Vous êtes sur la page 1sur 14

ASKEP SELLA TURSICA

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Pengertian

Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi
hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau
lebih.

Hormon hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah.
(Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 :
36).

Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih
hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa
hormone- hormone hipofise anterior

2.2 Etiologi

Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab
mencakup :

1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH,
ACTH atau prolakter.

2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi
apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis,
Elisabet, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)
2.3 Tanda dan Gejala

Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ organ dalam (seperti tangan, kaki,
jari jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)

Impotensi

Visus berkurang

Nyeri kepala dan somnolent

Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas

Libido seksual menurun

Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)

tumor yang besar dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa
Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)

gangguan penglihatan sampai kebutaan total

2.3 Patofisiologi

Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari
kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi.

Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya


lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang
terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab
utama hiperpituitarisme. Penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir
selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor Kebanyakan adalah
tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas
sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang
sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:
1. GH/growth hormone/ hormon pertumbuhan/somatotropik hormone/STH

Sekresi dirangsang oleh growth hormone releasing hormone/GHRH (dari hipotalamus). GH


diperlukan untuk:

Pertumbuhan somatik dan mempertahankan ukuran yang telah dicapai.

mampu meningkatkan metabolisme lemak

dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak,merangsang pembentukan protein


di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak,dan mengaktifkan faktor
pertumbuhan yang menyerupai insulin

Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan
pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak
dan kadar lemak dalam darah. Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus
menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat digunakan
sebagai cadangan sumber energi

2. ACTH ( adenocorticotropic hormone )

Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh cortricotropin releasing hormone dari hipotalamus.


Berfungsi:

Merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal untuk mengatur produksi kortisol
dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa
kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol,
sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.

Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-
melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan
endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.

3. TSH (thyroid-stimulating hormone) / hormon tirotropin

Pelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus.
Berfungsi:

Merangsang pertumbuhan

merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid


4. LH (luteinizing hormone)/ interstisial cell stimulating hormone ( ICSH )

Merupakan gonadotropin,pada laki-laki LH berfungsi merangsang sekresi testosteron oleh


sel leydig (sel interstitial testis)

Pada wanita LH mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum dalam
ovarium, merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur& untuk
merangsang pembentukan folikel de graff dalam ovarium.

5. FSH (follicle-stimulating hormone)

Merupakan gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang pembentukan estrogen oleh sel sel
folikel dan progesteron,merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur&
untuk merangsang pembentukan folikel de graff dalam ovarium. Pada laki-laki,FSH
berfungsi merangsang tubulus seminiferus untuk meningkatkan pembentukan sperma

6. hormon prolaktin/ luteotrofin

Pelepasannya dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH.

Berfungsi : mengendalikan sekresi air susu, dan memepertahankan adanya korpus luteum
selama hamil

2.4 Macam-macam Tumor

1. Prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.

Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas
sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia
reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder,
galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan
infertilitas.
2. Somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )

Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah
klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.

Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum
menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan
gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali,
yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung.
Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali).Kelebihan hormon
pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia.
Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik
dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami
reproduksi.

3. Corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )

Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah
mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushings.

ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis:

1. perubahan yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium.

2. perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu sendiri.

Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor didalam sella tursika ), dengan besar
diameter kurang dari 1cm dengan tanda-tanda hipersekresi hormone.

Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis.

1. encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika )

2. invasive ( sella tursika rusak karena metastasis )

3. mikroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm )

4. makroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm).


Perubahan neorologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin
membesar.tekanan ini bisa terjadi saraf optic, saraf karnial III (okulomotor ), saraf
karnial IV ( troklear ), dan saraf karnial V (trigeminal).tumor yang sangat besar bisa
menginfiltrasi hipotalamus.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorik.

Pemeriksaan Laboratorik.

Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun, BMR


menurun.

2. Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis Sella Tursika

a. Foto polos kepala

b. Poliomografi berbagai arah (multi direksional)

c. Pneumoensefalografi

d. CT Scan

e. Angiografi serebral

3. Pemeriksaan Lapang Pandang

a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan

b. Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optik

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron

b. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH

c. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan
melakukan pengukuran efeknya terhadapkadar hormon serum.
2.6 Penatalaksanaan

a. Terapi:Dikenal 2 macam terapi, yaitu:

1) Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial )

Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan
tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada
batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid
hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui
sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai
tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar
HP yang diinginkan tercapai pada 70 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat
ditentukan oleh besarnya tumor.

Pembedahan transphenoidal Pendekatan transphenoidal sering digunakan dalam melakukan


reseksi suatu adenoma. Sela tursika dicapai melalui sinus sphenoid, dan tumor diangkat
dengan bantuan suatu mikroskop bedah. Insisi dibuat antara gusi dan bibir atas. Pendekatan
ini pun digunakan untuk memasang implant. Suatu lubang dibuat pada durameter pada jalan
masuk sela tursika. Biasanya dirurup dengan lapisan fascia yang diambil dari tungkai,
sehingga pasien harus disiapkan untuk insisi tungkai. Penampilan ini dilakukan untuk
mencegah bocornya cairan serebrospinal (CSF). Kebocoran CSF dapat terjadi beberapa hari
postoperatif tapi harus ditutup. Hidung mungkin mempet dan suatu sling perban
ditempatkan dibawahnya untuk mengabsorpsi drainage.

