Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH:
AHMAD ZAKARIYA
NIM: 105104003445
Skripsi
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
AHMAD ZAKARIYA
NIM: 105104003445
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ahmad Zakariya
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing
Tien Gartinah, MN
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penguji I
Penguji II
Penguji III
v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Tien Gartinah, MN
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, 26 November 2009
ABSTRAK
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua.
Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami perubahan secara fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan
tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang
akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas sosial mereka, sehingga secara umum
akan berpengaruh terhadap kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kemandirian pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009.
Penelitian ini dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Tahun 2009.
Populasi penelitian adalah WBS (Warga Binaan Sosial) yang berjumlah kurang lebih
150 WBS, sedangkan jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 46 WBS. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan study cross sectional.
Pengumpulan data variabel dependen (faktor kesehatan dan faktor sosial) dan
variabel independen (kemandirian lanjut usia) menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat berupa
distribusi frekuensi dan analisis bivariat berupa uji beda dua proposi (chi square).
Hasil penelitian menunjukkan dari 46 responden diperoleh 82,6% mempunyai
kemandirian baik. Frekuensi responden mempunyai kondisi kesehatan baik diperoleh
52,2%. Frekuensi responden hubungan sosial baik diperoleh 78,3%. Hasil uji statistik
chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang berarti antara kondisi kesehatan
dengan kemandirian lansia (Pvalue= 0,128) sedangkan antara kondisi sosial dengan
kemandirian lansia mempunyai hubungan yang berarti (Pvalue= 0,007).
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY PROGRAME OF NURSING
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRACT
Growing old is a natural process which means that someone has been through
three life stages of childhood, adulthood and old age. These three different stages of
both biological and psychological. Entering old age is to experience physical and
psychological changes. These changes generally lead to deterioration of physical and
psychological health that will ultimately affect their social activities, until in general
will affect the independence of elderly patients in activities of daily living. The
purpose of this study was to determine factors associated with the independence of
elderly patients at Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia Jakarta 04
Margaguna in the year 2009.
This research was carried out in 04 Budi Mulia PSTW Margaguna Year 2009.
Population research is senior citizens or WBS (Warga Binaan Sosial). The number of
populations approximately 150 WBS, while the number of samples of the study was
46 WBS. This study used quantitative research with cross sectional method.
Dependent variable data collection (physical, psychological and social conditions)
and the independent variables (self-reliance for elderly patient) using a questionnaire
research instruments. Data analysis was performed univariate analysis of frequency
distribution and bivariate analysis of two different tests of proportions (chi square).
The results of this study showed that the 46 respondents had gained
independence about 82.6% are good and 17.4% for less independence in performing
daily activities. Frequency of respondents have a good health condition obtained
about 52.2%, while health conditions less obtained 47.8%, frequency of respondents
obtained a good social relations 78.3%, while respondents who had less social
relationships obtained 21.7%. The results of the chi-square statistical test showed no
significant relationship between health conditions and independency of elderly
patients (Pvalue = 0.128), while the social conditions and independency of elderly
patient have a meaningful relationship (Pvalue = 0.007).
References: 26 (1991 2009)
iii
KATA PENGANTAR
m
Alhamdulillahirabbilalamin adalah untaian kata terindah sebagai ungkapan
syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Tuhan Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Tuhan Yang Maha Kuasa dari segala
yang ada di langit dan di bumi, atas Berkat dan RahmatNya lah sehingga skripsi yang
berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian pada Lanjut Usia di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan
Tahun 2009 dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam, tidak lupa pula peneliti tujukan kepada junjungan kita,
baginda Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Salam dan rahmat semoga tetap tercurah kepada beliau beserta keluarga dan para
sahabat dekat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Peneliti secara ikhlas dan penuh kerendahan hati memberikan ucapan
terimakasih atas terselesaikannya laporan skripsi ini kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA,
selaku Dekan dan Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Umum Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Tien Gartinah, MN, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai Pembimbing I skripsi serta
kepada, (Alm) Ns. Sri Mulyani, S.Kep. M.KM selaku Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya serta dengan sabar membimbing dan memberikan
pengarahan kepada peneliti, semoga segala amalnya diterima disisi Allah SWT.
3. Segenap dosen dan staf yang telah membantu serta memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.
ix
4. Dra. Farah Darojati selaku Ketua Seksi Bidang Perawatan PSTW Budi Mulia 04
Margaguna Jakarta Selatan atas segala kesempatan untuk melakukan kegiatan
penelitian dan pengarahan yang telah diberikan kepada peneliti.
