Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak :
Kondisi bangunan gedung Kantor Camat Nongsa Batam mengalami retak struktur yang menyebar pada
beberapa bagian struktur bangunan. Retak tersebut secara visual terlihat adanya lendutan pada balok struktur,
hal ini dikhawatirkan bangunan sudah tidak aman lagi sesuai fungsinya. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan pada komponen struktur bangunan serta mengetahui tingkat keamanan struktur pada kondisi eksisting
bangunan.
Tahapan asesmen yang digunakan yaitu tahapan asesmen awal dan asesmen detail. Tahapan analisis
dilakukan terhadap kondisi kekuatan komponen struktur. Proses asesmen dilakukan melalui pengujian lapangan.
Pengujian di lapangan menggunakan peralatan Schmidt Rebound Hammer Test untuk mengetahui kuat tekan
beton dan mutu beton, Waterpass, Theodolite, , dan meteran untuk pengukuran geometris bangunan. Analisis
data menggunakan ETABS V9.7.2.
Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa kualitas beton pada bangunan gedung ini
bervariasi pada kolom 21.71MPa, balok 29 MPa dan Plat 30.6 MPa. Pada balok lantai dua
( 87%) dan balok lantai tiga (84%) mengalami lendutan yang sudah melebihi nilai batas lendutan yang
diijinkan sesuai ketentuan di dalam peraturan yang ada. Nilai interstory drift terbesar 18.637 mm. Perlunya
rehabilitasi pada komponen struktur sehingga direkomendasikan adanya perkuatan struktur pada komponen
struktur.
Kata Kunci : asesmen, pengujian, defleksi, interstory drift, analisis data, komponen struktur, perkuatan.
Bab I. Pendahuluan
bertahan dan berfungsi dengan baik perlu dilakukan
I.1. Latar Belakang asesmen untuk mengetahui kinerja struktur pada
gedung tersebut.
Gedung Kantor Camat Nongsa dibangun pada
Penilaian kondisi struktur dimulai dengan
tahun 2007 dengan menggunakan dana APBD Kota
pemeriksaan terhadap komponen-komponen
Batam tahun anggaran 2007, berlantai 3 (tiga)
struktur yang mengalami kerusakan. Jenis dan
dengan luas total bangunan 1023 M2. Bangunan ini
tingkat kerusakan tersebut kemudian
di bangun di atas lahan tanah timbun dengan
diklasifikasikan untuk mengetahui penyebab
struktur beton dan pondasi tiang pancang.
kerusakan. Selain itu, perlu dilakukan pengujian
Fungsi bangunan adalah kantor yang melayani
untuk mengetahui kekuatan bahan yang ada saat ini,
masyarakat disekitar kecamatan Nongsa. Gedung
pengujian pada komponen struktural yaitu kolom,
Gedung ini ditempati pada awal 2008 dan sampai
balok dan plat lantai dilakukan dengan metode
sekarang, namun setelah ditempati bangunan
pengujian yang tidak merusak (Non-Destructive
banyak mengalami kerusakan dan meresahkan
Test).
pengguna bangunan. Penurunan/degradasi kekuatan
Dengan melakukan asesmen terhadap kinerja
struktur bangunan Gedung Kantor Camat Nongsa
struktur Gedung Kantor Camat Nongsa Batam
ditunjukkan dengan adanya retakan-retakan pada
dapat memberikan masukan bagi pemerintah.
beberapa komponen struktur.
Masukan tersebut bermanfaat dalam tahap baik
Untuk menjaga bangunan Gedung Negara dapat
perencanaan dan pelaksanaan proyek,sehingga
dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
h d
c
(SNI 03-1276-2012) pengaruh gempa rencana
Z = a -d /2 terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor
As
es fs
T keutamaan menurut Tabel 2.4. Khusus untuk
b
P enam pang R e g a n g an T eg an g an T e g a n g a n E k iv a le n
struktur bangunan dengan kategori risiko IV, bila
dibutuhkan pintu masuk untuk operasional dari
Gambar 2.5. Distribusi Tegangan dan Regangan struktur bangunan yang bersebelahan, maka
Penampang Tulangan Tunggal struktur bangunan yang bersebelahan tersebut harus
B. didesain sesuai dengan kategori
K risiko IV.
