Analisi Jurnal

Dalam Jurnal yang kami analisis, Rotator cuff merupakan hal yang sangat
umum, yang berdampak pada setidaknya 10% dari orang yang berusia lebih dari
60 tahun di Amerika Serikat. Dengan menggunakan data sensus 2010 AS,
ditemukan lebih dari 5,7 juta orang yang menjalani Rotator cuff. Perkiraan
menunjukkan bahwa operasi manset rotator dilakukan pada antara 75.000 dan
250.000 pasien per tahun di Amerika Serikat. Data ini menunjukkan bahwa
kurang dari 5% pasien dengan robekan rotartocuff di Amerika Serikat diperlukan
pembedahan. Namun pada pasien yang memiliki bedah perbaikan rotator cuff ,
tingkat kegagalana dalah antara 25% dan 90%. Sedangkan pasien yang
mengalami kegagalan dalam perbaikan laporan tingkat kepuasan dan skor hasil
yang hampir tidak bisa dibedakan dari mereka yang melakukan perbaikan utuh.
Karena sebagian besar pasien dalam penelitian yang dilakukan dalam jurnal ini
menjalani terapi fisik pasca operasi, dapat dibayangkan bahwa terapi fisik pasca
operasi mungkin bertanggung jawab untuk perbaikan dalamhasil. Sejumlah kasus
seri retrospektif dan satu uji coba terkontrol secara acak telah menunjukkan
bahwa pengobatan non operative ketebalan robekan rotatorcuff mungkin bisa
berhasil pada beberapa pasien.

Data dalam penelitian jurnal ini menghasilkan hipotesis bahwa terapi fisik
mungkin efektif dalam mengobati pasien dengan gejala atraumatic rotator cuff.
Pada tahun 2009, diterbitkan sebuah review sistematis terhadap efektivitas latihan
untuk mengobati rotator cuff syndrome dan menawarkan protoko lterapi fisik
disintesis. Tujuan khusus dari penelitian kohort prospektif multi centerini adalah
untuk menentukan efektivitas protokol rehabilitasi ini dalam merawat pasien
dengan atraumatic rotator cuff, dengan kegagalan didefinisikan sebagai pasien
memilih untuk operasi, dan untuk mengetahui pengaruh protokol terapi fisik
nonoperative pada langkah-langkah pasien yang dilaporkan. Pasien yang
diikutsertakan dalam penelitian ini adalah paisen yang menawarkan kesempatan
untuk mendaftar dalam penelitian ini. Pada kunjungan awal, pasien menyelesaikan
kuesioner yang rinci data demografi dan termasuk validasi tindakan pasien yang
dilaporkan. Dokter melakukan pemeriksaan fisik standar dan radiografi Ulasan
dan gambar MRI untuk setiap pasien dan kemudian mencatat informasi tentang
standar Teleform formulir pengumpulan data.
Terapi fisik dilakukan dengan prosedur, pasien diberi dua buku rehabilitasi
instruktif. Satu untuk terapis fisik di Rumah sakit dan satu lagi untuk terapi fisik
rumahan dengan DVD yang menyertainya. Program terapi fisik ini berasal dari
tinjauan sistematis literatur yang menunjuk kan bahwa olahraga efektifdalam
mengobati sindrom ini. Latihan khusus termasuk range of motion (latihan
postural, gerak aktif yang dibantu, pelatihan aktif otot scapular, rentang gerak
aktif); fleksibilitas harian (anterior dan posterior bahu peregangan), dan penguatan
tiga kali per minggu (manset rotator dan tulang belikat latihan). Terapis
diperintahkan untuk memberikan petunjuk latihan mobilisasi yang diperlukan,
karena tidak ada bukti untuk mendukung penggunaannya dan untuk kemajuan
pasien untuk program terapi rumah ketika siap. Panas dan dingin yang
direkomendasikan sebagai modalitas, tetapi tidak USG. Pasien menyelesaikan
buku harian kepatuhan mengenai kunjungan terapi fisik dan frekuensi terapi
rumah. Pasienkembali setelah melakukan program terapi selama 6 minggu. Pada
saat itu, pasien diberi tiga pilihan: (1) Jika mereka menganggap diri mereka''
sembuh,'' tidak ada pengobatan tambahan atau formal tindak lanjut diresepkan. (2)
Jika mereka'' ditingkatkan,'' pasien melanjutkan program terapi fisik selama 6
minggu. (3) Jika mereka tidak lebih baik'', mereka bisa memilih untuk menjalani
operasi. Pasien dapat memilih untuk menjalani operasi pada setiap saat dalam
pengobatan.
Kesimpulan dari jurnal ini mendapatkan hasil bahwa Studi kohort
prospektif ini telah menunjukkan bahwa terapi fisik tertentu dapat sangat efektif
dalam mengobati gejala pada pasien dengan atraumatic rotator cuff. Jika
kegagalan didefinisikan pasien memilih untuk menjalani operasi, maka program
ini berhasil pada sekitar 75% pasien pada 2 tahun follow up. Menariknya, banyak
terapi fisik dilakukan di rumah, dengan pasien rata-rata sedikit lebih dari satu
kunjungan terapi fisik per minggu. Terapi fisik tidak ideal untuk semua pasien,
dan beberapa akan memilih untuk menjalani operasi awal. Sementara yang
lainnya mungkin berisiko untuk gejala perkembangan robekan rotator cuff.
keputusan mengenai operasi harus dibuat secara individual dengan masing
masing pasien tetapi harus mencakup informasi yang fisik Program terapi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sangat efektif dalam mengurangi gejala.