5. Pihak PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan, Ibu Umi Sukriati, AMK
dan penanggung jawab ruangan, atas segala bimbingan, arahan dan motivasinya.
6. Ayahanda, Bapak H. Harun (alm), yang telah mengamanahkan kepada peneliti
dan saudara-saudara peneliti untuk menyelesaikan pendidikan sampai kuliah,
alhamdulillah ayah sekarang peneliti sudah menjalankan amanah itu, terima kasih
tak lupa peneliti ucapkan juga kepada Ibunda, Ibu Hj. Rasiti yang telah sabar
mendidik dan selalu mendoakan peneliti untuk selalu sukses lahir bathin.
7. Saudaraku, kakakku tersayang terima kasih atas dukungan, bantuan dan
pengertiannya. Ang Jam dan Ka Rini, terima kasih atas pinjaman laptop selama
penyusunan skripsi ini dan juga motivasi serta segala bantuannya demi
kesuksesan penyusunan skripsi ini.
8. Temanku (Jimmi Setiawan, Tati, Neneng, Fauziah) yang telah setia membantu
dalam pengambilan data serta segala motivasi dan dukungannya.
9. Fadil, Sauki, Azwar, atas tempat persinggahan selama penelitian berlangsung
bahkan sampai kita lulus bareng.
10. Azwar, Tati, Umsiah, Maya, sahabat yang selalu dalam senang maupun susah,
mendukung, memberi semangat, arahan, serta dukungan dalam segala hal.
11. Sahabat-sahabatku tercinta Ners05 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu, terima kasih atas segala kenangan, perhatian, dukungan, arahan serta
bantuan yang telah diberikan yang akan selalu dikenang dalam kebersamaan
untuk selamanya.
12. Adik-adiku tercinta dalam seperjuangan di Ilmu Keperawatan, terima kasih atas
segala perhatian dan motivasinya.
x
Tiada gading yang tak retak. Oleh karenanya peneliti dengan penuh kesadaran
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang
membangun untuk kokohnya laporan ini sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Amin ya
Rabbal alamin.
Penulis
xi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Inilah langkah sebuah proses yang telah diriku lalui dan tidak
hanya berhenti disini, tapi
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .................................................... xix
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1. Tujuan Umum ...................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1. Profesi Keperawatan ............................................................ 6
2. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) ................................... 6
3. Peneliti Selanjutnya ............................................................. 7
xii
BAB II Halaman
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8
A. Lanjut Usia ..................................................................................... 8
1. Pengertian Lanjut Usia .......................................................... 8
2. Tugas Perkembangan Lanjut Usia ........................................ 10
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lanjut usia ......... 12
1. Faktor Kesehatan ................................................................. 12
a) Kesehatan Fisik .............................................................. 12
b) Kesehatan Psikis ............................................................ 13
2. Faktor Sosial ........................................................................ 15
C. Kemandirian .................................................................................. 17
D. Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem .............. 22
1. Model Konsep Dorothea Orem ............................................ 22
2. Teori Keperawatan Dorothea Orem ..................................... 23
E. Penelitian Terkait ......................................................................... 25
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS PENELITIAN DAN
DEFINISI OPERASIONAL ........................................................................ 26
A. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................... 26
B. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 26
C. Definisi Operasional ..................................................................... 27
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 30
A. Rancangan Penelitian .................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 30
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 30
1. Populasi ................................................................................ 30
2. Sampel .................................................................................. 31
xiii
Halaman
3. Kriteria Inklusi ..................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 33
E. Pengumpulan Data ........................................................................ 33
F. Pengolahan Data ........................................................................... 35
G. Tekhnik Analisis Data ................................................................... 36
H. Analisis Statistik ........................................................................... 37
BAB V
HASIL PENELITIAN .................................................................................. 38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 38
1. Sejarah PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan .... 38
2. Visi dan Misi PSTW Budi Mulia 04 Margaguna .................... 41
3. Program Kegiatan PSTW Budi Mulia 04 Margaguna ............ 41
B. Analisis Univariat ......................................................................... 42
1. Distribusi Karakteristik Responden ........................................ 42
a) Distribusi Responden Berdasarkan Umur ......................... 42
b) Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 43
c) Distribusi Responden Berdasarkan Agama ....................... 44