olom Tabel 2.4 Faktor Keutamaan Gempa
Kegagalan kolom akan berakibat langsung Kategori risiko Faktor keutamaan gempa,
Ie
pada runtuhnya komponen struktur lain yang I atau II 1,0
berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan III 1,25
batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. IV 1,50
Untuk menghitung kapasitas penampang B. Kombinasi beban terfaktor dan beban layan
kolom dapat digunakan suatu pendekatan empiris, 1. Lingkup penerapan
yaitu : Struktur bangunan gedung dan non gedung
a. Untuk kolom berpenampang persegi dengan harus dirancang menggunakan kombinasi
hancur tekan pembebanan.
2. Kombinasi beban untuk metoda ultimit
Struktur, komponen-elemen struktur dan
elemen-elemen fondasi harus dirancang sedemikian
hingga kuat rencananya sama atau melebihi
b. U
pengaruh beban-beban terfaktor.
ntuk kolom berpenampang persegi dengan C. Prosedur klasifikasi situs untuk desainseismik
hancur tarik 1. Klasifikasi situs
Pasal ini memberikan penjelasan mengenai
prosedur untuk klasifikasi suatu situs untuk
memberikan kriteria desain seismik berupa faktor-
C. Geser faktor amplifikasi pada bangunan.
Dasar pemikiran perencanaan penulangan geser 2. Definisi kelas situs
adalah usaha menyediakan sejumlah tulangan baja Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan
untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus terhadap definisi dari Tabel 3 SNI 03-1726-2012.
retak tarik diagonal sedemikian rupa sehingga 3. Definisi untuk parameter kelas situs
mampu mencegah bukaan retak lebihlanjut. Beberapa definisi berlaku untuk profil tanah
kapasitas kemampuan beton untuk menahan gaya kedalaman 30 m paling atas dari suatu situs. Profil
geser adalah . tanah yang mengandung beberapa lapisan tanah
dan/atau batuan yang nyata berbeda, harus dibagi
menjadi lapisan-lapisan yang diberi nomor ke-1
sampai ke- n dari atas ke bawah, sehingga ada total
2.2.5. Tata cara perencanaan ketahanan gempa n lapisan tanah yang berbeda pada lapisan 30 m
untuk struktur bangunan gedung dan non paling atas tersebut. Bila sebagian dari lapisan n
gedung SNI 03-1726-2012 adalah kohesif dan yang lainnya nonkohesif,maka k
A. Ketentuan Umum adalah jumlah lapisan kohesif dan m adalah jumlah
1. Gempa Rencana, faktor keutamaan dan lapisan non-kohesif. Simbol I mengacu kepada
kategori risiko struktur bangunan lapisan antara 1 dan n .
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
Dimana:
dengan 0,75 harus ditetapkan sebagai struktur fundamental struktur, T , tidak boleh melebihi hasil
dengan kategori desain seismik E. Struktur yang koefisien untuk batasan atas pada perioda yang
berkategori risiko IV yang berlokasi di mana dihitung dan perioda fundamental pendekatan,
parameter respons spektral percepatan terpetakan , yang ditentukan. Sebagai alternatif pada
pada perioda 1 detik, , lebih besar dari atau sama pelaksanaan analisis untuk menentukan perioda
dengan 0,75, harus ditetapkan sebagai struktur fundamental struktur, T , diijinkan secara langsung
dengan kategori desain seismik F. Semua struktur menggunakan perioda bangunan pendekatan, .
lainnya harus ditetapkan kategori desain seismik- 1. Perioda fundamental pendekatan.
nya berdasarkan kategori risikonya dan parameter Perioda fundamental pendekatan , dalam
respons spektral percepatan desainnya, dan .
detik, harus ditentukan dari persamaan berikut:
Masing-masing bangunan dan struktur harus
ditetapkan ke dalam kategori desain seismik yang
lebih parah, dengan mengacu pada Tabel 2.8 atau b. Distribusi vertikal gaya gempa
2.9, terlepas dari nilai perioda fundamental getaran Gaya gempa lateral (kN) yang timbul di
struktur, T .
semua tingkat harusditentukan dari persamaan
Apabila lebih kecil dari 0,75, kategori desain
berikut:
seismik diijinkan untuk ditentukan sesuai Tabel 2.8
saja.