Monitoring terhadap adanya kebocoran CSF perlu dilakukan.

Cairan serebrospinal mengandung glukosa, sedangkan cairan nasal tidak. Jika tes glukosa
positif, bahan pemeriksaan harus dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi lebih lanjut.

Jika terdapat kebocoran yang menetap, pasien dianjurkan untuk tirah baring dengan kepala
terangkat untuk menggantikan tekanan pada tambalan yang sudah ditentukan. Seringkali
kebocoran CSF sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang diperlukan perbaikan
dengan tindakan operasi. Aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial harus dihindari.

Nyeri kepala dapat timbul dan dapat diobati dengan analgetik nonnarkotik tau cordein.
Nyeri kepala persisten atau rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan petunjuk akan
adanya meningitis dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena kemungkinan terjadinya risiko
infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat preoperatif atau postoperatif.
2). Terapi radiasi

Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak
memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut
setelah terapi pembedahan dilaksanakan.Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor,
menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar
GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk
menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line
level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.

Radiasi hipofisis dilakukan pada pasien dengan adenoma hipofisis yang besar yang tidak
seluruh tumor bisa di angkat. 80% dari pasien dengan akromegali dapat disembuhkan
dengan radiasi. Selain mual dan muntah, efek samping radiasi yang paling sering ditemukan
adalah hipopituitarisme.

b. Pemberian obat

Bromocriptine ( parloden ) : suatu dopamine. Merupakan obat pilihan pada kelebihan


prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien
dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.Observasi efek samping pemberian
bromokriptin seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi,
bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan setelah klien
makan (tidak diberikan di antara waktu makan).
SKENARIO : SELLA TURSIKA

Ny. RA, 41 tahun di rawat di rawat ruang penyakit dalam keluhan sering terjatuh dari anak
tangga di rumah dan kantornya. Dari hasil pengkajian, Ny Ra menyatakan sering sakit kepala
dan pusing (vertigo) tetapi tidak sampai mengganggu aktifitasnya. Ny RA menyatakan
pandanganya tidak utuh, tidak mampu melihat kea rah samping dengan baik sehinggga NY
RA sering menyenggol benda-benda yang ada di sampingnya. Saat ini Ny RA mengeluh
payudaranya terasa lebih besar, agak keras seperti mau menstruasi tetapi tidak ada
pengeluaran asi. Ny RA sudah tidak menstruasi sejak satu tahun lalu, dan belum mempunyai
anak sejak pernikahanya 13 tahun lalu. Pemeriksaan TTV ditemukan TD 110/70 mmHg, nadi
76x/mnt, suhu 36C, RR 20x/mnt, dari hasil pemeriksaan fisik ditemukaan hemianopsia
bitemporal, pandangan kesamping hanya mampu melihat +- 10 cm, pendengaran kedua telinga
baik, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Hasil pemeriksaan
laboratorium endokrinologi ditemukan LH 1,26 ml/ul, FSH 1,00 ml/ul, prolactin 111,9 mg/dl,
growth hormone 0,080 mgdl. Dari hasil foto rongen lateral kepala ditemukan tulang kepala
baik, terdapat pembesaran dasar sella tursika dan tidak terdapat destruksi tulang. NY RA
rencana akan dilakukan operasi removal tumor transsphenoidal. Saat ini NY RA menyatakan
cemas karena akan menjalani operasi lg dan takut kepalanya dibuka, sebelumnya NY RA
pernah menjalani operasi pengangkatan kista.

PROSES PEMECAHAN MASALAH :

1. Istilah yang tidak jelas :

a. Hemianopsia bitemporal :
b. Pengangkatan tumor transsphenoidal :
c. Sella tursika :

2. Kata kunci :
A. Kata kunci
a. Sering sakit kepala dan pusing (vertigo) tetapi tidak sampai mengganggu aktifitasnya
b. Pandanganya tidak utuh, tidak mampu melihat kearah samping dengan baik, sering
menyenggol benda-benda yang ada di sampingnya
c. Payudaranya terasa lebih besar, agak keras seperti mau menstruasi tetapi tidak ada
pengeluaran asi
d. Sudah tidak menstruasi sejak satu tahun lalu
e. Belum mempunyai anak sejak pernikahanya 13 tahun lalu
f. Hemianopsia bitemporal, pandangan kesamping hanya mampu melihat +- 10 cm
g. Hasil pemeriksaan laboratorium endokrinologi ditemukan LH 1,26 ml/ul, FSH 1,00 ml/ul,
prolactin 111,9 mg/dl, growth hormone 0,080 mgdl
h. Foto rongen lateral kepala ditemukan tulang kepala baik, terdapat pembesaran dasar sella
tursika dan tidak terdapat destruksi tulang
i. Riwayat kista
B. Pertanyaan
a. Pada bagian mana pembesaran sella tursika tersebut terjadi ?
b. Apakah yang terganggu dari kasus tersebut?
c. Berapakah nilai normal lab LH, FSH, Prolaktin, GH dan dampak dari perubahan hormone-
hormon tersebut?
d. Kenapa payudara terasa besar, agak keras seperti mau mens?
e. Kenapa sering sakit kepala dan pusing?
f. Kenapa tidak mens selama 1 tahun terakhir?
g. Adakah hubungan kasus tersebut dengan infertile 13 tahun?
h. Apakah ada riwayat dengan post op kista dengan penyakit sekarang?
i. Kenapa pandanganya tidak utuh dan sering menabrak?