d) Distribusi Responden BerdasarkanSuku/Adat ................... 45
2. Kondisi Kesehatan .................................................................. 45
3. Kondisi Hubungan Sosial ....................................................... 46
4. Kemandirian ............................................................................ 47
C. Analisis Bivariat ............................................................................ 48
1. Hubungan Variabel Kesehatan dengan Kemandirian ............. 48
2. Hubungan Variabel Sosial dengan kemandirian ..................... 49
BAB VI
PEMBAHASAN ............................................................................................ 51
A. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 51
B. Karakteristik Responden Analisis Univariat ................................. 52
xiv
Halaman
1. Umur ....................................................................................... 52
2. Jenis Kelamin .......................................................................... 53
3. Agama ..................................................................................... 54
4. Suku/Adat ............................................................................... 55
5. Kondisi Kesehatan Responden ................................................ 56
6. Kondisi Sosial Responden ...................................................... 56
7. Kemandirian Responden ......................................................... 57
C. Analisis Bivariat ............................................................................ 58
1. Hubungan Kondisi Kesehatan dengan Kemandirian .............. 58
2. Hubungan Kondisi Sosial dengan Kemandirian ..................... 59
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................. 61
1. Profesi Keperawatan ............................................................... 62
2. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) ...................................... 62
3. Peneliti Selanjutnya ................................................................ 63
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 27
Tabel 5.1 Ruang WBS di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan
Tahun 2009 ..................................................................................... 40
Tabel 5.2 Distribusi Kesehatan Responden Lanjut Usia di PSTW Budi
Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009 ........................ 46
Tabel 5.3 Distribusi Sosial Responden Lanjut Usia di PSTW Budi Mulia
04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009 ................................... 47
Tabel 5.4 Distribusi Kemandirian Responden Lanjut Usia di PSTW Budi
Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009 ........................ 48
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Kondisi Kesehatan dengan Kemandirian
di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009 49
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Antara Kondisi Sosial dengan Kemandirian di
PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009..... 50
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Selatan
xviii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
anggota tubuh.
xix
IPTEK : Ilmu pengetahuan dan teknologi
KH : Karbohidrat
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harapan Hidup (AHH) di Indonesia terjadi peningkatan yaitu pada tahun 1971:
46,6 tahun, sedangkan pada tahun 1999: 67,5 tahun. Dengan demikian populasi
lanjut usia (lansia) akan meningkat juga yaitu: pada tahun 1990 jumlah penduduk
60 tahun sekitar kurang lebih 10 juta jiwa (5,5%) dari total populasi penduduk
dan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3 kali menjadi kurang lebih 29 juta
jiwa (11,4%) dari total populasi penduduk. (Lembaga Demograpi FE-UI, 1993).
Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lansia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Pada tahun 1980, harapan hidup perempuan adalah 54 tahun dan
laki-laki adalah 50,9, sedangkan pada tahun 2000 angka harapan hidup
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa,
dan masa tua (Nugroho, Wahyudi, 2000). Tiga tahap ini berbeda baik secara
secara fisik maupun psikis. Perubahan fisik ditandai dengan kulit yang
1
2
mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan
berpengaruh juga pada aktivitas sosial mereka, sehingga secara umum akan
sehari-hari.
Setiabudhi (2005), penurunan fisik, peran sosial dan psikis dapat mempengaruhi
mengalami penurunan peran sosial dan psikis sehingga lebih tergantung kepada
orang lain, dengan kata lain lansia tidak mandiri. Hal ini dapat dikatakan bahwa
apabila keadaan fisik, psikis dan sosial lansia dalam keadaan baik atau tidak
Menurut teori Dorothea Orem dalam A. Aziz Alimul Hidayat (2004), yang
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit. Setiap manusia
menghendaki adanya self care dan sebagai bagian dari kebutuhan manusia,
seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan
orang lain dalam memelihara kesejahteraan. Self care juga merupakan perubahan
tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial
3
keperawatan pada tanggal 5 Mei 2009 yang dilakukan peneliti di Panti Sosial
Warga Bina Sosial (WBS) di PSTW ini pada umumnya/sebagian besar sudah
mandiri yaitu kurang lebih 80% mandiri dan kurang lebih 20% dibantu dalam
seperti juga dikatakan beliau kurang lebih 17 WBS dibantu dalam pemenuhan
personal hygiene dan kurang lebih 5 WBS dibantu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar seperti makan. Dari hal tersebut peneliti tertarik ingin mengkaji secara
yaitu faktor kondisi kesehatan, baik fisik maupun psikis dan kondisi sosial lansia.
B. Rumusan Masalah
Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh manusia.