Tabel 2.8 Kategori desain seismik berdasarkan parameter
respons percepatan pada perioda pendek C. Distribusi horisontal gaya gempa
Kategori risiko
Nilai
I atau II atau III IV Geser tingkat desain gempa di semua tingkat
A A ( ) (kN) harus ditentukan dari persamaan berikut:
B C
C D
D D
Sumber SNI 3-1726-2012
Tabel 2.9 Kategori desain seismik berdasarkan parameter Geser tingkat desain gempa ( ) (kN) harus
respons percepatanpada perioda 1 detik
Nilai Kategori risiko didistribusikan pada berbagai elemen vertikal
I atau II atau III
A
IV
A
sistem penahan gaya gempa di tingkat yang ditinjau
B C berdasarkan pada kekakuan lateral relatif elemen
C D penahan vertikal dan diafragma.
D D d. Guling
Sumber SNI 3-1726-2012 Struktur harus didesain untuk menahan
2. Prosedur gaya lateral ekivalen pengaruh guling yang diakibatkan oleh gaya gempa
A. Geser dasar seismik e. Penentuan simpangan antar lantai
Geser dasar seismik, V , dalam arah yang Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain
ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan () harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada
persamaan berikut: pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang
ditinjau.
B. Berat seismik efektif Apabila pusat massa tidak terletak segaris dalam
arah vertikal, diijinkan untuk menghitung defleksi
Berat seismik efektif struktur, W , harus di dasar tingkat berdasarkan proyeksi vertikal dari
menyertakan seluruh beban mati dan beban lainnya pusat massa tingkat di atasnya. Jika desain tegangan
1. Perhitungan koefisien respons seismik ijin digunakan, harus dihitung menggunakan gaya
Koefisien respons seismik, ,
gempa tingkat kekuatan yang ditetapkan dalam
tanpa reduksi untuk desain tegangan ijin.
Defleksi pusat massa di tingkatx (x) (mm)
2. Nilai maksimum dalam penentuan harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:
Untuk struktur beraturan dengan ketinggian
lima tingkat atau kurang dan mempunyai perioda, T
, sebesar 0,5 detik atau kurang, diijinkan f. Batasan simpangan antar lantai tingkat
dihitung menggunakan nilai sebesar 1,5 untuk . Simpangan antar lantai tingkat desain tidak boleh
a. Penentuan perioda melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin
Perioda fundamental struktur, T , dalam arah seperti didapatkan dari Tabel 2.11 untuk semua
yang ditinjau harus diperoleh menggunakan tingkat.
properti struktur dan karateristik deformasi elemen Tabel 2.13 Simpangan antar lantai ijin
penahan dalam analisis yang teruji. Perioda
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
Kategori risiko
Gambar 2.9 , Koefisien risiko terpetakan, perioda
Struktur respons spektral 1 detik
I atau II III IV
2.2.6. Story
Struktur, selain dari
struktur dinding geser Drift for
batu bata, 4 tingkat Momen Frame
atau kurang dengan (DR)
dinding interior, Story Drift
partisi, langit-langit
dan sistem dinding merupakan
eksterior yang telah pergeseran
didesain untuk tingkat dibagi
mengakomodasi dengan tinggi
simpangan antar
lantai tingkat. antar tingkat.
Struktur dinding geser Drift Ratio / Drift Indeks (DR) dihitung dengan
kantilever batu batad menggunakan Persamaan sebagai berikut:
Struktur dinding geser
batu bata lainnya
Semua struktur
lainnya
Sumber SNI 3-1726-2012
C. Peta gerak tanah seismik dan koefisien
risiko Menurut AISC 2005, besarnya drift indeks berkisar
antara 0,01 sampai dengan 0,0016. Kebanyakan,
Nilai-nilai dan . adalah koefisien
besar nilai drift indeks yang digunakan antara
risiko terpetakan untuk spektrum respons perioda 0,0025sampai0,002.
pendek. adalah koefisien risiko terpetakan A. Drift Ratio / Drift Indeks (DR) Berdasarkan
untuk spektrum respons perioda 1 detik. FEMA 310
Pada setiap perioda di mana spektrum respons Menurut FEMA 310, besarnya Drift Ratio /
percepatannya ingin dihitung, maka ordinat Drift Indeks (DR) dapat dihitung dengan rumus
spektrum respons gerak tanah secara probabilistik sebagai berikut:
ditentukan sebagai hasil perkalian dari koefisien
risiko, , dan spektrum respons percepatan DR =
(teredam 5 persen) dengan tingkat 2 persen
kemungkinan terlampaui dalam kurun waktu 50
2.2.7. Pengecekan Tegangan Geser Kaki
tahun.