3. Analisa dan menjawab pertanyaan

a. Pada bagian mana kasus tersebut terjadi tersebut terjadi ?


Terjadi pembesaran/tumor pada hipofisi anterior yang terletak pada sella tursica, karena
yang terganggu pada hormone-hormon yang dihasilkan oleh hipofisi anterior

b. Apakah yang terganggu dari kasus tersebut?


Tumor pada kelenjar ini akan memberikan gejala oleh karena adanya efek
masa atau gangguan produksi hormon yang tidak seimbang pada penderitanya.
c. Berapakah nilai normal lab LH, FSH, Prolaktin, GH dan dampak dari perubahan hormone-
hormon tersebut?

Nilai normal :
- LH : < 7 mIU/ml
- FSH : 3-20 mIU/ml
- GH : 1-16 ng/ml
- Prolactin : < 24 ng/ml
Dampak dari perubahan hormone
- LH dan FSH : pematangan sexual dan fungsi reproduksi terganggu.
- GH : Kekurangan HGH pada dewasa: rambut akan menipis, rapuh, kelopak mata turun, bibir
mengecil, muka menjadi jatuh ke bawah, gusi mengerut. Wajah anda akan memiliki kerutan
. Kulit akan kering, dehidrasi, otot bahu dan bokong mengerut, benar-benar seperti tubuh
yang lembek dengan otot lemas yang bergantungan dan tulang yang rapuh.Timbunan lemak
tubuh akan bertambah. Pikiran mental menjadi negatif: rasa curiga, mudah marah, gelisah,
depresi, kurang percaya diri dan mengantuk terus. Emosi sulit dikendalikan
- Prolactin : Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi, membuat
payudara membesar serta memicu ketidaksuburan

d. Kenapa payudara terasa besar, agak keras seperti mau mens?


Karena

e. Kenapa sering sakit kepala dan pusing?


karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan
chiasma optikum

f. Kenapa tidak mens selama 1 tahun terakhir?


Karena peningkatan hormone prolactin mengakibatkan terhambatnya LH + FSH, tidak
terjadi pematangan sel telur, mengakibatkan tidak adanya ovulasi dan terganggunya siklus
endothelium uterus

g. Adakah hubungan kasus tersebut dengan infertile 13 tahun?


Tumr hipofisis diduga mengeluarkan hormone prolactin yang berlebihan sehingga
mengakibatkan infertile dan penurunan libido

h. Apakah ada riwayat dengan post op kista dengan penyakit sekarang?

i. Kenapa pandanganya tidak utuh dan sering menabrak?


karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan
chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal.
Karena serabut nasal inferior yang terletak pada aspek inferior dari
chiasma optik melayani lapang pandang bagian temporal superior
(Wilbrands knee), maka yang pertama kali terkena adalah lapang
pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil akan
menjadi atrophi.

4. Analisa data
Nama : Ny RA
Umur : 41 Th
dengan data :

DS DO

Pasien mengatakan keluhan sering terjatuh Sering sakit kepala dan pusing (vertigo)
dari anak tangga di rumah dan kantornya tetapi tidak sampai mengganggu aktifitasnya

Paien mengatakan cemas akan dilakukan Pandanganya tidak utuh, tidak mampu
operasi removal tumor transsphenoidal melihat kearah samping dengan baik, sering
menyenggol benda-benda yang ada di
Pasien post op kista
sampingnya

Payudaranya terasa lebih besar, agak keras


seperti mau menstruasi tetapi tidak ada
pengeluaran asi

Sudah tidak menstruasi sejak satu tahun


lalu

Belum mempunyai anak sejak pernikahanya


13 tahun lalu

Hemianopsia bitemporal, pandangan


kesamping hanya mampu melihat +- 10 cm

Hasil pemeriksaan laboratorium


endokrinologi ditemukan LH 1,26 ml/ul, FSH
1,00 ml/ul, prolactin 111,9 mg/dl, growth
hormone 0,080 mgdl

Foto rongen lateral kepala ditemukan tulang


kepala baik, terdapat pembesaran dasar
sella tursika dan tidak terdapat destruksi
tulang
TUGAS SISTEM ENDOKRIN
SKENARIO KASUS DENGAN KLIEN
SELLA TURSICA

DI KERJAKAN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Ayu Fitri
2. Bekti Kusuma
3. Jeanne Palit
4. Harta Ulina
5. Helentina
6. Julaeha
7. Piarawan
8. Rustini
9. Santi Susanti
10. Tuti Sugiarti
11. Yunistia

Vous aimerez peut-être aussi