Makin panjang usia seseorang, sejalan dengan pertambahan usia tubuh akan
mengalami kemunduran secara fisik maupun psikologis. Secara fisik orang lanjut
usia yang selanjutnya disebut lansia, mengalami kemunduran fungsi alat tubuh,
atau disebut juga dengan proses degeneratif. Secara psikologis orang lansia
4
menjadi mudah lupa, serta berkurangnya kegiatan dan interaksi (baik dengan
dirinya kepada orang lain dan menjadikan masa-masa tersebut merupakan masa-
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka beberapa masalah utama yang
dihadapi lanjut usia pada umumnya adalah: (1) Menurunnya daya tahan fisik (2)
Kemunduran psikis (3) Perkawinan anak sehingga anak hidup mandiri dan
terpisah dari orang tua (4) Kurangnya dukungan dari keluarga lanjut usia (5) Pola
tempat tinggal lanjut usia; lanjut usia yang hidup di rumah sendiri, tinggal bersama
dengan anak /menantu, dan tinggal di panti werdha. Dengan permasalahan yang
komplek yang dialami oleh lanjut usia maka peneliti memilih permasalahan
lanjut usia.
C. Pertanyaan penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
kelamin, agama dan suku/adat di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
tahun 2009.
E. Manfaat Penelitian
1. Profesi Keperawatan
lanjut usia.
usia.
7
3. Peneliti Selanjutnya
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
2006).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Secara
penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial
bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap
menurun.
8
9
jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun,
tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
usia meliputi:
tahun.
memasuki lansia.
c. Kelompok lansia risiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
10
batasan umur 60 tahun untuk menyatakan orang lanjut usia dan sebagai
(penghasilan) keluarga.
yang menghabiskan sebagian besar waktu ketika lansia masih muda. Akibat
keadaan saat itu, yang sangat sering berbeda dengan apa yang dilakukannya
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik serta menjalani hidup dengan
1. Faktor Kesehatan
kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik terhadap
a) Kesehatan Fisik
menampakkan diri pada usia ini. (Depkes dan Kesejahteraa Sosial, 2001).
Penurunan fisik dapat terlihat dengan perubahan fungsi tubuh serta organ.
13
fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek,
hari yang disebut demensia atau pikun (Depkes, 2003), sehingga keluhan
yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran
b) Kesehatan Psikis
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya
kognitif, adanya penurunan fungsi kognitif dan psiko motorik pada diri
orang lanjut usia maka akan timbul beberapa kepribadian lanjut usia (sifat
toleransi tinggi, humoristik, fleksibel (luwes) dan tahu diri. (2) Tipe
tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri,
tidak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak praktis. (3) Tipe defensive,
2. Faktor Sosial
yang biasanya menjadi curahan segala masalah sudah tidak dapat dijumpai
Pada umumnya hubungan sosial yang dilakukan para lanjut usia adalah
karena mereka mengacu pada teori pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran
Hubungan ini mendatangkan kepuasan yang timbul dari perilaku orang lain.
seperti halnya membaca buku, membuat karya seni, dan sebagainya, karena
(Suhartini, 2004).
Menurut Gulardi (1999) dalam Suhartini (2004) ada dua syarat yang harus
dipenuhi bagi perilaku yang menjurus pada pertukaran sosial: (1) Perilaku
interaksi dengan orang lain (2) Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh
sarana bagi pencapaian tujuan. Tujuan yang hendak dicapai dapat berupa
imbalan intrinsik, yaitu imbalan dari hubungan itu sendiri, atau dapat berupa
imbalan ekstrinsik, yang berfungsi sebagai alat bagi suatu imbalan lain dan
tidak merupakan imbalan bagi hubungan itu sendiri. Jadi pada umumnya
sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
kontak sosial dapat dilakukan melalui, surat, telepon, radio dan sebagainya.
(2) Adanya komunikasi. Berkomunikasi adalah suatu proses yang setiap hari
dilakukan. Akan tetapi komunikasi bukanlah suatu hal yang mudah. Sebagai
contoh salah paham merupakan hasil dari komunikasi yang tidak efektif dan
sering terjadi. Berkomunikasi dengan orang lanjut usia merupakan hal lebih
sulit lagi. Hal ini disebabkan lanjut usia memiliki ciri yang khusus dalam
berkomunikasi dengan lanjut usia, yaitu penyebab fisik dan penyebab psikis.
lanjut usia sering tidak mendengarkan apa yang dibicarakan. Secara psikis,
untuk berpikir, dan kemampuan berpikir lanjut usia akan tetap aktif dan
terarah.