Kolom
SNI 3-1726-2012
Untuk pengecekan sistem penahan gaya lateral
pada struktur bangunan tahan gempa, maka salah
satu yang harus diperhatikan adalah nilai tegangan
geser pada kaki kolom, baik kaki kolom pada lantai
satu maupun nilai kaki kolom pada lantai dua. Nilai
tegangan geser dalam kolom beton dihitung dengan
prosedur pemeriksaan cepat (FEMA
310,Sect.3.5.3.2) harus kurang dari 0,69 MPa atau
(0,166)1/2 fc (butir 5.1.12).
A. Story Shear Forces ( Vj )
Gambar 2.8 , Koefisien risiko terpetakan, perioda
Besarnya nilai Vj di rumuskan sebagai berikut:
respons spektral 0,2 detik
SNI 3-1726-2012
Penelitian ini dilakukan pada Gedung Kantor 4. Pengujian mutu bahan dengan cara non
Camat Nongsa yang berlokasi di Jalan destructive test. Untuk pengujian beton
Sudirman,Punggur. Terdiri dari 3 Lantai, sistem digunakan alat Schmidt Hammer Test.
struktur menggunakan portal beton bertulang 5. Pengukuran Interstory Drift/ketidaktepatan
dengan rangka atap konstruksi Baja. sumbu horizontal pada kolom dengan
Pengambilan Gedung sebagai Penelitian menggunakan Theodolite.
dikarenakan terdapat tanda terjadinya penurunan B. Data Sekunder
kinerja seperti adanya retak di komponen Data Sekunder yang diperoleh yaitu :
strukturnya. Struktur Gedung Kantor Camat 1. Data gambar soft drawing yang diperoleh dapat
Nongsa memiliki kelemahan pada desain digunakan sebagai acuan dalam penelitian
perencanaan yang tidak berdasarkan peraturan dengan membandingkan gambar tersebut
perencanaan gempa yang digunakan dan dengan kondisi dilapangan sehingga pengukuran
pelaksanaan pembangunannya. dapat diperoleh kesesuaiannya dengan gambar
soft drawing.
Gambar 3.2. Tampak Depan Gedung Kanto 2. Data penyelidikan tanah dan Sondir/N-SPT
Gedung kantor camat Nongsa berada pada digunakan untuk menghitung dan menentukan
lokasi tanah timbun, yang sebelumnya merupakan kelas situs dalam penentuan wilayah gempa.
lokasi rawa. 3.3.2. Evaluasi Kekuatan dan Elemen Struktur
3.2. Data Umum Bangunan A. Evaluasi Kekuatan Struktur
Nama Bangunan: Gedung Kantor Camat Nongsa Analisa struktur dalam rangka evaluasi
Alamat / Lokasi : Jalan Sudirman, Punggur kelaikan struktur yang didasarkan pada ukuran pada
Fungsi : Gedung Kantor dan gambar dan kondisi eksisting yang ada, untuk
Pelayanan Masyarakat mendapatkan gaya-gaya dalam akibat berbagai
Luas Bangunan : 1023 m2 kombinasi pembebanan. Alat yang digunakan
Jumlah Lantai : 3 (tiga) lantai adalah komputer yang telah dilengkapi dengan
Tanah Dasar : Tanah timbun software analisis struktur dalam bentuk program
Pemilik : Pemerintah Kota Batam ETABS.
Tahun Pembangunan : Tahun 2007 B. Evaluasi Kinerja Struktur Menurut SNI 03-
3.3. Tahapan Penelitian 1726-20012
3.3.1. Pengumpulan Data Simpangan antar tingkat dibatasi agar tidak
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah terjadi pelelehan tulangan ataupun retak beton yang
Data Primer yang diperoleh dari Lokasi Bangunan berlebihan disamping kenyamanan hunian.
