendi synovial, yang
biasanya dapat dibuktikan melalui foto rontgen, diagnosis sindrom klinis osteoartritis
harus disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan osteoartritis juga
mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. Pada
kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi.
Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi.
Pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar
dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri dapat bertambah
dengan perubahan cuaca, khususnya dalam cuaca dengan suhu yang dingin, dan
aktivitas. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah
penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah aktivitas.
Beberapa pasien pada awalnya memperhatikan adanya gejala penyakit degeneratif
sendi ini setelah trauma ringan sendi atau aktivitas fisik yang berat, pada pemeriksaan
radiologis dapat ditemukan perubahan degenerasi sendi. Pada tahap lanjut, nyeri
menjadi konstan hingga dapat membangunkan pasien dari tidurnya. Selama
degenerasi sendi berlanjut, pasien dapat mengeluhkan nyeri yang tajam yang dipicu
dengan gerakan. Pembesaran sendi karena pembentukan osteofit dan deformitas
muncul pada tahap akhir dari penyakit.
Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif
sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo artikularis,
kontraktur ligamen & kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit, atau adanya
fragmen kartilago, tulang, atau meniskus intraartikuler. Pada palpasi dapat ditemukan
krepitasi, efusi, dan nyeri sendi.
Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat,
kerusakan progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral dapat mengakibatkan
luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus osteoartritis yang
sudah lama.
Dokter sering mendiagnosis osteoartritis berdasar riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik. Perubahan perubahan yang nampak pada rontgen foto dapat
digunakan penunjang, namun hubungan antara klinis dan perubahan radiografis
bervariasi diantara pasien. Beberapa pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan
kerusakan sendi berat mengeluhkan gejala yang ringan, sedangkan pasien dengan
rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi minimal dapat mengeluhkan nyeri
yang hebat. Perubahan radiografis yang tampak pada osteoartritis adalah adanya
penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas tulang subchondral, dan adanya
osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari degenerasi sendi ini sering muncul
bersamaan, pada beberapa sendi hanya 1 atau 2 dari marker tersebut yang tampak di
rontgen standar. Kista subchondral yang muncul pada osteoartritis memiliki ukuran
yang berbeda-beda dan khas memiliki batas dengan densitas tulang. Benda-benda
osteochondral yang lepas, tampak pada rontgen foto sebagai fragmen-fragmen tulang
intra artikuler yang berasal dari pecahan permukaan sendi. Subluksasi, deformitas,
dan malalignment sendi muncul pada tahap lanjut. Ankylosis tulang jarang terjadi.
Pencitraan diagnostik tambahan, termasuk scanning tulang, CT, dan MRI akan sangat
mambantu menilai stadium awal penyakit degeneratif sendi, tapi pemeriksaan ini
jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosis Banding
Adapun diagnosis banding penyakit ini adalah:
1. Penyakit sendi peradangan seperti gout, artritis bakterial atau reumatoid artritis.
2. Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran
radiografi osteoarthritis misalnya hiperparatiroidisme.

Penanganan
a. Penanganan Umum
Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) akan membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi dan
kekuatan otot-otot di sekitarnya sehingga otot menyerap benturan dengan lebih baik.
Diet untuk menurunkan berat badan pada pasien osteoarthritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoarthritis. Penurunan berat badan seringkali
dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
b. Pemberian Obat-obatan
Obat-obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
mobilitas. Obat peredam nyeri (misalnya acetaminofen) obat yang diperlukan.
Sedangkan asam salisilat harus diperhatikan efeknya terhadap saluran cerna.(1,6,8)
Obat anti inflamasi non-steroid (misalnya aspirin atau ibuprofen) bisa diberikan untuk
mengurangi nyeri dan pembengkakan (sinovitis). Pemberian pengobatan lokal dengan
injeksi intra-articular steroid. Untuk topikal terapi dengan topikal NSAID, salisilat
cream efektif pada beberapa penderita ostearthritis.
c. Tindakan Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang
dapat dilakukan antara lain osteotomi, untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidak
sesuaian), debrideman sendi, pembersihan osteofit, artroplasti total, dilakukan bila
seluruh bagian sendi rusak. Prosedur ini sering dilakukan pada kaki dan artrodesis,
dilakukan pada orang muda pada sendi yang tidak stabil. Sekitar 90% penderita
osteoarthritis pada tulang belakang tidak memerlukan tindakan operasi. Tindakan ini
diperlukan pada keadaan : kehilangan kontrol kandung kencing dan fungsi usus,
adanya nyeri yang menetap dengan gejala-gejala iritasi saraf. Maka tindakan yang
dilakukan pada tulang belakang adalah dengan Laminektomi apabila ada herniasi
diskus intervertebralis
Arthroscopy secara minimal invasif untuk degenerasi kartilago yang berkembang atau
hilangnya fragmen, berhasil pada beberapa pasien. Operasi Arthroplasty total
merupakan perawatan yang pasti untuk kasus osteoartritis yang berat. Beberapa sendi
(terutama sendi panggul dan lutut) bisa diganti dengan sendi buatan. Tindakan ini
biasanya berhasil dan hampir selalu bisa memperbaiki fungsi dan pergerakan sendi,
serta mengurangi nyeri. Karena itu jika fungsi sendi menjadi terbatas, maka
dianjurkan untuk menjalani penggantian sendi.

Komplikasi
1. Deep vein thrombosis
2. Infeksi
3. Loosening
4. Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component,
fraktur, catching soft tissue.
5. Tibial tray wear
6. Peroneal palsy
7. Fraktur supracondylus femur

Prognosis
Prognosis osteoartritis pada umumnya baik. Untuk kontrol dan mengurangi
gejala pada Osteoarthritis lebih baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar
pasien dapat teratasi. Hanya kasus-kasus yang berat yang memerlukan operasi. Pada
ekstremitas bawah, penyakit sendi degeneratif ini relatif prognosis lebih buruk karena
sendi ini sering digunakan untuk berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and
Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Chapman, Michael W et al. 2001. Chapmans Orthopaedic Surgery 3rdedition.
Chapter 107: Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams &
Wilkins. USA
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott
Williams & Wilkins.USA
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada
Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran.

Vous aimerez peut-être aussi