C. Kemandirian
yang tinggal di perkotaan akan dibebankan kepada anak, terutama anak wanita
(Herwanto 2002). Anak wanita pada umumnya sangat diharapkan untuk dapat
membantu atau merawat mereka ketika orang sudah lanjut usia. Anak wanita
sesuai dengan citra dirinya yang memiliki sikap kelembutan, ketelatenan dan
tidak adanya unsur sungkan untuk minta dilayani. Tekanan terjadi apabila
lanjut usia tidak memiliki anak atau anak pergi urbanisasi ke kota. Mereka
mengharapkan bantuan dari kerabat dekat, kerabat jauh, dan kemudian yang
lanjut usia yang secara fisik kesehatannya prima. Dari aspek sosial ekonomi dapat
dikatakan cukup memadai dalam memenuhi segala macam kebutuhan hidup, baik
lanjut usia yang memiliki anak maupun yang tidak memiliki anak. Tingginya
tingkat kemandirian mereka diantaranya karena orang lanjut usia telah terbiasa
18
hayat hidupnya.
Kemandirian orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas kesehatan mental.
Ditinjau dari kualitas kesehatan mental, dapat dikemukakan hasil kelompok ahli
dari WHO pada tahun 1959 (Hardywinoto: 1999) yang menyatakan bahwa mental
tadi buruk (2) Memperoleh kepuasan dari perjuangannya (3) Merasa lebih puas
untuk memberi daripada menerima (4) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan
cemas (5) Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling
memuaskan (6) Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran untuk hari
depan (7) Menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan
Selain itu kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas hidup.
Kualitas hidup orang lanjut usia dapat dinilai dari kemampuan melakukan
Setiati (2000) ada 2 yaitu AKS standar dan AKS instrumental. AKS standar
uang.
19
lingkungan dan kepada orang lain. Mereka lebih tergantung pada potensi-potensi
kriteria orang yang mandiri menurut Koswara (1991) adalah mempunyai (1)
kemampuan mempertahankan ketenangan jiwa (3) kadar arah yang tinggi (4)
agen yang merdeka (5) aktif dan (6) bertanggung jawab. Lanjut usia yang mandiri
kepuasan yang berasal dari luar diri mereka anggap kurang penting dibandingkan
Seorang lansia yang mandiri menurut R. Boedhi Darmojo dalam buku Ilmu
assistance)
8. Rekreasi dan hiburan sehat yang lain (Recreational activities, picnics, etc)
10. Bantuan alat-alat panca indera seperti kacamata, hearing aid (Other
(physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang,
papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah
kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah
seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3)
olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs)
adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5)
kehidupan.
21
Self
Actualization
Self - esteem
Gambar 2.1 : Maslows Hierarchy of Need (From Potter PA, Perry AG: Basic a
menimbulkan masalah terhadap kesehatan fisik dan psikis lanjut usia sehingga
mengurusi dirinya sendiri, ini berarti bahwa jika seseorang sudah menyatakan
dirinya siap mandiri berarti dirinya ingin sesedikit mungkin minta pertolongan
atau tergantung kepada orang lain. Hal ini juga selaras dengan model konsep yang
diungkapkan Dorothea Orem yang dikenal dengan model konsep Self Care
(perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
adanya Self care dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia, seseorang
mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang
tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman
sosial sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri
pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah
kebutuhan dasar manusianya. Sifat dari self care selanjutnya adalah untuk
dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa atau
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain,
E. Penelitian Terkait
dari faktor kesehatan sebagian besar baik yaitu sebanyak 83 orang (79,8%)
sedangkan sisanya pada kategori sedang sebanyak 21 orang (20,2%). Pada hasil
penelitian ini tidak diperoleh derajat kesehatan pada kategori kurang. Faktor
yaitu sebanyak 97 orang (93,3%) sedangkan yang termasuk kategori baik ada 5
orang (4,8%) dan yang paling sedikit adalah pada kategori kurang sebanyak 2
orang (1,9%). Faktor sosial sebagian besar responden mempunyai kondisi sosial
yang sedang yaitu sebanyak 98 orang (94,2%) sedangkan yang termasuk kategori
DEFINISI OPERASIONAL
lanjut usia. Dari kerangka konsep tersebut peneliti ingin mengetahui faktor-
kesehatan dan sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 04 Margaguna
Jakarta Selatan.