Gedung Kantor Camat Nongsa dan Data Sekunder Dari hasil analisis struktur ini akan dilakukan
berupa gambar Soft drawing, Data penyelidikan kontrol kekuatan elemen kolom, balok, dan plat
tanah dan Sondir/N-SPT. lantai yang berfungsi sebagai rangka pemikul
A. Data Primer beban-beban yang bekerja.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data primer hasil pengukuran lapangan, 3.3.3. Rekomendasi
yaitu : Selain pertimbangan berdasarkan kinerja
1. Pengamatan secara visual (Visual Check), struktur, Rekomendasi alternatif
melihat secara langsung dan dengan bantuan perkuatan/perbaikan struktur yang akan dipilih juga
kamera untuk pemeriksaan kerusakannya, berdasarkan pada pertimbangan efisiensi dalam hal
khususnya retak-retak. Investigasi cacat struktur pelaksanaan di lapangan dan pembiayaannya
yang lain seperti keropos, berlobang, (mudah dan murah). Sehingga bangunan secara
mengelupas dan sebagainya. Kegiatan ini struktural dapat berfungsi dan dapat diteruskan
dilakukan terutama terhadap komponen yang penggunaannya.
berfungsi memikul beban-beban, baik beban Bab.IV. Hasil dan Pembahasan
vertikal maupun beban horizontal.
4.1. Data hasil investigasi lapangan
2. Pengukuran struktur bangunan dengan
4.1.1. Data pengamatan visual
menggunakan alat meteran. Kegiatan Langkah awal yang dilakukan pada pemeriksaan
pengukuran ini berupa pengamatan atas dimensi visual di lapangan adalah memeriksa kondisi
struktur beton bertulang yang terpasang
bangunan secara keseluruhan dan kondisi
dilapangan. Untuk mendapatkan informasi yang komponen struktur terpasang.
akurat tentang kondisi eksisting struktur,
4.1.2. Data Deflection hasil pengukuran di
dilakukan pengukuran langsung dilapangan.
lapangan
3. Pengukuran defleksi yang terjadi di balok untuk Defleksi/lendutan adalah salah satu jenis
mengetahui kekuatan balok saat ini dengan kerusakan yang terdapat pada bangunan Gedung
menggunakan Waterpass. Kantor Camat Nongsa Batam yang terlihat secara
kasat mata. Dampak dari lendutan balok struktur
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
Jadi nilai T yang digunakan adalah 0.30 detik a. Ss (percepatan batuan dasar = 0.05 g
pada periode pendek)
2. Penentuan wilayah gempa berdasarkan kelas b. (percepatan batuan dasar
S1 = 0.074 g
situs pada periode 1 detik)
Wilayah Gempa dicirikan oleh nilai Percepatan
Puncak Efektif Batuan Dasar dari masing - masing
lokasi sebagaimana diatur dalam SNI-03-1726-
2012 tentang Tata cara perencanaan ketahanan
gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung, pada pasal 6 bahwa wilayah gempa dengan
parameter percepatan terpetakan yaitu parameter Ss
(percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan
S1 (percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik)
harus ditetapkan masing-masing dari respons
spektral percepatan 0.2 detik dan 1 detik dalam peta
gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2 persen
dalam 50 tahun.
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
Gambar 4.1. Peta percepatan batuandasar (SNI 03-1726-2012)
Arah Barat
91 0.208
23
24 0.002
201
0.000
023
a. Portal arah X , 97% balok dalam kondisi aman
- dan 3% balok dalam kondisi tidak aman dalam
3 Lantai 3 10.89 0.336 0.603 0.030 0.002
39 1.11049 92 11 927 839 Perpind Perpind Simpa Simpa Rasio
Ting ahan ahan ngan ngan simpan
Hasil analisa struktur (output) yang diharapkan f gi akibat yang Antar antar gan
dari proses analisa struktur dengan menggunakan l
o
gaya
gempa
diperbes
ar
lantai lantai
ijin
antar
lantai
Ket
1 2 4 5 6 7 8 9
Tabel 4.21. Simpangan antar lantai akibat gempa statik
ekivalen
1 3 252.05 12 3024.65 0.37 11.160 11.16
geometris mengenai simpangan horisontal (DR) dari hasil perhitungan menggunakan program
(Interstory drift) maka dapat dicari nilai Drift Ratio ETABS V9.7.2 dan perhitungan menggunakan
/ Drift Indeks (DR) sebagai berikut: rumus FEMA 310, dimungkinkan disebabkan oleh
Tabel 4.26. Rekapitulasi Drift Indeks/Drift Rasio
kesalahan dan kecerobohan di dalam pelaksanaan
elevation 16, C dan 2 konstruksi bangunan yang dilakukan oleh pihak
kontraktor pelaksana. Hal ini diperkuat dengan
kualitas visual hasil pengecoran kolom yang tidak
Elevation View 16 Elevation View C Elevation View 2
N sempurna.