B. Hipotesis Penelitian
26
27
C. Definisi Operasional
tanpa program
dan orang
bantuan kegiatan
lain.
orang lain. panti, makan,
Kurang, jika
berpakaian,
dalam AKS
BAK/BAB
membutuh-
dan mandi.
kan atau
mempunyai
ke-
tergantungan
terhadap
lingkungan
dan orang
lain.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
cross sectional yaitu pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat
pada bulan Oktober-November 2009. Alasan peneliti memilih lokasi PSTW Budi
dalam PSTW tersebut, lansia atau WBS berasal dari latarbelakang karakteristik
yang bervariasi.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
30
31
Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia di PSTW Budi Mulia 04
Margaguna Jakarta Selatan dengan jumlah 150 Warga Bina Sosial (WBS).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
penelitian ini adalah para lanjut usia (Warga Bina Sosial) di PSTW Budi
Keterangan:
5%)
n=
= 41,9 = 42 responden
Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka
Jadi jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian ini yaitu
46 WBS.
33
3. Kriteria Inklusi
D. Instrumen Penelitian
hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dan point B untuk mengukur variabel kesehatan yang terdiri dari 10 pertanyaan
dengan nilai tertinggi 10 dan terendah 0, variabel sosial terdiri dari 5 pertanyaan
dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 0 dan variabel kemandirian terdiri dari 10
E. Pengumpulan Data
yang harus dijawab oleh responden dengan bantuan peneliti untuk menjelaskan
numerator terkait kuesioner yang akan dibagikan agar tidak terjadi perbedaan
persepsi akan maksud dari isi pertanyaan. Dari 46 kuesioner yang dibagikan
lanjut usia di PSTW budi mulia 04 Margaguna Jakarta selatan, dengan jumlah
responden 10 orang. Lanjut usia yang sudah dijadikan sampel dalam uji validitas
tidak dijadikan sampel dalam penelitian. Uji coba ini dimaksudkan untuk
reliabilitas dari instrumen yang digunakan. Hasil uji coba kuesioner tersebut
perangkat komputer, maka hasil uji reliabilitas untuk butir-butir kuesioner pada
kepada peneliti dalam keadaan lengkap, sehingga seluruh kuesioner dapat diikut
F. Pengolahan Data
peneliti, yaitu:
1. Editing
2. Coding
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3. Entri Data
kelengkapan datanya, setelah data lengkap kemudian dinilai skor dari kelompok
c. Variabel kemandirian
H. Analisis Statistik
1. Analisis Univariat
kesehatan (fisk dan psikis) dan faktor sosial. Sedangkan variabel dependen
2. Analisis Bivariat
dependen dan independen yaitu faktor kesehatan (fisk dan psikis) dan faktor
5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik
dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti
hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara
HASIL PENELITIAN
sejarah, visi misi dan program kegiatan PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta
Selatan.
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) bidang kesejahteraan sosial lanjut usia Dinas
tidak mampu / kurang beruntung dengan sumber dana APBD provinsi DKI
lanjut usia. 2), Peraturan Gubernur provinsi DKI Jakarta No 104 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. 3) SK.
Gubernur provinsi DKI Jakarta No. 163 tahun 2002 tentang Pembentukan
38
39
1965 dengan nama PSTW Budi Mulia Jakarta Timur yang berlokasi di
Dukuh kecamatan Kramat Jati dengan luas lahan 2300 M2 karena lokasi di
kelurahan Dukuh ini terletak pada dataran rendah dan sering dilanda banjir
luapan kali Cipinang / banjir kiriman dari Bogor dan tahun 2002 pada saat
Jakarta dilanda banjir bandang dan lokasi Panti terendam air sehingga
bangunan rusak berat maka penghuni Panti diungsikan ke Panti Sosial Bina
Remaja di Tebet selama kurang lebih 14 bulan dan pada tahun 2003 pindah ke
Cilandak Jakarta Selatan sampai saat ini. Pada bulan juli 2005 jumlah Warga
Bina Sosial sebanyak 144 orang dengan jumlah laki-laki 48 orang dan
perempuan 96 orang.
Jakarta Selatan memiliki delapan ruangan untuk warga binaan sosial, yang
terdiri dari tiga ruangan lanjut usia laki-laki dan lima ruangan lanjut usia
perempuan.
Tabel 5.1
Ruang WBS di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan
Tahun 2009
masing.
41
Kristen 1x/minggu.
d. Pelayanan kesehatan.
f. Rekreasi.