Titik Titik Titik
o
ukur Drift ukur Drift ukur
4.2.9. Pengecekan Tegangan Geser Kaki
Drift Rasio
Rasio Rasio Kolom
1 2 3 4 5 6 7 1. Story Shear Forces ( Vj )
1 16 - C 0.001019 C-2 2-C a. Perhitungan Pseudo lateral force (V)
0.001487 0.001419
2 16 - D 0.000796 C-6
0.001405
2-D
0.001680
Maka besarnya nilai Pseudo lateral force ( V )
3 16 - E 0.000965 C-8 0.001250 2-E 0.001124 adalah:
4 16 - G 0.000776 C - 10 2-G
0.001109 0.001890
16 - H 0.000320 C - 12
0.000998
C - 16 0.001019
3. Drift Ratio / Drift Indeks (DR) Berdasarkan
Hasil Pengukuran di Lapangan Sehingga besarnya nilai story shear forces (Vj )
Mengacu pada hasil pengukuran di lapangan, adalah sebagai berikut :
dari data geometris mengenai simpangan horisontal
(Interstory drift) pada Tabel 4.8, maka dapat di cari Vj =
nilai Drift Ratio / Drift Indeks (DR) pada Tabel
berikut ini.
Tabel 4.30. Rekapitulasi Drift indeks/drift ratio (DR) as
16, C dan 2
x 30
As 16 arah Barat Elevation View C Elevation View 2
N
o Titik Titik Drift Titik
ukur Drift ukur Rasio ukur Drift
Rasio Rasio
1 2 3 4 5 6 7
5 16 - H 0.00294 C - 12 0.00252
6 C - 16 0.00431
= 32
Berdasarkan Tabel 4.30. di atas diperoleh = 9
bahwa nilai drift indeks/ drift ratio dari data hasil
pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa = (34 x 0.35 x 0.45) + (12 x 0.30 x 0.30)
bangunan sudah melebihi batas nilai drift indeks/ = 5.355 + 1.08 = 6.432 m
drift ratio yang seharusnya, yaitu kebanyakan,
besar nilai drift indeks yang digunakan antara =
0,0025 sampai 0,002
Adanya perbedaan yang begitu besar antara =
nilai drift indeks/ drift ratio dari data hasil
pengukuran di lapangan dan drift indeks/ drift ratio
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271
struktur dengan menggunakan program ETABS drift ratio dari data hasil pengukuran di
V9.7.2 pada Bangunan gedung Kantor Camat lapangan menunjukkan bahwa
Nongsa Batam, maka didapat kesimpulan sebagai bangunan sudah melebihi batas nilai
berikut: drift indeks/ drift ratio yang
1. Berdasarkan hasil pengujian di lapangan seharusnya, yaitu kebanyakan, besar
didapatkan data kualitas beton pada kolom nilai drift indeks yang digunakan
dalam kategori Jelek/poor yaitu 21.71 MPa, antara 0,0025 sampai 0,002.
sedangkan kualitas beton pada balok dalam e. Hasil pengecekan sistem penahan gaya
kategori Jelek/poor yaitu 29 MPa dan kualitas lateral pada struktur bangunan tahan
beton pada plat dalam kategori Sedang/fair gempa, maka salah satu yang harus
yaitu 30.6 MPa. diperhatikan adalah nilai tegangan
2. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa geser pada kaki kolom, baik kaki
pada balok lantai 2 ( 87%) dan balok lantai 3 kolom pada lantai satu maupun nilai
(84%) mengalami lendutan yang sudah melebihi kaki kolom pada lantai dua dan tiga
nilai batas lendutan yang diijinkan sesuai diperoleh nilai Vj =
ketentuan di dalam peraturan yang ada, yaitu (masih
SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara dibawah batas ijin) dan nilai Tegangan
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan geser rata-rata (Vavg) pada kolom
Gedung pada sub bab 11.5. sebesar 5.613 Ton.
3. Nilai interstory drift diperoleh bahwa nilai 5.2. Saran
ketidaktepatan sumbu kolom / interstory drift Memperhatikan hasil penelitian yang telah
() terbesar terletak pada lokasi pengukuran as dilakukan dan keterbatasan kajian, di dalam
16 dari arah Barat dengan nilai sebesar 18.637 penelitian ini disarankan sebagai berikut :
mm, dimungkinkan adanya perubahan tulangan 1. Kondisi kekuatan struktur balok di beberapa
terpasang dalam pelaksanaan. Nilai lendutan di portal dinyatakan tidak aman terhadap lentur,
lokasi sebagian sudah melampaui batas ijin disarankan didalam proses rehabilitasi
lendutan maksimum. /perkuatan struktur perlu dianalisis struktur
4. Berdasarkan hasil analisis struktur dalam rangka lebih teliti didalam memperhitungkan analisis
evaluasi kekuatan struktur utama bangunan kekuatan, dengan memperhitungkan beban
dengan memperhatikan kualitas beton, maksimum bangunan secara keseluruhan.
didapatkan hasil: 2. Kajian terhadap pemilihan bahan pada
a. Perhitungan beban aksial dan beban geser alternatif perkuatan struktur didalam penelitian
pada tiap type kolom struktur pada kondisi ini masih terbatas pada aspek kekuatan, aspek
pembebanan eksisting masih dalam kemudahan pelaksanaan, aspek waktu, dan
kondisi batas aman terhadap beban aspek lingkungan selama proses pelaksanaan.
aksial dan geser. Dalam alternatif perkuatan struktur ini belum
b. Dari hasil evaluasi kapasitas kekuatan melakukan peninjauan secara lebih mendalam
lentur balok beton menunjukkan Portal dari aspek biaya, padahal aspek biaya inilah
arah X , 73% balok dalam kondisi yang nantinya akan memegang peranan penting
aman dan 27% balok dalam kondisi dalam pelaksanaan rehabilitasi/perkuatan ini
tidak aman dalam menerima beban selanjutnya.
aksial dan Portal arah Y , 64% balok 3. Perlunya pengawasan yang maksimal dalam
dalam kondisi aman dan 36% balok pelaksanaan rehabilitasi mengingat banyak
dalam kondisi tidak aman dalam pekerjaan komponen struktur yang diselesaikan
menerima beban aksial. dengan tidak baik hal ini sangat berpengaruh
c. Dari hasil evaluasi kapasitas kekuatan terhadap kekuatan komponen struktur tersebut.
geser balok beton menunjukkan 4. Perlunya kajian kembali terhadap perhitungan
Portal arah X , 97% balok dalam struktur gedung dengan kondisi struktur tanah
kondisi aman dan 3% balok dalam yang mengalami penurunan.
kondisi tidak aman dalam menerima
beban geser dan Portal arah Y , 71% DAFTAR PUSTAKA
balok dalam kondisi aman dan 29% Arifi Soenaryo, M. Taufik H dan Hendra Siswanto,
balok dalam kondisi tidak aman 2009, Perbaikan kolom beton bertulang
dalam menerima beban geser. menggunakan concrete jacketing dengan
d. Berdasarkan kondisi riil data hasil prosentase beban runtuh yang bervariasi,
pengukuran geometris di lapangan jurnal rekayasa sipil / Volume 3, No.2
menunjukkan bahwa nilai simpangan 2009.
antar lantai masih aman <80mm Bracci J.M., Reinhord A.M., and Mander J.B.,
(tingkat ijin a). Nilai drift indeks/ 1995, Seismic Retrofit of Reinforced
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. II. No. 2 November 2014
ISSN : 2339-0271