B. Analisis Univariat
dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni: a) Kelompok lansia
sedangkan yang paling tua adalah 100 tahun. Hasil pengkategorian umur
Gambar 5.1
Distribusi Umur Responden di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna
Jakarta Selatan Tahun 2009
LAKI-LAKI
36.96% PEREMPUAN
63.04%
Gambar 5.2
Distribusi Jenis Kelaminn Responden di PSTW Budi Mulia 04
Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
44
100
80
Percent
60
40 82.61%
20
40
30
Percent
20
36.96% 36.96%
10
15.22%
10.87%
0
Sunda terdapat 7 orang (15,22%) dan sisanya dari suku Betawi terdapat 5
orang (10,87%).
2. Kondisi Kesehatan
setelah diperoleh skor total dari seluruh pertanyaan, maka variabel kondisi
kesehatan dikategorikan menjadi dua yaitu kondisi kesehatan kurang baik dan
Tabel. 5.2
Distribusi Kesehatan Responden Lanjut usia di PSTW Budi Mulia 04
Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
atau tingkat kesehatan fisik atau kejiwaan yang baik yaitu sebanyak 24
antara lanjut usia dengan sesama WBS, perawat atau tenaga kesehatan,
Tabel. 5.3
Distribusi Sosial Responden Lanjut usia di PSTW Budi Mulia 04
Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
4. Kemandirian
dilihat dari perlakuan orang lanjut usia terhadap diri sendiri dan
Tabel. 5.4
Distribusi Kemandirian Responden Lanjut usia di PSTW Budi Mulia
04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
mandiri.
C. Analisis Bivariat
bebas dan variabel terikat dengan dilakukan tabulasi silang. Adapun hubungan
demografi seperti: jenis kelamin, usia, agama dan suku tidak dilakukan
Tabel. 5.5
Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Kemandirian di
PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
Kemandirian OR
Kurang Mandiri Total P (95%CI)
Mandiri Value
N % N % 11,000
Kurang 6 27,3 16 72,7 22 0,128 (1,984-60,985)
Kesehatan Baik 2 8,3 22 91,7 24
Jumlah 8 17,4 38 82,6 46
artinya P > 0,05 dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara kesehatan
dengan kemandirian.
lansia yang hubungan sosial kurang hanya 5 orang (50%) mandiri. Hasil
Tabel. 5.6
Tabulasi Silang antara Kondisi Sosial dengan Kemandirian di PSTW
Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Tahun 2009
Kemandirian OR
Kurang Mandiri Total P (95%CI)
Mandiri Value
N % N % 4,125
Kurang 5 50 5 50 6 0,007 (0,735-23,152)
Sosial Baik 3 8,3 33 91,7 40
Jumlah 8 17,4 38 82,6 46
artinya P < 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara kondisi sosial
dengan kemandirian.
Analisis hubungan dua variabel didapat OR= 4,125 (95% CI; 0,735-
kurang.
BAB VI
PEMBAHASAN
kondisi kesehatan, kondisi hubungan sosial dan kemandirian di PSTW Budi Mulia 04
diteliti, dimana variabel tersebut dapat berhubungan dengan kemandirian lanjut usia
berikut:
A. Keterbatasan Penelitian
dilakukan satu kali pada satu waktu yang bersamaan. Berarti bahwa
berisikan pertanyaan tentang variabel yang diteliti dan diisi oleh peneliti
sehingga masih ada kemungkinan variabel lain yang belum masuk dalam
51
52
3. Adanya kesulitan dalam menentukan deskripsi isi dari kuesioner yang benar-
yang baku.
4. Belum adanya standar yang baku dari instrumen dalam hal kemandirian pada
pustaka.
1. Umur
lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berumur 70 tahun keatas, Seiring dengan
semakin meningkat. Hasil ini mendukung hasil penelitian dari Rustika (2005)
dan Riasmini (2002) yang menggambarkan semakin tua umur seseorang maka
kemunduran fisik sel-sel dan organ tubuh yang menyebabkan gangguan fisik
mandiri. Selain itu, hasil penelitian dari Yan Hao (1998) juga menyatakan
53
bahwa lansia yang berumur < 70 tahun yang mengalami kesulitan dalam ADL
sekitar 7,3%, lansia yang berusia 70 tahun yang mengalami kesulitan ADL
sekitar 11,9%, dengan demikian lansia yang berusia lebih muda memiliki
2. Jenis Kelamin
perempuan sekitar kurang lebih 67% dari total populasi yang ada di PSTW
Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan. Hal ini sesuai dengan Darmojo,
2001, dalam Mubarak dkk 2006 bahwa angka harapan hidup perempuan pada
tahun 1980 adalah 54 tahun dan laki-laki adalah 50,9, sedangkan pada tahun
2000 angka harapan hidup perempuan adalah 70 tahun dan laki-laki 65 tahun.
sampel yang berbeda, yaitu antara daerah pedesaan dan perkotaan. Pada
54
daerah perkotaan peluang kepada perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda
3. Agama
memberikan perlakuan khusus terhadap salah satu agama yang dianut, namun
banyak penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme.
sosial, dan kesempatan untuk menyandang peran sebagai guru atau pemimpin
4. Suku/Adat
sunda terdapat 7 orang (15,22%) dan sisanya dari suku betawi terdapat 5
orang (10,87%).
khusus terhadap salah satu suku atau dibedakan antar suku minoritas dengan
Kebudayaan terdiri atas, sistem aturan-aturan, norma, nilai yang dimiliki oleh
Kedudukan dan peranan orang lansia dalam keluarga dan masyarakat sangat
baik yaitu sebanyak 24 orang (52,2%) dan hanya terpaut dua angka responden
Kedua, mereka selalu mengikuti senam lansia dan kegiatan ketrampilan yang
shalat subuh dalam waktu 1 sampai 1 jam. Keempat, makan secara teratur
baik, terlihat dengan penerimaan proses menua yang dialami, mampu untuk
mengatasi cemas dan merasa bahagia dan bersyukur atas sebagian besar
hidupnya.
Keadaan sosial baik pada responden dalam penelitian ini ditunjang oleh
responden yang beragama Islam megikuti kegiatan sosial secara rutin yaitu
57
melakukan komunikasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih muda.
minggu atau setiap bulan sekedar untuk menengok. Selain itu responden juga
seperti perawat/petugas Dinsos dan juga dengan para mahasiswa yang sedang
7. Kemandirian Responden
karena sebagian besar mereka berada pada kondisi kesehatan baik, dengan
kepada orang lain atau sedikit mungkin untuk tergantung kepada orang lain.
C. Analisis Bivariat
variabel bebas dan variabel terikat dengan dilakukan tabulasi silang. Adapun
seperti: jenis kelamin, usia, agama dan suku tidak dilakukan penelitian hubungan
dengan kemandirian.
Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
tersebut tidak sejalan dengan penelitian Suhartini (2004) dan Setiati (2000)
yang menyatakan bahwa kemandirian bagi lanjut usia dapat dilihat dari
(AKS). Hal ini kemungkinan karena perbedaan tempat penelitian, yang pada
umumnya lansia yang ada di Panti mempunyai kesehatan yang baik dan
PSTW Margaguna ini, yaitu salah satunya lansia harus sehat jasmani dan
rohani serta mandiri (mampu mengurus dirinya sendiri) serta belum adanya
59
instrumen baku untuk mengukur kemandirian lansia dan peneliti tidak terlalu
sosial baik dan dari hasil tabulasi silang menunjukkan ada hubungan antara
mereka aktif dalam mengikuti kegiatan, mereka yang beragama Islam aktif
4 kali dalam seminggu dan pengajian Yasinan diadakan setiap malam jumat
sedangkan mereka yang beragama Kristen atau Katolik aktif dalam bimbingan
(1999) dalam Suhartini (2004) bahwa kegiatan ini didukung teori pertukaran
berhasil jika dilakukan dengan berinteraksi dengan orang lain. Lebih lanjut
lanjut usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat
mandiri. Hal tersebut menganut kepada Teori Keperawatan, yaitu Teori Orem
yang dikenal dengan Self Care yang menyatakan bahwa dalam pemenuhan
maupun emosional, dengan cara mengunjungi setiap 1-2 bulan sekali dengan
A. Kesimpulan
usia di PSTW Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan tahun 2009 dapat
adalah kondisi kesehatan baik yaitu 52%, sedangkan gambaran dari hubungan
sosial lansia menunjukkan hasil yang baik yaitu 78% responden kondisi sosial
baik.
B. Saran
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi serta didukung oleh hasil
61
62
1. Profesi Keperawatan
fisik.
dasar WBS.
peningkatan kemandiriannya.
63
e. Peneliti Selanjutnya
Darmojo dan Wartono. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI. 2000.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
2002.
Depkes. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Depkes dan Kesejahteraan Sosial. Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut
2001.
Gunarsa, Singgih D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut.: Bunga Rampai Psikologi Anak.
Medika. 2004.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.
64
65
Kumala, Poppy dkk. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25. Jakarta: EGC. 1998.
Mubarak, Wahit Iqbal dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV. Segung
Seto. 2006.
2005.
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.
Setiati, Siti. Pedoman Praktisi Perawatan Kesehatan untuk Mengasuh Orang Usia
Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: